Hari sudah semakin sore. Bahkan si bayi sudah tidur dua kali selama di kantor polisi. Kini komandan Alif memanggil Armell kembali.
" Bagaimana pak? " tanya Armell.
" Jadi begini mbak Armell. Kami pihak kepolisian akan berusaha mencari asal usul bayi itu. Untuk sementara, bayi itu kami serahkan ke mbak Armell untuk di rawat. Apa tidak merepotkan? " ucap komandan Alif.
" Tentu saja tidak pak. Bayi itu sangat tidak merepotkan. Saya justru senang kalau bayi itu masih tetap bisa tinggal sama saya. " jawab Armell dengan senyum cantiknya.
" Baguslah kalau begitu. Sementara seperti itu dulu, sambil menunggu kabar selanjutnya dari kami. " lanjut komandan Alif.
" Baiklah pak. Apa sekarang saya sudah bisa meninggalkan tempat ini? " tanya armell.
" Tentu saja boleh. Silahkan. " jawab komandan Alif.
" Kalau begitu, saya pamit undur diri dulu. " pamit Armell.
Kemudian Armell berdiri dan berjalan menghampiri si bayi yang sedang tertidur di atas sofa. Armell mengangkat tubuh gemol sang bayi perlahan, kemudian menggendongnya dan mengambil tas yang tadi ia taruh di samping sang bayi.
" Kalau ada apa-apa, kami akan segera menghubungi anda. " ucap komandan Alif.
Armell mengangguk. Kemudian dia berjalan menuju pintu keluar kantor.
" Oh, tunggu sebentar Mbak armell. " panggil komandan Alif.
" Iya pak. Apa masih ada lagi yang kelupaan? " tanya Armell ketika ia menghentikan langkahnya.
" IPTU Seno, kamu antarkan mbak Armell kembali ke tempat kostnya. " perintah komandan Alif ke Seno.
Seno yang keberatan dengan perintah atasannya itu, hendak memprotes. Tapi komandan Alif segera menambahi, " Kasihan Mbak Armell kalau harus pulang sendiri. Udah jam segini, pasti sudah jarang ada bus lewat. Lagian kita juga butuh alamat pasti dimana mbak Armell tinggal kan? Sekalian juga kamu ambil surat yang di tinggalkan oleh orang yang menaruh bayi itu di depan kost. "
" Tapi komandan, pekerjaan saya masih banyak. Kenapa tidak menyuruh Roni atau Aldo saja? " protes Seno.
" Sen, kalau Roni atau Aldo yang mengantar, kan bawa mobil kancil. Masak iya kamu tega bayi itu naik mobil bak terbuka? Kalau kamu yang mengantar, kan pakai mobil kamu sendiri. Lebih nyaman. " jawab komandan Alif sambil menahan senyum saat melihat wajah cemberut Seno, sahabat sekaligus bawahannya.
" Awas Lo!!!" ucap Seno ke Alif tanpa suara. Hanya dengan gerakan mulut.
Tak urung, Seno mengambil kunci mobilnya dan keluar dari kantor tanpa berkata apapun.
" Bapak, ada apa ya tadi memanggil saya kembali? " tanya Armell yang sedari tadi menunggu komando Alif bicara ke dia. Dia tidak mendengar apa yang di bicarakan komandan polisi itu dengan bawahannya tadi.
" IPTU Seno akan mengantar anda kembali ke tempat kost. Dan tolong, nanti surat yang tadi anda ceritakan, titipkan saja ke IPTU Seno. " jawab komandan Alif.
" Wah, tidak usah di antar pak. Terimakasih banyak. Saya pulang sendiri saja. " ucap Armell karena tidak ingin merepotkan.
Tiin....tiiiin....tiiiin...... terdengar bunyi klakson di bunyikan terus menerus.
" Sepertinya yang akan mengantar anda sudah tidak sabar. " ucap komandan Alif sambil menahan tawa. " Sebaiknya anda buru-buru keluar. Dia sudah menunggu di depan pintu. Tidak perlu sungkan. " tambahnya.
" Baiklah kalau begitu. Saya permisi dulu, pak. " pamit Armell dengan sedikit membungkukkan badannya. Komandan Alif menjawab dengan mengangguk.
Armell keluar dari kantor polisi dan benar juga, Seno telah menunggu di dalam mobil.
" Ayo buruan. " ucap Seno sambil membuka pintu penumpang mobilnya. Armell buru-buru masuk sebelum pak polisi yang gantengnya nauzubillah itu mengeluarkan tanduknya.
Setelah Armell masuk, Seno segera melajukan mobilnya keluar dari halaman kantor polisi. Berbekal alamat yang di berikan oleh Armell, Seno melajukan mobilnya ke arah universitas X dimana tempat kost Armell berada.
" Siapa nama bayi itu? " tanya Seno ke Armell memecah keheningan tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan yang ada di depannya.
" Ha? Saya tidak tahu pak. " jawab Armell sambil memicingkan matanya memikirkan sesuatu.
" Lalu, kamu memanggil dia apa? " tanya Seno kembali.
" Saya menyebutnya bayi. " jawab Armell dengan sedikit bingung.
" Sebutan apaan itu. Seharusnya kamu memanggil dia dengan sebuah nama. Bukan hanya bayi begitu saja. " sahut Seno.
" Nama? Apa itu perlu? Apa saya harus memanggilnya dengan sebuah nama? " tanya Armell sambil menoleh ke arah Seno.
" Ya iyalah. Masak kamu akan memanggilnya bayi terus. Kita belum tahu kapan kita bisa menemukan orang tua kandungnya. Jadi, kamu juga akan hidup dengan dia sampai waktu yang tidak bisa kita tentukan. Jadi menurutku, sebaiknya kamu kasih dia nama. " jelas Seno.
Armell manggut-manggut dan memutar otak. " Menurut bapak, sebaiknya dia di kasih nama siapa?" tanya Armell meminta pendapat.
" Entahlah. Kamu pengen kasih dia nama siapa? " tanya Seno balik.
Armell menggaruk kepalanya yang tidak gatal, kemudian menjawab Seno, " Saya tidak tahu. Saya bingung. "
Suasana hening sejenak sampai akhirnya Seno membuka suara lagi.
" Bagaimana kalau Arvin? Bagaimana kalau kamu panggil dia Arvin? " usul Seno.
" Mmmmm....boleh juga pak. Oke, berarti mulai sekarang, namanya adalah Arvin. Kamu sekarang punya nama. " ucap Armell menyetujui usulan Seno sambil mengelus pipi bayi gembul yang sekarang sudah mempunyai nama itu.
Tempat kost Armell sudah terlihat dari kejauhan.
" Itu pak yang catnya berwarna pink, itu tempat kost saya. " tunjuk Armell. Seno mengangguk.
Sesaat kemudian, mobil yang Seno bawa telah terparkir di depan gerbang tempat kost Armell. Seno dan Armell membuka pintu dan turun bersamaan. Seno kemudian membuka pintu belakang dan mengambil tas milik Armell.
" Bapak tunggu disini sebentar ya. Karena tamu laki-laki tidak boleh masuk ke dalam. " ucap Armell dan diangguki oleh Seno. " Saya ambilkan suratnya dulu. " lanjut Armell.
Seno kembali mengangguk. " Ini tasmu. " ucap Seno sambil menyerahkan tas Armell.
" Terimakasih. " sahut Armell. Dan Armell segera masuk ke dalam kost.
Sambil menunggu, Seno memperhatikan ke sekeliling tempat kost Armell. Kost yang di tempati Armell ini cukup sepi sekelilingnya. Sebelah kanan dan kiri rumah kost itu adalah area persawahan. Menurut analisa Seno, kemungkinan memang orang tua bayi itu sengaja membuang anaknya. Entah apa alasannya. Yang pasti ada unsur kesengajaan. Bukan penculikan.
" Maaf pak, agak lama. Saya menidurkan baby Arvin dulu. " ucap Armell menyadarkan Seno dari pemikirannya. " Ini suratnya. " lanjut Armell sambil menyerahkan surat itu ke Seno.
" Di sini kamu menemukan bayi itu? " tanya Seno.
" Iya. Tepat di tempat bapak berdiri itu. " jawab Armell menjelaskan.
" Apa kondisi sekitar kostmu ini selalu seperti ini? " tanya Seno kembali.
" Maksud bapak? " tanya Armell balik karena dia merasa bingung dengan maksud pertanyaan Seno.
" Maksud saya, apakah tempat ini selalu sepi seperti ini? " Seno memperjelas pertanyaannya.
" Oh, iya begini pak. Secara tempat kost ini letaknya lumayan jauh dari kampus. Jadi ya seperti ini kondisinya. Sepi. Jarang ada orang lalu lalang disini. " jawab Armell.
" Terus, rencana kamu mengenai bayi itu bagaimana?" tanya seno.
" Ya seperti tadi yang di bilang komandan bapak. Saya akan merawatnya sampai ada kejelasan dari pihak kepolisian. " jawab Armell.
" Bukankah kamu harus kuliah juga? Lalu siapa yang akan menjaga bayi itu saat kamu kuliah? " tanya Seno.
" Kebetulan, sekarang sedang libur semesteran. Kegiatan saya hanya mempersiapkan segala hal untuk kegiatan magang saya, sama ada dua mata kuliah yang saya ambil di semester pendek ini. " jawab Armell.
" Lalu saat kamu harus ke tempat magang kamu, atau kamu kuliah, bayi itu sama siapa? " tanya Seno kembali.
" Teman-teman kost saya disini bersedia bergantian menjaga baby Arvin kalau saya harus keluar. " jawab Armell.
Tiba-tiba....Oek...Oek...Oek... terdengar baby Arvin menangis.
" Waduh, maaf pak. Sepertinya baby Arvin terbangun. Sudah saatnya juga dia mandi sore. Saya harus ke dalam. " pamit Armell.
" Iya, baiklah. Saya juga harus segera kembali ke kantor. Jangan lupa, pastikan handphone kamu selalu aktif, dan angkat ketika kami menelepon. " ucap Seno.
Armell mengangguk.
***
bersambung
...Jumpa lagi esok hari ya guys.......
...Jangan lupa.......
...Like ..like...like......
...vote...vote ...vote......
...dan klik favorit biar kalau author up episode, kalian langsung tahu ......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Devi Handayani
thor harusnya nama baby nya..... arsen singkatan armell-seno.... atau arga singkatan armell-gael.... hanya usul thor hehehe😁😁😁
2023-08-26
1
Devi Erisanti
bahasa nya SGT ringan ,jadi enak d baca
2021-12-10
1
oLiVia
feeling aku jangan2 pak polisi seno yang tampan bapak kandung si baby 😙😙
2021-12-07
3