Satya menghabiskan waktu nya di bar dengan minum-minum di temani oleh Jordi. Di tengah riuh nya suasana bar dimana banyak orang berkumpul dan bersenang-senang bersama banyak teman-teman sekelompok justru di meja VIP Satya terasa berbeda lebih sepi. Jordi dan Satya seperti sepasang kekasih yang tengah menjalankan aksi saling diam.
"Tuan, sebenarnya ada apa lebih baik bercerita lah apa masalah Anda jangan di pendam sendiri itu tidak baik untuk diri Anda sendiri." Jordi tak tahan dengan aksi saling diam sedari tadi memberanikan diri untuk berbicara.
"Jordi, bisakah kamu diam. Aku sedang malas berbicara. Kepala ku sudah pusing memikirkan Sonia." Ucap Satya yang masih memiliki kewarasan dalam menjaga tutur katanya.
Pikiran Satya kacau karena masalah rumah tangganya ditambah pertemuan nya dengan seorang wanita dan anak kecil yang bisa-bisa nya mempengaruhi pikiran nya. Entah apa yang terjadi dalam diri Satya saat ini. Tidak biasanya bertemu dengan seseorang untuk pertama kalinya tapi bisa langsung merasuk ke dalam pikiran nya dengan cukup kuat.
Lagi-lagi Jordi menghela nafas, bos nya masih tak mau bercerita. Dia hanya takut jika apa yang menjadi beban pikiran bos nya akan berpengaruh pada kesehatan Satya serta kinerja nya dalam memimpin perusahaan. Walau bagaimanapun Satya adalah tulang punggung untuk banyak orang. Ribuan karyawan menggantungkan kehidupan mereka pada Satya. Akan seperti apa perusahaan jika Satya ambruk nanti. Satu-satunya pewaris keluarga hanyalah Satya seorang.
Tak lama datanglah pemilik bar yang juga teman Satya menemui tamu istimewa nya. Siapa yang tak tahu seorang Aryasatya Balakosa pengusaha yang sangat berkompeten dan memiliki kekuasaan cukup baik di kota ini. Meski Satya adalah temannya tapi tetaplah Satya menjadi tamu istimewa nya. Sangat jarang temannya itu mau datang ke bar jika hanya untukm bersenang-senang saja. Waktu nya lebih banyak dihabiskan untuk mencari pundi-pundi rupiah.
"Wohooo Tuan Satya dan Tuan Jordi kalian datang." Sapa Joseph.
Satya dan Jordi langsung menatap sumber suara yang tak asing bagi mereka. Jordi memutar bola matanya malas, sudah bisa menebak pasti kedatangan nya akan membawa saran ataupun ide konyol. Satya ak menggubris kembali fokus pada minuman dan rokok nya yang baru saja disulut.
"Ada apa kamu ke sini ?" Tanya Jordi malas.
"Tentu menemui tamu istimewa ku lah. Kenapa lagi bos mu ?" Tanya Joseph berjalan santai memasuki ruangan dengan sekat kaca dengan santai.
"Menurut mu ?" Jordi justru bertanya pada Joseph. Seharusnya Joseph tahu apa yang membuat Satya sampai bisa datang ke tempat seperti itu.
"Apa lagi masalah nya ? Dengan istri nya lagi ? Setelah bertahun-tahun berlalu apa belum masih belum selesai ?"
Jika masalah mengenai Satya dan Sonia hanya sedikit saja yang Jordi dan Joseph ketahui. Satya jarang sekali menceritakan masalah pribadinya, paling banter hanya bercerita pada Jordi itu pun tak semua diceritakan nya. Hanya meminta pendapat-pendapat kecil saja pada Jordi.
Jordi menghendikan bahu nya seakan acuh dengan pertanyaan Joseph. Dirinya pun tak tahu dengan jelas apa masalah bos nya selama ini. Yang dia tahu bos nya merasa tak nyaman saja dengan istrinya. Joseph berjalan ke arah pintu masuk dan memanggil seseorang. Jordi tahu apa yang akan Joseph lakukan.
"Tidak akan berfungsi manusia itu di hadapan Tuan Satya." Ucap Jordi menatap seorang wanita cantik dan seksi yang masuk ke dalam ruang VIP mereka.
"Kita coba saja, siapa tahu dia mau menerima nya untuk melepaskan penat." Ujar Joseph kembali duduk di samping Jordi. Tak lama seorang wanita cantik dan seksi masuk lagi ke dalam ruangan itu dan duduk disamping Joseph.
Seorangpun wanita yang menggambarkan Satya menoleh ke arah Joseph. "Lakukan tugas mu, buat tamu ku merasa tenang saat ini." Ucap Joseph.
Wanita itu pun memulai tugas nya duduk menempel pada Satya. "Tuan, aku temani anda minum ya." Wanita itu menuangkan minuman alkohol pada gelas Satya, pria itu hanya diam saja tak menggubris. Pikiran nya masih berpusat pada ketiga hal yang berputar-putar menjadi satu seperti televisi yang terus berganti-ganti chanel nya oleh remote televisi.
Sedang Jordi dan Joseph hanya memperhatikan saja. Belum ada pergerakan sama sekali dari Satya terhadap wanita cantik dan seksi itu.
"Tidak mungkin jika Satya tak mampu bereaksi dengan wanita dengan body bak gitar spanyol itu." Joseph berkomentar. Memang benar wanita itu memiliki tubuh bak gitar spanyol. Dengan mini dress yang press body menunjukkan betapa seksi tubuh yang berisi dan padat pada beberapa bagian yang tepat. Rambut pajang berwarna blonde yang di curly dan polesan make up yang tebal menampilkan sisi kedewasaan yang menggoda.
Joseph sibuk sendiri setelah berkomentar. Asik berciuman dan meraba-raba wanita yang berada di samping nya. Kegiatan yang dilakukan Joseph membuat Jordi menatap malas. Bukan Jordi tak doyan dengan wanita hanya saja dia hampir sama seperti Satya tak suka dengan sembarang wanita meski tak sekaku Satya saat berhadapan dengan wanita.
Wanita disamping Satya perlahan mulai melakukan hal yang lebih jauh tidak hanya sekedar menuangkan minuman. Tangan nya sudah meraba-raba tubuh Satya tidak ada penolakan bahkan ditengah antara sadar atau tidak Satya menerima ciuman wanita itu. Awalnya Satya diam saja tapi semakin lama pria itu membalas nya dengan ******* bibir wanita itu.
Jordi terbelalak melihat apa yang dilakukan bos nya. "Apa aku tidak salah lihat ? Si bos mau berciuman dengan wanita murahan itu." Gumam Jordi lirih.
Kekehan kecil muncul dari bibir Joseph melihat Satya mencium bibir anak buah nya. "Dia sedang stress mana bisa menolak sentuhan Stevani ku yang seksi." Wanita itu bernama Stevani, anak buah Joseph yang bekerja sebagai wanita malam pembawa kepuasan bagi pelanggan Joseph. Reputasi Stevani yang menjadi primadona di bar nya dan memiliki sejuta pesona bagi pelanggan bar Joseph yang hidung belang.
"Aku tak percaya Tuan Satya akan melakukan hal murahan seperti ini." Ucap Jordi menatap aneh pada Satya dan Stevani.
Tangan Stevani mulai nakal meraba kemana-mana hingga dengan sengaja menyentuh bagian terlarang Satya. Maksud Stevani adalah ingin membangkitkan gairah seorang Satya. Terasa benda terlarang itu disentuh membuat Satya sedikit menggeram menahan gejolak nya. Dalam hati Stevani merasa senang sedikit lagi bisa mendapatkan mangsa besar.
Tak tahan Satya ******* kasar dan bringas bibir Stevani hingga akhirnya ciuman mereka terhenti.
"Lepas... !!" Satya mendorong tubuh Stevani hingga wanita itu terjengkang di atas sofa.
"PERGI KAMU WANITA SIALAN !!!" Bentak Satya yang membuat semua yang ada di ruangan itu terlonjak kaget.
Mata merah Satya terlihat begitu marah. Stevani nyalinya menciut mendapatkan perlakuan kasar serta bentakan Satya.
"Apa aku bilang. Tuan Satya tak mungkin mau melakukan hal itu pada wanita murahan mu Josh." Ucap Jordi yang duduk santai bersandar pada sofa.
"Dasar gila... Dia wanita paling mahal di tempat ku." Joseph mendelik ke arah Jordi.
Jordi hanya tersenyum sinis menanggapi Joseph. "Selera Tuan Satya bukan wanita mahal mu itu. Cepat bawa keluar wanita itu, sebelum Tuan Satya menampar aset berharga di tempat mu ini."
Joseph menatap malas pada Jordi. Apa yang dikatakan Jordi memang benar adanya. Satya sangat sulit untuk di taklukkan apalagi hanya dengan wanita malam pasti akan ditolaknya mentah-mentah. Dengan cepat Joseph menyuruh kedua wanita itu keluar dari ruangan.
Sekelebat bayangan masa lalu Satya saat mabuk dan melakukan hubungan intim bersama Belva yang dianggap nya sebagai Sonia samar-samar terlintas di benak nya. Tubuh Sonia saat itu benar-benar berbeda tak seperti sebelumnya saat dirinya menjamah Sonia. Sangat istimewa dan pasti tak sama seperti wanita murahan yang sudah dicoba oleh banyak orang.
Bayangan yang tak mampu diingat sepenuh nya itu membuat nya semakin frustasi saat mencoba terus memutar ulang memori yang tak jelas itu. Yang Satya ingat dulu hanyalah menjamah Sonia dan ketika bangun pagi Sonia sudah tidak ada disampingnya. Tidak ada jejak apapun setelah hal itu terjadi. Bahkan tanda-tanda hilangnya kegadisan Belva tak nampak karena secara medis tidak semua hilangnya kegadisan ditandai dengan robek nya selaput dara yang meninggal bekas noda darah. Satya menenggak alkohol langsung dari botol nya hingga habis. Kepala yang semakin berat membuat Satya tak lagi mampu menopang nya.
"Apa masalah nya sangat berat hingga dia seperti itu. Bos mu sudah mabuk berat." Joseph melihat Satya sudah teler, kepalanya tersandar di sandaran sofa.
"Ck... Wanita sialan mu itu membuat nya bertambah bringas meminum alkohol." Jordi menggerutu.
"Kenapa menyalahkan ku. Cepat angkat saja bos mu." Joseph mendelik tak terima.
"Bantu aku membawa nya ke mobil." Perintah Jordi yang dijawab dengan decakan malas Joseph tapi tak urung tetap membantu nya juga membawa Satya ke dalam mobil.
Tubuh tinggi Satya cukup membuat kedua pria itu sedikit merasakan lelah. "Aku pulang dulu." Pamit Jordi.
"Ck... Aku sudah membantu mu, apa tidak ada tips ?" Pertanyaan konyol dari Joseph.
"Apa pemilik bar sebesar ini masih meminta tips hanya karena mengangkat orang mabuk ? Apa kamu menuju kebangkrutan ?" Ucap Jordi mengejek.
"Ck... Sialan. Kamu mendoakan ku huh ? Sudah sana pulang." Joseph bertolak pinggang kesal dengan ucapan jordi.
Berkerja lama dengan Satya membuat Jordi juga mengenal teman-teman Satya dan akrab dengan mereka. Ejekan seperti itu adalah hal biasa bagi mereka.
Jordi melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju apartemen nya. Jika dibawa pulang pasti akan semakin membuat nya repot terlebih Jordi juga malas menghadapi serentetan suara dari Sonia.
"Soniaaa... kamu seperti itu..."
"Aku tak mau dengan mu lagi soniaaaa."
"Hei bocah... Kamuu..."
"Kamu siapa ? Apa kita pernah bertemu... Kamu cantik."
Dalam keadaan mabuk nya Satya bergumam tak jelas. Jordi yang mendengar suara lirih itu hanya mengernyitkan dahinya saja, tak mengerti akan gumaman bos nya. Hingga akhirnya sampai di apartemen dengan susah payah membawa ke dalam apartemen.
Pagi pukul 9 Satya baru saja bangun, kepalanya pusing dan berat. Bersandar di kepala ranjang. Jordi datang dengan membawa teh jahe. "Minum dulu Tuan agar rasa pengar anda bisa sedikit reda."
Satya mengambil minuman itu dan meminumnya. Untuk beberapa saat dirinya diam. "Jordi, antar aku pulang."
"Anda yakin ? Apa tidak sebaiknya beristirahat dulu disini." Jordi merasa keadaan bos nya belum benar-benar baik.
"Sudah antarkan saja sekarang." Perintah tegas dari Satya. Jordi menghela nafas tak bisa membantah. Keadaan Satya masih sama seperti semalam, kusut tapi Satya tak perduli. Jordi mengantarkan nya ke rumah Satya.
Sampai di halaman rumah Satya turun. "Jordi, pergi lah aku akan beristirahat hari ini."
"Baik Tuan. Tapi anda yakin ?" Jordi masih khawatir dengan bos nya.
"Pergi lah." Satya meninggalkan Jordi dan masuk ke dalam rumah.
Jordi berlalu dengan mobil nya setelah melihat bos nya sudah masuk ke dalam rumah.
Baru saja melangkah ke arah tangga Sonia sudah bersuara dari arah dapur. "Dari mana ? Kenapa semalam tidak pulang ?"
Pertanyaan Sonia sudah seperti seorang istri yang selalu menunggu kepulangan suaminya. Padahal selama ini dirinya tak perduli dengan keadaan suaminya.
"Aku lelah mau istirahat." Bukan jawaban yang sesuai dengan pertanyaan Sonia.
Sonia mendekati Satya, dari tubuh Satya masih tercium bau alkohol. Bahkan wangi parfum Stevani masih menempel pada kemeja Satya.
"Kamu dari mana huh ?! Kamu ke pesta pernikahan rekan bisnis mu tak mengajak ku justru kamu bersama wanita lain ?!" Tuduh Sonia dengan nada tinggi nya.
Kepala Satya masih pusing, memilih tak menggubris omongan sang istri dan berlalu begitu saja.
"Tunggu !! Aku belum selesai bicara." Sonia menahan lengan Satya.
"Kenapa diam ? Jadi benar kamu bersama wanita lain untuk menghadiri pesta itu ?! Dan kamu tak pulang karena menghabiskan malam dengan wanita lain !!"
Sonia marah saat dirinya sudah memilih di rumah berharap Satya mau mengajaknya ke pesta itu tapi justru di luar harapan. Sekarang malah tercium bau parfum seorang wanita di kemeja suaminya menambah emosi Sonia semakin memuncak.
"Apa mau mu Sonia ? Aku ingin istirahat. Jangan mengganggu ku !!." Bentak Satya yang sudah tak tahan dengan amarah Sonia.
"Aku pulang atau tidak itu bukan urusan mu !!" Satya bahkan menunjuk-nunjuk wajah Sonia dengan mata mendelik tajam.
"Ini urusan ku. Kamu suami ku jadi semua yang berkaitan dengan mu adalah urusan ku." Sonia menjawab dengan tak mau kalah.
"Cih... Suami ? Urusan mu ? Bahkan kebutuhan ku saja kamu tak mengurus nya. Jangan bertingkah seolah kamu istri yang mampu mengurus suami." Ucapan Satya tajam menusuk hati Sonia.
Sonia terdiam, apa yang dikatakan Satya tidak ada yang salah. Tapi Sonia seakan acuh dengan itu.
"Tapi kamu tidak bisa pergi-pergi dengan wanita lain Satya." Sonia maih bertahan dengan dirinya.
"Lalu... Apa kamu boleh pergi-pergi dengan lelaki lain huh ?!!" Bentak Satya tak mau kalah.
Seorang Satya tak mau dirinya direndahkan ataupun kalah dengan orang lain. Dirinya adalah orang yang selalu bisa menaklukkan dan mendapatkan apa yang diinginkan nya.
"Kamu menuduh ku ? Bahkan kamu tak melihat aku bersama orang lain. Aku hanya kerhi dengan teman-teman ku saja." Sonia tak terima atas tuduhan Satya.
"Aku kepala rumah tangga disini. Dan kamu harusnya mengikuti apa kata ku Sonia !!"
"Dan aku harus menuruti kata-kata mu untuk menjadi pembantu di rumah ini huh ?!"
Satya menghela nafas dalam, matanya terpejam sejenak. Kepalanya bertambah pusing saja. Habis sudah kesabaran nya menghadapi Sonia yang keras kepala.
"TERSERAH APA MAU MU !!" Bentakan lebih keras dari mulut Satya.
PYAR....!!!!
Satya membanting vas bunga yang ada di atas meja dekat tangga lalu meninggalkan Sonia byang terkejut.
"Satya !!" Teriak Sonia memanggil Satya tapi tak digubris oleh pria itu.
Sering sekali jika pasangan suami istri itu bertemu pasti akan ada pertengkaran diantara mereka. Rumah tangga yang sudah tidak cocok tetapi masih saja di pertahankan memang sebenarnya sudah tidak baik untuk masing-masing pasangan.
Pertengkaran itu disaksikan oleh Budhe Rohimah dari dapur. Wanita paruh baya itu hanya bisa terdiam dan menggelengkan kepalanya saja. Sedangkan Alya berada di balik pintu perpustakaan mini keluarga mereka yang menghadap langsung ke arah tangga rumah mereka.
****
🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
Yuk simak terus kelanjutan cerita rumah tangga Satya !!!
Terimakasih buat para reader setia.
Jangan lupa berikan Vote, Kritik, Saran dan Like nya.
Bagaimana dengan part ini bisa silahkan komen ya guys 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 219 Episodes
Comments
Nor Azlin
aku rasa kalau satya bilang dia bangkrut pasti Sonia mengamuk besar & minta pisah deh😂😂 kan selama ini dia pandainya menghabiskan uwang aja sama kayak anak nya si Alya ...apa kata satya tadi dia mengatakan Sonia berjalan dengan laki2 lain ini pasti satya tau Sonia bermain curang di belakang nya yah🤔🤔🤔🤔 kalau dia tau Sonia berlaku curang tapi jenama satya tidak mau cerai sama Sonia yah🤔🤔🤔 apa alasan nya berbuat begitu ya jadi penasaran ni thor ...lanjut kan thor
2023-07-07
0
arin
ya knp Satya ngga cre aja huh,Oya bude'nya knp ngga di bwa pergi dri stu aja ya kan ksian
2021-12-10
0
Nur Hayati
istri kayak sonia bagusnya di buang ke tong sampah
2021-10-22
3