Masih jomblo

Kemudian Seno menghela nafas panjang untuk menetralkan emosinya. " Baik, maaf. Sekali lagi saya minta maaf. " ucap Seno sambil masih agak menggertakkan giginya.

" Sekarang tolong anda katakan, tujuan anda datang ke kantor polisi ini. " ucap Seno dengan nada bicara di buat selembut mungkin.

" Nah, gitu kan enak. " gerutu Armell. Meskipun pelan, tetap bisa di dengar oleh Seno.

" Bapak itu kan seorang polisi, ya kan? Polisi itu pelayan masyarakat. Seharusnya, bapak itu harus bisa bersikap lembut, selalu positif thinking, jangan selalu punya pikiran yang enggak-enggak tanpa adanya bukti yang jelas. " ucap Armell memberikan khotbah nya ke Seno.

Sedangkan sang polisi hanya menunduk menahan amarahnya. Seno mengambil nafas dalam-dalam, kemudian menghembuskannya. Tidak mudah menghadapi gadis yang ada di depannya ini. Pikir Seno.

" Iya, mbak. Maafkan saya. " ucap Seno dengan senyuman yang di buat semanis mungkin. Tapi terlihat mencemooh di mata Armell. Armell mencebikkan bibirnya melihat senyuman Seno.

" Sekarang, mbak bisa mengatakan keluhan mbak. Biar laporan mbak bisa segera saya proses. " ucap Seno masih dengan suara lembutnya.

" Ehem..." Armell berdehem sebentar sebelum menjawab pertanyaan Seno untuk menata hatinya. Supaya apapun keputusan dari pihak berwajib, dia bisa menerima dengan lapang dada.

" Jadi begini, pak....."

Dan tiba-tiba, " Oek...Oek...Oek..." belum jadi Armell menjawab pertanyaan Seno, sang bayi tiba-tiba menangis dengan keras. Membuat seluruh yang ada di ruangan itu terkejut dan panik melihat Armell yang juga panik.

Armell berdiri dari duduknya dan menimang-nimang bayi itu mencoba mendiamkannya. Tapi bayi itu tidak mau diam. Bahkan tangisannya menjadi lebih kencang.

" Ya Allah...kamu kenapa nak? " tanya Armell dengan wajah paniknya.

" Kenapa dik, bayinya ? Kok tiba-tiba menangis. " tanya sang komandan polisi mendekat.

" Saya juga tidak tahu pak. Saya juga bingung ini. Saya baru dua hari ini merawatnya. Apalagi saya juga belum pernah punya anak. Jadi bingung saya pak .." ucap Armell dengan mata berkaca-kaca.

" Maaf ya pak. Malah membuat keributan di sini. Saya bawa pulang saja bayinya. Besok saja saya kembali ke sini untuk membuat laporan. " ucap Armell kembali sambil menyeka air matanya.

" Jangan. Bayinya masih nangis begini. Kalau di ajak pulang, kamu bisa semakin repot nanti di jalan." jawab sang komandan. Kemudian beliau melihat dan mengamati sang bayi. Mencoba menyentuh pipi sang bayi. Dan di saat jari pak komandan ada di dekat bibir bayi itu, bayi itu terlihat sangat menginginkannya.

" Sepertinya dia haus. Dia mau minum ini. " jelas pak komandan yang memang nampak sudah berpengalaman.

" Ah, benarkah? " tanya Armell. Kemudian dia mencoba menaruh jarinya di bibir sang bayi. Dan benar sekali, bayi itu menjilat-jilat jari Armell. " Kamu haus ya nak? Aku buatin susu dulu ya? " ucap Armell ke bayi itu.

Armell membuka tas dengan agak kerepotan. Karena tangan yang satu memegang bayi itu. Dia menjadi semakin kesusahan saat akan membuat susu.

" Pak, bisa saya minta tolong? " tanya Armell ke Seno. Karena saat ini Seno yang masih berada di dekatnya. Pak komandan sudah kembali ke tempat duduknya.

" Ha? " Seno agak terkejut. Tapi dia tetap berdiri dan menghampiri Armell. Mencoba membantu Armell mengeluarkan susu dan dot dari dalam tas. Kemudian dia melihat sejenak susu dan dot itu bergantian. Dia bingung bagaimana caranya membuat susu untuk bayi.

" Ck. Bapak lama. Udah, susu sama dotnya taruh di meja dulu. " ucap Armell sambil menunjuk meja dengan dagunya. Dengan blo*nnya, Seno mengikuti Armell menaruh susu dan dot di atas meja.

" Sekarang angkat kedua tangan bapak ke depan dada. " ucap Armell kembali. Meski agak bingung, Seno tetap melakukannya. Teman-teman Seno yang ada di ruangan itu sekaligus komandannya juga, menahan tawa mereka melihat Seno menurut saja sama gadis yang baru menginjak dewasa itu seperti sapi di cocok hidungnya.

" Telapak tangannya ngadep ke atas, bapak. Itu di balik. " ucap Armell lagi. Kembali Seno mengikutinya.

Perlahan, Armell menaruh bayi yang di gendongnya ke tangan Seno. Membuat Seno terkejut dan hampir menjatuhkan bayi yang kini berada di atas kedua tangannya. Untung Armell belum benar-benar melepaskan bayi itu. Kalau tidak, bayi itu akan benar-benar jatuh.

" Hati-hati dong pak. Bukan boneka lho Iki. Dia bernyawa. Hidup. Kalau jatuh, terus patah tulang gimana? Bapak mau tanggung jawab? " berondong Armell dengan emosinya.

" Ya, maaf. Lagian kamu tiba-tiba naruh bayi ini ke tanganku. Ambil lagi nih. Saya tidak bisa menggendong bayi. " ucap Seno dengan kesal dan dengan bahasa informal.

" Bapak, saya minta tolong sama bapak. Bayinya di gendong dulu. Saya mau buatin susunya sebentar. Bapak kan juga tidak bisa membuat susu kan? " ucap Armell sambil mengambil susu dan dot yang berada di meja tadi.

" Lagian ngapain repot-repot bikin susu segala sih. Tinggal di susuin sendiri kan gampang. " gerutu Seno sambil melihat ke arah bayi yang masih menangis itu dengan seksama

Tapi sepertinya gerutuan Seno terdengar oleh Armell. " Lama-lama bapak saya jitak juga kepalanya. Biar pinter. Sudah berapa kali saya bilang, bapaaak....dia bukan bayi saya. Bagaimana saya bisa menyusui dia? Melahirkan saja belum pernah. " ucap Armell agak keras sambil mengeratkan giginya.

" Ck! " Seno berdecak sebal.

" Udah, gendong aja yang bener. Awas jatuh. " ucap Armell sambil membenarkan posisi si bayi yang ada di gendongan Seno.

" Ada air hangat tidak? " tanya Armell.

" Tuh. " jawab Seno sambil menunjuk ke arah galon yang ada di pojok ruangan.

" Ya udah, saya mau bikin susu dulu. Sambil di timang-timang bayinya biar nangisnya nggak makin kencang. " ucap Armell.

Seno tidak menjawab omongan Armell. Dia hanya memandang Armell dengan kesal. Tapi dia tetap menimang bayi itu seperti yang di lakukan Armell tadi.

" Sssssss......sssss...." ucap Seno sambil menimang-nimang bayi itu. " Lucu banget bayi ini. Tampan sekali dia. " batin Seno.

Berada dalam dekapan Seno, bayi itu tiba-tiba terdiam dari tangisannya. Dia mulai tenang. Semua yang ada di ruangan itu terkejut.

" Susunya udah jadi nih. " ucap Armell sambil berjalan menghampiri Seno dan sambil mengocok-ocok dot.

Sampai di hadapan Seno, Armell terkejut. " Loh, kok malah tidur. Anteng banget dia. " ucap Seno.

" Sepertinya IPTU Seno sudah siap jadi bapak. Nyatanya bayi itu langsung diam saat di gendongnya. Langsung tertidur pulas malahan. " goda salah satu teman Seno.

" Ha...ha...ha..." terdengar tawa menggema di seluruh ruangan. Mereka memang sering kali menggoda Seno soal pernikahan. Karena Seno sudah berusia 28 tahun tapi masih jomblo.

" Ck! " Seno berdecak sebal dengan teman-teman yang menertawakannya. Sang komandanpun ikut menertawakannya.

" Ooo...bapak masih jomblo ya? Kirain udah punya istri. Makanya pak, jangan galak-galak sama orang. Biar laris. " ucap Armell tanpa senonoh. Membuat tawa kembali bergema.

" Di kata gue ini ketoprak? Laris ..laris..." protes Seno ke Armell. " Nih, bayinya. " ucapnya sambil menyerahkan bayi yang sudah tertidur pulas itu ke Armell.

Armell segera menaruh dot dan susu bayi itu ke meja sambil tertawa. " Awas pak, hati-hati. " ucapnya saat menerima bayi dari tangan Seno yang sedang tertidur pulas.

" Maaf pak, bisa tidak saya pinjam sofa itu untuk menidurkan bayi ini? Kalau di gendong terus, tidurnya kurang nyaman. " pinta Armell ke komandan.

" Bisa. Bisa. Silahkan. IPTU Seno, tolong di bantu. " tunjuk komandan dengan menahan senyumnya melihat wajah cemberut Seno.

" Awas aja lo ntar pulang kantor. " ucap Seno dalam hati sambil memandang tajam ke arah komandan. Sepertinya Seno dan komandannya adalah sahabat. Meskipun sang komandan usianya dua tahun lebih tua darinya, tapi sepertinya mereka lumayan akrab.

Armell berjalan menuju sofa diikuti oleh Seno di belakangnya. Seno mengambil beberapa kertas yang ada di sofa itu, kemudian mengambil bantal kursi dan di taruh di sofa itu. Dengan perlahan, Armell menidurkan bayi itu di sofa. Setelah Armell berpindah dari sebelah sofa, Seno menggeser meja dan di rapatkan dengan sofa. Menjaga supaya bayi itu tidak terjatuh saat tidur.

****

bersambung

...Sampai sini dulu....lumayan capek ngetiknya guys ...makanya, jangan lupa di baca, di like, di vote, dan di favoritkan juga Yach ...biar author tetep semangat nulisnya......

Terpopuler

Comments

Sheikha Samintha

Sheikha Samintha

janji ga bilang jitak ke polisi😭

2022-09-22

2

Rhenii RA

Rhenii RA

Kenapa sih main nyerocos aja? Heran deh, gak malu apa?

2022-07-22

1

Rhenii RA

Rhenii RA

Banyak omong bener dah si Armel ini😒i

2022-07-22

1

lihat semua
Episodes
1 Nasib mahasiswa beasiswa
2 Bayi tampan
3 Dasar jelek
4 Masih jomblo
5 Ganteng tapi ngeselin
6 Bingung
7 Makan siang
8 Baby Arvin
9 Gael
10 Mas Seno
11 Jalan-jalan di mall part 1
12 Jalan-jalan di mall part 2
13 Jangan tertarik sama dia
14 Kabar buruk
15 Ayo kita menikah
16 Kebingungan Armell
17 Gagal halal
18 Sah
19 Cowok aneh
20 Di jodohkan
21 Tendangan maut
22 Drama pagi
23 Upik abu
24 Berjodoh
25 Kesal
26 Mood booster
27 Kecebong
28 Bucin
29 Ibu negara ngambek
30 Cemburu part 1
31 Cemburu part 2
32 Untung banyak
33 Tanda tanya
34 Kecurigaan
35 Mengetahui
36 Penculikan
37 Kebingungan Seno
38 Titik terang
39 Penyelamatan
40 Sakitnya Seno
41 Terpaksa apa ngarep?
42 Mulai bucin
43 Boro-boro
44 Cobaan atau Anugerah
45 Kesal
46 Cerita
47 Kutu raksasa
48 Takut
49 Tanya hati kamu
50 Janda ting-ting
51 Unboxing
52 Cerita tentang baby Arvin
53 Bertemu lagi
54 Punya bayi sendiri?
55 Servis asoy....
56 Salah paham terselesaikan
57 Nge-date
58 Ngontrak kita euy.....
59 The real....
60 Mengigau
61 Punya cucu?
62 Virus bucin
63 Streaming hot live
64 Suamiku yang pertama
65 Dejavu
66 Kemarahan Robert
67 Rencana
68 Alex
69 Kemarahan Seno
70 Kesalahpahaman
71 Kenyataan yang mengejutkan
72 Kita kerjai suamimu
73 Bertemu adik Armell
74 Merindukanmu
75 Istriku hilang
76 You like a ghost
77 Bertemu
78 Papa tagih janjimu
79 Tangan terampil
80 Nggak dapet pelukan??
81 Ketemu ayah kandung Arvin
82 Dikit doang beb..
83 Posesif
84 Panik
85 Penyakit berbahaya?
86 Bingung
87 Ijinkan aku menemanimu
88 Kenapa Tuhan mengambil dia??
89 Mau pulang ke kampung
90 Rindu
91 Sugar baby
92 Gue udah unboxing
93 Kembali
94 Jamud
95 Ngapa-ngapain
96 Si Desong
97 Rencana pesta pernikahan
98 Aku mencintaimu
99 Sugar Daddy
100 Bule kampreto
101 Di culik lagi
102 Bertemu masa lalu Seno
103 Jadilah istri yang baik
104 Takut jarum
105 Ada sayapnya?
106 Hari H
107 Dasar bucin
108 Gawangnya di bobol
109 Curhatan
110 Panen di Perancis
111 Pak polisi mesum
112 Romantis
113 Gaya ngesot
114 Made in Perancis
115 Nge-prank
116 Sedang......
117 Kompor Meleduk
118 Curi pandang
119 Jalan-jalan pagi
120 Abang bule
121 Aneh
122 Pingsan
123 Ada kehidupan lain di sini
124 Aku hamil?
125 Kembali ke rumah
126 Morning sickness
127 Gempa bumi
128 Menyesal??
129 Imun pagi
130 Bertemu lagi
131 Ke dokter
132 Di anggurin
133 Pengen bakso
134 Babymoon
135 Akan aku hantui
136 Pingsan
137 OTW lahiran
138 Gajah
139 Kualitas KW
140 Welcome to the world, Prince
141 Danique Francois Adiguna
142 Arvin bertemu baby Dan
143 Baby blues
144 Bertemu Robert
145 Last but not least
146 Pengumuman
147 Info novel baru
148 Si Dekilnya Pak Dokter
149 Novel baru ( Om Itu Suamiku )
Episodes

Updated 149 Episodes

1
Nasib mahasiswa beasiswa
2
Bayi tampan
3
Dasar jelek
4
Masih jomblo
5
Ganteng tapi ngeselin
6
Bingung
7
Makan siang
8
Baby Arvin
9
Gael
10
Mas Seno
11
Jalan-jalan di mall part 1
12
Jalan-jalan di mall part 2
13
Jangan tertarik sama dia
14
Kabar buruk
15
Ayo kita menikah
16
Kebingungan Armell
17
Gagal halal
18
Sah
19
Cowok aneh
20
Di jodohkan
21
Tendangan maut
22
Drama pagi
23
Upik abu
24
Berjodoh
25
Kesal
26
Mood booster
27
Kecebong
28
Bucin
29
Ibu negara ngambek
30
Cemburu part 1
31
Cemburu part 2
32
Untung banyak
33
Tanda tanya
34
Kecurigaan
35
Mengetahui
36
Penculikan
37
Kebingungan Seno
38
Titik terang
39
Penyelamatan
40
Sakitnya Seno
41
Terpaksa apa ngarep?
42
Mulai bucin
43
Boro-boro
44
Cobaan atau Anugerah
45
Kesal
46
Cerita
47
Kutu raksasa
48
Takut
49
Tanya hati kamu
50
Janda ting-ting
51
Unboxing
52
Cerita tentang baby Arvin
53
Bertemu lagi
54
Punya bayi sendiri?
55
Servis asoy....
56
Salah paham terselesaikan
57
Nge-date
58
Ngontrak kita euy.....
59
The real....
60
Mengigau
61
Punya cucu?
62
Virus bucin
63
Streaming hot live
64
Suamiku yang pertama
65
Dejavu
66
Kemarahan Robert
67
Rencana
68
Alex
69
Kemarahan Seno
70
Kesalahpahaman
71
Kenyataan yang mengejutkan
72
Kita kerjai suamimu
73
Bertemu adik Armell
74
Merindukanmu
75
Istriku hilang
76
You like a ghost
77
Bertemu
78
Papa tagih janjimu
79
Tangan terampil
80
Nggak dapet pelukan??
81
Ketemu ayah kandung Arvin
82
Dikit doang beb..
83
Posesif
84
Panik
85
Penyakit berbahaya?
86
Bingung
87
Ijinkan aku menemanimu
88
Kenapa Tuhan mengambil dia??
89
Mau pulang ke kampung
90
Rindu
91
Sugar baby
92
Gue udah unboxing
93
Kembali
94
Jamud
95
Ngapa-ngapain
96
Si Desong
97
Rencana pesta pernikahan
98
Aku mencintaimu
99
Sugar Daddy
100
Bule kampreto
101
Di culik lagi
102
Bertemu masa lalu Seno
103
Jadilah istri yang baik
104
Takut jarum
105
Ada sayapnya?
106
Hari H
107
Dasar bucin
108
Gawangnya di bobol
109
Curhatan
110
Panen di Perancis
111
Pak polisi mesum
112
Romantis
113
Gaya ngesot
114
Made in Perancis
115
Nge-prank
116
Sedang......
117
Kompor Meleduk
118
Curi pandang
119
Jalan-jalan pagi
120
Abang bule
121
Aneh
122
Pingsan
123
Ada kehidupan lain di sini
124
Aku hamil?
125
Kembali ke rumah
126
Morning sickness
127
Gempa bumi
128
Menyesal??
129
Imun pagi
130
Bertemu lagi
131
Ke dokter
132
Di anggurin
133
Pengen bakso
134
Babymoon
135
Akan aku hantui
136
Pingsan
137
OTW lahiran
138
Gajah
139
Kualitas KW
140
Welcome to the world, Prince
141
Danique Francois Adiguna
142
Arvin bertemu baby Dan
143
Baby blues
144
Bertemu Robert
145
Last but not least
146
Pengumuman
147
Info novel baru
148
Si Dekilnya Pak Dokter
149
Novel baru ( Om Itu Suamiku )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!