SL 02

Sehabis makan, Tia masih ingin mengobrol lagi dengan Al, tapi Al seakan malas untuk meladeni Tia. Untung aja sebelum itu Al sudah punya rencana untuk kabur dari Tia, Al tiba tiba mengetik sesuatu di hp nya, lalu tidak perlu menunggu lama, hp Al kemudian berdering dengan nyaringnya. Al tiba - tiba menjauh dari Tia untuk mengangkat panggilan teleponnya, lalu kemudian kembali lagi ke meja mereka dengan muka yang sudah berubah.

"Tia maaf ya aku harus segera pergi, lain kali ya kita ngobrol lagi." Lalu Al segera bergegas pergi dengan meninggalkan Tia yang masih bengong.

Untung aja aku bisa cari alasan, lagian bosen banget harus ngobrol sama Tia. Dia bukan tipe aku sama sekali. Ya walaupun dia sangat cantik dan memikat. Batin Al.

Didalam mobil, Al langsung berterimakasih kepada supirnya karena telah membantunya untuk kabur dari acara kencan ini.

"Pak thanks ya udah mau bantuin saya, jangan bilang soal ini ke Mama ya." Kata Al.

"Iya sama - sama pak." Kata Pak Wira.

Pak Wira adalah supir yang telah lama bekerja dikeluarga Al, Mamanya sengaja untuk mengirin Pak Wira untuk terus berada didekat Al, dengan begitu Mamanya akan bisa terus memantau Al dari Pak Wira. Tapi Al menyadari hal ini, Al gak pernah mempermasalahkannya, Pak Wira juga sangat dekat dengan Al, Al sudah dianggap sebagai anak sendiri oleh Pak Wira, Al pun selalu menghormati Pak Wira dan sayang kepadanya seperti Orangtuanya.

Lebih sering Al bercerita dan curhat kepada Pak Wira ketimbang dengan Mama Papanya, ya karena Al lebih merasa nyaman untuk bercerita tentang apapun itu tanpa merasa tertekan, coba kalau Al bercerita kepada Mama Papanya, pasti akan berbeda hasilnya, karena Al tau betul yang ada dipikiran kedua Orangtuanya hanya ada bisnis dan bisnis saja.

Benar saja setelah acara kencan itu, Mama Al langsung mencari informasi. Pak Wira adalah target pertama yang ditelepon Mamanya, tapi Mama Al tidak mengetahui kalau Pak Wira sedang bersama Al. Al menyuruh Pak Wira untuk mengangkat telepon.

"Tadi gimana ya Al datang kencan kan? Mereka masih bersama sampai sekarang Pak? Al ada cerita apa ya? Dia suka gak dengan Tia?" Tanya Mama Al penasaran.

"Tuan Al datang Bu ke kencannya tepat waktu, udah pulang Bu, tuan Al gak ada cerita apa - apa ke saya Bu, coba deh Ibu tanya sendiri aja." Jawab Pak Wira dengan tenang.

Mama Al tidak mengetahui kalau sambungan teleponnya di speaker oleh Pak Wira karena disuruh oleh Al. Al yang mendengar semua pertanyaan yang terlontar dari Mamanya hanya bisa menahan ketawanya, kalau dia sempat mengeluarkan suara apa gak makin ribet urusannya, karena pasti Mamanya akan segera menyerang Al dengan berjibun pertanyaan.

Ya walaupun Al paham betul dengan sifat Mamanya apalagi ditambah dengan rasa penasaran yang luar biasa, Al juga tau pasti habis menutup telepon dengan Pak Wira, Mamanya pasti akan langsung menghubungi dirinya.

Al juga sudah mempersiapkan jawaban atas semua pertanyaan Mamanya. Al ingin membuat Mamanya mengerti kalau dia tidak menyukai wanita yang akan dijodohkan oleh Mamanya dengan dirinya.

Benar saja sekarang hp Al telah berbunyi, Al langsung menatap layar hpnya yang dia juga sudah mengetahui siapa yang telah meneleponnya, dengan menghela napas cukup dalam Al segera mengangkat sambungan telepon dari Mamanya.

"Ya Ma, ada apa?" Jawab Al dengan sangat tenang.

"Kamu udah pulang ya? Kok cepat sekali? Gimana tadi acara kencannya dengan Tia? Kamu suka gak dengan dia?" Tanya Mama Al tanpa basa basi lagi.

"Mama ini seperti wartawan ya, nanyanya tanpa jeda." Ejek Al sambil tertawa.

"Jawab pertanyaan Mama Al." Kata Mamanya.

"Iya Ma, Al udah pulang nih, Al udah capek banget hari ini Ma, ya gak gimana - gimana biasa aja, Al biasa aja dengan dia Ma, lagian Mama kan cuma nyuruh Al datang ya Al datanglah duduk, ngobrol lalu makan setelah itu pulang." Jawab Al menjelaskan kepada Mamanya.

"Masa sih kamu tidak suka dia Al? Dia sangat cantik lo, banyak  banget pria yang menyukai dia, kamu normal gak sih Al?" Tanya Mamanya sangat heran dengan Anak Sulungnya ini.

"Gak Ma, aku biasa aja ke dia, udah deh jangan mulai lagi. Maksud Mama apaan ngomong gitu? Mama meragukan Al? Al normal lah Ma." Kata Al sedikit emosi dengan perkataan Mamanya barusan.

"Bukan begitu maksud Mama, wanita sesempurna Chyntia aja kamu gak suka, jadi kamu suka yang seperti gimana Al?" Tanya Mamanya yang semakin tidak mengerti dengan Anaknya ini.

"Udah deh Ma jangan jodoh - jodohkan Al lagi, udah dulu ya Ma. Al capek dan udah mengantuk ini, nitee Ma." lalu Al segera mengakhiri panggilan teleponnya.

Al berharap semoga Mamanya mengerti dengan keputusan yang telah diambilnya ini, tapi Al tidak mengetahui bahwa semakin Al menolak, Mamanya malah semakin berusaha untuk mencari calon istri yang terbaik untuk Al.

Mama Al karena masih penasaran kemudian bertanya kepada Tia melalui sambungan telepon.

"Tia, ini tante Mamanya Al, tadi gimana acara kencan kamu dengan Al? Gimana pendapat kamu tentang Anak tante Al?" Tanya Mama Al to the point.

"Oh tantee, Al ganteng banget tante, aku sampai gugup banget tadi ngobrol dengan Al, tapi dia sepertinya sangat cuek dan telalu sibuk tan, tadi aja dia mendapatkan telepon lalu segera pergi begitu aja. Sepertinya dia gak suka deh tan dengan Tia." Jawab Tia menjelaskan.

"Aduh sayang, padahal kamu cantik banget begitu, Al aja yang tidak peka, maafkan sikap Al ya sayang. Dia emang terlalu sibuk bekerja hingga tidak terpikir untuk mencari pacar atau bahkan istri. Tante jadi tidak enak ini sama kamu, sekali lagi tante minta maaf ya atas nama Al, sampaikan salam tante untuk Mama kamu ya sayang." Kata Mama Al yang merasa tidak enak dengan sikap Al yang pergi begitu aja.

"Iya tante aku ngerti kok, gapapa kok tan, kok jadi tante yang sampai minta maaf gini ke aku, aku lo yang jadinya gak enak begini, iya tan ntar aku sampaikan salam tante ke Mama ya." Kata Tia.

"Ya udah deh sayang udah malam ini, kamu istirahat ya, maaf udah ganggu waktu kamu malam - malam begini ya. Kalau ada waktu main dong kerumah tante." Kata Mama Al.

"Iyaa tan ini mau istirahat kok, tante juga ya. Iya ntar deh main kesana. Byee tan."

"Iyaa sayang." Kata Mama Al.

"Dasar Al wanita seperti Tia aja yang sopan, baik, ramah, lulusan terbaik, pintar, dan cantik begini disia - siakan. Udah berapa banyak wanita yang aku kenalkan ke dia, masa gak ada satupun yang dia suka." Ucap Mama Al kesal dengan sikap Al.

Tapi Mama Al masih banyak cara untuk membuat Al mau menerima perjodohan yang telah direncakan olehnya, Mama Al terus menerus berusaha untuk mengenalkan Al dengan wanita baik baik, dari keluarga yang baik dan tentunya terhormat.

Al sudah berada diatas kasurnya, dia berbaring lalu tersenyum senang karena dia berpikir kalau tidak akan ada lagi gangguan dari Mamanya, itulah yang terlintas didalam benak Al, padahal hal tidak tau Mamanya masih mempunyai banyak wanita yang akan dikenalkan, sampai Al harus berkata setuju untuk menikah, dengan begitu Mama Al akan merasa lega dan bahagia, tidak akan berpikiran yang macam - macam lagi terhadap Anaknya ini, Al memang sangat berbeda 180 derajat dengan adiknya, adiknya malah sudah sering berganti - ganti pasangan, sedangkan Al hanya memiliki satu mantan pacar.

Mama Al seperti itu karena terlalu sayang kepada Al, mana ada Orangtua yang tidak pernah memikirkan kebahagiaan Anak - anaknya, wajar bila Mama Al sangat khawatir yang berlebihan melihat Al yang sangat cuek terhadap wanita manapun.

*****

Seminggu berlalu dengan cepat, tanpa ada telepon sama sekali dari Mama Al, Al tau betul bahwa Mamanya pasti marah kepadanya, tapi Al emang sengaja untuk membiarkan Mamanya seperti itu, kalau dibujuk pasti Mamanya akan kembali membuat Al harus berjanji lagi.

Tiba - tiba ada telepon dari kediaman Al, 'ada apa ya tumben sekali? Pasti Mama deh.' Batin Al.

Tanpa menunggu lama, Al segera mengangkat teleponnya. "Ini dengan Al, ini saya Dokter Heri, Mama kamu sakit ini dirumah, kamu bisa segera kesini? Daritadi Mama kamu manggil - manggil nama kamu saja, sebaiknya kamu segera kesini." Kata Dokter Heri.

Dokter Heri adalah Dokter keluarga Al, sudah sejak lama dia dipercayakan untuk merawat semua anggota keluarga Al, selain itu Dokter Heri adalah teman baik Papa dan Mama Al, hubungannya sudah seperti saudara sendiri. Mama Al sengaja meminta bantuan dari Dokter Heri untuk melancarkan rencananya. Al pasti akan sangat khawatir bila dibilang kalau keadaan mamanya sakit, Al sangat lemah bila itu menyangkut Mamanya.

Ya Mamanya bisa dibilang jago akting, semua ini untuk melancarkan misi Mamanya supaya Al mau mengikuti permintaan Mamanya, yaitu menikah.

Benar saja Al langsung panik dan langsung bergegas untuk melihat keadaan Mamanya, padahal hari ini Al ada rapat penting, dia memberikan perintah untuk menunda sampai urusan selesai, begitu sampai kekediaman Mama apanya Al setengah berlari menuju kamar Mamanya, dan benar saja Al mendapati Mamanya yang berbaring lemah dengan muka yang cukup pucat, Al yang khawatir langsung menggenggam erat kedua tangan Mamanya dengan muka yang sangat mengkhawatirkan sekali keadaan Mamanya.

'Maafkan Mama Al, Mama harus pura - pura begini demi kamu, Mama ingin kamu bahagia.' Dalam hati Mama Al.

"Mah, Mama kenapa jadi begini, pantesan aja Mama tidak menghubungi Al. Kenapa baru kasih tau sekarang kalau Mama lagi sakit, kalau aja Dokter Heri gak menelepon Al, pasti Al tidak akan tau. Maafin Al, Ma." Ucap Al penuh dengan rasa menyesal.

"Mama ngerti kok Al, Mama gak akan maksa buat kamu menikah lagi, Mama begitu karena ingin melihat kamu bahagia, tapi dari sekarang Mama tidak akan menjodohkan kamu lagi, kamu gak salah kok, Mama yang salah, Mama yang gak bisa mengerti kamu, maafin Mama ya yang selalu maksain kamu, Mama janji Mama tidak akan seperti itu lagi, Mama egois." Kata Mamanya sambil entah tanpa sadar telah meneteskan air mata. Dengan begitu membuat Al semakin merasa bersalah dan tidak enak hati.

"Mama jangan begitu, Al yang salah Ma, Mama cepat sembuh ya, Al janji kalau Mama sembuh Al akan menurut dengan Mama, Al yang egois tidak pernah memikirkan tentang kebahagiaan Mama, Al menyesal Ma." Ucap Al dengan tulus sambil menghapus air mata Mamanya.

"Gak Al, kamu jangan menyalahkan diri kamu sendiri seperti ini ya? Mama yang salah." Sambil sesekali terisak Mama Al menatap Anaknya.

"Om Mama gapapa kan? Sakitnya gak serius kan? Tolong sembuhkan Mama ya Om." Kata Al sambil menatap Dr Heri.

"Kamu tenang aja ya, jangan panik, Om akan berusaha sebaik mungkin untuk menyembuhkan Mama kamu." Kata Dr Heri sambil menyemangati Al yang sangat panik.

"Kamu sebaiknya keluar dulu, biarkan Mama kamu untuk istirahat, Al percayalah gak ada Orangtua yang tidak ingin melihat kebahagiaan Anaknya, Mama kamu seperti itu karena terlalu sayang kepada kamu, mungkin kebahagiaan Mama kamu dengan cara melihat kamu menikah." Kata Dr Heri.

"Iya Om saya tau, terimakasih banyak ya Om. Saya mohon Om lakukan semua yang terbaik untuk membuat Mama saya sembuh ya." Kata Al yang sangat mengkhawatirkan keadaan Mamanya.

"Iya Om janji...ntar kalau Mama kamu sudah mendingan baru kamu Om hubungi lagi, kamu lanjutkan aja dulu pekerjaan kamu yang sudah menunggu." Kata Dr Heri.

"Iya Om, kabarin saya ya." Kata Al.

"Pasti." Kata Dr Heri lalu segera masuk kekamar dan meninggalkan Al yang masih sangat mengkhawatirkan Mamanya.

Setibanya dikamar, Mama Al langsung bertanya kepada Dr Heri tentang bagaimana reaksi dari Al, Mama Al yakin seratus persen Al pasti akan sangat khawatir lalu segera menuruti kemauan dari Mamanya.

Dengan begitu rencana Mamanya akan berhasil dengan cara halus untuk memaksa Al.

Mama Al pun langsung tersenyum penuh maksud tersembunyi.

'Ini semua Mama lakukan untuk kamu Al, semoga kamu bisa mengerti ya.' Batin Mama Al.

Ya benar aja Al mau menerima siapa pun wanita yang akan dijodohkan kepadanya.

Hari ini rencananya mereka berdua akan segera bertemu. Nama wanita yang akan dijodohkan dengan Al adalah Kiara biasa dipanggil Ara, wanita cantik, sombong, angkuh, egois, mandiri. Ara bekerja diperusahaan Papanya, sebenarnya Ara ingin membuka usaha sendiri, tapi sang Papa ingin supaya Anaknya bisa meneruskan usaha yang telah lama dibangun oleh Papa Ara, ya dengan terpaksa Ara harus menurut.

Suatu hari usaha Papanya Ara berada dititik kehancuran atau kebangkrutan, hanya keluarga dari Al yang bersedia membantu dengan syarat harus menjodohkan Anak mereka, Papa Ara terpaksa harus menerima perjodohan ini, tapi Papa Ara belum memberikan kabar ini kepada sang Putri.

Ara dipanggil keruangan Papanya, dari awal ingin bertemu Papanya perasaan Ara sudah tidak enak gak tau kenapa tiba - tiba seperti itu, tapi Ara gak banyak berpikir dia langsung masuk aja keruangan sang Papa.

TOK TOK TOK!

"Masuk."

"Duduk, Ara, Papa mau bicarakan hal yang sangat penting dengan kamu." Dengan muka yang sangat serius Papa Ara melanjutkan perkataannya.

"Apaan sih Pa, serius banget deh, perasaan aku jadi gak enak nih." Ucap Ara yang ikutan menjadi tegang.

"Kamu akan Papa jodohkan dengan anak dari teman Papa, dan kamu tidak boleh menolaknya!" Ucap Papa Ara tegas dan penuh dengan penekanan.

"APAAA! GAK PAA ARA GAK MAU DIJODOH JODOHKAN! ARA PUNYA PACAR PAA! ARA GAK MAU!!!!" Ara yang kaget langsung spontan menjawab dengan nada tinggi kepada Papanya.

Terpopuler

Comments

Jessika II

Jessika II

Thor visual nya dong 😊😚💙

2020-04-02

2

mommy3H

mommy3H

ok... nyimak

2020-01-16

1

Nenx_Hanaa

Nenx_Hanaa

menarik .. sama2 sombong gmna ceritanya ya ..

2019-11-22

1

lihat semua
Episodes
1 SL 01
2 SL 02
3 SL 03
4 SL 04
5 SL 05
6 SL 06
7 SL 07
8 SL 08
9 SL 09
10 SL 10
11 SL 11
12 SL 12
13 SL 13
14 SL 14
15 SL 15
16 SL 16
17 SL 17
18 SL 18
19 SL 19
20 SL 20
21 SL 21
22 SL 22
23 SL 23
24 SL 24
25 SL 25
26 SL 26
27 SL 27
28 SL 28
29 SL 29
30 SL 30
31 SL 31
32 SL 32
33 SL 33
34 SL 34
35 SL 35
36 SL 36
37 SL 37
38 SL 38
39 SL 39
40 SL 40
41 SL 41
42 SL 42
43 SL 43
44 SL 44
45 SL 45
46 SL 46
47 SL 47
48 SL 48
49 SL 49
50 SL 50
51 SL 51
52 SL 52
53 SL 53
54 SL 54
55 SL 55
56 SL 56
57 SL 57
58 SL 58
59 SL 59
60 SL 60
61 SL 61
62 SL 62
63 SL 63
64 SL 64
65 SL 65
66 SL 66
67 SL 67
68 SL 68
69 SL 69
70 SL 70
71 SL 71
72 SL 72
73 SL 73
74 SL 74
75 SL 75
76 SL 76
77 SL 77
78 SL 78
79 SL 79
80 SL 80
81 SL 81
82 SL 82
83 SL 83
84 SL 84
85 SL 85
86 SL 86
87 SL 87
88 SL 88
89 SL 89
90 SL 90
91 SL 91
92 SL 92
93 SL 93
94 SL 94
95 SL 95
96 SL 96
97 SL 97
98 SL 98
99 SL 99
100 SL 100
101 SL 101
102 SL 102
103 SL 103
104 SL 104
105 SL 105
106 SL 106
107 SL 107
108 SL 108
109 SL 109
110 SL 110
111 SL 111
112 SL 112
113 SL 113
114 SL 114
115 SL 115
116 SL 116
117 SL 117
118 SL 118
119 SL 119
120 SL 120
121 SL 121
122 SL 122
123 SL 123
124 SL 124
125 SL 125
126 SL 126
127 SL 127
128 SL 128
129 SL 129
130 SL 130
131 SL 131
132 SL 132
133 SL 133
134 SL 134
135 SL 135
136 SL 136
137 SL 137
138 SL 138
139 SL 139
140 SL 140
141 SL 141
142 SL 142
143 SL 143
144 SL 144
145 SL 145
146 SL 146
147 SL 147
148 SL 148
149 SL 149
150 SL 150
151 SL 151
152 SL 152
153 SL 153
154 SL 154
155 SL 155
156 SL 156
157 SL 157
158 SL 158
159 SL 159
160 SL 160
161 SL 161
162 SL 162
163 SL 163
164 SL 164
165 SL 165
166 SL 166
167 SL 167
168 SL 168
169 SL 169
170 SL 170
171 SL 171
172 SL 172
173 SL 173
174 SL 174
175 SL 175
176 SL 176
177 SL 177
178 SL 178
179 SL 179
180 SL 180
181 SL 181
182 SL 182
183 SL 183
184 SL 184
185 SL 185
186 SL 186
187 SL 187
188 SL 188
189 SL 189
190 SL 190
191 SL 191
192 SL 192
193 SL 193
194 SL 194
195 SL 195
196 SL 196
Episodes

Updated 196 Episodes

1
SL 01
2
SL 02
3
SL 03
4
SL 04
5
SL 05
6
SL 06
7
SL 07
8
SL 08
9
SL 09
10
SL 10
11
SL 11
12
SL 12
13
SL 13
14
SL 14
15
SL 15
16
SL 16
17
SL 17
18
SL 18
19
SL 19
20
SL 20
21
SL 21
22
SL 22
23
SL 23
24
SL 24
25
SL 25
26
SL 26
27
SL 27
28
SL 28
29
SL 29
30
SL 30
31
SL 31
32
SL 32
33
SL 33
34
SL 34
35
SL 35
36
SL 36
37
SL 37
38
SL 38
39
SL 39
40
SL 40
41
SL 41
42
SL 42
43
SL 43
44
SL 44
45
SL 45
46
SL 46
47
SL 47
48
SL 48
49
SL 49
50
SL 50
51
SL 51
52
SL 52
53
SL 53
54
SL 54
55
SL 55
56
SL 56
57
SL 57
58
SL 58
59
SL 59
60
SL 60
61
SL 61
62
SL 62
63
SL 63
64
SL 64
65
SL 65
66
SL 66
67
SL 67
68
SL 68
69
SL 69
70
SL 70
71
SL 71
72
SL 72
73
SL 73
74
SL 74
75
SL 75
76
SL 76
77
SL 77
78
SL 78
79
SL 79
80
SL 80
81
SL 81
82
SL 82
83
SL 83
84
SL 84
85
SL 85
86
SL 86
87
SL 87
88
SL 88
89
SL 89
90
SL 90
91
SL 91
92
SL 92
93
SL 93
94
SL 94
95
SL 95
96
SL 96
97
SL 97
98
SL 98
99
SL 99
100
SL 100
101
SL 101
102
SL 102
103
SL 103
104
SL 104
105
SL 105
106
SL 106
107
SL 107
108
SL 108
109
SL 109
110
SL 110
111
SL 111
112
SL 112
113
SL 113
114
SL 114
115
SL 115
116
SL 116
117
SL 117
118
SL 118
119
SL 119
120
SL 120
121
SL 121
122
SL 122
123
SL 123
124
SL 124
125
SL 125
126
SL 126
127
SL 127
128
SL 128
129
SL 129
130
SL 130
131
SL 131
132
SL 132
133
SL 133
134
SL 134
135
SL 135
136
SL 136
137
SL 137
138
SL 138
139
SL 139
140
SL 140
141
SL 141
142
SL 142
143
SL 143
144
SL 144
145
SL 145
146
SL 146
147
SL 147
148
SL 148
149
SL 149
150
SL 150
151
SL 151
152
SL 152
153
SL 153
154
SL 154
155
SL 155
156
SL 156
157
SL 157
158
SL 158
159
SL 159
160
SL 160
161
SL 161
162
SL 162
163
SL 163
164
SL 164
165
SL 165
166
SL 166
167
SL 167
168
SL 168
169
SL 169
170
SL 170
171
SL 171
172
SL 172
173
SL 173
174
SL 174
175
SL 175
176
SL 176
177
SL 177
178
SL 178
179
SL 179
180
SL 180
181
SL 181
182
SL 182
183
SL 183
184
SL 184
185
SL 185
186
SL 186
187
SL 187
188
SL 188
189
SL 189
190
SL 190
191
SL 191
192
SL 192
193
SL 193
194
SL 194
195
SL 195
196
SL 196

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!