"Apakah ada hasilnya sesudah kamu pergi ke sekolahan anak Rianty?", tanya Gerald tidak sabar, saat melihat sekretaris Kim melangkah masuk ke ruangannya.
Sekretaris Kim menggeleng lesu, dan duduk di kursi depan Gerald.
"Tidak...pusing aku hadapi anak-anak itu.
Apalagi keponakan tuan, si Angel. Sepertinya si Angel lumayan akrab dengan Aldi anaknya Rianty itu".
"Sepertinya ayah Aldi ini tidak tinggal bersama Rianty, tapi belum jelas kerja di kota lain atau sudah bercerai. Angel ngotot kalau Aldi sudah tidak punya papa, tapi Aldi bilang dia masih punya papa", sambung sekretaris Kim lagi
"Hanya itu informasi yang kamu dapatkan?", tanya Gerald tak percaya, karena sekretaris nya ini biasa paling handal dalam mengerjakan apapun.
"Agak sulit mendapat keterangan dari anak itu! tidak semudah yang aku bayangkan", ujar sekretaris Kim.
Sekretaris Kim teringat lagi waktu tadi saat dia bertanya lagi pada Aldi.
"Lho jadi siapa yang benar, kamu atau Angel?"
Aldi sempat memandang sekretaris Kim dengan curiga, menurutnya koq ada satu cowok lagi yang tertarik kepada maminya, jadi Al tidak suka, apalagi sekretaris Kim penuh senyum, yang menurut Al semakin banyak senyum gitu, biasanya orangnya berbahaya.
"Coba Om tebak sendiri saja siapa yang sudah bohong!" jawab Al akhirnya.
********
"Sepertinya anak nona Rianty mencurigai ku, menurut tuan Gerald apakah muka ku mencurigakan seperti orang jahat?", tanya balik sekretaris Kim penasaran karena teringat dengan Al yang memandangnya penuh curiga. Sesudah itu menjauh dan tak mau ikut berbicara lagi sama sekali.
"Hahaha kamu kalah sama anak kecil!", bukannya menjawab, Gerald malah mentertawakan sekretarisnya itu.
"Tuan jarang tertawa, begitu tertawa malah ketawain aku, sial!", sungut sekretaris Kim dalam hati.
"Sekarang aku harus bagaimana menanyakannya tuan? Begitu aku baru dekati, dia langsung berkata polisi memperingati supaya anak-anak seperti mereka lebih berhati-hati pada orang asing, sekarang banyak kasus penculikan anak", cerita sekretaris Kim mengeluarkan kekesalan hatinya.
"Apakah mukaku seperti penculik?"
Gerald kali ini menahan tertawanya, tapi tentu sekretaris Kim yang sudah memahami sifat Tuannya itu tahu, dengan melihat mata Tuannya saja, dia sudah tahu Tuannya sedang menahan tawa.
"Gak mungkin, muka tampan sepertimu mirip penculik", sahut Gerald akhirnya sekedar menghibur sekretaris Kim.
"Dan keponakan tuan lebih mengesalkan lagi! Dia malah menyumpahi aku, katanya, syukurin, makanya jangan jahat-jahat sama Angel, om Kim kena balasannya kan? sekarang kalau om Kim tanya Angel, Angel juga gak mau kasih tahu om lagi.
Setelah itu kedua anak itu tos di depanku lagi, sepertinya memanasiku. Padahal tadinya lagi musuhan.
Kalau aku tidak ingat Angel itu keponakan Tuan, sudah kutinggal dia di sekolahan, biar pulang jalan kaki!", cerita sekretaris mengeluarkan kekesalan hatinya
Mendengar cerita sekretaris Kim, kali ini Gerald sudah tidak bisa tahan lagi, akhirnya Gerald malah tertawa terbahak-bahak.
"Sudah ambil saja hikmahnya, anggap saja hiburan", sahut Gerald akhirnya, masih tersenyum.
"Enak kamu Tuan, bisa terhibur dan tertawa, tuan tidak tahu darahku sudah naik sampai ubun-ubun, lama-lama aku bisa struk karena emosi kalau hadapi kedua anak itu!", sungut sekretaris Kim dalam hati.
"Saya mau periksa tugas saya dulu Tuan", ujar sekretaris Kim, dia memutuskan untuk menghindari Gerald yang sepertinya menertawakannya.
"Heran! Tuan jarang tertawa, begitu tertawa malah bikin yang lihat jadi kesal!", sungut sekretaris Kim dalam hati dan beranjak keluar dari ruangan Gerald.
Sedangkan Gerald hanya memandang kepergian sekretaris Kim, pelan-pelan senyumnya hilang, tiba-tiba dia tersadar dan berpikir,
"Heran ibu dan anak bisa sama sifatnya, bisa membuat orang geram dan hilang kesabarannya."
*******"
"Tadi siapa pria ganteng yang menjemput Angel?", tanya Rianty pada Aldi.
"Ih, mami genit. Kog sekarang bisa perhatiin cowok ganteng sih", ujar Aldi marah.
"Lho kan mata diciptakan buat lihat yang indah-indah", ujar Rianty menggoda anaknya.
"Al gak tahu juga, Angel panggilnya om Kim. Gak tahu kenapa Angel bisa punya om banyak gitu, sedangkan Al satupun gak punya. Awas ya! mami jangan macam-macam, nanti kalau papa pulang Al laporin kalau mami genit", ancam Aldi.
Rianty yang tadi bermaksud menggoda Aldi langsung terdiam, bukan karena takut dengan ancaman Aldi, tapi dia jadi teringat dengan kedatangan Gerald yang ke tokonya.
Tiba-tiba dia resah, dia takut kalau sampai Gerald bertemu dengan Aldi, Sepertinya wajah mereka berdua ada kemiripan. Rianty takut kalau sampai-sampai ada yang menyadarinya.
"Ah, semoga setelah ini sudah gak datang lagi. Buat apa juga orang sekaya dia datang ke toko kecilku ini?", pikir Rianty dalam hati, menghibur dirinya sendiri.
"Ih.. mami malah ngelamun. Ngelamunin
om Kim ya?", tanya Aldi curiga.
"Enggak lah cowok di hati mami kan cuman Al seorang, gak ada yang lain", ujar Rianty tersenyum berusaha merayu anaknya.
Melihat rasa cemburu anaknya yang besar itu. Rianty jadi berpikir,
"Apakah ayahnya juga gitu gak ya?rasa cemburunya juga besar?
"Ah kenapa aku jadi berpikiran yang tidak-tidak?", Rianty segera mengibaskan pikirannya jauh-jauh.
"Iya hati mami cuman boleh ada Al dan papa Al saja, tidak boleh ada yang lain", sahut Aldi menegaskan sekali lagi.
Rianty hanya bisa menghela nafas mendengarnya.
********
"Aku sudah curiga dengan Dodi! Dia sudah kusuruh selidiki, tapi tidak menghasilkan apa-apa! Sejak kapan dia menghianatiku? Apakah uang yang kuberikan padanya masih kurang?", ujar Monica pada Patrick simpanannya yang sangat penurut itu, dengan marah-marah di hanphone saat dia mendapat panggilan di telpon dari Patrick.
"Untung aku meminta bantuanmu Patrick", sambung Monica lagi.
Patrick baru saja mengirimkan foto Gerald keluar dari toko "Al-Rie Bakery".
Monica sudah pernah menyuruh Dodi untuk mengeceknya, tapi Dodi selalu melaporkan kalau tidak ada apa-apa.
Monica menjadi curiga dengan Dodi yang setiap menjawabnya selalu terbata-bata.
Akhirnya Monica meminta bantuan pada Patrick untuk membantunya melihat pergerakan Gerald.
********
Sesudah selama setengah tahun menjadi istri Gerald, Gerald tidak pernah sekalipun tergoda dengan Monica, padahal Monica sudah melakukan berbagai upaya agar Gerald tertarik kepadanya.
Bukannya tertarik, Gerald malah semakin dingin dan menjauhi Monica. Akhirnya kesabaran Monica habis, jangankan menyentuhnya, meliriknya sajapun tidak pernah.
Akhirnya Monica berhubungan kembali dengan Patrick, dia membutuhkan seorang laki-laki yang menghangatkan ranjangnya. Dia sudah tidak perduli kalaupun mau tertangkap basah Gerald, karena ini semua kesalahan Gerald yang tidak memberikannya nafkah batin, menurut Monica.
Dia juga mengerti keadaan ayah Gerald yang struk, jadi dia memanfaatkan keadaan itu. Apalagi dengan status istri Gerald, dia bisa mendapatkan materi yang banyak.
Bahkan terakhir kali dia meminjam uang dalam jumlah yang besar dengan prosedur yang mudah, di Bank milik Gerald yang dia berikan untuk Patrick bermain saham.
Jadi Monica cukup mengkhawatirkan statusnya, kalau sampai Gerald bertemu kembali dengan Rianty.
"Awas kamu Dodi! berani-beraninya menyembunyikan sesuatu dariku!", ujar Monica dengan geram.
Bersambung........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝓓𝓸𝓭𝓲 𝓭𝓵𝓶 𝓫𝓪𝓱𝓪𝔂𝓪 𝓷𝓲𝓱😱😱😱😱😱
2023-01-28
0
Ida Lailamajenun
padahal dia sendiri yg mulai permainan licik ini skrg malah kebakaran bulu.konslet kali otaknya Monica nih.bakal kalah tar liat aja bgs nya Patrick bawa kabur uang nya biar miskin sekalian
2022-09-21
0
perjuangan ✅
di cerita ini,tidak memprioritaskan anak, krn dari anak seseorang itu akan kuat ingatan akan masa lalu,, ini kaku betul sama anak,, gk jelas juga ceritanya...
2022-06-16
0