Kantor pusat Anggara Group
Tampak seorang pria berusia sekitar 50 tahun melap dahinya yang berkeringat dengan saputangan, padahal suhu ruangan saat itu cukup dingin.
"'Mengapa pak Benny berani mengeluarkan dana sebesar itu ke Rainbow design tanpa pemberitahuan dulu? tanya sekretaris Kim, pada pria yang duduk berhadapan dengan tuannya, Gerald.
"Karena Bu Monica bilang tidak usah menunggu persetujuan bapak Gerald, dia sudah menyampaikan sendiri pada pak Gerald dan dia yang akan menpertanggung jawabkannya", jawab pak Benny agak tergagap,
karena hatinya mulai resah, dia merasa sepertinya dia sudah berbuat kesalahan dalam mengambil keputusan.
Pak Benny bertambah resah melihat wajah dingin Gerald, yang dari tadi tidak mengucapkan sepatah katapun, selalu Pak Kim sekretarisnya yang bertanya padanya.
"Walaupun Bu Monica adalah istri pak Gerald, semua prosesnya tetap harus mengikuti peraturan seperti biasa, tidak ada pengecualian!" ujar sekretaris Kim lagi.
"Harusnya sebagai seorang yang profesional dan sudah berpengalaman lama bekerja di sini, anda harus mengerti hal tersebut!" sambung sekretaris Kim lagi menyalahkan.
Sedangkan Gerald menatap tajam ke pak Benny dengan dahi berkerut tanpa berkata sepatah katapun, yang mana membuat pak Benny semakin salah tingkah.
"Iya, maaf saya sudah melakukan kesalahan besar kali ini, lain kali saya akan lebih memperhatikan dan berhati-hati lagi", sahut pak Benny yang hanya bisa mengakui kesalahannya.
"Bagaimana anda akan menpertanggung jawabkannya?", tanya sekretaris Kim lagi
Kali ini Pak Benny terdiam, dia sudah tidak bisa menjawab lagi. Dia bingung bagaimana harus menyelesaikan masalah tersebut, karena dananya sudah terlanjur ditransfer ke Rainbow design, atas nama Monica, istri Presdir mereka.
Untungnya sesudah itu dia melihat Gerald memberi tanda kepada sekretarisnya untuk menyudahi masalah itu.
"Ya sudah pak Benny, nanti bawakan surat yang sudah ditanda tangani Bu Monica beserta berkas-berkas lainnya yang berhubungan, lain kali lebih berhati-hati kalau memberikan keputusan dan tetap pada peraturan perusahaan tanpa ada pengecualian terhadap siapa juga!", tegur sekretaris Kim, yang dari tadi tidak kelihatan senyumnya, padahal biasanya sangat murah senyum.
"Baik pak, saya akan segera mengumpulkan surat dan berkasnya untuk diserahkan ", sahut pak Benny cepat, dan segera beranjak keluar dari ruangan yang membuatnya tegang.
"Tuan apakah anda akan membiarkan masalah ini begitu saja?", tanya sekretaris Kim.
"Aku rasa Monica memang sengaja melakukan itu untuk membuatku marah, nanti aku pikirkan lagi bagaimana aku harus menangani wanita licik itu.
Pak Benny juga sudah lama bekerja di tempat kita dan orang yang bertanggung jawab, mungkin saja dia diancam Monica, jadi dia berada di posisi yang sulit . Untuk kali ini biarkan saja!", sahut Gerald tanpa ekspresi.
"Baiklah saya akan periksa surat-surat itu", ujar sekretaris Kim yang juga beranjak keluar dari ruangan Gerald untuk mulai melakukan tugasnya
Sesudah tinggal sendirian dalam ruangannya, Gerald menghela
nafas panjang dan termenung.
Setiap Monica melakukan sesuatu, pikiran Gerald langsung teringat pada kejadian 7 tahun yang lalu, di malam pernikahan mereka.
Gerald sungguh tidak mengerti mengapa malam itu dia bisa begitu bernaf** terhadap seorang wanita.
Biasanya dia selalu bisa mengontrol dengan baik semua tingkah lakunya, baru pada malam itu dia bisa kehilangan kontrol hanya karena seorang wanita.
Keesokan harinya sesudah dia terbangun, tubuhnya masih dalam keadaan polos dan tertutup selimut, ketika melihat ke samping tampak Monica yang masih tertidur lelap.
Sesudah tidur pulas semalam, akhirnya otaknya sudah bisa diajak berpikir jernih kembali, setelah semalam entah mengapa otaknya hanya dipenuhi naf**, yang sama sekali dia tidak tahu apa yang menjadi penyebabnya.
Tapi dia yakin ada yang sudah merencanakan membuat dia menjadi seperti itu, walaupun dia tidak terpikirkan apa alasan orang yang melakukan rencana itu
Ketika melirik Monica yang tidur di sampingnya, tiba-tiba dia teringat sesuatu yang ganjil, dia masih ingat dengan jelas saat acara resepsi, Monica memakai baju pengantin yang terbuka bahunya, dan seingat dia bahu belakang Monica itu mulus tidak ada tanda atau cacat apapun.
Walaupun kemaren saat berhubungan, pandangannya dalam keadaan agak kabur, tapi dia yakin sekali wanita yang kemaren bersamanya memiliki tanda atau cacat di bahu belakangnya. Bahkan saat dia mengelus bahu perempuan itu dia dapat merasakan bahwa bahu itu ada bekas lukanya atau tanda.
Gerald tidak mau hanya menduga-duga sesuatu dengan tidak pasti, dia lebih suka membuktikan sendiri keingintahuannya.
Akhirnya Gerald mendekati Monica, dan perlahan menurunkan lengan baju tidur Monica untuk membuktikan apakah benar kalau Monica adalah wanita yang bersamanya semalam.
Monica yang merasakan sentuhan Gerald, langsung terbangun. Mengira Gerald ingin bermesraan dengannya, hati Monica tentu merasa senang, dia berpikir rencananya sudah berhasil, dan kali ini Monica yakin dengan keahlian merayunya, dia akan membuat Gerald pada akhirnya akan bertekuk lutut padanya.
Monica adalah wanita yang sudah berpengalaman di atas tempat tidur, tentu dia tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, apalagi dia sudah cukup lama tidak berhubungan dengan Patrick, sedangkan Gerald selain memiliki wajah yang tampan juga memiliki tubuh yang atletis dan berotot, tentu membuat Monica ingin segera memilikinya, apalagi Gerald sekarang berstatus sebagai suaminya.
Segera dia mengalungkan lengannya di leher Gerald dengan agresif dan mulai melancarkan rayuannya dan menggoda Gerald agar terpancing dalam pelukannya
Gerald sempat terpaku sejenak, saat Monica melancarkan rayuannya, sedangkan Monica mengira dia sudah berhasil membuat Gerald sudah jatuh dalam rayuannya, langsung melancarkan aksinya dengan mencium bibir Gerald dengan bernaf**.
"Hebat gadis kampung itu, bisa membuat Gerald kecanduan, dan menginginkannya lagi, tidak rugi aku membayarnya mahal", pikir Monica dalam hati.
Monica tidak tahu kalau dia sudah salah langkah, karena kelakuannya itulah yang akhirnya membuat Gerald semakin yakin kalau wanita yang bersamanya tadi malam bukanlah Monica.
Gerald yakin sekali kalau wanita tadi malam begitu pasif, dan terlihat sekali sama sekali tidak berpengalaman di atas tempat tidur, tidak seperti Monica yang sekarang.
Bahkan saat Gerald melakukan aksinya, dia bisa merasakan kalau wanita tadi malam itu hanya seperti seonggok kayu.
Tidak ada inisiatif apapun, Gerald lah yang berinisiatif malam kemaren.
Gerald adalah seseorang yang memiliki penciuman tajam, dia juga bisa merasakan wangi yang berbeda antara Monica dan perempuan yang tadi malam bersamanya. Dan dugaan Gerald memang benar.
Monica memang suka menggunakan wangi parfum bunga Peony yang cukup tajam, dan memang wangi yang di percaya bisa menggoda hasrat pria.
Sedangkan Rianty sejak kecil suka menggunakan lotion bayi saja, tentu wangi yang berbeda sangat jauh.
Ternyata rencana Monica yang terburu-buru saat itu membuat dia melupakan banyak hal, yang akhirnya membuat dia terjebak sendiri dengan rencananya.
Monica yang berpikir rencananya sudah berhasil, menjadi kaget ketika Gerald tiba-tiba saja mendorongnya lumayan keras, hingga pelukan dan ciumannya terlepas.
Lalu Gerald bangun dari tempat tidur, dan membungkus tubuh polosnya dengan selimut.
"Siapa perempuan yang sudah kamu kirim ke kamarku tadi malam?", tanya Gerald menatap tajam ke Monica yang tertegun, dengan aura yang menyeramkan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Juline Kuhuwael
Suka skli ceritamu thor....ga bertele-tele... sy sudah baca 3 karyamu... karya ini yg ketiga.. 🥰
2023-03-06
6
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝓫𝓪𝓰𝓾𝓼 𝓖𝓮𝓻𝓪𝓵𝓭 𝓹𝓲𝓷𝓽𝓪𝓻👍👍👍
2023-01-28
1
Dina Papilaya
ternyata langsung ketauan.
2023-01-24
11