"Gimana acara pertunangan kamu semalam?" tanya rey pada ara.
"Ngebosenin banget tauu! Pengen cepat cepat kabur aja aku tuh." jawab ara.
"Kok bisa sih? Karena gak ada aku ya?" tanya rey.
"Iya sayang karena gak ada kamu, coba aja kalau ada kamu disana, selama apapun pasti aku gak akan bosan, mana al juga kaku banget lagi." jawab ara, tanpa sadar ara menyebut nyebut nama al.
Yee kamu, kok kamu nyebut nyebut nama dia! Aku gak suka ya, jangan jangan kamu udah mulai tertarik lagi sama dia? Iya?!" tanya rey dengan perasaan cemburu buta.
"Enggak kok sayang, aku kan cuma sayang dan cinta sama kamu doang, kamu baperan nih belakangan ini, sensitif banget tau, tapi aku suka! Kamu cemburu cemburu gitu, jadi gemes aku, pacar siapa sih ini?" jawab ara, pinter banget ngambil hati rey, kalo soal merayu rayu emang ara paling juara deh.
"Hehe, bukan gitu, gimana gak baper coba, lelaki mana coba yang rela melihat pacarnya menikah dengan lelaki lain? Kamu karena tidak diposisi aku, ra. Sakit banget rasanya." kata rey dengan muka ditekuk dan sedih.
"Iya aku tau kok sayang, aku ngerti ini berat buat kamu. Tapi waktu 3 tahun itu gak bakalan lama kok, habis itu kita bisa bersama selamanya." kata ara sambil berusaha menyakinkan rey.
"Hmmp, iya ra, asal hati dan perasaan kamu tidak akan berubah, aku akan setia menunggu kok." kata rey dengan tersenyum datar.
"Jangan sedih sedih terus dong sayang, aku semakin berat ngelakuinnya." Lalu ara memeluk erat rey.
"Oh iya rey, aku kedepannya akan sibuk mengurus semua segala sesuatu untuk pernikahan, mungkin kita bakalan susah buat ketemu, tapi aku akan usaha untuk ketemu kamu ya." kata ara sambil tetap berada dipeluk rey.
Rey hanya menjawab "hmm, iya aku ngerti kok."
"Thanks ya pacar aku yang baik yang selalu mengerti aku, i love you sayang." kata ara.
rey hanya tersenyum, kemudian mempererat pelukannya lalu membelai rambut ara secara perlahan.
****
dddrrrtt.... drrrtttttt.....drrrrrtttttttttt........
ara yang sedang tertidur dengan lelapnya merasa sangat terganggu karena suara hp nya yang terus saja bergetar dan berdering. ara dengan berat mengangkat telepon. 'awas aja kalau sampai gak penting, udah ganggu waktu tidurku.'
"hmmp, iya ini siapa sih? ganggu waktu tidurku! gak tau apa ya aku ngantuk banget nih."
kata ara sambil tetap memejamkan matanya, "ini aku al, ra. maaf ya udah ganggu waktu tidur kamu, aku cuma mau mengingatkan besok kita mau pergi untuk foto pre wedding, gak langsung besok sih, cuma kita kan harus memilih tempat dan kamu juga mau memilih pakaian yang akan dikenakan.
ara seketika membelalakkan matanya, kaget dengan al yang langsung menghubungi dirinya hanya untuk urusan sepele begitu, biasanya al akan menyuruh sekertarisnya untuk melakukannya seperti yang sudah sudah.
"kamu gak ganggu kok, iya iya thanks ya al, aku gak akan lupa kok, kamu jadi repot repot begini langsung hubungi aku, aku jadi gak enak nih."
kata ara berusaha untuk setenang mungkin menjawab al.
"maaf ya selama ini aku sibuk, tapi sekarang sebisa mungkin aku langsung menghubungi kamu ya,ra."
kata al yang mecari alasan, padahal emang selama ini al sangat malas untuk langsung menghubungi ara, tapi karena sekarang mereka sudah bertunangan dan sebentar lagi akan segera menikah, al mulai membuka diri untuk tidak sedingin dan secuek seperti sebelumnya.
setelah sambungan terputus, ara baru teringat bahwa dirinya memiliki janji untuk ketemuan dengan rey kekasihnya.
ara terpaksa harus membatalkan janji dengan pacarnya, dengan muka yang cemberut dan ditekuk, ara mencari poselnya lalu dengan segera langsung menghubungi rey. ara tau pasti rey akan marah dan ngambek, tapi ara juga tidak punya pilihan lagi, ara hanya pasrah menerima sikap rey.
begitu panggilannya terhubung rey dengan senang menerima panggilan dari sang kekasihnya ini, yang selalu dirindukannya, padahal baru seminggu yang lalu mereka bertemu, tapi rey sudah merindukan ara.
"hai sayang, aku senang deh kamu nelepon aku! aku kangeeeennnnnn banget sama kamu. besok jadi kan kita ketemu?" ucap rey meluapkan semua perasaan yang dirasakannya.
"hai juga sayang! akuu jauh lebih kangennn lagi dengan kamu. itu dia kenapa aku telepon kamu, tapi kamu jangan marah ya? maaf banget sayang, aku gak bisa ketemu kamu besok. aku harus mulai mempersiapkan segala sesuatunya mulai besok, aku tau kamu pasti bakalan marah. aku juga gak ingat sayang, tadi al nelepon untuk mengingatkan aku. maafin aku ya, rey! aku tau kamu pasti kecewa banget deh."
ucap ara dengan muka sedih, ya kalau dibisa memilih ara lebih memilih jalan dengan pacarnya ketimbang foto pre wedding dengan al. pasti akan sangat membosankan.
raut wajah rey berubah menjadi kesel, emosi dan tidak bisa menerimanya, biasanya mereka selalu bisa ketemu dimana pun dan kapan pun mereka suka, sekarang rey dan ara harus membuat janji temu dulu kalau ingin bertemu. sangat banyak perbedaan yang dirasakan oleh rey, bisa dibilang rey tidak menyukai hal ini.
rey hanya terdiam. tapi itu malahan yang membuat ara takut, ara takut kalau rey sudah diam saja, itu artinya rey sedang marah besar. tapi berusaha untuk merendam amarahnya.
"sayang kamu jangan diam aja gitu deh. aku tau kamu pasti marah kan sama aku? lebih baik kamu marah marah aja gapapa kok, daripada kamu diamin aku begini. aku gak suka tau kalau kamu udah diam. reyyyy!!!! kamu dengar aku gak sih?"
ucap ara jadi salah tingkah. sebenarnya rey mendengar jelas semua perkataan ara, hanya saja rey tidak tau harus berkata apa. toh dia juga sudah berjanji dengan ara. akan mengerti semua situasi yang sangat menyulitkan ini.
"aku harus bilang apa lagi? aku gak tau ara! aku udah senang banget buat ketemuan sama kamu! dulu kita kalau ingin bertemu tinggal bertemu saja, kini kita harus membuat janji. tapi sekarang janji itu bisa dibatalkan dengan mudahnya. aku mengerti situasi kamu sedang sulit, tapi aku juga ingin bertemu kamu! bukannya aku egois ara. aku kangen kamu. terserah kamu gimana ngantur jandwal buat ketemu aku. intinya aku ingin bertemu kamu besok. ditempat biasa, aku akan tunggu kamu sampai kamu datang."
lalu rey segera mematikan teleponnya dengan kasar. tanpa menunggu jawaban yang keluar dari mulut ara lagi.
"halooooo..... rey !!!!!"
"rey............!"
"reyyyyyy.......!"
lalu ara melihat ponselnya bahwa rey telah mematikan panggilan telepon begitu saja. benar dugaan ara rey akan marah besar. ara seakan kesal sama dirinya sendiri. bisa bisanya dia lebih memilih untuk pergi dengan al ketimbang rey kekasihnya. 'aku juga gak tau besok selesainya sampai jam berapa? lalu rey akan berapa lama menunggu kedatangan aku. bisa gila aku mikirin ini semua! agrhhhhhhh!!!!!!!!' batin ara. lalu berguling guling ditempat tidurnya.
******
tanpa terasa hari sudah pagi, ara sama sekali tidak bisa tidur memikirkan rey. dengan keadaan yang sudah acak acakan ara dengan malas bangkit dari tempat tidurnya. hari ini dia harus menghadapi semuanya. ara membuka lemari pakaiannya lalu memilih pakaian yang akan digunakannya untuk pergi, ara memilih pakaian dengan asal asalan. mood ara hari ini benar benar parah. ini efek dari kemarahan rey.
setelah selesai memilih pakaian, ara segera menuju kamar mandi. setelah beberapa lama dikamar mandi, ara berdandan dengan ala kadarnya saja. sangat lama ara menatap dirinya sendiri didepan cermin. tanpa sadar ada yang mengentuk pintu kamarnya.
TOK TOK TOK!!!!
Non den al sudah datang. dia sedang menunggu non dibawah. non disuruh bapak segera turun.
seketika ara sadar dari lamunannya, lalu berusaha untuk tersenyum. 'ini takdir yang harus aku jalani. semangat ara.' batin ara lalu menghembuskan nafas berat kemudian tersenyum datar.
ara berjalan menghampiri al yang sedang asik dengan ponselnya. al sangat kaget melihat ara sudah ada dihadapannya. "ayok kita jalan sekarang. aku udah siap nih." kata ara sambil menatap al.
"oke! om, tante, saya dan ara pergi dulu ya." pamit al kepada papa dan mama ara.
"pa, ma, ara pergi ya sama al." lalu ara menatap papa dan mamanya secara bergantian.
selama diperjalanan ara hanya terdiam, itu yang membuat al jadi salah tingkah sendiri, al berusaha untuk membuka obrolan. "kamu kenapa ra? muka kamu kusut banget loh! kalau kamu lagi gak mood mendingan kita urungkan aja deh perginya. gimana? tunggu kamu kembali happy dulu aja deh baru kita pergi." kata yang sesekali menatap ara. kali ini al tidak menggunakan supirnya seperti biasa. al menyetir mobil sendiri.
"iya aku lagi PMS nih al. bisa ditunda sampai besok aja gak perginya? mood aku lagi naik turun nih." kata ara dengan secepatnya. seketika rau wajah ara berubah menjadi happy banget, tapi dia berusaha untuk menutupinya didepan al. supaya al tidak tega kepadanya. lalu menuruti keinginannya.
"oke deh. daripada kita pergi kamunya cemburut terus gitu kan. aku jadinya gak enak hati." kata al yang tidak mempermasalahkan keinginan dari ara.
"beneran nih gapapa al? aku jadi gak enak nih sama kamu." kata ara tentu saja hanya akting. dalam hati ara sudah sangat gembira karena tidak jadi pergi dengan al. yang ada dipikiran ara sekarang adalah untuk langsung nyamperin rey yang pastinya sudah menunggu kedatangannya.
"iya beneran gapapa, santai aja, ra! ini kan pernikahan kita. jadinya kita harus sama sama happy dong. kalau gak ntar jadi tidak seperti harapan kita." kata al yang melirik sebentar kearah ara.
"oke deh. kamu baik banget al. oh iya, aku masih ada keperluan nih. kamu bisa turunin aku disana gak?" kata ara sambil menunjuk kearah depan tepat didepan Family Cafe.
Tanpa bertanya lagi al dengan segera memarkirkan mobilnya tepat didepan cafe itu. "perlu aku tungguin gak?" tanya al.
ara lalu menatap al lalu tersenyum. "gak usah al. ntar kamu kelamaan lagi? kayaknya aku bakalan lama deh ketemu teman temanku. ntar aku pulang bareng mereka aja ya. thanks ya al! sampai ketemu besok." lalu ara langsung turun dan berjalan cepat tanpa menoleh kebelakang lagi.
al segera menginjak gas mobilnya. dan sekarang al telah menghilang dengan cepatnya.
ara lalu berlari sambil melihat al sudah tidak kelihatan lagi. lalu ara memanggil taksi dan bergegas untuk bertemu dengan rey kekasihnya.
ara terus menelepon rey tapi rey sama sekali tidak menjawab panggilan dari ara. kelihatan banget kalau rey sudah marah besar.
begitu sampai ara langsung berlari, ara berteriak terik memanggil nama rey disetiap ruangan. mereka sekarang bertemu di villa keluarga ara yang terletak tidak jauh dari kota hanya sekitar setengah jam menuju ke vila ini.
"rey kamuu dimana sayang? aku udah datang ini. kamu jangan ngambek lagi ya." ucap ara sambil berteriak teriak.
"jawab aku rey! kamu dimana sayang?" teriak ratu.
lalu rey dari belakang ara memeluk ara dengan erat. "aku kangen banget sama kamu, ra." ucap rey tepat dibawah telinga ara, ara merasakan hembusan nafas rey yang begitu hangat tepat ditelinganya, seketika ara mulai merasa terangsang dengan tingkah rey. pipi ara mulai memerah.
"kamu darimana saja rey? aku kecarian kamu daritadi tau! aku takut kamu marah. aku takut rey. kamu jangan kayak gitu lagi ya? kamu tau gak gara gara kamu begitu aku........" belum selesai ara berbicara rey menutup mulut ara. "iya sayang. salah sendiri kamu lebih mementingkan al daripada aku. aku cemburu lah! jadinya aku ngerjain kamu dengan pura pura marah. eh ternyata berhasil. kamu lebih memilih ketemu aku daripada harus ngurusin semua hal keperluan pernikahan kamu. i love you sayang." ucap rey dengan mempererat pelukannya ke ara.
ara tersenyum bahagia mendengar penjelasan rey. ara tau betul dengan sikap rey yang terlalu cemburu kepada al.
"kamu itu jauh lebih penting daripada hal apapun sayang. love you too!" ucp ara sambil melepaskan pelukan rey, karena ara ingin segera melihat kekasihnya ini dari depan.
rey tersenyum kepada ara. mereka berdua saling menatap satu sama lain. yang membuat suasana semakin hening, tatapan yang penuh dengan kerinduan yang mendalam. lalu rey berinisiatif untuk mencium ara dengan perlahan. ara sangat merindukan ciuman dari rey. ciumanan yang penuh dengan kehangatan. bibir rey yang hangat, rey mulai melumat, menggigit bahkan mengemut bibir bawah ara. ara sangat menikmati ciuman dari rey. kemudian ara membalas ciuman rey dengan cara yang sama. mereka ciuman berlangsung cukup lama, lama kelamaan ciuman itu berubah menjadi ciuman dengan gairah yang luar biasa. dengan nafsu yang tinggi. rey berubah mencium ara menjadi sangat buas. ara sempat kewalahan menghadapi rey. tetapi menikmati setiap momentnya.
Ara melingkarkan kedua tangannya dileher rey, sesekali ara meremas rambut rey. Ara berusaha untuk mengambil
nafas. Ara sedikit mendorong rey supaya ciuman mereka terhenti sejenak, tapi rey tidak ingin berlama lama melepaskan bibir ara.
“eugh….eugh….”
Rey semakin menguasai ara dengat mengunci tubuh ara didalam pelukannya.
Kemudian rey menatap ara dalam dalam “aku cinta kamu, ra.”
Ara menatap rey dengan cara yang sama. “aku juga cinta sama kamu rey.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments
Novi Andriani
ya aku gk suka cwek nya...
2021-07-31
0
Dian Amelia
ihhhh....ara murahan bangetvya
2021-06-26
0
Rina Hoerunisa
kapan si ara ketauan belangnya thor kan kasihan al nya
2021-04-20
0