Bab 15. Pertengkaran Sonia dan Satya

Satya menghabiskan waktu nya di bar dengan minum-minum di temani oleh Jordi. Di tengah riuh nya suasana bar dimana banyak orang berkumpul dan bersenang-senang bersama banyak teman-teman sekelompok justru di meja VIP Satya terasa berbeda lebih sepi. Jordi dan Satya seperti sepasang kekasih yang tengah menjalankan aksi saling diam.

"Tuan, sebenarnya ada apa lebih baik bercerita lah apa masalah Anda jangan di pendam sendiri itu tidak baik untuk diri Anda sendiri." Jordi tak tahan dengan aksi saling diam sedari tadi memberanikan diri untuk berbicara.

"Jordi, bisakah kamu diam. Aku sedang malas berbicara. Kepala ku sudah pusing memikirkan Sonia." Ucap Satya yang masih memiliki kewarasan dalam menjaga tutur katanya.

Pikiran Satya kacau karena masalah rumah tangganya ditambah pertemuan nya dengan seorang wanita dan anak kecil yang bisa-bisa nya mempengaruhi pikiran nya. Entah apa yang terjadi dalam diri Satya saat ini. Tidak biasanya bertemu dengan seseorang untuk pertama kalinya tapi bisa langsung merasuk ke dalam pikiran nya dengan cukup kuat.

Lagi-lagi Jordi menghela nafas, bos nya masih tak mau bercerita. Dia hanya takut jika apa yang menjadi beban pikiran bos nya akan berpengaruh pada kesehatan Satya serta kinerja nya dalam memimpin perusahaan. Walau bagaimanapun Satya adalah tulang punggung untuk banyak orang. Ribuan karyawan menggantungkan kehidupan mereka pada Satya. Akan seperti apa perusahaan jika Satya ambruk nanti. Satu-satunya pewaris keluarga hanyalah Satya seorang.

Tak lama datanglah pemilik bar yang juga teman Satya menemui tamu istimewa nya. Siapa yang tak tahu seorang Aryasatya Balakosa pengusaha yang sangat berkompeten dan memiliki kekuasaan cukup baik di kota ini. Meski Satya adalah temannya tapi tetaplah Satya menjadi tamu istimewa nya. Sangat jarang temannya itu mau datang ke bar jika hanya untukm bersenang-senang saja. Waktu nya lebih banyak dihabiskan untuk mencari pundi-pundi rupiah.

"Wohooo Tuan Satya dan Tuan Jordi kalian datang." Sapa Joseph.

Satya dan Jordi langsung menatap sumber suara yang tak asing bagi mereka. Jordi memutar bola matanya malas, sudah bisa menebak pasti kedatangan nya akan membawa saran ataupun ide konyol. Satya ak menggubris kembali fokus pada minuman dan rokok nya yang baru saja disulut.

"Ada apa kamu ke sini ?" Tanya Jordi malas.

"Tentu menemui tamu istimewa ku lah. Kenapa lagi bos mu ?" Tanya Joseph berjalan santai memasuki ruangan dengan sekat kaca dengan santai.

"Menurut mu ?" Jordi justru bertanya pada Joseph. Seharusnya Joseph tahu apa yang membuat Satya sampai bisa datang ke tempat seperti itu.

"Apa lagi masalah nya ? Dengan istri nya lagi ? Setelah bertahun-tahun berlalu apa belum masih belum selesai ?"

Jika masalah mengenai Satya dan Sonia hanya sedikit saja yang Jordi dan Joseph ketahui. Satya jarang sekali menceritakan masalah pribadinya, paling banter hanya bercerita pada Jordi itu pun tak semua diceritakan nya. Hanya meminta pendapat-pendapat kecil saja pada Jordi.

Jordi menghendikan bahu nya seakan acuh dengan pertanyaan Joseph. Dirinya pun tak tahu dengan jelas apa masalah bos nya selama ini. Yang dia tahu bos nya merasa tak nyaman saja dengan istrinya. Joseph berjalan ke arah pintu masuk dan memanggil seseorang. Jordi tahu apa yang akan Joseph lakukan.

"Tidak akan berfungsi manusia itu di hadapan Tuan Satya." Ucap Jordi menatap seorang wanita cantik dan seksi yang masuk ke dalam ruang VIP mereka.

"Kita coba saja, siapa tahu dia mau menerima nya untuk melepaskan penat." Ujar Joseph kembali duduk di samping Jordi. Tak lama seorang wanita cantik dan seksi masuk lagi ke dalam ruangan itu dan duduk disamping Joseph.

Seorangpun wanita yang menggambarkan Satya menoleh ke arah Joseph. "Lakukan tugas mu, buat tamu ku merasa tenang saat ini." Ucap Joseph.

Wanita itu pun memulai tugas nya duduk menempel pada Satya. "Tuan, aku temani anda minum ya." Wanita itu menuangkan minuman alkohol pada gelas Satya, pria itu hanya diam saja tak menggubris. Pikiran nya masih berpusat pada ketiga hal yang berputar-putar menjadi satu seperti televisi yang terus berganti-ganti chanel nya oleh remote televisi.

Sedang Jordi dan Joseph hanya memperhatikan saja. Belum ada pergerakan sama sekali dari Satya terhadap wanita cantik dan seksi itu.

"Tidak mungkin jika Satya tak mampu bereaksi dengan wanita dengan body bak gitar spanyol itu." Joseph berkomentar. Memang benar wanita itu memiliki tubuh bak gitar spanyol. Dengan mini dress yang press body menunjukkan betapa seksi tubuh yang berisi dan padat pada beberapa bagian yang tepat. Rambut pajang berwarna blonde yang di curly dan polesan make up yang tebal menampilkan sisi kedewasaan yang menggoda.

Joseph sibuk sendiri setelah berkomentar. Asik berciuman dan meraba-raba wanita yang berada di samping nya. Kegiatan yang dilakukan Joseph membuat Jordi menatap malas. Bukan Jordi tak doyan dengan wanita hanya saja dia hampir sama seperti Satya tak suka dengan sembarang wanita meski tak sekaku Satya saat berhadapan dengan wanita.

Wanita disamping Satya perlahan mulai melakukan hal yang lebih jauh tidak hanya sekedar menuangkan minuman. Tangan nya sudah meraba-raba tubuh Satya tidak ada penolakan bahkan ditengah antara sadar atau tidak Satya menerima ciuman wanita itu. Awalnya Satya diam saja tapi semakin lama pria itu membalas nya dengan ******* bibir wanita itu.

Jordi terbelalak melihat apa yang dilakukan bos nya. "Apa aku tidak salah lihat ? Si bos mau berciuman dengan wanita murahan itu." Gumam Jordi lirih.

Kekehan kecil muncul dari bibir Joseph melihat Satya mencium bibir anak buah nya. "Dia sedang stress mana bisa menolak sentuhan Stevani ku yang seksi." Wanita itu bernama Stevani, anak buah Joseph yang bekerja sebagai wanita malam pembawa kepuasan bagi pelanggan Joseph. Reputasi Stevani yang menjadi primadona di bar nya dan memiliki sejuta pesona bagi pelanggan bar Joseph yang hidung belang.

"Aku tak percaya Tuan Satya akan melakukan hal murahan seperti ini." Ucap Jordi menatap aneh pada Satya dan Stevani.

Tangan Stevani mulai nakal meraba kemana-mana hingga dengan sengaja menyentuh bagian terlarang Satya. Maksud Stevani adalah ingin membangkitkan gairah seorang Satya. Terasa benda terlarang itu disentuh membuat Satya sedikit menggeram menahan gejolak nya. Dalam hati Stevani merasa senang sedikit lagi bisa mendapatkan mangsa besar.

Tak tahan Satya ******* kasar dan bringas bibir Stevani hingga akhirnya ciuman mereka terhenti.

"Lepas... !!" Satya mendorong tubuh Stevani hingga wanita itu terjengkang di atas sofa.

"PERGI KAMU WANITA SIALAN !!!" Bentak Satya yang membuat semua yang ada di ruangan itu terlonjak kaget.

Mata merah Satya terlihat begitu marah. Stevani nyalinya menciut mendapatkan perlakuan kasar serta bentakan Satya.

"Apa aku bilang. Tuan Satya tak mungkin mau melakukan hal itu pada wanita murahan mu Josh." Ucap Jordi yang duduk santai bersandar pada sofa.

"Dasar gila... Dia wanita paling mahal di tempat ku." Joseph mendelik ke arah Jordi.

Jordi hanya tersenyum sinis menanggapi Joseph. "Selera Tuan Satya bukan wanita mahal mu itu. Cepat bawa keluar wanita itu, sebelum Tuan Satya menampar aset berharga di tempat mu ini."

Joseph menatap malas pada Jordi. Apa yang dikatakan Jordi memang benar adanya. Satya sangat sulit untuk di taklukkan apalagi hanya dengan wanita malam pasti akan ditolaknya mentah-mentah. Dengan cepat Joseph menyuruh kedua wanita itu keluar dari ruangan.

Sekelebat bayangan masa lalu Satya saat mabuk dan melakukan hubungan intim bersama Belva yang dianggap nya sebagai Sonia samar-samar terlintas di benak nya. Tubuh Sonia saat itu benar-benar berbeda tak seperti sebelumnya saat dirinya menjamah Sonia. Sangat istimewa dan pasti tak sama seperti wanita murahan yang sudah dicoba oleh banyak orang.

Bayangan yang tak mampu diingat sepenuh nya itu membuat nya semakin frustasi saat mencoba terus memutar ulang memori yang tak jelas itu. Yang Satya ingat dulu hanyalah menjamah Sonia dan ketika bangun pagi Sonia sudah tidak ada disampingnya. Tidak ada jejak apapun setelah hal itu terjadi. Bahkan tanda-tanda hilangnya kegadisan Belva tak nampak karena secara medis tidak semua hilangnya kegadisan ditandai dengan robek nya selaput dara yang meninggal bekas noda darah. Satya menenggak alkohol langsung dari botol nya hingga habis. Kepala yang semakin berat membuat Satya tak lagi mampu menopang nya.

"Apa masalah nya sangat berat hingga dia seperti itu. Bos mu sudah mabuk berat." Joseph melihat Satya sudah teler, kepalanya tersandar di sandaran sofa.

"Ck... Wanita sialan mu itu membuat nya bertambah bringas meminum alkohol." Jordi menggerutu.

"Kenapa menyalahkan ku. Cepat angkat saja bos mu." Joseph mendelik tak terima.

"Bantu aku membawa nya ke mobil." Perintah Jordi yang dijawab dengan decakan malas Joseph tapi tak urung tetap membantu nya juga membawa Satya ke dalam mobil.

Tubuh tinggi Satya cukup membuat kedua pria itu sedikit merasakan lelah. "Aku pulang dulu." Pamit Jordi.

"Ck... Aku sudah membantu mu, apa tidak ada tips ?" Pertanyaan konyol dari Joseph.

"Apa pemilik bar sebesar ini masih meminta tips hanya karena mengangkat orang mabuk ? Apa kamu menuju kebangkrutan ?" Ucap Jordi mengejek.

"Ck... Sialan. Kamu mendoakan ku huh ? Sudah sana pulang." Joseph bertolak pinggang kesal dengan ucapan jordi.

Berkerja lama dengan Satya membuat Jordi juga mengenal teman-teman Satya dan akrab dengan mereka. Ejekan seperti itu adalah hal biasa bagi mereka.

Jordi melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju apartemen nya. Jika dibawa pulang pasti akan semakin membuat nya repot terlebih Jordi juga malas menghadapi serentetan suara dari Sonia.

"Soniaaa... kamu seperti itu..."

"Aku tak mau dengan mu lagi soniaaaa."

"Hei bocah... Kamuu..."

"Kamu siapa ? Apa kita pernah bertemu... Kamu cantik."

Dalam keadaan mabuk nya Satya bergumam tak jelas. Jordi yang mendengar suara lirih itu hanya mengernyitkan dahinya saja, tak mengerti akan gumaman bos nya. Hingga akhirnya sampai di apartemen dengan susah payah membawa ke dalam apartemen.

Pagi pukul 9 Satya baru saja bangun, kepalanya pusing dan berat. Bersandar di kepala ranjang. Jordi datang dengan membawa teh jahe. "Minum dulu Tuan agar rasa pengar anda bisa sedikit reda."

Satya mengambil minuman itu dan meminumnya. Untuk beberapa saat dirinya diam. "Jordi, antar aku pulang."

"Anda yakin ? Apa tidak sebaiknya beristirahat dulu disini." Jordi merasa keadaan bos nya belum benar-benar baik.

"Sudah antarkan saja sekarang." Perintah tegas dari Satya. Jordi menghela nafas tak bisa membantah. Keadaan Satya masih sama seperti semalam, kusut tapi Satya tak perduli. Jordi mengantarkan nya ke rumah Satya.

Sampai di halaman rumah Satya turun. "Jordi, pergi lah aku akan beristirahat hari ini."

"Baik Tuan. Tapi anda yakin ?" Jordi masih khawatir dengan bos nya.

"Pergi lah." Satya meninggalkan Jordi dan masuk ke dalam rumah.

Jordi berlalu dengan mobil nya setelah melihat bos nya sudah masuk ke dalam rumah.

Baru saja melangkah ke arah tangga Sonia sudah bersuara dari arah dapur. "Dari mana ? Kenapa semalam tidak pulang ?"

Pertanyaan Sonia sudah seperti seorang istri yang selalu menunggu kepulangan suaminya. Padahal selama ini dirinya tak perduli dengan keadaan suaminya.

"Aku lelah mau istirahat." Bukan jawaban yang sesuai dengan pertanyaan Sonia.

Sonia mendekati Satya, dari tubuh Satya masih tercium bau alkohol. Bahkan wangi parfum Stevani masih menempel pada kemeja Satya.

"Kamu dari mana huh ?! Kamu ke pesta pernikahan rekan bisnis mu tak mengajak ku justru kamu bersama wanita lain ?!" Tuduh Sonia dengan nada tinggi nya.

Kepala Satya masih pusing, memilih tak menggubris omongan sang istri dan berlalu begitu saja.

"Tunggu !! Aku belum selesai bicara." Sonia menahan lengan Satya.

"Kenapa diam ? Jadi benar kamu bersama wanita lain untuk menghadiri pesta itu ?! Dan kamu tak pulang karena menghabiskan malam dengan wanita lain !!"

Sonia marah saat dirinya sudah memilih di rumah berharap Satya mau mengajaknya ke pesta itu tapi justru di luar harapan. Sekarang malah tercium bau parfum seorang wanita di kemeja suaminya menambah emosi Sonia semakin memuncak.

"Apa mau mu Sonia ? Aku ingin istirahat. Jangan mengganggu ku !!." Bentak Satya yang sudah tak tahan dengan amarah Sonia.

"Aku pulang atau tidak itu bukan urusan mu !!" Satya bahkan menunjuk-nunjuk wajah Sonia dengan mata mendelik tajam.

"Ini urusan ku. Kamu suami ku jadi semua yang berkaitan dengan mu adalah urusan ku." Sonia menjawab dengan tak mau kalah.

"Cih... Suami ? Urusan mu ? Bahkan kebutuhan ku saja kamu tak mengurus nya. Jangan bertingkah seolah kamu istri yang mampu mengurus suami." Ucapan Satya tajam menusuk hati Sonia.

Sonia terdiam, apa yang dikatakan Satya tidak ada yang salah. Tapi Sonia seakan acuh dengan itu.

"Tapi kamu tidak bisa pergi-pergi dengan wanita lain Satya." Sonia maih bertahan dengan dirinya.

"Lalu... Apa kamu boleh pergi-pergi dengan lelaki lain huh ?!!" Bentak Satya tak mau kalah.

Seorang Satya tak mau dirinya direndahkan ataupun kalah dengan orang lain. Dirinya adalah orang yang selalu bisa menaklukkan dan mendapatkan apa yang diinginkan nya.

"Kamu menuduh ku ? Bahkan kamu tak melihat aku bersama orang lain. Aku hanya kerhi dengan teman-teman ku saja." Sonia tak terima atas tuduhan Satya.

"Aku kepala rumah tangga disini. Dan kamu harusnya mengikuti apa kata ku Sonia !!"

"Dan aku harus menuruti kata-kata mu untuk menjadi pembantu di rumah ini huh ?!"

Satya menghela nafas dalam, matanya terpejam sejenak. Kepalanya bertambah pusing saja. Habis sudah kesabaran nya menghadapi Sonia yang keras kepala.

"TERSERAH APA MAU MU !!" Bentakan lebih keras dari mulut Satya.

PYAR....!!!!

Satya membanting vas bunga yang ada di atas meja dekat tangga lalu meninggalkan Sonia byang terkejut.

"Satya !!" Teriak Sonia memanggil Satya tapi tak digubris oleh pria itu.

Sering sekali jika pasangan suami istri itu bertemu pasti akan ada pertengkaran diantara mereka. Rumah tangga yang sudah tidak cocok tetapi masih saja di pertahankan memang sebenarnya sudah tidak baik untuk masing-masing pasangan.

Pertengkaran itu disaksikan oleh Budhe Rohimah dari dapur. Wanita paruh baya itu hanya bisa terdiam dan menggelengkan kepalanya saja. Sedangkan Alya berada di balik pintu perpustakaan mini keluarga mereka yang menghadap langsung ke arah tangga rumah mereka.

****

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

Yuk simak terus kelanjutan cerita rumah tangga Satya !!!

Terimakasih buat para reader setia.

Jangan lupa berikan Vote, Kritik, Saran dan Like nya.

Bagaimana dengan part ini bisa silahkan komen ya guys 🙏

Terpopuler

Comments

Nor Azlin

Nor Azlin

aku rasa kalau satya bilang dia bangkrut pasti Sonia mengamuk besar & minta pisah deh😂😂 kan selama ini dia pandainya menghabiskan uwang aja sama kayak anak nya si Alya ...apa kata satya tadi dia mengatakan Sonia berjalan dengan laki2 lain ini pasti satya tau Sonia bermain curang di belakang nya yah🤔🤔🤔🤔 kalau dia tau Sonia berlaku curang tapi jenama satya tidak mau cerai sama Sonia yah🤔🤔🤔 apa alasan nya berbuat begitu ya jadi penasaran ni thor ...lanjut kan thor

2023-07-07

0

arin

arin

ya knp Satya ngga cre aja huh,Oya bude'nya knp ngga di bwa pergi dri stu aja ya kan ksian

2021-12-10

0

Nur Hayati

Nur Hayati

istri kayak sonia bagusnya di buang ke tong sampah

2021-10-22

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Insiden
2 Bab 2. Hamil.
3 Bab 3. Pertahanan Hidup Belva
4 Bab 4. Kembali Ke Indonesia
5 Bab 5. Kemenangan Dari Kaili
6 Bab 6. Bersaing Dengan Bocah
7 Bab 7. Sketsa Kaila
8 Bab 8. Orang Misterius
9 Bab 9. Bertemu Budhe Rohimah
10 Bab 10. Rindu dan Haru
11 Bab 11. Bela Diri dan Bujuk Rayu Kaili
12 Bab 12. Kaila Merajuk, Grace Mengomel
13 Bab 13. Bertemu Dengannya
14 Bab 14. Siapa Perempuan Itu, Kenapa Bocah Itu
15 Bab 15. Pertengkaran Sonia dan Satya
16 Bab 16. Bertemu Budhe Rohimah Lagi
17 Bab 17. Ketahuan Alya
18 Bab 18. Dendam Lama Bersemi Kembali
19 Bab 19. Perjalanan Bisnis Satya
20 Bab 20. Ditanggung Budhe Rohimah
21 Bab 21. Kabar Duka
22 Bab 22. Penyelidikan Dimulai
23 Bab 23. Bertemu Alya 1
24 Bab 24. Bertemu Alya 2
25 Bab 25. Rencana Belva dan Keluarga Hector
26 Bab 26. Bertemu Satya Lagi
27 Bab 27. Tuan Hector Kembali Ke Paris
28 Bab 28. Tebakan Satya
29 Bab 29. Tatapan Kagum Satya
30 Bab 30. Tinggal Bersama Saudara Jauh
31 Bab 31. Mulai Merangkak
32 Bab 32. Goncangan Awal Bisnis
33 Bab 33. Perlombaan Bela Diri
34 Bab 34. Kesedihan Mami Dibayar Kaili
35 Bab 35. Kedatangan Nyonya Dimitri
36 Bab 36. Perintah Yang Memalukan Diri Sendiri
37 Bab 37. Tumbang
38 Bab 38. Anak Pengertian
39 Bab 39. Kedatangan Sonia
40 Bab 40. Seperti Perhatian Ayah
41 Bab 41. Alya Cari Gara-Gara
42 Bab 42. Pertemuan Belva Sonia
43 Bab 43. Fitnah Pelakor
44 Bab 44. Tidak Punya Ayah
45 Bab 45. Gadis Kecil
46 Bab 46. Boleh kah ?
47 Bab 47. Kemarahan Kaili
48 Bab 48. Menenangkan Diri
49 Bab 49. Semua Baik-baik Saja
50 Bab 50. Menegang
51 Bab 51. Dilirik Brand Terkenal
52 Bab 52. Tak Sengaja
53 Bab 53. Penasaran
54 Bab 54. Lelang
55 Bab 55. Musuh Dalam Selimut
56 Bab 56. Mode Iblis
57 Bab 57. Let's Play
58 Bab 58. Bukti Nyata
59 Bab 59. Kecelakaan
60 Bab 60. Fakta Baru Lagi
61 Bab 61. Kepanikan
62 Bab 62. Cerita Budhe Rohimah
63 Bab 63. Sadar
64 Bab 64. Panggilan Kesayangan
65 Bab 65. Berbagai Sabun
66 Bab 66. Memulai Karmanya
67 Bab 67. Penyakit Menular
68 Bab 68. Sudah Punya Papi
69 Bab 69. Cucu atau Anak
70 Bab 70. Tak Bisa Menahan
71 Bab 71. Papi Sungguhan
72 Bab 72. Mantan Anak
73 Bab 73. Kamar Baru
74 Bab 74. Pengakuan Satya
75 Bab 75. Kepulangan Kaila
76 Bab 76. Pingsan
77 Bab 77. Memasak Bersama
78 Bab 78. Ayam Kuah Kuning
79 Bab 79. Berbagi Ranjang & Selimut
80 Bab 80. Membangunkan Daddy
81 Bab 81. Potret Keluarga Harmonis
82 Bab 82. Mendidik Duo Kay
83 Bab 83. Tak Bersuami
84 Bab 84. Bermain Busa
85 Bab 85. Kejadian Lama
86 Bab 86. Membiasakan Diri
87 Bab 87. Apartemen
88 Bab 88. Demam
89 Bab 89. Skin To Skin
90 Bab 90. Morning Kiss
91 Bab 91. Ultimatum
92 Bab 92. Urat Kewarasan
93 Bab 93. Salep Anti Memar
94 Bab 94. Penolakan
95 Bab 95. Sibuk
96 Bab 96. Desas-desus
97 Bab 97. Private Room
98 Bab 98. Penjelasan
99 Bab 99. Istri Durhaka
100 Bab 100. Monster Berwajah Cantik
101 Bab 101. Sepakat
102 Bab 102. Mas
103 Bab 103. Lapar
104 Bab 104. Tunawisma
105 Bab 105. Gugup
106 Bab 106. Calon Mertua
107 Bab 107. Lampu Hijau
108 Bab 108. Mulai Bereaksi
109 Bab 109. Curiga
110 Bab 110. Persiapan Kejutan
111 Bab 111. Surprise 1
112 Bab 112. Surprise 2
113 Bab 113. Digrebeg
114 Bab 114. Istimewa Tapi Sederhana
115 Bab 115. Nyonya Baru
116 Bab 116. Kabur
117 Bab 117. Peperangan
118 Bab 118. Barang Langka
119 Bab 119. Muntah
120 Bab 120. Mulai Menderita
121 Bab 121. Menemukan Bantalan
122 Bab 122. Jentik-Jentik
123 Bab 123. Bibit Ancaman
124 Bab 124. Si Japus
125 Bab 125. Satu Saja Tidak Habis
126 Bab 126. Roda Itu Berputar
127 Bab 127. Wanita Santai
128 Bab 128. Alamat Puasa
129 Bab 129. Sarita
130 Bab 130. Kekhawatiran
131 Bab 131. Pertengkaran Pertama
132 Bab 132. Diduga Orang Ketiga
133 Bab 133. Sama-sama Salah Paham
134 Bab 134. Babak Baru
135 Bab 135. Tragedi Lantai Becek
136 Bab 136. Kejadian Sebenarnya
137 Bab 137. Permintaan Maaf
138 Bab 138. Sarita Lagi
139 Bab 139. Meluapkan Emosi
140 Bab 140. Keputusan Satya
141 Bab 141. Jebakan
142 Bab 142. Christina Diora
143 Bab 143. Tergantung Servis
144 Bab 144. Kabar Duka
145 Bab 145. Peristirahatan Terakhir
146 Bab 146. Kebesaran Hati
147 Bab 147. Di Atas Rata-Rata
148 Bab 148. Prestasi
149 Bab 149. Ulang Tahun
150 Bab 150. Semi Mudik
151 Bab 151. Menangis
152 Bab 152. Kejutan
153 Bab 153. Terpantau
154 Bab 154. Barang Antik
155 Bab 155. Keracunan.
156 Bab 156. Jangan-jangan
157 Bab 157. Dua Bulan
158 Bab 158. Menjadi Ayah Kembali
159 Bab 159. Ingin Bertemu
160 Bab 160. Kedatangan Roichi
161 Bab 161. Terapi Kejut
162 Bab 162. Bayi Malang
163 Bab 163. Lalai
164 Bab 164. Menyelamatkan Jasmine
165 Bab 165. Mabuk Udara
166 Bab 166. Rujak
167 Bab 167. Ayam Geprek
168 Bab 168. Ide Tak Sengaja
169 Bab 169. Detik-Detik Nasib Bayi Malang
170 Bab 170. Bujang Lapuk
171 Bab 171. Ular
172 Bab 172. Memasak Bersama
173 Bab 173. Menengok Adik Bayi
174 Bab 174. Dendam Pribadi
175 Bab 174. Lebih Bar-Bar
176 Bab 176. Urusan Lelaki
177 Bab 177. Penasaran
178 Bab 178. Surat Perjanjian
179 Bab 179. Ajisaka Alexi Balakosa
180 Bab 180. Ternyata Arsitek Andalan
181 Bab 181. Siwi
182 Bab 182. Banjir
183 Bab 183. Frustasi
184 Bab 184. Bandung
185 Bab 185. Rahasia
186 Bab 186. Welcome Home Baby As
187 Bab 187. Kereta Cepat
188 Bab 188. Mulai Tercium
189 Bab 189. Pemilik Sah
190 Bab 190. Malam Terakhir Di Bali
191 Bab 191. Perkenalan
192 Bab 192. Santai
193 Bab 193. Pemeriksaan
194 Bab 194. Penculikan
195 Bab 195. Rencana Barter
196 Bab 196. Awal Kebahagiaan Siwi
197 Bab 197. Syok
198 Bab 198. Kabar Panik
199 Bab 199. Keputusan Tuan Hector
200 Bab 200. Keputusan Mutlak
201 Bab 201. Mengamuk
202 Bab 202. Memantau
203 Bab 203. Adakah Harapan?
204 Bab 204. Belum Usai
205 Bab 205. Bertemu Istri
206 Bab 206. Flashback Part 1
207 Bab 207. Flashback Part 2
208 Bab 208. Terseret Semua
209 Bab 209. Cuek
210 Bab 210. Patah Tulang Ringan
211 Bab 211. Membandelnya Biang Rusuh
212 Bab 212. Alarm Emergency
213 Bab 213. Drama Persalinan
214 Bab 214. Keributan Bella Jordi
215 Bab 215. Balas Dendam Dimulai
216 Bab 216. Saus Yang Menempel
217 Bab 217. Kebahagiaan Siwi & Satya
218 Bab 218. Pewaris Utama
219 Bab 219. Selesai
Episodes

Updated 219 Episodes

1
Bab 1. Insiden
2
Bab 2. Hamil.
3
Bab 3. Pertahanan Hidup Belva
4
Bab 4. Kembali Ke Indonesia
5
Bab 5. Kemenangan Dari Kaili
6
Bab 6. Bersaing Dengan Bocah
7
Bab 7. Sketsa Kaila
8
Bab 8. Orang Misterius
9
Bab 9. Bertemu Budhe Rohimah
10
Bab 10. Rindu dan Haru
11
Bab 11. Bela Diri dan Bujuk Rayu Kaili
12
Bab 12. Kaila Merajuk, Grace Mengomel
13
Bab 13. Bertemu Dengannya
14
Bab 14. Siapa Perempuan Itu, Kenapa Bocah Itu
15
Bab 15. Pertengkaran Sonia dan Satya
16
Bab 16. Bertemu Budhe Rohimah Lagi
17
Bab 17. Ketahuan Alya
18
Bab 18. Dendam Lama Bersemi Kembali
19
Bab 19. Perjalanan Bisnis Satya
20
Bab 20. Ditanggung Budhe Rohimah
21
Bab 21. Kabar Duka
22
Bab 22. Penyelidikan Dimulai
23
Bab 23. Bertemu Alya 1
24
Bab 24. Bertemu Alya 2
25
Bab 25. Rencana Belva dan Keluarga Hector
26
Bab 26. Bertemu Satya Lagi
27
Bab 27. Tuan Hector Kembali Ke Paris
28
Bab 28. Tebakan Satya
29
Bab 29. Tatapan Kagum Satya
30
Bab 30. Tinggal Bersama Saudara Jauh
31
Bab 31. Mulai Merangkak
32
Bab 32. Goncangan Awal Bisnis
33
Bab 33. Perlombaan Bela Diri
34
Bab 34. Kesedihan Mami Dibayar Kaili
35
Bab 35. Kedatangan Nyonya Dimitri
36
Bab 36. Perintah Yang Memalukan Diri Sendiri
37
Bab 37. Tumbang
38
Bab 38. Anak Pengertian
39
Bab 39. Kedatangan Sonia
40
Bab 40. Seperti Perhatian Ayah
41
Bab 41. Alya Cari Gara-Gara
42
Bab 42. Pertemuan Belva Sonia
43
Bab 43. Fitnah Pelakor
44
Bab 44. Tidak Punya Ayah
45
Bab 45. Gadis Kecil
46
Bab 46. Boleh kah ?
47
Bab 47. Kemarahan Kaili
48
Bab 48. Menenangkan Diri
49
Bab 49. Semua Baik-baik Saja
50
Bab 50. Menegang
51
Bab 51. Dilirik Brand Terkenal
52
Bab 52. Tak Sengaja
53
Bab 53. Penasaran
54
Bab 54. Lelang
55
Bab 55. Musuh Dalam Selimut
56
Bab 56. Mode Iblis
57
Bab 57. Let's Play
58
Bab 58. Bukti Nyata
59
Bab 59. Kecelakaan
60
Bab 60. Fakta Baru Lagi
61
Bab 61. Kepanikan
62
Bab 62. Cerita Budhe Rohimah
63
Bab 63. Sadar
64
Bab 64. Panggilan Kesayangan
65
Bab 65. Berbagai Sabun
66
Bab 66. Memulai Karmanya
67
Bab 67. Penyakit Menular
68
Bab 68. Sudah Punya Papi
69
Bab 69. Cucu atau Anak
70
Bab 70. Tak Bisa Menahan
71
Bab 71. Papi Sungguhan
72
Bab 72. Mantan Anak
73
Bab 73. Kamar Baru
74
Bab 74. Pengakuan Satya
75
Bab 75. Kepulangan Kaila
76
Bab 76. Pingsan
77
Bab 77. Memasak Bersama
78
Bab 78. Ayam Kuah Kuning
79
Bab 79. Berbagi Ranjang & Selimut
80
Bab 80. Membangunkan Daddy
81
Bab 81. Potret Keluarga Harmonis
82
Bab 82. Mendidik Duo Kay
83
Bab 83. Tak Bersuami
84
Bab 84. Bermain Busa
85
Bab 85. Kejadian Lama
86
Bab 86. Membiasakan Diri
87
Bab 87. Apartemen
88
Bab 88. Demam
89
Bab 89. Skin To Skin
90
Bab 90. Morning Kiss
91
Bab 91. Ultimatum
92
Bab 92. Urat Kewarasan
93
Bab 93. Salep Anti Memar
94
Bab 94. Penolakan
95
Bab 95. Sibuk
96
Bab 96. Desas-desus
97
Bab 97. Private Room
98
Bab 98. Penjelasan
99
Bab 99. Istri Durhaka
100
Bab 100. Monster Berwajah Cantik
101
Bab 101. Sepakat
102
Bab 102. Mas
103
Bab 103. Lapar
104
Bab 104. Tunawisma
105
Bab 105. Gugup
106
Bab 106. Calon Mertua
107
Bab 107. Lampu Hijau
108
Bab 108. Mulai Bereaksi
109
Bab 109. Curiga
110
Bab 110. Persiapan Kejutan
111
Bab 111. Surprise 1
112
Bab 112. Surprise 2
113
Bab 113. Digrebeg
114
Bab 114. Istimewa Tapi Sederhana
115
Bab 115. Nyonya Baru
116
Bab 116. Kabur
117
Bab 117. Peperangan
118
Bab 118. Barang Langka
119
Bab 119. Muntah
120
Bab 120. Mulai Menderita
121
Bab 121. Menemukan Bantalan
122
Bab 122. Jentik-Jentik
123
Bab 123. Bibit Ancaman
124
Bab 124. Si Japus
125
Bab 125. Satu Saja Tidak Habis
126
Bab 126. Roda Itu Berputar
127
Bab 127. Wanita Santai
128
Bab 128. Alamat Puasa
129
Bab 129. Sarita
130
Bab 130. Kekhawatiran
131
Bab 131. Pertengkaran Pertama
132
Bab 132. Diduga Orang Ketiga
133
Bab 133. Sama-sama Salah Paham
134
Bab 134. Babak Baru
135
Bab 135. Tragedi Lantai Becek
136
Bab 136. Kejadian Sebenarnya
137
Bab 137. Permintaan Maaf
138
Bab 138. Sarita Lagi
139
Bab 139. Meluapkan Emosi
140
Bab 140. Keputusan Satya
141
Bab 141. Jebakan
142
Bab 142. Christina Diora
143
Bab 143. Tergantung Servis
144
Bab 144. Kabar Duka
145
Bab 145. Peristirahatan Terakhir
146
Bab 146. Kebesaran Hati
147
Bab 147. Di Atas Rata-Rata
148
Bab 148. Prestasi
149
Bab 149. Ulang Tahun
150
Bab 150. Semi Mudik
151
Bab 151. Menangis
152
Bab 152. Kejutan
153
Bab 153. Terpantau
154
Bab 154. Barang Antik
155
Bab 155. Keracunan.
156
Bab 156. Jangan-jangan
157
Bab 157. Dua Bulan
158
Bab 158. Menjadi Ayah Kembali
159
Bab 159. Ingin Bertemu
160
Bab 160. Kedatangan Roichi
161
Bab 161. Terapi Kejut
162
Bab 162. Bayi Malang
163
Bab 163. Lalai
164
Bab 164. Menyelamatkan Jasmine
165
Bab 165. Mabuk Udara
166
Bab 166. Rujak
167
Bab 167. Ayam Geprek
168
Bab 168. Ide Tak Sengaja
169
Bab 169. Detik-Detik Nasib Bayi Malang
170
Bab 170. Bujang Lapuk
171
Bab 171. Ular
172
Bab 172. Memasak Bersama
173
Bab 173. Menengok Adik Bayi
174
Bab 174. Dendam Pribadi
175
Bab 174. Lebih Bar-Bar
176
Bab 176. Urusan Lelaki
177
Bab 177. Penasaran
178
Bab 178. Surat Perjanjian
179
Bab 179. Ajisaka Alexi Balakosa
180
Bab 180. Ternyata Arsitek Andalan
181
Bab 181. Siwi
182
Bab 182. Banjir
183
Bab 183. Frustasi
184
Bab 184. Bandung
185
Bab 185. Rahasia
186
Bab 186. Welcome Home Baby As
187
Bab 187. Kereta Cepat
188
Bab 188. Mulai Tercium
189
Bab 189. Pemilik Sah
190
Bab 190. Malam Terakhir Di Bali
191
Bab 191. Perkenalan
192
Bab 192. Santai
193
Bab 193. Pemeriksaan
194
Bab 194. Penculikan
195
Bab 195. Rencana Barter
196
Bab 196. Awal Kebahagiaan Siwi
197
Bab 197. Syok
198
Bab 198. Kabar Panik
199
Bab 199. Keputusan Tuan Hector
200
Bab 200. Keputusan Mutlak
201
Bab 201. Mengamuk
202
Bab 202. Memantau
203
Bab 203. Adakah Harapan?
204
Bab 204. Belum Usai
205
Bab 205. Bertemu Istri
206
Bab 206. Flashback Part 1
207
Bab 207. Flashback Part 2
208
Bab 208. Terseret Semua
209
Bab 209. Cuek
210
Bab 210. Patah Tulang Ringan
211
Bab 211. Membandelnya Biang Rusuh
212
Bab 212. Alarm Emergency
213
Bab 213. Drama Persalinan
214
Bab 214. Keributan Bella Jordi
215
Bab 215. Balas Dendam Dimulai
216
Bab 216. Saus Yang Menempel
217
Bab 217. Kebahagiaan Siwi & Satya
218
Bab 218. Pewaris Utama
219
Bab 219. Selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!