SL 19

Dan akhirnya rey berhasil tertahan untuk beberapa waktu di apartemen vio. akan tetapi rey selalu gelisah terus menatap jam tangannya. vio bukan tidak memperhatikan sikap dari rey ini. vio dengan bangga dan penuh kepuasan bisa menahan rey berlama lama dengan dirinya.

satu jam telah berlalu, pada saat itu rey sudah frustasi untuk menemukan jalan agar terbebas dari vio untuk sekarang ini. tiba tiba saja ada panggilan masuk di hape vio.

vio membiarkan begitu saja hapenya yang terus menerus berdering dengan nyaringnya. 'siapa sih itu ganggu waktu aku lagi sama rey aja! ah sudah lah, biarkan saja.' umpat vio dalam hati dengan kesal.

rey yang merasa sangat terganggu langsung menyuruh vio untuk segera menjawab panggilannya. vio awalnya menolak, akan tetapi hapenya terus menerus berdering.

"angkat dong, siapa tau penting." kata rey.

"males ah, ganggu waktu kita aja sayang. aku hari ini sedang tidak ingin diganggu." kata vio sambil mengabaikan terus panggilannya.

"berisik tau! angkat ajalah dulu, siapa tau memang panggilan yang sangat mendesak." bujuk rey terus menerus.

akhirnya dengan langkah yang sangat malas, vio yang sedang berada dalam pelukan rey pun bangkit. 'awas aja kalo tidak penting!' umpat vio dalam hati.

"halo ya ada apa?" kata vio dengan nada ketus.

"begini vi, bukannya sore ini kamu harus syuting iklan ya? kita sudah menandatangani kontraknya loh!" kata rina sang manager vio.

"aku hari ini sedang tidak enak badan, bisa ditunda sampai besok?" kata vio dengan malas.

"gak bisa vi, masalahnya semuanya sudah siap nih buat syuting. tinggal menunggu kedatangan kamu saja. gimana? aku suruh orang buat jemput kamu ya?" kata rina dengan hati hati takut vio akan marah.

"apa harus sekarang? seharusnya kamu memberitahukan tentang ini lebih awal. mengganggu waktu istirahatku saja." kata vio dengan sangat marah.

"maaf vio, bukannya kemarin malam aku sudah mengingatkan kamu ya? kita sudah tidak punya waktu banyak, semua kru sudah menunggu kamu. aku sudah menyuruh orang untuk menjemput kamu. kamu bersiap ya?" kata rina menegaskan.

rina sudah terbiasa dengan sikap vio yang suka marah marah seperti itu, dengan nada bicara yang ketus, suka menyakiti hati. cuma rina bertahan dengan pekerjaannya karena sangat sulit untuknya segera menemukan pekerjaan yang gajinya bernilai fantastis begitu. rina bahkan sering merasa sakit hati dengan vio, sempat tidak tahan. cuma karena faktor ekonomi rina yang sangat sulit, akhirnya rina bertahan. apalagi rina harus mengirimkan uang untuk keluarganya. rina sudah menjadi manager rina lumayan lama, dari awal mulai karier vio sampai sekarang. bisa dibilang lah rina sudah sangat kebal menghadapi situasi yang sangat sulit begini.

"hal begini saja tidak bisa kamu urus rin! dasar tidak berguna." ucap vio dengan kasar lalu mematikan panggilan teleponnya begitu saja.

rey yang sudah mendengarkan percakapan itu merasa sangat senang. 'akhirnya aku bisa cepatan kabur dari sini tanpa harus membuat sebuah alasan lagi.' batin rey kesenangan.

"kenapa vi? kok kamu marah marah begitu?" kata rey sambil berjalan mendekati vio.

"ini manager tidak bisa diharapkan. sayang maaf aku harus segera pergi syuting. kamu aku tinggal dulu ya." kata vio dengan muka cukup tidak rela untuk berpisah dengan rey.

"iya gapapa kok sayang. lagian itu kan pekerjaan kamu. mau aku antar?" kata rey dengan pura pura menawarkan diri.

"hmmm.... aku sih mau aja sayang. tapi rina sudah menyuruh seseorang supir untuk menjemputku. lain kali ya sayang." kata vio dengan manja.

"ya udah kalo begitu, aku balik sekarang ya? kamu yang semangat syutingnya." kata rey lalu berjalan pergi.

"hei rey, masa kamu pergi begitu saja." seketika langkah rey terhenti. rey sangat mengerti apa yang sedang diinginkan oleh vio.

kemudian rey segera berbalik badan lalu kembali untuk menghampiri vio. "emmuach "

rey mencium vio lalu berjalan dengan cepat untuk pergi dari apartemen vio.

'sialan banget tuh sih vio, pasti ara sudah sangat lama menungguku disana.' umpat rey dalam hati.

rey berjalan cepat keparkiran lalu bergegas pergi untuk bertemu dengan ara. sesampainya rey disana, ternyata ara yang sedang berbaring sambil menonton tv, tertidur dengan lelapnya karena kelamaan menunggu kehadiran rey.

rey tersenyum lalu berjalan cepat menghampiri ara. dilihatnya ara diam diam, sambil tersenyum rey merapikan rambut ara yang berantakan.

"sayang aku sudah disini." bisik rey lalu mencium kening ara.

ara yang gelisah karena tiba tiba ada yang mencium keningnya secara perlahan mulai membuka matanya lalu melihat rey yang saat ini sedang menatapnya.

"hai sayang, sejak kapan kamu datangnya? maaf ya aku ketiduran." kata ara sambil berusaha bangkit dari tidurnya,

"barusan saja sayang." kata rey sambil tersenyum.

kemudia ara melihat jam tangannya lalu berkata. "kamu baru datang? kok kamu lama sekali sih rey?"

"maaf sayang. tadi ribet banget urusan karena proses pembuatan single itu ternyata tidak mudah. jadinya aku tidak bisa datang kesini. kamu pasti udah lama banget ya sayang menunggu aku?" kata rey dengan muka menyesal.

"gapapa kok sayang. tapi ini sudah malam, aku harus segera kembali." kata ara lalu berdiri.

"buru buru sekali sih sayang?" kata rey dengan muka cemberut.

"salah sendiri kenapa kamu lama. lagian besok besok kan kita bisa bertemu kembali sih rey. udah ah jangan merengek merengek seperti anak kecil." kata ara dengan merayu rey.

"hmm. ya udah deh kalo gitu sayang." kata rey dengan tidak rela.

"ya udah ya sayang. kamu balik juga ya? see you tomorrow baby." kata ara lalu memeluk rey dan mencium kedua pipi rey secara bergantian lalu pergi meninggalkan rey.

"sayang, beneran nih kamu tinggalin aku begitu saja?" rengek rey yang masih tidak rela.

"udah ah! kamu manja banget sih sayang belakangan ini. jangan jangan kamu sedang membuat suatu kesalahan ya?" goda ara.

nyaris membuat rey terdiam tidak berbicara apapun juga. wajah rey sudah pucat pasih. 'apa ara sekarang sedang curiga terhadapku ya? mampus nih!' batin rey.

"hei sayang, kamu kok serius sekali sih? aku cuma bercanda doang kok." kata ara lalu tertawa lepas.

"dasar kamu iseng banget sih. lagian apa salahnya emang kalo aku manja sama pacar sendiri?" dengus rey dengan kesal.

"maaf deh! habisnya kamu kaku banget deh, aku kan cuma mau godain kamu doang." kata ara yang lagi lagi tidak bisa menahan tawanya.

"ih kamu...!" kata rey sambil mencubit kedua pipi ara.

"awwww.... tuh kan kamu kasar banget deh sayang. udah ah aku harus pulang sekarang. bye sayang." kata ara sambil terus berjalan menuju mobilnya.

 

 

****

 

ara pulangnya sedikit terlambat, al sudah menunggu ara sedari tadi bahkan al sudah berkali kali menelepon ara tapi tidak ada jawaban sama sekali.

al sangat kesal, al mondar mandir berjalan kesana kemari. entah apa yang sedang ada didalam pikiran al saat ini.

ara tanpa merasa bersalah memeluk al dari belakang. "kamu pasti lagi kesal ya karena aku lama pulang." kata ara dari belakang punggung al.

al hanya diam mematung tanpa menggubris ara sama sekali. al sangat kesal kepada ara karena tidak bisa dihubungi.

"sayang kamu jangan marah dong?" rayu ara.

tetapi tidak ada jawaban dari al sama sekali. "iya iya aku tau aku sudah janji kemarin sama kamu kalo hari ini aku akan pulang dengan cepat. aku tau aku salah! kamu boleh deh hukum aku apa aja, asalkan kamu janji kamu tidak akan marah lagi sama aku." bujuk ara terus menerus.

al hanya tetap konsisten dengan sikapnya yang dingin dan jaim begitu.

ara yang merasa dicuekin jadi salah tingkah. 'al tidak biasanya bersikap seperti ini? sepertinya al benar benar marah nih sama aku. aku harus berbuat sesuatu. ayo mikir ara, mikir.' umpat ara dalam hati.

kemudian ara segera melepaskan pelukannya. "ya udah deh kalo kamu gak mau bicara sama aku. mendingan aku istirahat aja."

kemudian ara berjalan terus menaiki anak tangga sampai benar benar tidak terlihat oleh al.

'kok al benar benar cuekin aku ya? biasanya kan dia tidak pernah seperti itu? biarin aja deh. bodo amat.' batin ara lalu masuk kedalam kamarnya.

sesampainya didalam kamar, ara ingin segera mandi karena sudah merasa sangat gerah. akhirnya ara masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya. lima belas menit kemudian ara sudah selesai mandi, ara yang saat ini keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk kimono yang berwarna biru muda polos dengan menggulung rambutnya yang masih basah.

sudah bersiap untuk memakai pakaian tidurnya. setelah itu ara menggunakan pelembab yang biasa dia gunakan sebelum hendak tidur. kemudian ara menggunakan cream malamnya yang dioleskan sedikit kewajah dengan menggunakan jarinya dengan menepuk nepuk pelan wajahnya.

lalu ara melepaskan handuk yang tadinya menggulung dikepalanya. ara menyisir rambutnya sambil berkaca. kemudian ara mengeringkan rambutnya dengan menggunakan hair dryer sampai benar benar kering.

setelah semua proses itu selesai, ara berjalan menuju kasurnya. kemudian ara membaringkan tubuhnya dikasur. tapi ara belum mengantuk. ara memutuskan untuk bermain game dahulu di hapenya. kali kali aja kan al masuk lalu meminta maaf? pikirnya.

tapi ara salah, al sama sekali tidak kembali kekamar. padahal ara sudah sangat lama bermain game di hapenya sampai hapenya benar benar lowbet. kemudian ara menatap jam dinding dikamarnya yang sudah menunjukkan jam 11 lewat 15 menit. sudah 2 jam ara menunggu al.

'sepertinya dia benar benar marah kepadaku? apa yang harus aku lakukan untuk membujuknya? biasanya dia dengan mudah bisa aku bujuk dan rayu? kenapa kali ini gagal.' pikir ara terus menerus tapi tidak menemukan jawaban sama sekali.

ara menjadi sangat gelisah, kemudian ara memutuskan untuk berjalan pelan pelan untuk mencari al disetiap sudut ruangan. 'dimana sih dia?'

ara sudah memeriksa seluruh ruangan yang biasa dikunjungi oleh al suaminya. tapi tidak menemukan tanda tanda keberadaan al.

ara sudah mulai frustasi mencari keberadaan al. ara lalu berjalan pelan pelan lalu melihat ruangan yang masih menyala. 'apa dia disana?' kemudian ara berjalan cepat untuk kesana.

ara sangat ragu ragu untuk membuka ruangan itu, ara sempat berjalam pergi kemudian kembali lagi. sudah entah berapa lama ara melakukan hal itu. akhirnya ara memutuskan untuk segera membuka ruangan itu dengan menghembuskan nafas dengan cara perlahan.

tebakan ara tepat sekali. al langsung melihat kearahnya sekilas lalu kembali melanjutkan pekerjaannya lagi di komputernya.

ara berjalan mendekati al. "sayang udah dong ngambeknya." rayu ara sambil duduk diatas pangkuan al sambil membelai wajah al.

"apa kamu tidak mengantuk? pekerjaannya dilanjutkan besok lagi ya?" bujuk ara lagi lagi.

al hanya terus mengetik sesuatu didalam komputernya. ara yang melihat sikap al menjadi sangat kesal, akan tetapi berusaha untuk menahan kekesalannya. entah ide dari mana ara langsung menghalangi wajah al dari komputernya. lalu menyimpan kertas kerja yang sedang diketik oleh al kemudian mematikan komputer al.

"aku bilang udah kerjanya. kamu gak dengerin aku dari tadi ya." kata ara yang mulai kesal.

al hanya melihat ara dalam diam. ara yang dilihat seperti itu menjadi slaah tingkah sendiri. ara yang sudah mulai gelisah. kemudian ara memutuskan untuk segera berdiri. tapi sebelum itu terjadi al langsung dengan sigap menarik ara hingga terjatuh kembali kedalam pelukannya.

"al....!" teriak ara.

"ini hukuman untuk kamu karena sudah kembali telat! emang enak dicuekin." bisik al lau menatap ara dengan jail.

entah mengapa detak jantung ara menjadi berdegup sangat kencang. 'sialan! dia berani ngerjain aku.' batin ara kesal.

"udah ah kamu gak lucu. aku mau kembali kekamar aja." kata ara yang berusaha untuk bangkit akan tetapi tidak bisa karena sudah ditahan oleh al.

"kamu mau kemana sayang? setelah berhasil menggoda ku lalu mau pergi begitu saja?" goda al dengan tatapan yang dipenuhi dengan gairah yang tinggi.

"iya!" kata ara singkat.

"berani sekali kamu sayang. setelah mematikan komputer kerjaku, lalu duduk diatas pangkuanku setelah itu pergi? itu tidak akan pernah aku biarkan." kata al dengan hasyrat yang menggebu gebu.

"aku hanya ingin menggoda mu saja. kalo kamu tidak tergoda berarti kamu adalah pria tidak normal. masak dengan istri secantik ini di cuekin dan dianggurin habis habisan?" kata ara yang tidak kalah nakalnya untuk menggoda al.

"apa kamu bilang? tidak normal? kamu ingin aku membuktikannya sekarang." tantang al.

"aku sudah menantikannya sayang." kata ara dengan suara mendesah.

kemudian al langsung mencium bibir ara dengan rakusnya, mengecup, mengemut dan memainkan lidahnya disana. lama kelamaan ciumana mereka berubah menjadi ciuman yang penuh gairah tanpa ada yang ingin menghentikannya.

al terus menerus melakukan serangan kepada ara, sampai ara sudah tidak kuat dan ingin segera mengambil nafas sebentar. tapi al tidak mengizinkan ara untuk berlama lama. setelah puas mencium ara. kemudian al melepaskan ciumannya.

ara sempat merasa kebingungan karena sikap al yang tiba tiba berhenti. padahal ara sudah sangat bernafsu tinggi.

kemudian al tersenyum nakal dan berbisik. "kita tunda dulu ya sayang? aku tau kamu sudah sangat menginginkannya. ini hukuman untuk kamu."

ara hanya terdiam melihat al sambil tersipu malu dengan sikapnya yang sangat tidak bisa menahan pesona al yang terus menggodanya.

 

Bersambung....

 

******

>> DONT FORGET LIKE\, COMMENT\, FAVORITE AND RATING! <<

Terpopuler

Comments

Surtipah Ipey

Surtipah Ipey

ntar kalau hamil anak siapa ya Thor, 🤭

2021-02-07

0

Lula Qayla

Lula Qayla

yg jd peran utama pria di sini siapa,kenapa Al kyk jd peran pendukung doang,lama" jd iiilll fiill SM ceritanya.jijik... masa perempuan kyk Ara dpt suami kyk Al,hukum alam biasanya lAki" baik" akan dpt istri yg baik",begitu jg sebaliknya.

2020-07-16

2

Bundanya Adnan Hafidz

Bundanya Adnan Hafidz

bagus thor..
kmungkinnnya ara bisa jtuh cinta juga tuh ama al,, dan lepasin rey buat vio..

2020-02-19

0

lihat semua
Episodes
1 SL 01
2 SL 02
3 SL 03
4 SL 04
5 SL 05
6 SL 06
7 SL 07
8 SL 08
9 SL 09
10 SL 10
11 SL 11
12 SL 12
13 SL 13
14 SL 14
15 SL 15
16 SL 16
17 SL 17
18 SL 18
19 SL 19
20 SL 20
21 SL 21
22 SL 22
23 SL 23
24 SL 24
25 SL 25
26 SL 26
27 SL 27
28 SL 28
29 SL 29
30 SL 30
31 SL 31
32 SL 32
33 SL 33
34 SL 34
35 SL 35
36 SL 36
37 SL 37
38 SL 38
39 SL 39
40 SL 40
41 SL 41
42 SL 42
43 SL 43
44 SL 44
45 SL 45
46 SL 46
47 SL 47
48 SL 48
49 SL 49
50 SL 50
51 SL 51
52 SL 52
53 SL 53
54 SL 54
55 SL 55
56 SL 56
57 SL 57
58 SL 58
59 SL 59
60 SL 60
61 SL 61
62 SL 62
63 SL 63
64 SL 64
65 SL 65
66 SL 66
67 SL 67
68 SL 68
69 SL 69
70 SL 70
71 SL 71
72 SL 72
73 SL 73
74 SL 74
75 SL 75
76 SL 76
77 SL 77
78 SL 78
79 SL 79
80 SL 80
81 SL 81
82 SL 82
83 SL 83
84 SL 84
85 SL 85
86 SL 86
87 SL 87
88 SL 88
89 SL 89
90 SL 90
91 SL 91
92 SL 92
93 SL 93
94 SL 94
95 SL 95
96 SL 96
97 SL 97
98 SL 98
99 SL 99
100 SL 100
101 SL 101
102 SL 102
103 SL 103
104 SL 104
105 SL 105
106 SL 106
107 SL 107
108 SL 108
109 SL 109
110 SL 110
111 SL 111
112 SL 112
113 SL 113
114 SL 114
115 SL 115
116 SL 116
117 SL 117
118 SL 118
119 SL 119
120 SL 120
121 SL 121
122 SL 122
123 SL 123
124 SL 124
125 SL 125
126 SL 126
127 SL 127
128 SL 128
129 SL 129
130 SL 130
131 SL 131
132 SL 132
133 SL 133
134 SL 134
135 SL 135
136 SL 136
137 SL 137
138 SL 138
139 SL 139
140 SL 140
141 SL 141
142 SL 142
143 SL 143
144 SL 144
145 SL 145
146 SL 146
147 SL 147
148 SL 148
149 SL 149
150 SL 150
151 SL 151
152 SL 152
153 SL 153
154 SL 154
155 SL 155
156 SL 156
157 SL 157
158 SL 158
159 SL 159
160 SL 160
161 SL 161
162 SL 162
163 SL 163
164 SL 164
165 SL 165
166 SL 166
167 SL 167
168 SL 168
169 SL 169
170 SL 170
171 SL 171
172 SL 172
173 SL 173
174 SL 174
175 SL 175
176 SL 176
177 SL 177
178 SL 178
179 SL 179
180 SL 180
181 SL 181
182 SL 182
183 SL 183
184 SL 184
185 SL 185
186 SL 186
187 SL 187
188 SL 188
189 SL 189
190 SL 190
191 SL 191
192 SL 192
193 SL 193
194 SL 194
195 SL 195
196 SL 196
Episodes

Updated 196 Episodes

1
SL 01
2
SL 02
3
SL 03
4
SL 04
5
SL 05
6
SL 06
7
SL 07
8
SL 08
9
SL 09
10
SL 10
11
SL 11
12
SL 12
13
SL 13
14
SL 14
15
SL 15
16
SL 16
17
SL 17
18
SL 18
19
SL 19
20
SL 20
21
SL 21
22
SL 22
23
SL 23
24
SL 24
25
SL 25
26
SL 26
27
SL 27
28
SL 28
29
SL 29
30
SL 30
31
SL 31
32
SL 32
33
SL 33
34
SL 34
35
SL 35
36
SL 36
37
SL 37
38
SL 38
39
SL 39
40
SL 40
41
SL 41
42
SL 42
43
SL 43
44
SL 44
45
SL 45
46
SL 46
47
SL 47
48
SL 48
49
SL 49
50
SL 50
51
SL 51
52
SL 52
53
SL 53
54
SL 54
55
SL 55
56
SL 56
57
SL 57
58
SL 58
59
SL 59
60
SL 60
61
SL 61
62
SL 62
63
SL 63
64
SL 64
65
SL 65
66
SL 66
67
SL 67
68
SL 68
69
SL 69
70
SL 70
71
SL 71
72
SL 72
73
SL 73
74
SL 74
75
SL 75
76
SL 76
77
SL 77
78
SL 78
79
SL 79
80
SL 80
81
SL 81
82
SL 82
83
SL 83
84
SL 84
85
SL 85
86
SL 86
87
SL 87
88
SL 88
89
SL 89
90
SL 90
91
SL 91
92
SL 92
93
SL 93
94
SL 94
95
SL 95
96
SL 96
97
SL 97
98
SL 98
99
SL 99
100
SL 100
101
SL 101
102
SL 102
103
SL 103
104
SL 104
105
SL 105
106
SL 106
107
SL 107
108
SL 108
109
SL 109
110
SL 110
111
SL 111
112
SL 112
113
SL 113
114
SL 114
115
SL 115
116
SL 116
117
SL 117
118
SL 118
119
SL 119
120
SL 120
121
SL 121
122
SL 122
123
SL 123
124
SL 124
125
SL 125
126
SL 126
127
SL 127
128
SL 128
129
SL 129
130
SL 130
131
SL 131
132
SL 132
133
SL 133
134
SL 134
135
SL 135
136
SL 136
137
SL 137
138
SL 138
139
SL 139
140
SL 140
141
SL 141
142
SL 142
143
SL 143
144
SL 144
145
SL 145
146
SL 146
147
SL 147
148
SL 148
149
SL 149
150
SL 150
151
SL 151
152
SL 152
153
SL 153
154
SL 154
155
SL 155
156
SL 156
157
SL 157
158
SL 158
159
SL 159
160
SL 160
161
SL 161
162
SL 162
163
SL 163
164
SL 164
165
SL 165
166
SL 166
167
SL 167
168
SL 168
169
SL 169
170
SL 170
171
SL 171
172
SL 172
173
SL 173
174
SL 174
175
SL 175
176
SL 176
177
SL 177
178
SL 178
179
SL 179
180
SL 180
181
SL 181
182
SL 182
183
SL 183
184
SL 184
185
SL 185
186
SL 186
187
SL 187
188
SL 188
189
SL 189
190
SL 190
191
SL 191
192
SL 192
193
SL 193
194
SL 194
195
SL 195
196
SL 196

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!