Selesai membersihkan diri Vanthe alias Belva kembali berkumpul bersama keluarga kecil nya. Mereka makan malam bersama dengan riang termasuk Bella pengasuh Kaila dan Kaili anak kembar Belva.
Selesai makan malam bersama mereka, pergi menuju rumah Nyonya Hector. Tuan Hector meminta putri dan cucunya datang untuk berkunjung. Sampai di kediaman Presdir Hector Group itu ternyata Tuan rumah sudah menunggu di ruang keluarga.
"Opaaa !!" Teriak duo Kay. Kini giliran Opa nya yang mendapatkan pelukan hangat dari dua bocah kecil itu.
"Oh cucu-cucu Opa. Opa rindu sekali dengan kalian." Tuan Hector menuntun kedua cucunya duduk di sofa.
Dua bocah itu duduk anteng dengan mainan masing-masing. Kaili dengan mainan kubus rubik nya yang menampilkan banyak warna acak yang sedang berusaha dikelompokkan oleh anak lelaki Belva. Sedangkan Kaila sibuk dengan gadget nya menonton berbagai macam gaun-gaun Barbie dengan kaki pendek nya yang bergoyang-goyang bergelantungan di sofa.
"Pa... Maaf aku baru datang." Sapa Belva memeluk Papa nya yang disambut oleh Tuan Hector. "Anak nakal... Kamu tidak memikirkan Papa mu yang sudah tua ini. Bisa-bisa aku mati karena merindukan kalian." Tuan Hector mencium puncak kepala Belva.
"Papa jangan seperti itu... Aku hanya sedang sibuk di butik Mama. Akhir-akhir ini banyak sekali pengunjung mereka sangat puas dengan layanan butik Mama." Belva menceritakan kesibukan nya saat ini. Butik Nyonya Hector sangat populer di kalangan sosialita di kota Paris. Layanan yang memuaskan dan rancangan baju yang sangat indah membuat banyak orang yang datang.
"Semua karena kerja keras mu sayang. Sejak kedatangan mu di butik omset bertambah naik. Mama bangga padamu sayang." Nyonya Hector memeluk Belva. Senyum hangat Belva berikan untuk Mama nya.
"Aku dapat undangan pernikahan dari klien butik. Dia menikah di Indonesia. Tapi aku ragu untuk datang ke sana." Pikiran yang sedari tadi menggumpal di otak nya kini luruh diceritakan nya pada kedua orang tua angkat nya. Mengingat kejadian masa lalu nya yang cukup kelam. Ingin rasanya menghapus kenangan itu tapi tak akan bisa kehadiran anak kembar nya seakan menjadi monumen sejarah kelam nya.
"Kapan ? Karena Papa ada rapat penting juga di negara itu. Pembangunan Mega proyek di sebuah instansi pemerintahan. Seluruh vendor yang mengikuti tender diharapkan hadir untuk mempresentasikan diri." Tuan Hector merupakan pengusaha di bidang property. Perusahaan nya di Indonesia di pantau nya dari negara Perancis di mana selama 5 tahun ini menetap.
"Minggu depan Pa... Apa aku harus membawa anak-anak ke sana ?" Tanya Belva dengan ragu. "Mereka akan ikut, karena Kaili akan dibutuhkan di sana. Kita semua akan pergi ke sana termasuk Bella." Keputusan bulat yang di buat oleh Tuan Hector. Belva tak bisa membantah apapun yang dikatakan Papa nya dia selalu menurut selama ini hanya mereka yang ada di samping nya.
***
⌛
Satu minggu kemudian . . .
Sedangkan di belahan bumi di seberang sana. Satya sibuk mempersiapkan diri untuk mengikuti rapat perebutan tender Mega proyek dua hari lagi.
"Jordi, apa materi presentasi besok sudah siap semua ?" Tanya Satya dengan wajah yang sangat serius. Dalam hal bekerja Satya tidak pernah main-main. Bagi nya kesalahan sedikit saja merupakan hal fatal. Waktu adalah uang bagi nya dan jangan sampai menyia-nyiakan kesempatan yang ada.
"Sudah Tuan. Semua sudah beres kita tinggal datang dan mempresentasikan nya saja." Jawab Jordi dengan tegas.
"Apa kamu yakin untuk desain nya sudah kamu pilih yang terbaik ?"
"Sudah Tuan. Saya yakin tender ini kita yang akan memenangkan nya." Jordi benar-benar yakin dengan desain yang dipilih nya. Untuk semakin meyakinkan bos nya Jordi memperlihatkan desain bangunan yang akan digunakan besok.
Satya harus benar-benar memastikan semua nya, ini adalah Mega proyek dengan keuntungan yang sangat besar. "Oke. Bersiap untuk besok. Hari ini kita rapat kumpulan karyawan yang berkaitan dengan tender ini."
Jordi segera pergi, mengumpulkan bawahan nya untuk rapat di kantor sebelum mereka melakukan di kantor instansi pemerintah.
***
Satya dan Jordi sibuk mempersiapkan diri. Hal yang sama dilakukan oleh Belva dan keluarga nya sudah yang sedang bersiap untuk pergi ke bandara. Beberapa koper sudah masuk ke dalam mobil. Banyak nya koper membuat mereka harus diantar menggunakan dua mobil, satu untuk Belva dan keluarga lalu satu untuk koper mereka.
Tuan Hector juga di dampingi oleh asisten pribadi nya Roychi yang sering di panggil om oleh Belva. Mereka tentu melakukan perjalanan cukup jauh dan memakan waktu yang lama.
"Apa semua sudah siap ?" Tanya Tuan Hector pada Roichi. Mereka berdua tengah berdiri di samping mobil. Sedangkan para perempuan dan bocah-bocah masih berada di dalam rumah tengah membereskan hal-hal kecil.
"Sudah semua Tuan. Koper sudah masuk ke dalam mobil. Kita hanya tinggal menunggu Nyonya, Nona Vanthe dan anak-anak." Jawab Roichi.
"Baiklah kita tunggu sebentar pasti mereka sebentar lagi keluar." Ucap Tuan Hector yang masih berdiri di samping mobil. Keduanya lantas berbincang-bincang membahas persiapan mereka untuk mengikuti rapat tender.
Tak lama Nyonya Hector dan Belva keluar rumah bersama Bella dan duo Kay. Mereka keluar dengan diantar oleh para ART yang bekerja di rumah Tuan Hector. Berpamitan untuk pergi beberapa waktu ke Indonesia.
Di Bandara Charles de Gaulle keluarga Tuan Hector telah sampai, check in dan menunggu beberapa saat untuk penerbangan menuju ke Indonesia. Hampir 20 jam lama nya perjalanan yang mereka tempuh akibat penerbangan yang tertunda karena kendala cuaca. Kaila dan Kaili sangat senang menginjak kan kaki di negara kelahiran ibu nya.
Kaila gadis kecil itu terlihat riang sekali pada dasar nya bocah itu sangat ceria selalu mengekspresikan apa yang dia rasakan berbeda dengan Kaili yang terlihat dingin dan cuek saat berada di luar rumah.
"Sayang apa kalian senang ?" Tanya Nyonya Hector sembari menggandeng kedua lengan cucunya.
"Senang sekali Oma... Disini tidak dingin seperti di rumah. Kalau keluar rumah kita harus pakai jaket tebal." Ucap Kaila dengan riang, dia cerewet sekali jika sudah merasa senang. Kaili hanya menjawab dengan deheman dan anggukan saja sungguh menggemaskan bocah balita itu terlihat sok cool.
Kedatangan mereka sudah diinformasikan kepada para pekerja kediaman Tuan Hector. Sopir sudah siap menjemput di bandara begitu mereka mendarat.
Dalam perjalanan duo Kay tampak tertidur lelap, mungkin karena kelelahan dalam perjalanan. Sejak menginjakkan kaki di Jakarta, pikiran Belva tertuju pada Budhe nya. Bagaimana kabar keluarga satu-satunya itu setelah kepergian nya mereka sama sekali tidak pernah bertukar kabar. "Bagaimana kabar Budhe. Aku sangat merindukannya. Maafkan aku Budhe pasti kamu kecewa padaku." Batin Belva. Matanya sibuk memandang jalanan Jakarta yang sangat ramai dan padat.
Jakarta adalah kota terpadat di Indonesia dengan segara rutinitas nya yang ramai. Tak heran jika banyak sekali kendaraan yang tak pernah sepi melewati jalanan ibukota itu.
Sampai rumah besar milik Tuan Hector terlihat sepi karena memang hanya beberapa pembantu saja yang menempati nya untuk mengurus rumah itu.
Salah satu ART yang terlihat paling tua diantara yang lain menyambut kedatangan Tuan Hector dan keluarga.
"Selamat datang Tuan dan Nyonya." Kalimat yang seakan menjadi aba-aba untuk para ART yang lain untyk mereka menundukkan kepala sebagai rasa hormat pada majikan mereka.
"Terimakasih Bibi Tini." Ucap Nyonya Hector.
"Mari silahkan masuk semuanya." Bibi Tini dan yang lain bergerak memulai tugas mereka. Bibi Tini berjalan mengikuti majikan nya masuk ke dalam sedangkan yang lain membantu membawakan koper yang diturunkan dari mobil oleh sopir keluarga Tuan Hector.
"Nyonya, apa ada hal lain yang diperlukan ? Jika tidak ada saya akan membuatkan minuman untuk Nyonya dan keluarga." Bibi Marni berdiri tak jauh dari nyonya Hector. Siap siaga untuk membantu apa yang dibutuhkan oleh majikannya.
"Tidak ada Bi. Buatkan saja teh untuk kami orang dewasa. Anak-anak mungkin masih mengantuk." Ucap Nyonya Hector.
"Baik Nyonya." Bibi Tini segera pergi ke dapur setelah mendengar perintah Nyonya Hector.
"Kalian beristirahat lah terutama cucu-cucu Opa kalian harus tidur yang nyenyak. Besok Kaili ikut dengan Opa." Tuan Hector menjawil hidung mungil nan mancung milik Kaili. Mata bocah itu masih sayu karena mengantuk.
"Siap Opa.." Jempol kecil nya di acungkan untuk Opa tersayang nya. Tuan Hector terkekeh kecil melihat ekspresi yang ditunjukkan oleh Kaili seperti orang teler.
"Kaila boleh ikut ?" Tanya Kaila yang selalu antusias jika ada anggota keluarga nya pergi keluar. Mata ngantuk nya sudah lenyap saat mendengarkan besok akan ada acara bepergian. "No, kamu di rumah dengan Mami." Kalimat tegas keluar dari bibir Kaili untuk kembaran nya. Kaila langsung cemberut saat kakak kembarnya tidak mengijinkan nya ikut.
Belva tersenyum melihat kedua anak kembar nya. Gemas melihat wajah cemberut Kaila dengan bibir mengerucut seperti bebek.
"Sayang, besok Mami membutuhkan bantuan Kaila jadi biar Opa pergi dengan kakak nanti Kaila di rumah sama Mami. Oke ?" Ibu muda itu langsung menghibur jika besok dirinya sangat membutuhkan bantuan putri kecilnya.
"Apakah mendesain lagi ?" Tanya Kaila yang langsung bersemangat kembali, gadis kecil itu tahu bantuan apa yang ibu nya maksud.
"Hem.. iya seperti biasa sayang kita akan bermain warna besok. Jadi, sekarang Kaila dan Kaili istirahat yuk. Biar besok tubuh kalian lebih segar dan tidak terasa lelah lagi." Belva tersenyum, setiap kalimat yang diucapkan pada kedua buah hatinya selalu lembut. Tak sekalipun Belva menggunakan kekerasan, seujung kuku pun Belva tak pernah menyakiti anak-anak kesayangan nya.
***
Hari berganti rapat dengan instansi pemerintah dilakukan hari ini. Semua vendor sudah berkumpul. Hanya menunggu 2 perusahaan saja yang belum datang. Kedatangan Tuan Hector beserta Roichi dan Kaili bersamaan dengan Satya dan Jordi.
Kaili di gendong oleh Roichi, saat berjalan menuju ruang rapat mereka bertemu dengan Satya dan Jordi. Namun, rombong Tuan Hector tidak menaruh atensi pada kedua pria yang tak jauh dari mereka. Jordi, menatap Kaili kening nya mengernyit "Anak itu kenapa aura nya mirip sekali dengan si bos." Gumam Jordi dalam hati.
"Jordi, cepat sedikit apa yang kamu lakukan." Satya menoleh ke arah belakang. Jordi semakin memelankan langkah nya untuk melihat kedatangan Tuan Hector dan Roichi yang menggendong Kaili dari arah samping.
Saat menoleh ke belakang Satya mengernyitkan dahi dengan apa yang dilakukan oleh asisten nya. Hanya demi memandang ketiga orang yang berada tak jauh dari mereka. "Ck... Dia seperti manusia purba yang tak biasa melihat manusia lain dengan pakaian bagus." Gumam Satya dalam hati mencibir kelakuan asisten nya. Tapi satu yang membuat nya aneh anak kecil ikut dalam rapat Tender besar ini.
Tuan Hector, Roichi dan Kaili mereka memang menggunakan setelan jas yang sangat bagus dari model nya. Dan dipastikan harga nya sangat mahal.
"Jordi cepat. Atau ku pecat." Tegas Satya dengan tatapan tajam. Satya jengah melihat asisten nya seperti orang kuno yang sebegitu intens menatap ketiga orang yang tak mereka kenal. "Eeh... Iya bos iya cepat ini." Jordi kelabakan berjalan cepat mengimbangi langkah bos nya. Satu kata "pecat" yang terdengar membuat jordi tersadar atas kelakuannya yang aneh bagi Satya.
Satya tak memperhatikan Kaili dengan penuh karena hanya sekilas saja menatap bocah itu. Fokus nya menatap pada Jordi yang lambat dalam berjalan. Presdir Bala Corp itu ingin sekali segera sampai di ruang rapat karena waktu yang sudah mepet.
Tuan Hector dan rombongan hanya mengamati Satya dan Jordi. "Arogan sekali." Gumam Roichi lirih masih bisa di dengar oleh Tuan Hector dan Kaili. "Haha sudah ayo kita percepat jalan nya sudah hampir terlambat." Tuan Hector terkekeh kecil. Respon yang menunjukkan sikap tidak ingin berkomentar lebih untuk seorang yang tidak mereka kenal. Buang-buang waktu bergosip seperti ibu-ibu kompleks.
Kedua perwakilan perusahaan itu datang berderet. Satya dan Jordi terlebih dahulu baru di susul rombongan Tuan Hector. Banyak mata memperhatikan mereka ada yang berbisik kenapa Tuan Hector membawa anak kecil ada pula yang berbisik apa hubungan Tuan Hector dengan Satya karena anak kecil yang digendong Roichi mirip sekali dengan Satya. Pikiran mereka bertanya-tanya dan menebak-nebak bahkan ada beberapa yang mencocok-cocok an Satya dengan Kaili.
Rapat di mulai, presentasi desain bangunan untuk Mega proyek itu di mulai. Satu persatu dari setiap perusahaan yang hadir menjabarkan dan menjelaskan secara detail desain mereka.
Saat perusahaan Satya mendapatkan giliran presentasi semua hadirin yang mengikuti rapat bertepuk tangan, desain yang di berikan bagus dan memuaskan. Jordi dan Satya sangat yakin jika mereka akan memenangkan tender besar ini. Bala Corp tak pernah kalah dalam tender-tender besar selama ini.
Kini giliran perusahaan terakhir yang mempresentasikan materi mereka. Roichi mewakili Tuan Hector untuk menjelaskan secara rinci desain mereka bahkan mereka juga sedikit menjelaskan manajemen pelaksanaan bangunan dan ketahanan bangunan nya. Tuan Hector memangku bocah kecil yang menjadi bagian dari rapat tender ini tanpa disadari oleh banyak orang. Semua di presentasikan dengan sangat apik dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan penyelenggara tender.
Tepuk tangan menggema di dalam ruangan itu. Kaili bocah kecil tampan itu tersenyum puas mendengar riuh tepuk tangan. Mereka sangat kagum dengan desain yang di berikan begitu indah, bisa dibayangkan jika menggunakan desain itu maka seluruh staf dan bahkan orang-orang yang berkunjung dengan kepentingan mereka masing-masing akan merasa nyaman.
Saat tepuk tangan diberikan kepada Roichi, lelaki yang hampir seumuran dengan Satya itu duduk di samping Tuan Hector dan Kaili. Secara otomatis Satya bisa melihat wajah Kaili yang tersenyum menghadap wajah Tuan Hector.
Saat menatap wajah Kaili, ada perasaan yang tak biasa dirasakannya. Biasanya saat bertemu dengan orang baru Satya akan merasa cuek tapi kali ini seperti ada sesuatu yang seakan membuatnya pernah merasa bertemu dengan bocah itu.
Kelopak mata Satya sedikit menyipit. "Anak kecil itu kenapa aku seperti merasa de Javu ?" Satya bergumam dalam hati. Dia masih sibuk dengan pikirannya sendiri tanpa menyadari jika tepuk tangan riuh telah berhenti sejak tadi.
"Baik... Kita istirahat terlebih dahulu 2 jam lagi kita akan berkumpul kembali di tempat ini dan memutuskan siapa pemenang dari tender Mega proyek ini." Ucap kepala penyelenggara tender.
"Tuan... Ayo kita keluar." Jordi menepuk bahu Satya dengan tepukan kecil. Hal itu tentu membuat lamunan Satya buyar.
"Ah... Iya Jordi ?" Tanya Satya dengan wajah tegas nya.
"Kita mau makan dimana untuk istirahat siang ini Tuan ?" Tanya Jordi sambil berdiri dari kursi nya begitupun hal yang sama dilakukan oleh Satya.
"Kita ke restoran biasa saja." Jawab Satya sambil berjalan keluar dari ruang rapat.
Semua anggota rapat membubarkan diri dari ruangan rapat. Mereka pergi ke tempat tujuan masing-masing untuk beristirahat.
Satya dan Jordi pergi ke restoran untuk makan siang. Sedangkan Tuan Hector dan Roichi beserta Kaili menyempatkan untuk pulang ke rumah, mereka ingin menikmati makan siang bersama keluarga mereka.
"Kita pulang saja Roi... Vanthe dan Zeta pasti sudah memasak makan siang untuk kita. Tadi aku mengatakan jika akan makan siang di rumah." Ajak Tuan Hector. Zeta adalah nama asli dari Nyonya Hector.
"Baik Tuan. Mari Tuan muda gendong Opmu."
Kaili merentangkan tangan nya dengan senang hati menerima gendongan Roichi yang sering di panggil nya Opmu alias Opa muda.
Manusia dengan tiga generasi itu berjalan menuju mobil mereka. Hati mereka merasa riang setengah hari ini mereka lewati dengan lancar tanpa ada suatu kendala apapun hingga presentasi tender telah selesai mereka bawakan.
***
🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
Bagaimana pertemuan mereka ? Terasa biasa saja, mungkin belum sadar. Siapakah pemenang tender ? Yang terbaik terkadang tidak bisa menjadi pilihan pasti ada kurang dan lebih yang perlu di pertimbangkan. Simak terus kelanjutannya !!!
Terimakasih buat para reader setia.
Jangan lupa berikan Vote, Kritik, Saran dan Like nya.
Bagaimana dengan part ini bisa silahkan komen ya guys 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 219 Episodes
Comments
Imas Karmasih
mampir thor
2023-03-06
0
ossy Novica
Satya tak menyadari ada ikatan batin antara dia dengan Kaili
2022-09-28
1
azka aldric Pratama
si Satya pas nidurin Belva ap GK curiga gitu ,ada bekas bercak darah kah 🤔🤔🤔🤔 ko anteng GK ada curiga SMA sekali
2022-06-03
2