Mendengar pertanyaan Gerald, Rianty jadi tertegun dan terdiam sejenak.
"Dia bertanya padaku, berarti dia sudah lupa kejadian 7 tahun yang lalu. Pokoknya aku tidak boleh mengakuinya, kalau aku ingin hidupku dan Aldi aman.
Untuk melindungi Aldi, aku harus tenang menghadapinya, jika tidak ingin dia curiga", pikir Rianty dalam hati.
"Iya kita pernah bertemu. Kita bertemu di pesta ulang tahun orang tua mas Devan kemaren", jawab Rianty berusaha tenang.
Rianty menyatukan kedua tangannya, karena tangannya tidak bisa diajak kompak, bergetar karena takut.
"Nona Rianty tentu tahu maksudku bukan kemaren, sebelumnya pernahkah kita bertemu?", tanya Gerald menatap Rianty penuh selidik dan memperhatikan gerak gerik Rianty.
"Tidak pernah, tidak mungkin kita pernah bertemu, kita berasal dari kalangan yang berbeda. Bagaimana mungkin kita bisa bertemu? Kecuali kalau tuan Aldo pernah memesan kue di tempatku seperti Mas Devan", sahut Rianty cepat.
"Aku merasa familiar denganmu!", Gerald masih ngotot.
"Mungkin wajah saya yang umum tuan Aldo", jawab Rianty asal saja
Karena jawaban Rianty, malah membuat Gerald memperhatikan wajah Rianty dengan seksama.
"Sial aku terpancing, jadi memperhatikan wajahnya yang cantik, matanya benar-benar indah. Perempuan ini kelihatannya pintar menarik perhatian laki-laki, pantas saja Devan yang sudah 3 tahun menyendiri bisa tertarik padanya!"
Gerald menjadi berpikiran negatif, dan segera mengalihkan perhatiannya dari wajah Rianty.
Sejak Monica yang agresif dan pernah berusaha menggodanya, Gerald menjadi mudah curiga terhadap wanita cantik.
Sebenarnya Rianty sempat salah tingkah tadi, tapi setelah Gerald mengalihkan pandangannya, Rianty segera menggunakan kesempatan itu untuk menghindari Gerald.
"Maaf tuan Aldo, ada sesuatu yang harus saya lakukan di lantai 2, kalau tuan memerlukan sesuatu, bisa dibantu karyawan saya" ujar Rianty
"Tunggu sebentar, ada yang ingin kutanyakan lagi!", ujar Gerald menahan kepergian Rianty.
"Apalagi tuan Aldo? maaf saya sibuk tuan", jawab Rianty mulai kesal, dia merasa dia seperti terdakwa yang sedang disidang.
"Pertanyaan terakhir saya nona Rianty, 7 tahun yang lalu nona berada di mana?apakah Al-Rie Bakery sudah ada 7 tahun yang lalu?", tanya Gerald penasaran.
Rianty terdiam sejenak, berpikir apa yang harus dia jawab agar Gerald tidak curiga.
" Sudah lama, saya tidak pasti, mungkin 7 tahun yang lalu saya masih tinggal di desa bersama ibu saya. Makanya saya sudah bilang kita berasal dari kelas yang berbeda, mana mungkin 7 tahun yang lalu kita pernah bertemu?" jawab Rianty akhirnya.
"Saya hanya bertanya 7 tahun yang lalu nona Rianty berada dimana, tidak menanyakan apakah 7 tahun yang lalu kita pernah bertemu, mengapa nona Rianty bisa menjawab seperti itu?"
Mendengar perkataan Gerald, Rianty merasa dia sudah terjebak dengan jawabannya sendiri.
"Saya hanya menduga dari pertanyaan tuan Gerald", sahut Rianty akhirnya berusaha tenang.
"Saya sudah menjawab pertanyaan terakhir tuan Aldo, maaf saya tinggal dulu", ujar Rianty langsung naik ke lantai 2 dan tidak melihat ke arah Gerald lagi.
********
Setelah Gerald pergi dari toko rotinya, Rianty baru bisa menarik nafas lega.
Tadi Rianty sesudah naik ke lantai 2, dia langsung menuju ke kamarnya dan berdiri di depan jendela kaca. Dari jendela kamarnya dia bisa melihat ke mobil Gerald yang diparkir di depan toko.
Entah apa yang dilakukan Gerald, dan belum pergi dari tokonya, pikir Rianty resah.
Rianty berpikir dia akan turun ke toko setelah Gerald pergi, karena itu dia memperhatikan mobil Gerald.
Karena tidak ada kegiatan lain dan hanya berdiri memperhatikan mobil Gerald, akhirnya pikiran Rianty mengembara pada kejadian 7 tahun yang lalu.
Setiap mengingat kejadian 7 tahun yang lalu itu, hatinya selalu merasa sakit. Dia sungguh tidak mengerti dengan kehidupan orang seperti Gerald dan Monica. Dia tidak mengerti mengapa Gerald bisa dengan bernaf** mencumbunya, padahal sudah punya seorang istri yang cantik, bahkan berani membayar mahal hanya untuk menidurinya sekali.
Dan istrinya bisa-bisanya mengijinkannya bahkan kelihatannya membantunya juga, sampai dulu Rianty tidak pernah menyangka kalau Monica adalah istri Gerald.
Rianty baru tahu kalau Monica itu istri Gerald saat Devan mengenalkannya.
Dan mengapa Gerald sudah lupa padanya, tapi sekarang seperti mencari tahu lagi, hingga membuat dia tidak tenang lagi hidupnya.
Dan yang paling disesali Rianty adalah dia menjual diri untuk menolong ibunya, tapi ternyata dia hanya bisa menolong ibunya untuk sementara waktu saja.
Pada akhirnya dia tidak bisa berkumpul dengan ibunya lagi.
Tiga tahun kemudian, saat dia ingin menjemput ibunya untuk tinggal bersamanya, ternyata ibunya sudah meninggal terkena wabah penyakit di desa mereka.
Sampai kadang dia berpikir mungkin karena dia sudah melakukan dosa.
Tanpa sadar Rianty meneteskan air mata saat teringat hal tersebut.
Hanya satu yang Rianty syukuri, dia diberi Aldi yang menemani hidupnya. Dan lebih beruntung lagi Aldi memiliki otak yang genius.
Karena masa lalu kelamnya itulah yang membuat Rianty bertekad tidak akan menikah lagi.
Lamunan Rianty buyar, saat dia melihat Gerald yang keluar dari tokonya dan melangkah masuk ke mobilnya.
Sesudah itu tidak lama kemudian mobil Gerald melaju meninggalkan tempat itu.
"Sayang sekali, dengan kelebihannya, wajahnya yang tampan, kedudukannya yang tinggi dan hartanya yang banyak hanya digunakan untuk menindas orang yang lemah! Dengan uangnya membuat orang mau tidak mau tunduk padanya", pikir Rianty dalam hati.
"termasuk aku yang juga pernah dibeli".
sambil menghapus air matanya.
********
"Ibu koq ninggalin langganan ganteng gitu sih?", tanya Dita menggoda Rianty.
"Dasar kamu! ingat ibu pernah bilang hati-hati sama pria seperti itu, mereka bisa membeli apapun dengan uang mereka. Kita tidak pernah tahu, mereka memandang kita seperti apa", ujar Rianty menasehati Dita.
"Sebisa mungkin kita hindari, kalau tidak mau banyak masalah di hidup kita", sambung Rianty yang terlihat anti pada Gerald.
"Ibu sepertinya pengalaman banget ketemu cowok kaya gitu, bagi-bagi pengalaman donk Bu", ujar Ayu yang langsung ikut nimbrung.
Hal biasa kalau cewek-cewek single sudah mendengar pembicaraan yang membahas tentang cowok langsung menjadi tertarik, apalagi kalau cowok ganteng dan kaya.
Mendengar perkataan Ayu, Rianty akhirnya tertawa, "Dasar kamu, memang kamu pikir ibu sering pacaran dan gonta ganti pacar sampai pengalaman gitu.
Ibu saja gak pernah pacaran koq, itu hanya pendapat ibu saja", sahut Rianty tanpa sadar terbawa suasana.
"Lho terus ibu sama papanya Aldi emang gak pernah pacaran? langsung nikah kaya jaman Siti Nurbaya? terus ibu cinta gak sama papa Aldi?", tanya Ayu bertubi-tubi, karena merasa penasaran dan seru, sampai dia lupa kalau Rianty itu bosnya, bukan temannya.
Rianty tertegun mendengar pertanyaan Ayu dan tidak bisa menjawab.
Dita yang melihat itu langsung menyenggol lengan Ayu,
"Dasar kebiasaan, kalau bertanya kaya petasan aja!"
Bersambung........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝓳𝓭 𝓼𝓵𝓪𝓱 𝓹𝓪𝓱𝓪𝓶 𝓴𝓮𝓭𝓾𝓪 𝓷𝔂𝓪
2023-01-28
0
꧁🍒𝕬𝖓𝖓ꪗ_𝖉𝖏𝖚𝖒𝖆𝖉𝖎🍒꧂
terimakasih atas dukungan nya semua ya maaf kelolosan balas nya🙏🙏
2022-03-21
0
Musayaroh
the best karya novelmu Thor. aku jadi kasihan sama Riyanti.ya begitulah kisah kehidupan.
2022-03-21
4