Jam kuliah dimulai, kali ini Fadhil mengisi mata kuliah dikelas Ghea.
Ghea dengan cuek mengikuti jam kuliah dikelasnya.
"Bisa banget dia cuek begini." Batin Fadhil.
Seperti biasa Fadhil mengajar dengan profesional, sesekali matanya melirik kearah Ghea yang fokus mencatat apa yang diterangkan olehnya.
"Ghevana, bisa kerjakan soal ini?" Ucap Fadhil yang mulai ingin mengerjai balik istri kecilnya itu.
Ghea dengan santai maju kedepan dan meraih spidol dari tangan Fadhil.
Fadhil terus memperhatikan Ghea yang mengerjakan soal dipapan tulis dengan baik.
"Tunggu hukumanku ya, karna kamu udah ninggalin aku tadi pagi." Gumam Fadhil yang hanya terdengar oleh Ghea.
Ghea hanya bergidik mendengarnya. "Mampus gue." Batin Ghea.
Setelah selesai mengerjakan soal, Ghea kembali ke bangkunya. Pikirannya sudah tidak fokus lagi untuk mengikuti mata kuliah ini.
Fadhil mencoba menghubungi istrinya itu saat jam pulang kampus, namun panggilannya hanya tersambung dengan operator, pesan masuk pun belum dibacanya sedari pagi tadi.
Fadhil menarik nafas dan menghembuskannya dengan kasar, "Apa dia menghindariku?" Gumamnya sambil memukul stir mobilnya lalu melajukannya menuju rumah.
Dirumah keluarga Fadhil, Ghea sedang mengerjakan sebagian tugas dilaptopnya.
Fadhil masuk kedalam kamar dan tidak menyapa Ghea, Ghea pun tidak pernah mengambil pusing soal sikap Fadhil.
Hingga menjelang malampun, Fadhil masih tidak bicara kepada Ghea. Ghea yang sudah biasa menerima perlakuan dari keluarganya dulu, sama sekali tidak mempermasalahkan prilaku Fadhil yang berubah dingin kembali padanya.
Untuk pertama kalinya Ghea tidur tanpa dipeluk oleh Fadhil, Ghea pun hanya tersenyum kecut, ia tau pernikahan ini hanya saling keterpaksaan.
Fadhil yang tidak bisa tidur pun hanya bisa memandangi punggung Ghea yang slalu tidur membelakanginya. Sungguh hari ini ia kesal dengan prilaku istrinya itu.
Fadhil yang tidak bisa tidurpun akhirnya mencoba menyelesaikan pekerjaannya yang tertunda, ia duduk disofa sambil memangku laptopnya.
Tangannya tak sengaja menyentuh tas milik Ghea, tas yang slalu Ghea pakai untuk berkuliah. Dengan penasarannya Fadhil membuka tas Ghea dan memeriksa isinya. Tak ada yang aneh didalamnya, Fadhil juga mengambil ponsel Ghea, dia mencoba menghidupkannya namun ponsel itu tetap tidak menyala, Fadhil juga mencoba mengisi daya diponsel tersebut, namun tidak ada tanda-tanda ponsel Ghea akan menyala.
"Ini sih rusak, kenapa Ghea gak bilang gue." Gumam Fadhil saat melihat ponsel Ghea.
Fadhil tau betul, ponsel ini dulunya adalah milik Yasmin, karna ponsel ini dulu Fadhil yang membelikannya.
"Apa Ghea slalu memakai barang-barang bekas milik Yasmin? Laptop, ponsel." Gumam Fadhil lagi.
Fadhil merasa bersalah karna sudah mendiami Ghea, dia berfikir Ghea menghindarinya, padahal mereka hanya kurang komunikasi saja, itu karna ponsel Ghea yang mati.
Fadhil segera merapihkan kembali isi tas Ghea, kemudian dia juga mematikan laptopnya dan segera naik keatas tempat tidur.
Fadhil merapihkan anak rambut Ghea kebelakang telinga Ghea. "Maaf, aku masih belum bisa memahamimu Ghe." Bisiknya dengan lembut lalu mengecup kening Ghea.
Fadhil kembali tidur dekat dengan Ghea dan memeluknya dari belakang.
Pagi ini Ghea bangun, dia merasa heran ada tangan tengah melingkar dipinggangnya, pasalnya semalam Fadhil mendiaminya.
Ghea membalikkan tubuhnya menghadap Fadhil.
Matanya menatap lekat pada wajah Fadhil. Tangannya mulai terulur untuk menyentuh wajah Fadhil.
"Pria ini dulunya adalah kekasih Kak Yasmin, dia juga dosenku dikampus, dan kini dia menjadi suamiku." Batin Ghea.
Perlahan Ghea mencoba bangun dengan tetap masih menatap wajah suaminya itu, tangannya masih tetap membelai pipi Fadhil.
"Aku akan belajar mencintaimu Mas Fadhil, aku akan belajar berdamai dengan hatiku dan menerima kehadiranmu, semoga kamu memang jodoh terbaik untukku." Ucapnya dengan sangat pelan kemudian Ghea mengecup pipi Fadhil sekilas.
Fadhil yang sebenarnya sudah bangun saat Ghea membalikan tubuhnya, mendengar semua apa yang Ghea katakan walaupun itu sangat pelan. Fadhil hanya pura-pura masih tertidur untuk mengetahui apa yang akan istri kecilnya itu lakukan.
Entah mengapa perasaannya begitu bahagia mendengar setiap ucapan yang keluar dari mulut Ghea, Ghea akan belajar mencintainya. Ahh Fadhil sungguh bahagia sekali terlebih saat Ghea sudah berani mencium pipinya.
"Terimakasih morning kissnya sayang." Ucap Fadhil dengan suara berat khas bangun tidurnya.
"Mas Fadhil sudah bangun? dari kapan?" Tanya Ghea yang khawatir jika Fadhil mendengar omongannya.
"Apa sayang?" tanya Fadhil.
"Kamu udah bangun, dari kapan?" Tanya Ghea memperjelas.
"Bukan itu, tadi kamu panggil aku apa?" Tanya Fadhil berusaha menggoda istri kecilnya itu.
"Hmm.. Aku panggil kamu Mas Fadhil. Boleh?" tanya Ghea dengan ragu.
Fadhil menarik Ghea kedalam pelukannya, "Aku seneng Ghe, seneng banget." Jawab Fadhil sambil mencium puncak kepala Ghea.
"Aku tadi bangun pas kamu cium pipi aku." Jawab Fadhil lagi ia tidak mau kalau sampai Ghea malu jika tau kalau Fadhil mendengar semuanya.
"Aku mau mulai semuanya dari awal Mas, apa belum terlambat?" Tanya Ghea.
Fadhil terus membelai rambut Ghea, "Gak ada yang terlambat sayang, aku juga terus berusaha mencintai kamu, bahkan mungkin sudah mencintai kamu. Mungkin terasa aneh karna kita belum satu minggu menikah. Tapi jauh sewaktu aku masih berpacaran dengan Yasmin dan kamu jadi mahasiswaku, entah kenapa aku senang sekali memperhatikan kamu, bahkan rasanya ingin melindungimu." Jawab Fadhil.
"Benarkah Mas?" tanya Ghea tak percaya.
"Perasaanku terhadap Yasmin sudah lama mati Ghe, jika saat itu aku meneruskannya hingga ke pernikahan, itu hanya karna aku sudah terlanjur berjanji tidak meninggalkannya, tapi takdir berkata lain. Yasmin sendiri yang meninggalkanku dan Allah menggantinya dengan kamu. Maafkan jika keluargaku memaksamu Ghe, tapi sungguh, sewaktu aku tau kamu yang akan menggantikan Yasmin, aku tidak menolaknya."
"Dan aku juga tidak menyesal Mas, pertama karna aku sudah lama sekali ingin keluar dari rumah Bunda, kedua karna keluargamu juga kamu memperlakukan aku dengan sangat baik. Aku sangat terharu mendapatkan perlakuan seperti ini Mas, merasa dianggap dan diperdulikan."
Fadhil mengeratkan pelukannya, "Terimakasih Ghe, aku berjanji akan menjadi suami yang baik untuk kamu."
"Tapi mas, aku ada satu permintaan." Ucap Ghea.
"Hmm apa?" Tanya Fadhil.
"Dikampus, kita seperti biasanya ya, layaknya dosen dan mahasiswanya. Aku belum siap jika semua tau soal aku yang sudah menikah." Ucap Ghea dengan hati-hati.
"Apa kamu malu Ghe, karna umur kita terlalu jauh? bahkan umurku hampir dua kali lipat darimu."
"Aku bukan malu Mas, aku hanya belum siap jika itu dilingkungan kampus."
Sejenak Fadhil berfikir, dia tidak ingin memaksakan Ghea, dia juga tidak ingin hubungan yang baru dimulai ini akan menjadi rumit kembali. Bagaimanapun, Fadhil lebih dewasa daripada Ghea, dia harus bisa memahami Ghea.
"Baiklah, tapi kita tetap pergi dan pulang bersama jika jadwal kita sama. Aku akan menurunkanmu ditempat sepi dan menjemputmu disana juga. Bagaimana?" Penawaran dari Fadhil.
"Okey, deal." ucap Ghea dengan senyum mengembangnya.
Mereka tengah sarapan bersama, kali ini wajah Fadhil tidak terlihat kusut lagi, dan wajah Ghea juga terlihat tanpa beban.
Miranti menyadari bahwa hubungan mereka perlahan membaik, keputusannya untuk meminta pengantin pengganti tidaklah salah, ia senang mendapatkan menantu sebaik dan secantik Ghea.
.
.
.
.
...Dukung Author yuk, dengan Vote, like dan coment agar tetap semangat....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Jamaliah
visualnya Thor
2024-03-09
2
Qaisaa Nazarudin
Belikan Ghea ponsel baru,karena itu alat yg penting selain juga bisa lebih mendekatkan hubungan kalian..
2023-12-31
3
senja indah
knpa novel krya otor 1 ini bagus2 tpi,like,vote komen y dikittt bgttt...
2023-09-11
1