Saat Armell belum kembali dari musholla, bayi kecil yang tadi sedang tertidur terlihat menggerak-gerakkan kaki kecilnya. Dan terdengar juga rengekan kecil dari mulut mungil bayi itu.
Salah satu polisi yang ada di tempat itu, menengok sekilas. " Pak Seno, sepertinya bayinya bangun. Dia juga mau menangis. " ucapnya.
Di dalam kantor polisi saat itu hanya tinggal Seno dan satu polisi lagi. Karena yang lainnya sedang beristirahat. Biasanya mereka akan pergi makan siang bersama-sama. Tapi mengingat ada bayi yang tengah tertidur pulas di sana dan tidak ada yang menjaga, maka Seno dan salah seorang polisi lainnya memutuskan untuk mengundur waktu makan siangnya.
Seno yang di kasih tahu bawahannya, mengangkat kepalanya yang sedari tadi sibuk mengerjakan sesuatu di laptopnya. " Kamu coba gendong dia. Biar dia tidak jadi menangis. " pinta Seno sambil kembali menatap serius layar laptopnya.
" Saya tidak bisa pak. Saya tidak pernah menggendong bayi sama sekali. Saya takut kalau menjatuhkannya. " jawab tamtama polisi yang memang masih muda itu. Dia bahkan baru lulus pendidikan polisinya.
" Kamu kan belum coba. Udah, coba dulu cepetan sebelum dia benar-benar menangis. " perintah Seno dengan mata masih tetap menatap layar laptopnya.
Sang bawahan yang bernama Aldo itu mulai mengangkat bayi itu perlahan dan penuh kehati-hatian. Tapi setelah bayi itu sampai di dekapan Aldo, bayi itu menangis dengan kencang. Aldo menjadi semakin panik.
" Pak, bagaimana ini pak? Kenapa dia malah nangis? " tanyanya dengan nada penuh kepanikan.
Seno menengadahkan kepalanya melihat ke arah Aldo. " Kamu apakan dia? " tanyanya sambil berjalan mendekati Aldo.
" Saya tidak melakukan apa-apa pak. Sumpah. Saya hanya mengangkatnya dari sofa. Itupun perlahan sekali saya mengangkatnya. " jawab Aldo.
Melihat bayi itu menangis dengan kencang, Seno juga ikut panik. " Kenapa dia? " gumamnya sambil mengelus pipi bayi itu. Bayi itu terus menangis sambil meronta dalam gendongan Aldo.
" Pak, saya tidak bisa terus menggendongnya kalau dia terus gerak-gerak kayak gini. Saya kewalahan. " ucap Aldo dengan tampang memelasnya.
" Sebentar, saya ambilkan susunya dulu. Mungkin dia haus. " jawab Seno yang kemudian berjalan dengan cepat ke mejanya lagi dan mengambil dot susu.
" Ini, minumkan ke dia. " Seno menyodorkan dot yang berisi susu itu ke Aldo.
" Gimana caranya pak? Kedua tangan saya memegangi bayi ini. " jawab Aldo.
" Ck! " protes Seno. Tapi tak urung, diapun memasukkan pucuk dot itu ke mulut si bayi. Tapi si bayi malah menolak. Dia semakin meronta dalam gendongan Aldo.
" Pak, bagaimana ini? Dia semakin kencang geraknya. Saya takut dia jatuh. " ucap Aldo.
" Saya juga tidak tahu. Saya kan juga belum pernah punya anak Al. " jawab Seno sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
" Coba bapak yang gendong. Siapa tahu dia diam. Seperti tadi pagi, dia juga menangis. Tapi setelah bapak gendong, dia langsung diam. " ucap Aldo memberikan ide.
Seno terdiam seperti sedang berpikir sejenak. Dan akhirnya, " Ya udah sini. " Seno meminta si bayi ke Aldo.
Dengan perlahan, Aldo memindahkan si bayi ke tangan Seno. Seperti mukjizat, baru saja menempel di tangan Seno, bayi itu tidak meronta-ronta lagi. Hanya Isak tangisannya yang masih terdengar. Seno membawanya ke mejanya. Dia duduk di kursinya, kemudian memberikan dot yang sedari tadi di bawanya ke si bayi. Dengan penuh semangat, si bayi mengenyot pucuk dot itu.
Seno dan Aldo di buat kaget setelahnya. Seno bahkan memicingkan kepalanya sambil berpikir. " Kenapa bayi nampak nyaman dalam dekapanku? Apa dia menyukaiku? Dan perasaan apa ini? Kenapa aku juga menyukai bayi ini? Padahal biasanya aku sama sekali tidak menyukai bayi atau bahkan anak kecil. " pikir Seno.
Seno memangku bayi itu dan sebelah tangannya memegang botol susu, sedangkan yang sebelah lagi tangannya mengetik sambil sesekali matanya melihat ke bayi yang ada di pangkuannya.
Setelah botol susu itu kosong, si bayi membuang botol itu.
Klotak
Seno terkejut dengan suara itu. Dia melihat ke sumber suara yang ada di bawahnya. Kemudian menatap wajah bayi itu dengan tersenyum. Sebelah tangannya yang tadi memegang mouse, ia gunakan untuk mengambil botol susu yang jatuh di bawahnya.
" Sudah kenyang? Hm? " tanya Seno kepada si bayi sambil menyolek pipi gembul bayi itu. Bayi itu tertawa riang.
" Wah, sepertinya bayi itu memang sangat menyukai bapak. " ucap Aldo.
" Sepertinya. Eh, Al, kamu sebaik makan siang sekarang. Keburu habis waktu makan siangnya. " ucap Seno.
" Lha, bapak memang tidak apa-apa di sini sendiri sama bayi itu? " tanya Aldo memastikan.
" Lagian kamu di sini juga nggak bisa bantuin apa-apa. " ucap Seno. Aldo hanya tersenyum sambil nyengir kuda.
" Baik kalau begitu. Saya permisi keluar dulu. " pamit Aldo.
Seno kembali fokus ke bayi yang ada di pangkuannya. Dia mengajak bayi itu bermain. Sesekali bayi itu berceloteh entah apa yang mau diucapkannya.
Di rasa bayi itu agak bosan dalam pangkuannya, dia mengajak bayi itu berdiri dan berjalan mondar-mandir.
Beberapa saat kemudian, Armell datang kembali.
" Eh, si kecil udah bangun. Widdihhh...diajakin main sama om polisi yang ganteng tapi ngeselin ya? Uluh...uluh...." ucap Armell tanpa melihat ke arah Seno.
" Enak sekali kamu ngomong ya. Bukannya terimakasih udah di bantuin juga. " sahut Seno.
" Oh iya maaf, pak polisi. Dan terimakasih udah di bantu jagain dia. Ya udah, sini yuk...ikut kakak..." armell mengambil si bayi dari gendongan Seno. Dan Seno langsung kembali ke mejanya.
" Loh, botolnya kok udah kosong? Udah bapak kasih minum tadi bayi ini? " tanya Armell ke Seno.
" Udah. Tadi dia nangis, terus saya kasih susu. Lapar sepertinya dia. " jawab Seno.
" Oh .." Armell menjawab dengan mengangguk-angguk.
" Pak, di sekitar sini ada warung apa tidak? Saya lapar. Mau makan. " tanya Armell.
" Ada di seberang jalan sana. " jawab Seno dengan pandangan masih tetap pada layar laptopnya.
" Kalau begitu, saya boleh keluar dulu untuk makan kan ya pak? " tanya Armell kembali.
" Silahkan. " jawab Seno dengan tangannya menunjuk ke arah luar, tapi pandangannya tetap ke arah laptop.
Armell keluar dari kantor polisi dengan si bayi dalam gendongannya. Di luar pintu, ia bertemu dengan komandan Alif. Dia hanya tersenyum, sambil tetap melangkah.
Komandan Alif langsung menemui Seno setelah ia tiba di kantor. " Kemana gadis itu? Bukannya tadi aku sudah menyuruhnya menunggu? " tanya komandan Alif ke Seno.
" Cari warung. Lapar dia katanya. " jawab Seno masih tetap sibuk dengan urusannya.
" Kamu nggak makan siang? Udah mau jam satu ini. Sebaiknya kamu cepetan cari makan. Habis ini kita bahas lagi langkah kita soal kasus bayi itu. " perintah komandan Alif.
" Oke. " jawab Seno sambil menyudahi pekerjaannya. Dia hendak berjalan keluar melewati pintu saat tiba-tiba komandan Alif memanggilnya.
" Sen, sebaiknya kamu ajak gadis itu makan siang sekalian. Kasihan, dia tidak mengenal daerah sini. Dia juga membawa bayi. Pasti kerepotan. Apalagi dia belum pernah mempunyai bayi. " usul Alif.
" Ck! " Seno sebenarnya malas. Tapi kalau di pikir-pikir, memang benar, kasihan juga Armell kalau harus makan sambil menggendong bayi montok itu.
Seno berjalan kembali. Sampai luar, dia celingak-celinguk mencari sosok gadis yang di maksud oleh sahabat sekaligus atasannya di kantor itu. Setelah melihat Armell yang berjalan di tengah teriknya matahari sambil menggendong bayi, Seno berlari mengejar.
" Tunggu! " panggilnya. Armell yang merasa di panggil, menengok ke belakang. Dia menghentikan langkahnya saat melihat Seno berlari ke arahnya.
" Ada apa pak? " tanya Armell saat Seno telah berada di hadapannya.
" Kamu tunggu di sini sebentar. Ikut makan sama saya. Saya ambil mobil dulu. Kamu berteduh dulu di sana. Kasihan bayinya kepanasan. " ucap Seno.
Belum sempat Armell menjawab, Seno sudah berlalu dari hadapannya. " Apa-apaan sih bapak polisi itu? Aku belum jawab, eh, dia udah main pergi aja. " gerutu Armell yang tak urung, dia juga mengikuti perintah Seno untuk menunggu Seno di tempat yang teduh.
****
bersambung
...Sampai sini dulu ya, hari ini... di sambung lagi besok.......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Devi Handayani
anggep aja lagi stimulasi jadi keluarga kecil yg bahagia dan sejahtera.... kayak yg di iklan keluarga berencana mell😅😅😅
2023-08-25
2
Eris Nur Riyanti
🤣🤣🤣🤣 hahaha
2021-12-15
1
Ima Sanjaya Arifin
atau jangan2 si bayi ini anak. nya pakpol ganteng ya...
diriku masih menduga duga...
hanya author yang tau jawaban. nya wkwkwkwkwk
2021-11-24
2