Hari terus berganti. Tak terasa, sudah satu bulan Armell menjadi ibu dadakan dari seorang bayi yang ia temukan. Hidupnya semakin berwarna. Dia merasa semakin hari semakin menyayangi bayi itu. Berat rasanya jika harus berpisah dari bayi yang kini telah berusia tiga bulan.
Uang yang di tinggalkan oleh orang yang meninggalkan baby Arvin di depan kost dulu, semakin hari juga semakin menipis. Armell berusaha memutar otak supaya dia tetap bisa memenuhi kebutuhan baby Arvin. Untung saja Minggu depan, armell mulai magang. Dan ia akan mendapatkan gaji dari tempatnya magang.
Beruntung bagi Armell. Dari sekian banyak mahasiswa, dia terpilih untuk magang di sebuah perusahaan raksasa yang menaungi berbagai bidang dengan cabang di berbagai kota di Indonesia. Dia yang mahasiswa jurusan manajemen akuntansi, akan di taruh di bagian keuangan. Kemarin ia sudah di beritahu apa saja yang akan di kerjakannya di perusahaan itu.
Armell juga sudah membuat rencana bagaimana dengan baby Arvin selama dia magang. Kegiatan magang Armell akan berlangsung selama tiga bulan. Selama itu pula dia harus merelakan baby Arvin di jaga oleh orang lain saat siang hari.
Seno sudah dua kali menjenguk baby Arvin di kost Armell semenjak perintah yang di berikan oleh komandan Alif. Meskipun baru tiga kali bertemu dengan baby Arvin, Seno merasa dekat dan sayang sama baby Arvin.
Sore ini, Seno kembali berkunjung ke rumah kost Armell.
" Mau ketemu siapa kak? " tanya teman kost Armell.
" Armell nya ada? " tanya Seno.
" Oh, kak Armell. Bentar ya kak, saya panggilkan dulu. " jawab teman Armell.
' Wah, cowoknya kak Armell cakep bener....' batin teman Armell dalam hati.
" Kak...Kak Armell...." panggil teman kost Armell sambil mengetuk pintu kamar Armell.
" Iya..." jawab Armell dan tak lama kemudian, Armell muncul dari balik pintu. " Ada apa? " tanyanya.
" Ada yang nyariin tuh di depan. " jawab temannya.
" Siapa? " tanya Armell sambil mengerutkan alisnya.
" Cowoknya kak Armell kali. " jawab temannya. " Cakep cowoknya kak. " tambahnya.
" Hizzz, kamu ada-ada saja. Aku mana punya cowok sih. " protes Armell. " Ya udah, nitip baby Arvin bentar ya. Aku mau lihat ke depan dulu. " lanjut Armell sambil menepuk pundak temannya.
" Oke. " jawab temannya.
Armell keluar dari kamar cepat-cepat menuju depan kost.
" Loh, bapak? Kok udah kesini lagi? " tanya Armell saat melihat Seno berdiri di samping mobilnya yang di parkir di depan gerbang kost Armell.
" Ada tamu bukannya ucap salam dulu. Malah kasih pertanyaan yang nggak jelas gitu. " protes Seno.
" Ya maaf. Assalamualaikum, bapak. " sapa Armell dengan senyum manis di bibirnya.
" Bisa nggak sih manggilnya jangan bapak? Berasa tua gue. Lagian, emang gue bapak Lo? " protes Seno.
" Tuh kan sama. " tuding Armell dengan jari telunjuknya. " Udah di kasih salam, bukannya jawab, malah ngomel-ngomel. " lanjutnya.
" Ck! " Seno berdecak. " Iya, waalaikum salam. " jawab Seno kemudian.
" Bapak ada apa kemari? Apa ada kabar mengenai orang tua baby Arvin? " tanya Armell dengan tampang serius.
" Belum. " jawab Seno singkat.
" Terus, bapak ngapain kesini? " tanya Armell dengan tampang bloonnya.
" Bapak lagi...Jangan panggil bapak kenapa sih? Gue bukan bapak elo ya. " protes Seno.
" Lha terus harus manggil siapa dong? Masak iya manggilnya Seno gitu. Kan nggak sopan. Secara, bapak ini kan lebih tua dari saya. Lagian nih ya pak, kalau saya panggil bapak kan ya pantas saja. Bapak kan polisi. Wajar dong saya panggil bapak polisi." jawab Armell.
" Iya, kalau gue berseragam, Lo boleh panggil gue bapak. Tapi kalau gue pakai bebas gini, jangan panggil bapak lah. " sahut Seno.
" Oke, saya harus panggil siapa kalau gitu? " tanya Armell mengalah. Karena berdebat dengan Seno tidak akan ada habisnya.
" Terserah lo. " jawab Seno ketus sambil bersandar di pintu mobil dan kaki di silangkan.
" Bener terserah aku nih? Ya udah, aku panggil mas Seno kalau gitu. " ucap Armell.
" Pft..." Seno merasa geli dengan panggilan yang di berikan oleh Armell. Dia menahan senyumnya.
" Ck! " Armell berdecak kesal melihat reaksi Seno sambil dengan wajah cemberutnya. " Bilangnya terserah aku mau panggil apa. "
" Nggak gitu. Baru kali pertama denger seseorang manggil gue dengan panggilan mas Seno, Aneh aja. Biasanya orang manggil gue pakai sebutan abang atau kak. " ucap Seno sambil tersenyum.
" Oh ya? Tapi buat aku, panggilan Abang itu pantesnya buat Abang tukang bakso, Abang tukang ojek, Abang siomay... kalau kak, berasa manggil kakak aku aja. Kakak tingkat di kampus, kakak kost aku, kalau nggak gitu, berasa lagi di mall aja manggil kak. " jelas Armell.
" Ogah gue Lo samain sama tukang siomay. Ya udah, mas juga boleh lah. Seenaknya Lo aja. Daripada lo panggil bapak. " jawab Seno. Armell mengangguk.
" Terus, mas Seno kesini mau ngapain? " tanya Armell.
" Arvin dimana? " tanya Seno balik tanpa menjawab pertanyaan Armell.
" Ada di kamar. "
" Udah mandi? " tanya Seno lagi. Armell mengangguk. " Ya udah, yuk jalan. " ajak Seno.
" Jalan? Jalan kemana? " tanya Armell tidak mengerti.
" Ya, jalan-jalan aja. Kasihan kan Arvin nggak pernah diajakin keluar. " jawab Seno.
" Tumben. " gumam Armell.
" Hem? Emang nggak boleh? Apa Lo nggak bisa? Kalau lo nggak bisa, biar gue sendiri aja yang bawa Arvin jalan-jalan. " sahut Seno.
" Nggak begitu. Saya sih bisa. Tapi saya belum mandi. He..he..he.." jawab Armell sambil cengengesan.
" Ya udah sana buruan mandi. " ucap Seno. " Cepetan. Nggak pakai lama mandinya. "
Armell menjawab dengan kata oke tanpa suara dan jari jempol dan telunjuk di satukan menjadi huruf O. Kemudian Armell segera berlalu. Tapi baru saja masuk, Armell keluar kembali.
" Mas, kalau kita keluar bertiga, ntar di kata pengantin baru lagi. Terus di doain jadi keluarga yang sakinah mawadah warohmah lagi. " ucap Armell.
" Biarin aja. " jawab Seno asal. " Terserah orang mau ngomong apa. " lanjutnya.
" Mas Seno yakin nggak masalah? Kalau sampai cewek mas Seno denger gosip, gimana? Saya nggak mau jadi orang ketiga. Apalagi di sebut pelakor sama pacar mas Seno. Amit-amit deh. " jawab Armell sambil bergidik sambil menjitak-jitak kepalanya pelan.
" Gue pastikan, nggak akan ada yang bakalan sebut lo pelakor. Puas? Udah sana buruan mandi. " usir Seno.
" Siap, komandan. " jawab Armell sambil memberi hormat ke Seno dan sikap tubuh tegap. Kemudian dia menampilkan senyum manis di bibirnya dan deretan gigi putihnya.
" Oh, mas Seno tunggu saja di dalam ruang tamu. Boleh kok. Ntar kalau nunggunya di sini, di kira tukang tagih lagi. He...he..he..." ucap Armell.
Armell membukakan pintu ruang tamu untuk Seno dan mempersilahkan Seno untuk masuk.
" Bawa Arvin kesini dulu. " perintah Seno.
" Siap komandan. Sebentar. " jawab Armell dan kemudian dia segera masuk ke dalam kamar kostnya untuk mengambil baby Arvin.
Tak berselang lama, Armell muncul kembali dengan baby Arvin dalam dekapannya.
" Halo, jagoan. " sapa Seno sambil menoel pipi gembul baby Arvin. Melihat Seno, baby Arvin berlonjak-lonjak kesenangan dan meronta-ronta ingin di berpindah tangan.
" Mau di gendong sama om ya? Udah nggak sabaran aja." ucap Armell. Kemudian dia memberikan baby Arvin ke Seno.
Seno mengecup seluruh bagian wajah baby Arvin saking gemasnya. Membuat baby Arvin memukul-mukul wajahnya.
" Mas, gendongnya jangan gitu. " ucap Armell memberitahu jika baby Arvin sekarang sudah tidak suka di gendong ala bayi baru lahir. " Dia sudah tidak nyaman di gendong seperti itu. Gendongnya di dudukkan. Kepalanya jangan tidur. " lanjutnya sambil membantu Seno membetulkan posisi baby Arvin.
" Mmmm, mentang-mentang udah makin gede ya. Udah nggak mau di gendong kayak bayi lagi. Udah makin berat aja kamu. " ucap Seno.
" Ya udah, saya tinggal dulu ya mas. " pamit Armell dan di jawab anggukan oleh Seno.
***
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Surtinah Tina
perusahaan papinya pak polisi nich
2023-12-02
1
Sulaiman Efendy
KNYATAANNYA SI SENO MMG UDH PNY PACAR SPRTI DIRINGKASAN SINOPSIS, HERANNYA, KNP MRK BLM MNIKAH,, ADAAPA DGN HUBUNGN SENO DGN KKASIHNYA
2023-10-26
0
Sulaiman Efendy
PSTI ARMELL MAGANG DIPERUSAHAAN PAPINYA SENO/GAEL
2023-10-26
2