Sebagai teman bermain dan teman bisnis, Gerald tentu harus menyapa Devan sang tuan rumah. Bagaimanapun dulu mereka teman yang akrab juga waktu masa sekolah.
Gerald mulai membatasi hubungannya dengan Devan, sejak hubungannya memburuk dengan Monica.
Devan tentu tidak tahu keadaan hubungan Gerald dan Monica, karena Gerald tidak pernah menceritakan masalah pernikahannya kepada Devan.
Sedangkan Monica lebih tidak mungkin memberitahu kakaknya Devan masalah rumah tangganya, karena hubungan dia dan Gerald menjadi seperti ini, karena semua bermula dari dirinya sendiri dan kesalahannya sendiri, tentu dia tidak berani bercerita pada keluarganya. Dia juga takut kebobrokannya diketahui keluarganya.
Seperti biasa, kalau bertemu Devan, mau tidak mau Gerald jalan bersama Monica, agar Devan tidak curiga.
Betapa kagetnya Monica, ketika melihat kakaknya Devan, berbicara dengan seorang wanita cantik yang dia kenal. Walaupun kejadian itu sudah terjadi 7 tahun yang lalu, Monica tentu masih mengingat wajah Rianty.
Monica masih ingat penampilan Rianty yang masih polos dan muda waktu itu, dengan matanya yang lebar dan bulu matanya yang panjang, serta bibirnya yang mungil, yang sempat membuat dia iri.
Sekarang tampak sudah lebih stylish penampilannya dan tubuhnya yang terlihat lebih berisi dibanding dulu, tentu membuat Rianty lebih cantik dibandingkan dulu. Walaupun begitu, Monica tentu masih ingat, tapi Monica malah tidak pernah tahu nama Rianty.
Monica tiba-tiba menjadi takut sendiri, tapi sudah terlanjur dia menemani Gerald, kalau sampai dia tiba-tiba pergi, Gerald akan lebih curiga lagi.
Monica akhirnya berusaha menenangkan diri sendiri.
"Huh perempuan yang menggunakan kecantikannya untuk mencari uang, kenapa dia mengenal kakakku. Pasti dia sudah merencanakannya dan hanya ingin mengincar harta kak Devan", pikir Monica dalam hati dengan marah.
"Aku harus minta kak Devan untuk menjauhi wanita penggoda itu!"
Monica memang sangat membenci Rianty, karena rencananya dulu gagal total, akhirnya dia menyalahkan Rianty akan hal tersebut.
"Kak Devan, Gerald mencarimu!", panggil Monica.
Devan dan Rianty bersamaan melihat ke arah suara Monica dan Gerald yang mendekati mereka.
Betapa kagetnya Rianty melihat kedua orang itu, wajahnya langsung berubah pucat dan matanya terbelalak, tidak bisa menyembunyikan rasa kagetnya itu.
"Heran kenapa setiap wanita itu melihatku seperti melihat setan", pikir Gerald dalam hati bingung.
Sedangkan Monica yang melihat hal tersebut, berusaha menetralkan suasana, karena dia takut Gerald akan curiga.
"Ini siapa kak?", tanya Monica dengan ramah dan seperti biasa menggunakan jurus aktingnya.
Devan yang sama sekali tidak tahu duduk permasalahannya, langsung menjawab,
"Namanya Rianty, dia ibunya Aldi yang tadi bermain gitar mengiringi Angel bernyanyi. Kebetulan kakak juga memesan kue dan roti di tempat Rianty."
Kemudian Devan beralih ke Rianty dan memperkenalkan Monica,
"Rianty, ini adik saya Monica dan suaminya Tuan Geraldo".
Devan entah sejak kapan suka mengikuti sekretaris Kim, kalau memanggil Gerald dengan tuan. Dulu tujuannya hanya menggoda Devan, tapi sesudah itu malah jadi kebiasaan. Sedangkan Gerald sama sekali tidak perduli mau dipanggil apa.
Rianty yang sudah terkejut, tidak bisa menjawab apa-apa lagi. Monica yang melihat keadaan itu langsung berusaha mengalihkan perhatian Gerald dari Rianty, karena dia sudah melihat dahi Gerald yang berkerut, seperti sedang berpikir.
"Sial wanita udik ini, si Gerald bisa curiga kalau dia seperti ini!", pikir Monica dalam hati.
"Kak Devan gak ngobrol sama Gerald, kan sudah lama gak ketemu. Biar Monica ngobrol sama Rianty, kuenya rasanya enak, siapa tahu besok-besok ada acara Monica mau pesan", ujar Monica sambil menarik tangan Rianty pergi dari tempat itu, padahal Devan belum menjawab apapun.
Sedangkan Gerald masih menatap kepergian Rianty dengan tanda tanya.
Apalagi ketika Rianty melewatinya, rasanya dia mencium wangi yang familiar.
"Tuan Gerald kalau lihat cewek cantik jangan seperti itu, ingat sudah punya istri.
Itu incaranku, jangan macam-macam!", ujar Devan tersenyum bercanda, tapi sekaligus memperingati Gerald.
"Wah kamu terlalu terus terang, Van", sahut Gerald akhirnya mengalihkan perhatiannya dari Rianty.
********
"Kamu ngapain di sini? aku kan sudah bilang jangan pernah muncul lagi di hadapan ku?", ujar Monica marah begitu sudah tidak ada orang lain lagi.
Rianty tertegun mendengar perkataan Monica, Rianty yang biasanya sabar kali ini jadi terpancing juga kemarahannya.
"Saya mana tahu kalau nona ada di sini", sahut Rianty.
Sebenarnya tadi Rianty kaget saat Devan mengenalkan Monica dan Gerald sebagai suami istri.
Dia sungguh tidak mengerti kehidupan pernikahan Monica dan Gerald, mengapa Monica malah membantu suaminya untuk mencarikan perempuan untuk memuaskan naf*" sang suami.
"Wah sudah hebat ya kamu sekarang, sudah berani menentang aku ya, gadis kampung!", ujar Monica penuh kemarahan.
"Kau belum tahu siapa aku, hati-hati kamu! akan kubuat hidupmu hancur!" sambung Monica penuh ancaman.
Rianty terkejut mendengar perkataan Monica yang penuh ancaman itu, dengan segera dia mengibaskan tangan Monica yang dari tadi masih menggandeng tangannya.
"Kuperingatkan padamu, jangan coba-coba berhubungan dengan Gerald dan kakakku Devan, kalau kau tidak mau hidupmu susah. Akan kubuat kau dan orang yang kau sayangi hidupnya susah!", ujar Monica lalu melepaskan tangan Rianty.
Mendengar hal tersebut, Rianty menjadi terpancing. Sebenarnya kalau cuman dia sendiri, dia tidak takut. Tapi tadi Monica menyebut orang yang disayanginya, Rianty langsung teringat dengan Aldi anaknya.
Walaupun Monica cantik, Rianty dari dulu sudah merasakan auranya yang menyeramkan.
"Tidak nona katakanpun, saya tidak akan mendekati tuan Gerald. Saya dan Tuan Gerald dulu kan hanya sebatas transaksi. Saya hanya ingin mendapatkan uang yang saya butuhkan saat itu, nona juga tahu itu.
Kalau mas Devan, biarlah nona yang memperingati mas Devan, yang jelas saya tidak pernah mendekati mas Devan. Saya juga tahu diri. saya bukan berasal dari kalangan kalian, tidak mungkin saya mendekati Tuan Gerald dan Tuan Devan", ujar Rianty mengalah, agar Monica tidak melakukan ancamannya.
"Baiklah, kali ini aku mempercayai ucapanmu. Kamu jangan pernah memungkiri ucapanmu sendiri!" ujar Monica dengan angkuh, lalu beranjak pergi meninggalkan Rianty yang terpaku.
Rianty masih terkejut dengan ancaman Monica, dia benar-benar takut kalau Monica akan melaksanakan ancamannya,
karena menurut Rianty, Monica adalah orang yang benar-benar bisa melaksanakan ancamannya.
"Dia bisa melakukan hal apapun, karena dia punya uang dan kedudukan. Dia saja bisa memberikan wanita untuk mainan suaminya, hal apa lagi yang tidak berani dia lakukan?", pikir Rianty makin resah dan cemas dalam hati.
Berpikir sampai situ, Rianty segera berjalan mencari keberadaan anaknya.
"Aku harus segera mencari Aldi, dan cepat pergi dari tempat ini kalau tidak mau bermasalah!", pikir Rianty dalam hati segera mencari Aldi dan mengajaknya pulang.
Rianty bahkan sudah lupa dengan sopan santun, dia pulang tanpa memberitahu Devan, Rianty bahkan sudah lupa kalau tadi dia sudah mengiyakan Devan, untuk diantar sopirnya.
Dan selama itu Rianty dan Monica tidak sadar ada sepasang mata yang memperhatikan tingkah laku kedua wanita itu.
Bersambung........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝓼𝓲𝓪𝓹𝓪 𝔂𝓰 𝓷𝓰𝓮𝓵𝓲𝓪𝓽𝓲𝓷 𝓶𝓮𝓻𝓮𝓴𝓪 𝓷𝓰𝓸𝓫𝓻𝓸𝓵 𝔂𝓪🤔🤔🤔🤔🤔🤔🤔
2023-01-28
0
Sukliang
orang itu adakah kim
tp kim kurang cekatan
2022-05-17
1
Bebeqi Oyya
serem
2022-03-28
0