Belajar 10

"tapi...

saat menoleh ternyata sosok tersebut sudah menghilang dari hadapan nya. membuat July terdiam mematung di lantai.

tak berapa lama kemudian dia sadar bahwa dirinya terduduk di lantai. dengan capat July bangkit dan berjalan menuju ranjang.

sampai di ranjang, July termenung memikirkan setiap perkataan dan raut wajah dari sosok tersebut.

apa dia bisa menjawab semua pertanyaan ku? padahal aku tidak mengatakan nya sama sekali? apa ini hanya mimpi? jika mimpi tapi kenapa nyata sekali?

tanya July dalam hati.

ia pun segera mencubit sedikit lengannya.

"aawww"

jeritnya.

berarti ini gak mimpi dong. eh tapi.. apa katanya dia mengikutiku? jika dia mengikuti ku sejak lama, lalu kenapa aku tidak bisa merasakan kehadiran nya sejak dulu? kenapa dia sering muncul beberapa hari ini? hah.. bisa bisa gila aku jika memikirkan ini sendiri. apa lagi ini Tuhan...

keluhnya dalam hati, yang mulai frustasi akan dirinya sendiri.

memikirkan tentang kejadian tadi membuat kepala July sakit tak karuan. ia pun memutuskan untuk tidur lebih awal. persetan dengan kejadian tadi. yang jelas yang terjadi tadi itu, mampu membuat tenaga July terkuras.

ia segera mematikan tv nya dan juga mematikan lampunya lalu menggantikannya dengan lampu tidur.

pagi hari tiba, waktu menunjukkan pukul 5.30. July yang baru bangun berusaha mengumpulkan kekuatannya sisa sisa nya untuk duduk. lalu mengumpulkan lagi tenaganya untuk bangkit dan berjalan ke kamar mandi.

saat sedang lagi enak enak nya sabunan tiba tiba sosok itu muncul di depan pintu kamar mandi. sontak membuat July terkejut.

"hahh!!"

"Lo ngapain sih di situ?"

tanya July dengan membentak sosok tersebut.

tak mendapat jawaban dari sosok tersebut, seketika July menatap tubuhnya yang tak memakai sehelai kain pun. dengan cepat ia membekap tubuhnya sendiri, lalu melirik ke sosok tersebut. sedangkan sosok tersebut mala tertawa melihat tingkah July.

ya, July malu. makannya ia membekap tubuhnya sendiri.

"hei, Ju!! aku sudah terbiasa melihat mu seperti ini? bahkan aku pernah melihat mu mandi sambil nyanyi nyanyi gak jelas, padahal suara mu sungguh membuat gendang telinga siapa saja yang mendengar nya rusak. termasuk aku. aku juga pernah melihat mu mandi sambil menangis, mandi sambil tertawa senang seperti kerasukan, mandi sambil mengkhayal dengan orang yang kau suka. itu sudah biasa ju"

ucap sosok tersebut sembari tertawa terbahak bahak di sana.

July yang mendengar nya melotot dengan sempurna. ia terkejut dengan ucapan sosok tersebut. sedikit rasa malu nya kini menghampiri nya.

apa ia sering melihat ku mandi? haaah!! dasar setan mesum!! dia kan perempuan juga? masa mesum sih!!!

kesal July dalam hati.

"aku tidak mesum seperti yang kau duga. ya, aku memang sering melihat mu mandi tapi tak punya niat untuk menyentuh mu. ini adalah tempat ku, yang aman. ini tempat ku kemabli jika aku ingin melihat mu"

jawab sosok itu singkat.

"hah terserah!! tapi ingat kau itu hantu!! bagaimana mungkin gendang telinga mu bisa pecah mendengar nyanyian ku sementara dirimu tidak memiliki fisik seperti ku"

sambar July kesal.

"ya, aku sadar aku hanya hantu. tapi aku senang, akhirnya setelah sekian lama aku bisa berkomunikasi dengan mu seperti ini"

sahut nya dengan senyuman.

...****************...

"ly? Lo kenapa sih? ada yang Lo sembunyiin ya dari kami?"

tanya Netya yang tiba tiba, saat melihat wajah cemberut July yang sedari tadi menghinggap.

"iya. Lo masih gak mau ceritanya sama kami? masih gak percaya sama kami? padahal kan kita sudah temanan hampir dua Minggu? kenapa Lo masih gak percaya?"

sahut Jelly yang kesal.

mendengar ucapan Jelly yang kesal membuat July merasa bersalah.

"enggak gak gitu... gue, gue hanya takut Lo semua gak percaya dengan gue? gue akan katakan sama Lo jika waktu nya tepat"

jawab July menggenggam tangan Jelly, menyakinkan mereka.

"itu sama aja Lo masih gak percaya dengan kita kita"

balas Netya yang ikut kesal.

"iya. kalau Lo percaya sama kami, maka gak akan ada keraguan itu di diri Lo terhadap kami"

sambar Jelly.

July hanya menunduk saat mendengar ucapan kedua temannya. ya, apa yang dikatakan mereka benar. jika ia mempercayai kedua temannya maka seharusnya tidak ada sedikit pun rasa keraguan dalam dirinya. namun itu bukan salahnya, butuh waktu untuk mempercayai orang.

"ayo lah ly? gue akan dengar apapun masalah Lo!! mau itu logis atau enggak. mau itu seram atau enggak. mau itu tentang percintaan atau tentang keluarga Lo. gue ini teman Lo, gue gak mau teman gue kelihatan sedih begini"

bujuk Netya.

"iya ly, gue dan Netya udah nganggap Lo seperti teman sendiri. bahkan saudara. gue ingin Lo membagi beban Lo ke gue. gue kan sering bagi beban gue ke Lo sama Netya, masa sejauh ini kau masih tidak percaya dengan gue? gue aja bisa percaya secepat itu sama Lo? Lo masih gak percaya?"

bujuk Jelly lagi.

"iya, lagian kapan waktu yang tepat itu, jika Lo gak mencoba dulu?"

sambung Netya lagi.

July pun menatap mata kedua temannya secara berganti-gantian. lalu kedua temannya menganggukkan kepala. seolah memberi keyakinan bahwa mereka bisa dapat di percaya.

ya, tapi kembali lagi itu masih sulit bagi July. ia takut dengan menceritakan nya maka pertemanan yang baru seumur jagung ini sudah akan berakhir. namun, di satu sisi kedua temannya terus membujuknya untuk mengatakan apapun masalah yang ia hadapi.

jika tidak menurutinya maka kesalahan besar yang dapat July rasakan. tapi jika mengatakannya July takut kehilangan kedua teman nya.

"baiklah. gue akan bilang sama kalian, tentang apa yang terjadi dengan gue baru baru ini. tapi.."

putus July.

"tapi apa?"

"tapi gue takut Lo gak akan percaya dengan gue. gue takut Lo mala berfikir gue adalah orang Gilak! orang yang suka berimajinasi dengan hal hal yang menyeramkan"

jawab July melanjutkan ucapannya.

"enggak. kali ini enggak. gue janji deh!!"

sambar Jelly yang sudah diliputi rasa penasaran.

sedangkan Netya hanya mengangguk.

"baiklah. gue pegang janji Lo berdua. Lo tau kejadian di lapang basket kemarin?"

tanya July.

keduanya mengangguk menjawab pertanyaan July.

"gue bilang sama Lo, bahwa gue lihat seorang siswi disana yang berjalan terus, tanpa memikirkan keselamatan dirinya. dan Lo bilang itu hanya imajinasi gue. eh maksud gue bukan Lo aja, tapi semua nya bilang gitu"

lanjut July.

kini kedua nya kembali flashback ke kejadian beberapa hari yang lalu.

"terus, apa hubungannya?"

tanya Jelly yang masih tidak paham dengan ucapan July.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!