Dan akhirnya rey berhasil tertahan untuk beberapa waktu di apartemen vio. akan tetapi rey selalu gelisah terus menatap jam tangannya. vio bukan tidak memperhatikan sikap dari rey ini. vio dengan bangga dan penuh kepuasan bisa menahan rey berlama lama dengan dirinya.
satu jam telah berlalu, pada saat itu rey sudah frustasi untuk menemukan jalan agar terbebas dari vio untuk sekarang ini. tiba tiba saja ada panggilan masuk di hape vio.
vio membiarkan begitu saja hapenya yang terus menerus berdering dengan nyaringnya. 'siapa sih itu ganggu waktu aku lagi sama rey aja! ah sudah lah, biarkan saja.' umpat vio dalam hati dengan kesal.
rey yang merasa sangat terganggu langsung menyuruh vio untuk segera menjawab panggilannya. vio awalnya menolak, akan tetapi hapenya terus menerus berdering.
"angkat dong, siapa tau penting." kata rey.
"males ah, ganggu waktu kita aja sayang. aku hari ini sedang tidak ingin diganggu." kata vio sambil mengabaikan terus panggilannya.
"berisik tau! angkat ajalah dulu, siapa tau memang panggilan yang sangat mendesak." bujuk rey terus menerus.
akhirnya dengan langkah yang sangat malas, vio yang sedang berada dalam pelukan rey pun bangkit. 'awas aja kalo tidak penting!' umpat vio dalam hati.
"halo ya ada apa?" kata vio dengan nada ketus.
"begini vi, bukannya sore ini kamu harus syuting iklan ya? kita sudah menandatangani kontraknya loh!" kata rina sang manager vio.
"aku hari ini sedang tidak enak badan, bisa ditunda sampai besok?" kata vio dengan malas.
"gak bisa vi, masalahnya semuanya sudah siap nih buat syuting. tinggal menunggu kedatangan kamu saja. gimana? aku suruh orang buat jemput kamu ya?" kata rina dengan hati hati takut vio akan marah.
"apa harus sekarang? seharusnya kamu memberitahukan tentang ini lebih awal. mengganggu waktu istirahatku saja." kata vio dengan sangat marah.
"maaf vio, bukannya kemarin malam aku sudah mengingatkan kamu ya? kita sudah tidak punya waktu banyak, semua kru sudah menunggu kamu. aku sudah menyuruh orang untuk menjemput kamu. kamu bersiap ya?" kata rina menegaskan.
rina sudah terbiasa dengan sikap vio yang suka marah marah seperti itu, dengan nada bicara yang ketus, suka menyakiti hati. cuma rina bertahan dengan pekerjaannya karena sangat sulit untuknya segera menemukan pekerjaan yang gajinya bernilai fantastis begitu. rina bahkan sering merasa sakit hati dengan vio, sempat tidak tahan. cuma karena faktor ekonomi rina yang sangat sulit, akhirnya rina bertahan. apalagi rina harus mengirimkan uang untuk keluarganya. rina sudah menjadi manager rina lumayan lama, dari awal mulai karier vio sampai sekarang. bisa dibilang lah rina sudah sangat kebal menghadapi situasi yang sangat sulit begini.
"hal begini saja tidak bisa kamu urus rin! dasar tidak berguna." ucap vio dengan kasar lalu mematikan panggilan teleponnya begitu saja.
rey yang sudah mendengarkan percakapan itu merasa sangat senang. 'akhirnya aku bisa cepatan kabur dari sini tanpa harus membuat sebuah alasan lagi.' batin rey kesenangan.
"kenapa vi? kok kamu marah marah begitu?" kata rey sambil berjalan mendekati vio.
"ini manager tidak bisa diharapkan. sayang maaf aku harus segera pergi syuting. kamu aku tinggal dulu ya." kata vio dengan muka cukup tidak rela untuk berpisah dengan rey.
"iya gapapa kok sayang. lagian itu kan pekerjaan kamu. mau aku antar?" kata rey dengan pura pura menawarkan diri.
"hmmm.... aku sih mau aja sayang. tapi rina sudah menyuruh seseorang supir untuk menjemputku. lain kali ya sayang." kata vio dengan manja.
"ya udah kalo begitu, aku balik sekarang ya? kamu yang semangat syutingnya." kata rey lalu berjalan pergi.
"hei rey, masa kamu pergi begitu saja." seketika langkah rey terhenti. rey sangat mengerti apa yang sedang diinginkan oleh vio.
kemudian rey segera berbalik badan lalu kembali untuk menghampiri vio. "emmuach "
rey mencium vio lalu berjalan dengan cepat untuk pergi dari apartemen vio.
'sialan banget tuh sih vio, pasti ara sudah sangat lama menungguku disana.' umpat rey dalam hati.
rey berjalan cepat keparkiran lalu bergegas pergi untuk bertemu dengan ara. sesampainya rey disana, ternyata ara yang sedang berbaring sambil menonton tv, tertidur dengan lelapnya karena kelamaan menunggu kehadiran rey.
rey tersenyum lalu berjalan cepat menghampiri ara. dilihatnya ara diam diam, sambil tersenyum rey merapikan rambut ara yang berantakan.
"sayang aku sudah disini." bisik rey lalu mencium kening ara.
ara yang gelisah karena tiba tiba ada yang mencium keningnya secara perlahan mulai membuka matanya lalu melihat rey yang saat ini sedang menatapnya.
"hai sayang, sejak kapan kamu datangnya? maaf ya aku ketiduran." kata ara sambil berusaha bangkit dari tidurnya,
"barusan saja sayang." kata rey sambil tersenyum.
kemudia ara melihat jam tangannya lalu berkata. "kamu baru datang? kok kamu lama sekali sih rey?"
"maaf sayang. tadi ribet banget urusan karena proses pembuatan single itu ternyata tidak mudah. jadinya aku tidak bisa datang kesini. kamu pasti udah lama banget ya sayang menunggu aku?" kata rey dengan muka menyesal.
"gapapa kok sayang. tapi ini sudah malam, aku harus segera kembali." kata ara lalu berdiri.
"buru buru sekali sih sayang?" kata rey dengan muka cemberut.
"salah sendiri kenapa kamu lama. lagian besok besok kan kita bisa bertemu kembali sih rey. udah ah jangan merengek merengek seperti anak kecil." kata ara dengan merayu rey.
"hmm. ya udah deh kalo gitu sayang." kata rey dengan tidak rela.
"ya udah ya sayang. kamu balik juga ya? see you tomorrow baby." kata ara lalu memeluk rey dan mencium kedua pipi rey secara bergantian lalu pergi meninggalkan rey.
"sayang, beneran nih kamu tinggalin aku begitu saja?" rengek rey yang masih tidak rela.
"udah ah! kamu manja banget sih sayang belakangan ini. jangan jangan kamu sedang membuat suatu kesalahan ya?" goda ara.
nyaris membuat rey terdiam tidak berbicara apapun juga. wajah rey sudah pucat pasih. 'apa ara sekarang sedang curiga terhadapku ya? mampus nih!' batin rey.
"hei sayang, kamu kok serius sekali sih? aku cuma bercanda doang kok." kata ara lalu tertawa lepas.
"dasar kamu iseng banget sih. lagian apa salahnya emang kalo aku manja sama pacar sendiri?" dengus rey dengan kesal.
"maaf deh! habisnya kamu kaku banget deh, aku kan cuma mau godain kamu doang." kata ara yang lagi lagi tidak bisa menahan tawanya.
"ih kamu...!" kata rey sambil mencubit kedua pipi ara.
"awwww.... tuh kan kamu kasar banget deh sayang. udah ah aku harus pulang sekarang. bye sayang." kata ara sambil terus berjalan menuju mobilnya.
****
ara pulangnya sedikit terlambat, al sudah menunggu ara sedari tadi bahkan al sudah berkali kali menelepon ara tapi tidak ada jawaban sama sekali.
al sangat kesal, al mondar mandir berjalan kesana kemari. entah apa yang sedang ada didalam pikiran al saat ini.
ara tanpa merasa bersalah memeluk al dari belakang. "kamu pasti lagi kesal ya karena aku lama pulang." kata ara dari belakang punggung al.
al hanya diam mematung tanpa menggubris ara sama sekali. al sangat kesal kepada ara karena tidak bisa dihubungi.
"sayang kamu jangan marah dong?" rayu ara.
tetapi tidak ada jawaban dari al sama sekali. "iya iya aku tau aku sudah janji kemarin sama kamu kalo hari ini aku akan pulang dengan cepat. aku tau aku salah! kamu boleh deh hukum aku apa aja, asalkan kamu janji kamu tidak akan marah lagi sama aku." bujuk ara terus menerus.
al hanya tetap konsisten dengan sikapnya yang dingin dan jaim begitu.
ara yang merasa dicuekin jadi salah tingkah. 'al tidak biasanya bersikap seperti ini? sepertinya al benar benar marah nih sama aku. aku harus berbuat sesuatu. ayo mikir ara, mikir.' umpat ara dalam hati.
kemudian ara segera melepaskan pelukannya. "ya udah deh kalo kamu gak mau bicara sama aku. mendingan aku istirahat aja."
kemudian ara berjalan terus menaiki anak tangga sampai benar benar tidak terlihat oleh al.
'kok al benar benar cuekin aku ya? biasanya kan dia tidak pernah seperti itu? biarin aja deh. bodo amat.' batin ara lalu masuk kedalam kamarnya.
sesampainya didalam kamar, ara ingin segera mandi karena sudah merasa sangat gerah. akhirnya ara masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya. lima belas menit kemudian ara sudah selesai mandi, ara yang saat ini keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk kimono yang berwarna biru muda polos dengan menggulung rambutnya yang masih basah.
sudah bersiap untuk memakai pakaian tidurnya. setelah itu ara menggunakan pelembab yang biasa dia gunakan sebelum hendak tidur. kemudian ara menggunakan cream malamnya yang dioleskan sedikit kewajah dengan menggunakan jarinya dengan menepuk nepuk pelan wajahnya.
lalu ara melepaskan handuk yang tadinya menggulung dikepalanya. ara menyisir rambutnya sambil berkaca. kemudian ara mengeringkan rambutnya dengan menggunakan hair dryer sampai benar benar kering.
setelah semua proses itu selesai, ara berjalan menuju kasurnya. kemudian ara membaringkan tubuhnya dikasur. tapi ara belum mengantuk. ara memutuskan untuk bermain game dahulu di hapenya. kali kali aja kan al masuk lalu meminta maaf? pikirnya.
tapi ara salah, al sama sekali tidak kembali kekamar. padahal ara sudah sangat lama bermain game di hapenya sampai hapenya benar benar lowbet. kemudian ara menatap jam dinding dikamarnya yang sudah menunjukkan jam 11 lewat 15 menit. sudah 2 jam ara menunggu al.
'sepertinya dia benar benar marah kepadaku? apa yang harus aku lakukan untuk membujuknya? biasanya dia dengan mudah bisa aku bujuk dan rayu? kenapa kali ini gagal.' pikir ara terus menerus tapi tidak menemukan jawaban sama sekali.
ara menjadi sangat gelisah, kemudian ara memutuskan untuk berjalan pelan pelan untuk mencari al disetiap sudut ruangan. 'dimana sih dia?'
ara sudah memeriksa seluruh ruangan yang biasa dikunjungi oleh al suaminya. tapi tidak menemukan tanda tanda keberadaan al.
ara sudah mulai frustasi mencari keberadaan al. ara lalu berjalan pelan pelan lalu melihat ruangan yang masih menyala. 'apa dia disana?' kemudian ara berjalan cepat untuk kesana.
ara sangat ragu ragu untuk membuka ruangan itu, ara sempat berjalam pergi kemudian kembali lagi. sudah entah berapa lama ara melakukan hal itu. akhirnya ara memutuskan untuk segera membuka ruangan itu dengan menghembuskan nafas dengan cara perlahan.
tebakan ara tepat sekali. al langsung melihat kearahnya sekilas lalu kembali melanjutkan pekerjaannya lagi di komputernya.
ara berjalan mendekati al. "sayang udah dong ngambeknya." rayu ara sambil duduk diatas pangkuan al sambil membelai wajah al.
"apa kamu tidak mengantuk? pekerjaannya dilanjutkan besok lagi ya?" bujuk ara lagi lagi.
al hanya terus mengetik sesuatu didalam komputernya. ara yang melihat sikap al menjadi sangat kesal, akan tetapi berusaha untuk menahan kekesalannya. entah ide dari mana ara langsung menghalangi wajah al dari komputernya. lalu menyimpan kertas kerja yang sedang diketik oleh al kemudian mematikan komputer al.
"aku bilang udah kerjanya. kamu gak dengerin aku dari tadi ya." kata ara yang mulai kesal.
al hanya melihat ara dalam diam. ara yang dilihat seperti itu menjadi slaah tingkah sendiri. ara yang sudah mulai gelisah. kemudian ara memutuskan untuk segera berdiri. tapi sebelum itu terjadi al langsung dengan sigap menarik ara hingga terjatuh kembali kedalam pelukannya.
"al....!" teriak ara.
"ini hukuman untuk kamu karena sudah kembali telat! emang enak dicuekin." bisik al lau menatap ara dengan jail.
entah mengapa detak jantung ara menjadi berdegup sangat kencang. 'sialan! dia berani ngerjain aku.' batin ara kesal.
"udah ah kamu gak lucu. aku mau kembali kekamar aja." kata ara yang berusaha untuk bangkit akan tetapi tidak bisa karena sudah ditahan oleh al.
"kamu mau kemana sayang? setelah berhasil menggoda ku lalu mau pergi begitu saja?" goda al dengan tatapan yang dipenuhi dengan gairah yang tinggi.
"iya!" kata ara singkat.
"berani sekali kamu sayang. setelah mematikan komputer kerjaku, lalu duduk diatas pangkuanku setelah itu pergi? itu tidak akan pernah aku biarkan." kata al dengan hasyrat yang menggebu gebu.
"aku hanya ingin menggoda mu saja. kalo kamu tidak tergoda berarti kamu adalah pria tidak normal. masak dengan istri secantik ini di cuekin dan dianggurin habis habisan?" kata ara yang tidak kalah nakalnya untuk menggoda al.
"apa kamu bilang? tidak normal? kamu ingin aku membuktikannya sekarang." tantang al.
"aku sudah menantikannya sayang." kata ara dengan suara mendesah.
kemudian al langsung mencium bibir ara dengan rakusnya, mengecup, mengemut dan memainkan lidahnya disana. lama kelamaan ciumana mereka berubah menjadi ciuman yang penuh gairah tanpa ada yang ingin menghentikannya.
al terus menerus melakukan serangan kepada ara, sampai ara sudah tidak kuat dan ingin segera mengambil nafas sebentar. tapi al tidak mengizinkan ara untuk berlama lama. setelah puas mencium ara. kemudian al melepaskan ciumannya.
ara sempat merasa kebingungan karena sikap al yang tiba tiba berhenti. padahal ara sudah sangat bernafsu tinggi.
kemudian al tersenyum nakal dan berbisik. "kita tunda dulu ya sayang? aku tau kamu sudah sangat menginginkannya. ini hukuman untuk kamu."
ara hanya terdiam melihat al sambil tersipu malu dengan sikapnya yang sangat tidak bisa menahan pesona al yang terus menggodanya.
Bersambung....
******
>> DONT FORGET LIKE\, COMMENT\, FAVORITE AND RATING! <<
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments
Surtipah Ipey
ntar kalau hamil anak siapa ya Thor, 🤭
2021-02-07
0
Lula Qayla
yg jd peran utama pria di sini siapa,kenapa Al kyk jd peran pendukung doang,lama" jd iiilll fiill SM ceritanya.jijik... masa perempuan kyk Ara dpt suami kyk Al,hukum alam biasanya lAki" baik" akan dpt istri yg baik",begitu jg sebaliknya.
2020-07-16
2
Bundanya Adnan Hafidz
bagus thor..
kmungkinnnya ara bisa jtuh cinta juga tuh ama al,, dan lepasin rey buat vio..
2020-02-19
0