"Dodi, perempuan desa yang kau bawa dulu kenapa bisa muncul lagi? Katanya sudah kamu buang jauh ke pulau lain?", tanya Monica dengan muka merah karena emosi dan marah.
"Sudah nona, sudah kubuang ke pulau yang jauh, mungkin nona salah kenal", ujar Dodi menyangkal, dan mengalihkan perhatian nonanya.
Dodi masih ingat, sesudah kejadian itu, memang Monica menyuruh Dodi mengirim Rianty ke tempat yang jauh, bahkan pernah menyuruh Dodi menjual Rianty ke rumah bordil kalau perlu.
Karena Monica khawatir kalau Gerald akan menyelidiki masalah tersebut setelah rencananya gagal
Tentu Dodi tidak tega, bagaimanapun Rianty masih keponakannya. Untungnya saja Dodi tidak pernah memberitahu Monica kalau Rianty keponakannya.
Kalau sampai Monica tahu, bisa habis dia, pikir Dodi.
Waktu Dodi mau mengirim Rianty ke pulau lain, ternyata Rianty sudah hamil dan mual-mual. Akhirnya karena hal itu membuat Dodi tidak tega juga, kalau harus membuat Rianty yang sedang hamil muda berpergian jauh.
Akhirnya dia memutuskan hubungannya sama sekali dengan Rianty, agar tidak pernah bertemu lagi.
Dody berpikir, Jakarta adalah kota yang luas, jadi mereka tidak mungkin bertemu, lagipula Monica dari kalangan atas, jadi rasanya kemungkinan Rianty untuk bertemu dengan orang seperti Monica itu sangat kecil.
"Kamu pikir mataku rabun! tidak bisa membedakan orang. Masa aku bisa sampai salah mengenal wanita yang pernah tidur dengan suamiku, wanita yang aku benci itu. Kamu kira aku gila?" bentak Monica mengebu-ngebu karena hatinya sudah tidak tenang dan marah.
Sejak kejadian itu Monica memang membenci Rianty, karena Gerald mencurigai dia sejak saat itu, dan menurut Monica Rianty lah yang sudah membuat Gerald sampai bisa begitu yakin kalau malam itu bukan dia yang di kamar Gerald.
Lamunan Doddy langsung buyar disamber bentakan dan omelan Monica yang bertubi-tubi, sampai Dody terdiam bingung dan tidak bisa menjawab pertanyaan Monica.
"Tapi itukan semua rencana dan kemauanmu sendiri nona. Kamu memang sudah gila sejak kamu membeli wanita lain untuk ditiduri suamimu sendiri!", tentu Dody hanya berpikir dalam hatinya sendiri, tidak berani menyatakan pendapatnya itu.
"Apa kali ini harus dilenyapkan saja, biar gak ada bukti lagi?", tanya Monica entah kepada siapa.
Mendengar perkataan Monica , Dedy semakin kaget, bagaimana juga Rianty adalah keponakannya, dia juga yang sebenarnya menjebak dan berbohong pada Rianty, hanya demi mendapatkan keuntungan saja.
Tapi Dodi tidak pernah menyangka nonanya akan semakin gila dan
sangat menakutkan seperti itu.
Kalau dia tahu, dari dulu dia harusnya tidak melakukannya.
Tapi penyesalan selalu datangnya terlambat.
********
"Betul, perempuan ini bernama Rianty, yang dibawa Devan, kata Devan dia juga memesan kue untuk acara pesta dari dia!", ujar Gerald melihat foto di handphone sekretaris Kim, yang baru dikirim oleh orang yang disuruh untuk mengawasi Rianty.
"Wanita yang cantik tuan Gerald, apa tuan sama sekali tidak bisa ingat sedikitpun?", tanya sekretaris Kim untuk meyakinkan.
"Aku tidak memintamu untuk menilai wanita itu. Sudah kubilang malam itu aku seperti bukan diriku sendiri, dan pandanganku juga gak jelas, aku yakin ada yang menjebak aku!" , ujar Gerald kesal lagi, kalau ingat kejadian 7 tahun yang lalu itu.
"Apa lagi yang orang kita tahu mengenai wanita ini?", tanya Gerald mulai penasaran pada Rianty.
"Rianty pemilik toko "Al-Rie Bakery" , dengan 2 karyawan. dan mempunyai seorang anak lelaki yang berumur 6 tahun, dan kebetulan satu sekolahan dengan Keponakan Tuan, Angeline. Makanya Tuan Devan bisa mengenal Rianty.
Sepertinya tuan Devan cukup menyukai kue buatan Rianty, Tuan Devan sering memesan kue untuk acara-acara tertentu di tempat Rianty", ujar sekretaris Kim menginfokan.
"Devan bukan suka kuenya, Devan suka pembuat kuenya!", sahut Gerald sinis.
Mendengar jawaban Tuannya, sekretaris Kim tersenyum dan berkata.
"Hal yang wajar Tuan, Tuan Devan seorang duda, sedangkan Rianty seorang wanita yang cantik, tentu menarik perhatian tuan Devan. Mungkin Tuan Devan sedang bosan dan trauma dengan wanita dari kalangan kita , walaupun sudah kaya masih mengejar materi dan ketenaran", ujar sekretaris Kim memberi pendapat.
"Sayangnya tuan Devan agak ceroboh, tidak menyelidiki dulu apakah wanita itu sudah bersuami atau belum. Karena kata orang kita selama membuka toko Roti itu, Rianty tidak pernah berhubungan dengan pria manapun. Padahal lumayan banyak pria yang mendekatinya.
Walaupun tidak pernah kelihatan suaminya, anaknya selalu berkata papanya sedang di tempat yang jauh.
Jadi bisa jadi statusnya masih istri seseorang", sambung sekretaris Kim mengakhiri informasinya.
Gerald terdiam sejenak mendengar informasi sekretarisnya, dahinya berkerut seperti berusaha mengingat sesuatu,
"Yang aku ingin tahu adalah kehidupan Rianty 7 tahun yang lalu!", ujar Gerald.
"Aku tiba-tiba teringat, kalau Rianty mempunyai wangi yang hampir sama dengan wanita yang bersamaku 7 tahun yang lalu, coba cek lebih teliti ", sambung Gerald lagi.
"Baik Tuan, memang sedang diselidiki, orang kita lagi ke kampung halaman asal Rianty untuk menyelidikinya. Saya akan segera memberitahu tuan kalau sudah ada kabarnya", sahut sekretaris Kim tersenyum, Kim senang karena sebentar lagi sepertinya dia sudah bisa menangkap kesalahan Monica.
Setidaknya sekarang mereka sudah memiliki sedikit titik terang.
********
Rianty sedang menyiap-nyiapkan barang yang mau dibawa Aldi ke sekolah. Entah mengapa hatinya merasa tidak tenang sejak bertemu dengan Gerald.
Perasaan cemas dan khawatir berkecamuk di dalam hatinya.
Padahal dia sudah berusaha menenangkan dirinya sendiri, toh sesudah ini mereka tidak akan pernah bertemu lagi.
"Ayo Al, mami antar kamu ke sekolah!", ujar Rianty sambil merapikan kembali baju seragam Aldi yang dipakai Aldi sendiri dan agak berantakan.
q
Aldi sebenarnya bisa saja berpakaian sendiri dengan rapi, tapi dia selalu sengaja membuatnya tidak rapi, hanya karena ingin mendapat perhatian dari maminya itu.
Memang Aldi otaknya genius, jadi agak berbeda dengan anak biasa, dia selalu berusaha menarik perhatian maminya, karena dia takut maminya suatu hari akan diambil orang lain untuk dijadikan istri, Aldi ingin Rianty selalu hanya memperhatikan dia
saja, sehingga Rianty tidak ada waktu lebih lagi untuk memperhatikan yang lain. Itulah sifat egois Aldi.
Aldi cuman mau papanya yang asli menjadi papanya, bukan laki-laki lain.
Aldi tidak menginginkan papa tiri.
Karena itulah dia tidak akan pernah menyetujui usul Angel, walaupun mereka berteman baik.
Yang pasti karena itu juga , Aldi selalu berpikir untuk menemukan papanya yang sebenarnya.
"Nah sudah rapi, anak mami sudah tambah ganteng", puji Rianty untuk menyenangkan anaknya.
"Terimakasih mi", ujar Aldi langsung mencium pipi maminya yang masih berjongkok, Rianty tersenyum lalu berdiri dan menggandeng tangan anaknya,
"Ayo kita berangkat sekarang!"
Entah mengapa setiap kali perasaan cemas dan khawatir sedang melanda Rianty akan langsung hilang dengan sendirinya, kalau ada Aldi di sisinya.
Bersambung........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Dewi Alwi
Smoga saja Geral tau yg sebenarnya
2023-07-19
2
Rara Kusumadewi
anaknya posesif banget
2023-07-10
4
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝓶𝓾𝓵𝓪𝓲 𝓽𝓭𝓴 𝓽𝓮𝓷𝓪𝓷𝓰 𝓡𝓲𝓪𝓷𝓽𝔂
2023-01-28
0