Sesampainya rey di apartemen vio, dengan muka malas, tidak bersemangat dan lemes rey duduk diruang tamu vio. rey membaringkan tubuhnya tanpa sadar rey tertidur karena menunggu vio terlalu lama.
vio baru keluar sekitar setengah jam kemudian, vio melihat rey yang tertidur segera mendekat untuk menjaili dan menggoda rey.
vio duduk dipinggiran kursi sambil menatap mesra kekasihnya ini, vio semakin mendekat dan mendekat, seketika rey tersadar. "kamu mau ngapain dengan jarak sedekat ini?" tanya rey dengan dingin.
"aku mau cium kamu." kata vio blak blakan.
spontan rey langsung bangun dari tidurnya, rey sudah membenarkan posisinya untuk segera duduk.
vio yang melihat reaksi rey yang seperti itu hanya tersenyum jail. "aku cuma bercanda kok sayang." kata vio sambil melingkarkan kedua tangannya dileher rey dengan manja.
"lepasin tangan kamu." kata rey dengan ketus.
"kalo aku tidak mau? masa aku gak boleh manja dengan pacarku sendiri." kata vio dengan muka memelas.
rey langsung melepaskan tangan vio dengan paksa. "kamu ingat ya, aku itu jadian sama kamu karena terpaksa, karena kamu ancam aku! jadi kamu gak usah gunakan trik trik murahan seperti ini. lagian aku tidak cinta sama kamu. ngerti?!" kata rey dengan ketus dan tegas.
vio yang kesal dengan perkataan rey barusan, tapi berusaha untuk menenangkan pikirannya. lalu mendekat dan berbisik ditelinga rey. "iya aku tau, tapi semakin kamu nolak aku begini aku akan semakin tertarik dan cinta sama kamu rey. kamu ingat ya rey kamu itu udah ngerusak aku. kamu gak mau kan kalo sampai ara mengetahui hal ini?"
rey hanya menatap tajam kepada vio.
'dasar wanita sialan! berani banget ngancam ngancam aku dengan cara murahan seperti itu.' umpat rey dalam hati.
dengan sikap diam rey seperti itu sudah membuat vio sangat senang dan puas, berarti ancamannya lagi lagi berhasil. 'rey, rey, kamu kira aku wanita bodoh! aku tidak akan pernah ngelepas kamu.' batin vio dengan penuh kemenangan.
"jadi sayang kamu jangan berani beraninya menolak aku ya? kalo tidak kamu akan tau sendiri apa yang bakalan bisa aku lakukan. lagian apa kurangnya aku dibanding pacar kamu si ara itu! cantikan juga aku." kata vio sambil kembali melingkarkan kedua tangannya dileher rey lagi.
rey hanya pasrah dan tidak ada melakukan penolakan lagi. tapi rey tidak membalas apapun perbuatan vio. rey hanya berusaha untuk sabar dan menunggu saat yang tepat untuk mengancam vio balik, rey sekarang sedang berusaha menyelidiki vio.
karena menurut rey tidak mungkin kan dia memiliki kesempurnaan yang luar biasa tanpa ada kurangnya sama sekali? itu adalah hal yang paling mustahil.
lama lama vio kesal dan marah dengan sikap dingin rey, yang tidak ingin melakukan balasan atas apa yang telah dilakukannya.
"kamu kok dingin begitu sih rey? aku gak suka ya kamu begini, dengar ya rey kamu itu pacar aku. seharusnya kamu itu ngerespon semua hal yang aku lakukan dengan senang hati. banyak loh pria diluaran sana yang ingin berada diposisi kamu sekarang ini? dan kamu sudah mempunyai kesempatan baik itu, eh malah kamu anggurin dan sia siakan seperti ini?" kata vio dengan ketus.
"maaf ya vio, kamu itu memang pacar aku. tapi aku tidak cinta sama kamu. dan lagi aku tidak suka bila wanita itu yang mulai menggoda ku terlebih dahulu." kata rey dengan penuh penekanan lalu mematap vio dari atas sampai bawah.
"kamu itu cantik, tapi maaf kamu bukan tipe wanita idamanku. jadi jangan pernah paksa aku untuk bersikap seperti keinginanmu, itu tidak akan prnah terjadi." kata rey lagi dengan tatapan mengejek.
"aku tidak akan memaksa mu rey. tapi ingat satu hal. jangan salahkan aku bila aku berbuat hal yang nekat karena kamu terus menolak ku!" kata vio dengan tegas.
"terserah kamu vio. aku paling tidak suka bila terus terusan diancam seperti ini. aku pergi." kata rey lalu berjalan pergi menjauh dari sana.
"REY....!" Teriak vio lalu mengejar rey dan memeluk rey dari belakang.
"kamu yakin akan pergi? kali ini aku tidak akan memaksa mu rey." kata vio sambil tetap memeluk erat rey dari belakang.
rey melepaskan pelukan vio dengan sangat kasar. "maaf vio aku harus pergi sekarang, bila kamu membutuhkanku aku akan datang. tapi sekarang sepertinya sudah cukup. aku ingin pulang." kata rey lalu membuka pintu. betapa kagetnya rey ketika melihat sosok yang berada didepan pintu apartemen vio.
vio hanya tersenyum sambil melipat kedua tangannya. rey kemudian menatap vio dan menatap sosok yang berada didepan pintu secara bergantian.
'rey, rey, aku kan sudah bilang untuk tidak menguji kemampuan ku. tapi kamu terus terusan melakukan hal itu, jadi jangan salahkan aku bila aku berbuat nekat seperti ini, ini hanya sebuah kejutan kecil yang aku berikan untuk kamu. tapi melihat ekspresi kamu yang cukup syok itu membuat aku senang. berarti aku sudah sangat sukses dengan rencanaku dan kejutanku. gimana kamu suka?' batin vio.
"ARA...!" Kata rey dengan tidak percaya.
"kamu kok bisa berada disini rey?" kata ara yang sama kagetnya dengan rey.
"loh kalian saling kenal? kebetulan sekali kalo begitu, ara silahkan masuk." kata vio sambil menyambut ara untuk masuk kedalam apartemennya.
'ada keperluan apa ara kesini ya? ini semua pasti ulah vio! dia pasti sengaja melakukan ini semua karena aku terus menerus menolaknya. dasar wanita sialan. ternyata dia jauh lebih licik dari yang aku kira. aku harus gimana nih menjawab pertanyaan ara? pasti ara mulai curiga. ini gak boleh sampai terjadi! aku harus memberikan alasan yang masuk akal.' umpat rey dalam hati.
ara pun masuk tetapi sambil terus menatap tajam rey. 'ini yang kamu bilang urusan kamu rey?' batin ara sangat kesal.
"rey kamu kok berdiri saja disana, disini dong gabung sama kita. apalagi kalian saling kenal, rey tidak pernah bercerita loh kalo kalian itu saling kenal. sebentar ya ara aku mau ambilkan kalian minuman dulu." kata vio lalu berjalan meninggalkan mereka berdua dengan langkah yang sangat cepat.
rey berjalan mendekati ara. "ra kamu kok bisa kesini sayang?" tanya rey setengah berbisik.
"itu bukan urusan kamu." jawab ara dengan ketus.
"itu urusan aku dong sayang, kamu kok gak ada bilang bilang ke aku? biasanya kemana saja kamu pergi kamu akan memberitahukan aku." kata rey masih terus berbisik ke ara.
"yang harusnya nanya gitu itu aku, rey? kamu bilang kamu tidak mempunyai hubungan apa apa dengan vio? lalu ngapain kamu berada di apartemen vio?" kata ara dengan ketus.
kemudian rey berusaha untuk menggenggam jemari kecil milik ara. "aku bisa jelasin sayang, setelah kita pulang dari sini. kamu jangan salah paham begini ya?"
"lepasin aku rey! kamu kenapa harus berbohong sama aku? tadi kamu bilang kamu sibuk, ternyata ini kesibukan yang kamu maksud ya?" kemudian ara langsung menepis tangan rey dengan kasar.
"ra dengerin aku dulu sayang, aku bisa jelasin. aku gak ada hubungan apa apa dengan vio. percaya sama aku ya sayang?" kata rey dengan tatapan sedih.
"aku percaya sama kamu rey. tapi aku gak nyangka kalo kamu tega untuk bohongi aku seperti ini. sakit rey sakit." kata ara dengan ketus.
"maaf ya lama ara, rey." kata vio sambil memberikan minuman dan makanan ringan.
ara hanya tersenyum datar melihat vio, "iya gapapa kok vio, tapi sepertinya aku harus segera pergi dari sini karena tiba tiba saja aku mendapatkan telepon yang sangat mendesak. mungkin lain waktu kita bisa kembali untuk mengatur pertemuan kita lagi. maaf ya vio." kata ara lalu bergegas pergi begitu saja.
vio hanya menatap punggung ara dengan tersenyum licik yang sudah mulai menjauh dari dirinya dan juga rey.
rey sudah menatap vio dengan tatapan yang sangat tajam, rey saat ini sudah benar benar sangat marah. terlihat jelas dengan muka rey sudah sangat memerah dengan mata melotot. "apa maksud kamu melakukan ini?"kata rey dengan nada mulai meninggi.
"aku cuma ingin memberikan kejutan kecil untuk kamu sayang. sepertinya kamu suka." kata vio sambil membelai pipi rey berjalan ke leher hingga dada rey.
"cukup vi! kali ini kamu sudah benar benar keterlaluan. kalo sampai ara tidak bisa memaafkan aku, aku tidak ingin bertemu lagi dengan kamu! ngerti!!" kata rey dengan membentak vio.
"kamu berani membentak aku rey demi dia? aku cuma ingin memberikan sebuah peringan kecil untuk kamu, agar kamu tidak bisa bermain main dengan ku. jadi jangan pernah cuekin aku lagi. kamu ngerti rey! kalo tidak aku tidak akan segan segan membuka semuanya didepan ara." kata vio dengan nada ancaman.
"sorry vio, aku tidak bermaksud untuk membentak kamu seperti itu.aku janji vi, tapi tolong bantu aku untuk membuat ara kembali mempercayai aku lagi ya? aku janji tidak akan pernah cuekin kamu lagi." kata rey dengan memohon kepada vio.
'seperti harapan ku! bagus akhirnya rey bisa aku taklukkan dengan mudah.' batin vio.
"oke aku akan membantu mu untuk berbaikan lagi dengan ara, aku akan bilang kalo kita tidak memiliki hubungan apa apa. tapi ingat janji mu rey." kata vio dengan cukup tegas.
"iya vi aku janji. aku tidak akan berani lagi untuk cuekin kamu. aku pergi dulu untuk menyusul ara ya! sepertinya dia belum jauh." kata rey lalu segera bergegas pergi untuk mencari ara.
dugaan rey emang benar sekali, ara saat ini sedang berada di parkiran, tepatnya didalam mobil sambil mengingat apa yang telah dilihatnya tadi didalam apartemen vio.
tidak sulit untuk rey menemukan mobil ara, ara masih terlihat sangat sedih, kecewa, kesal dan marah didalam sana. air mata ara terus keluar membasahi pipinya. rey yang melihat ara dari kejauhan berusaha untuk mendekat.
"TOK TOK TOK!"
"Sayang buka pintunya, aku bisa jelasin ini semua sama kamu. kamu salah paham sayang. aku tidak bermaksud untuk membohongi kamu. please dengerin penjelasan aku dulu." kata rey dengan tatapan sedih.
"gak rey kamu jahat sama aku, kamu udah nyakitin aku banget. selama ini aku udah percaya banget sama kamu? tapi kamu tega begini sama aku rey!" kata ara sambil teriak dan menutup kedua telinganya menggunakan tangannya.
"aku bisa jelasin sayang. please, dengerin aku ya?" kata rey dengan suara yang sudah mulai melemah.
"minggir kamu rey! aku mau pergi." kemudian ara segera menghidupkan mesin mobilnya lalu menginjak gas mobilnya. tapi rey sekarang sudah berada tepat didepan mobil ara.
"silahkan kamu pergi ra! tapi setelah kamu menabrak aku. aku bahkan rela mati untuk kamu ra, tolong dengerin aku." kata rey dengan merentangkan kedua tangannya.
"oke kalo itu mau kamu" kemudian ara menginjak gas mobilnya menuju kedepan jaraknya sudah semakin dekat dengan rey, rey sudah pasrah dengan menutup kedua matanya.
tapi tiba tiba ara terhenti, ara sudah tidak bertenaga lagi untuk menginjak gas mobilnya. mobilnya berhenti tepat didepan rey.
didalam hati ara mana tega ara melakukan semua ini. gimana pun rey adalah cinta dan hidupnya, mana mungkin ara mencelakai rey. ara hanya menutup mukanya dengan menggunakan kedua tangannya. isak tangis ara tumpah.
rey perlahan membuka matanya, lalu segera menghampiri ara.
"sayang kamu percaya aku kan? aku mana mungkin mengkhianati kamu. aku tuh sayang dan cinta banget sama kamu. kalo kamu masih tidak percaya, kamu bisa bertanya langsung kepada vio. ayok!" kata rey yang sudah berhasil masuk kedalam mobil ara. rey berusaha untuk membujuk wanita yang sangat dicintainya ini.
akan tetapi isak tangis ara semakin menjadi jadi. rey menenangkan ara dalam pelukannya sambil membelai lembut punggung ara. "udah dong sayang jangan nangis lagi. aku sedih tau melihat kamu seperti ini." kata rey dengan perasaan bersalah.
"kamu jahat rey. aku benci sama kamu!" kata ara sambil memukul mukul dada rey dengan sesekali terisak didalam bekapan rey. rey hanya pasrah menerima itu semua. didalam hati rey sangat senang bisa kembali berbaikan dengan ara. kalo tidak apa yang akan dilakukannya bila ara sudah tidak ingin bertemu dengannya lagi? semua usaha dan pengorbanannya akan menjadi sia sia.
"iya sayang, maafin aku ya. aku sayang banget sama kamu ra! kamu itu segalanya untuk aku ra! kalo kamu memilih untuk pergi meninggalkan aku, mendingan aku mati saja." kata rey masih memeluk ara dengan eratnya.
ara mendorong rey untuk menatap kekasihnya ini, "kamu pikir kalo kamu tidak ada aku bisa bertahan hidup rey? itu tidak akan mungkin." kata ara dengan air mata yang terus mengalir.
rey tersenyum menatap ara lalu meghapus air mata ara dengan menggunakan kedua tangannya. "udah ah berhenti nangisnya, ntar mata kamu bengkak lagi, ntar cantiknya ilang loh." goda rey.
"apaan sih rey. ini semua kan karena kamu!" kata ara sambil memukul mukul rey.
"iya sayang gara gara aku!" kata rey lalu kembali menarik dan memeluk ara dengan erat. ara hanya pasrah dalam pelukan rey.
dari kejauhan ada yang terus mengawasi mereka berdua. dengan tatapan yang tidak senang sedang memperhatikan setiap gerak gerik ara dan rey. tatapan sinis dengan senyum licik dengan sejuta kebencian.
*****
Hayo siapa sosok yang sedang mengawasi mereka? temukan jawabannya di episode selanjutnya.
Jangan lupa like, comment and favirote ya kalo mau segera ke episode selanjutnya.
**Hayo perbanyak like kalian...! supaya author jadi tambah semangat up nya. **
Mau di up tiap hari gak? jangan lupa selalu memberikan tanda jejak kalian disetiap episodenya.
**Terimakasih **^.<
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments
✮тιαɳα☘︎
pling jg vio
2022-04-13
0
Andinie Putrie
cerita nya menyebal kan thoorr
haredangggghhhh
2021-08-11
0
ma ralzad
ye elah ara sama2 pembohong aja ko' belagak polos yg merasa dialah yg menjadi korban 😅
2020-12-29
0