Ghea menyelesaikan ujiannya dengan baik, Fadhil merasa lega sekaligus senang mempunya istri yang pintar dan cerdas, Ia bisa membanggakan istri kecilnya itu dihadapan rekan-rekan sesama dosennya. Bahkan tidak jarang semua memuji kepintaran istrinya itu.
"Kasih hadiah apa ya buat Ghea?" Gumam Fadhil saat menunggu istrinya untuk pulang bersama.
Fadhil teringat akan cincin pernikahan yang belum ia ganti dan berencana akan membelikannya, Fadhil juga akan mengajak Ghea berlibur.
"Panasnya diluar." Ucap Ghea sambil mengibaskan rambutnya, hingga kini Ghea masih belum memakai hijabnya, namun pakaiannya slalu terlihat sopan.
"Sayang, kita liburan yuk." Ucap Fadhil.
"Liburan kemana Mas?" Tanya Ghea dengan heran.
"Maunya kemana? kalau kita ke Jepang mau gak? dari dulu aku mau kesana, cuma belum kesampaian aja."
"Jepang? aku gak punya passpor mas kalau harus keluar negri."
"Kamu gak punya Passpor?" Tanya Fadhil.
Ghea mengangguk,
Fadhil merasa heran, pasalnya dulu Yasmin dan Ayah Bunda nya sering berpergian keluar negri.
"Apa setiap orang tua kamu keluar negri, kamu tidak pernah ikut Ghe?" Tanya Fadhil mendalam.
Ghea menggelengkan kepalanya.
Fadhil menyetir sambil memijat pelipis matanya. Sungguh ia ingin sekali melindungi dan membahagiakan Ghea.
Tangan Fadhil menggenggam satu tangan Ghea, dan satunya lagi memegang kemudi.
"Aku akan slalu membahagiakan kamu." Ucap Fadhil dengan lembut.
"Kita ke lombok aja mau gak? wisata pantai dan snorkling." Ajak Fadhil.
"Boleh, kemana aja kamu ajak aku, aku pasti ikut."
"Pinter,, ini baru namanya kesayangannya Fadhil."
Deg..
"Kesayangan Fadhil? dulu Tristan yang slalu bilang begitu, kesayangannya Titan." Batin Ghea.
"Koq bengong?" Tanya Fadhil.
"Sejak kapan mas sayang sama aku?"
"Hemm sejak kapan ya? Nanti aku kasih tau kalau aku tau. Masalahnya aku juga gak tau sejak kapan sayang bahkan mungkin cinta sama kamu." Jawab Fadhil.
Blush.
Lagi-lagi membuat wajah Ghea memerah karna malu, dan tentunya jantungnya berdegup kencang.
"Sayang, aku lihat rekening yang aku kasih ke kamu, kamu jarang pakai uang ya? Bisa cepet kaya aku kalau begini." goda Fadhil.
"Suka aku pake koq mas, cuma ya memang sesuai kebutuhanku. Kita kan masih tinggal dirumah Mama, ga ada pengeluran rumah tangga lainnya." Jawab Ghea menjelaskan.
"Ya kamu gak belanja gitu Ghe, buat beli baju, tas, perhiasan mungkin."
Ghea menggelengkan kepalanya, "Aku akan beli kalau aku butuh Mas."
Fadhil benar-benar merasa takjub akan istrinya yang benar-benar berbeda dari mantan kekasih yang kini menjadi kakak iparnya itu.
Jika dulu saat berpacaran dengan Yasmin dia harus bekerja keras untuk mencukupi segala kebutuhan Yasmin, tapi dengan Ghea, Fadhil malah bisa menghemat uang hingga mempunyai tabungan yang berjumlah fantastis.
***
"Ghesayang.. Titan rindu." Lirih Tristan saat menelusuri jalanan Newyork yang sangat ramai itu.
Tristan memutuskan akan pulang keJakarta saat libur ujian semeseter ini, ia tidak mengabari kedua orang tuanya juga Fariz. Tristan ingin membuat kejutan untuk semua orang terutama Ghea.
Tristan sudah tidak bisa lagi menahan rindunya lagi terhadap Ghea, keputusannya untuk menghindar agar terhindar dari perasaan yang semakin dalam ternyata salah.
"Perasaan Titan masih sama Ghe, Titan gak akan lepas Ghea lagi." Ucapnya dengan menatap langit Newyork.
***
Fadhil dan Ghea berada disebuah hotel didaerah Lombok, dengan pemandangan yang langsung menghadap pantai, terdengar suara deburan ombak dari kamar yang memiliki balkon itu.
Ghea membuka pintu balkon dan berdiri dibalkon, Memejamkan matanya merasakan hembusan angin sore dari pantai. Fadhil memeluk Ghea dari belakang, melingkaran kedua tangannya dipinggang Ghea lalu mendaratkan dagunya dibahu kanan Ghea sehingga pipi mereka saling bersentuhan.
"Suka?" Tanya Fadhil.
Ghea mememegang pipi Kanan Fadhil dan mengangguk. "Suka banget Mas. Pemandangannya bagus, suara ombaknya terdengar sampai kamar."
"Ini hadiah buat kamu, karna kamu terlalu irit, jadi aku bisa ajak kamu jalan-jalan setiap libur semester." Ucap Fadhil.
"Kalau gitu destinasi selanjutnya aku mau ke Bromo Mas." Ucap Ghea antusias.
"Gak keluar negri aja Ghe?" Tanya Fadhil.
"Aku dari dulu pengen banget eksplore Indonesia mas, Bromo, Danau toba, Labuan bajo. Ahh banyak banget yang mau aku datangin."
"Baiklah, aku akan selalu menemani kamu, kemanapun kamu pergi." Jawab Fadhil sambil mengeratkan pelukannya.
Setelah cukup beristirahat, Ghea mengajak Fadhil menelusuri bibir pantai. Mereka saling berpegangan tangan dengan erat, terkadang Ghea menyandarkan kepalanya dilengan Fadhil.
"Laper gak By?" Tanya Ghea.
"Hah, apa By? Apa itu By?" Tanya Fadhil yang memberhentikan langkahnya.
Ghea menghadap Fadhil dan menatap sorot mata Fadhil, tangan Ghea melingkar dileher Fadhil dan tangan Fadhil melingkar dipinggang Ghea.
"By, Hubby." Ucap Ghea dengan lembut.
Fadhil menarik sudut bibirnya dan tersenyum.
"Apa kamu sudah mencintaiku?" Tanya Fadhil yang kemudian menempelkan keningnya dikening Ghea.
Ghea mengecup sekilas bibir Fadhil, "Mungkin." Jawabnya.
Jangan ditanya bagaimana perasaan Fadhil, dia sangat bahagia mendapatkan hati Ghea, Fadhil memeluk Ghea dan mengangkatnya lalu berputar.
"Ahh lepasin By.." Teriak Ghea sambil tertawa.
"Aku seneng banget sayang..." teriak Fadhil lagi.
Mereka saling tertawa bersama, merasakan cinta mereka yang akhirnya terbalaskan, meraih ridho Allah didalam pernikahan.
Setelah Sholat Isya berjamaah didalam kamar hotel, Fadhil mengajak Ghea untuk makan malam disebuah resto, Ghea sangat menyukai Seafood.
"By cobain ini deh, ini enak." Ucap Ghea sambil menyuapi isi lobster kepada Fadhil.
"Iya, ini enak." Jawab Fadhil setelah menerima suapan dari Ghea.
"Tumben makan kamu banyak, aku seneng lihat kamu makan banyak begini."
"Karna mood aku lagi bagus." jawab Ghea.
"Jadi slama ini mood kamu gak bagus? hem?".
"Bukan gak bagus, tapi kemarin perasaan aku lagi aneh aja, sekarang aku kaya nemuin hidup aku yang baru setelah yakin perasaan aku ke kamu."
"Really?"
Ghea tersenyum dan mengangguk.
"Ahh beruntung sekali pria tua sepertiku, bisa dicintai gadis muda secantik kamu."
Ghea tertawa, "Aku jatuh cinta sama dosenku sendiri, yang slalu diam-diam perhatiin aku, yang diam-diam curi-curi pandang sama aku, dan slalu perduli sama aku."
**
Selesai membersihkan diri ditoilet, Fadhil menyusul Ghea keatas tempat tidur yang sedang menonton Televisi.
Jantung Fadhil berdegup kencang, Ia ingin meminta hak nya sekarang.
"Sayang.." panggil Fadhil ragu.
"Hemm.." jawab Ghea singkat.
"Apa aku boleh meminta hak ku sekarang?" Tanya Fadhil ragu.
Ghea terdiam, kemudian menjawab dengan mengangguk.
Fadhil tersenyum, dia mengambil remot televisi lalu mematikannya, ia juga mematikan lampu terang dan hanya menyalakan lampu redup.
Fadhil meraih kepala Ghea dan mengusap ubun-ubunnya lalu membacakan doa disana.
Setelahnya Fadhil mengecup kening Ghea, turun kehidung lalu perlahan mencium bibir Ghea.
Ghea larut dalam ciuman Fadhil, perlahan membalas ciuman Fadhil. Mereka saling mengecap satu sama lain sehingga terdengar decitan suara kecapan.
Fadhil menarik Ghea keatas pangkuannya, membawa tangan Ghea melingkar dilehernya, perlahan membuka satu persatu kancing piyama Ghea, sehingga membuat tubuh Ghea hampir polos sepenuhnya.
Fadhil Menidurkan kembali Ghea dengan lembut diatas bantal, ia pun membuka pakaiannya satu persatu, melemparnya kesembarang tempat.
Ciuman Fadhil turun keleher jenjang Ghea, sehingga membuat Ghea sedikit melenguh, "Ahh.. By..."
Fadhil kembali menelusuri bagian dada Ghea, tangan satunya meremas satu bagian gunung itu, dan bibirnya mengulum lembut satunya lagi.
Lama Fadhil bermain disana, tangannya pun mulai menjelajahi bagian inti Ghea, bagian yang slalu membuat Fadhil penasaran akan rasanya. Ia tak munafik, sudah lama sekali ia ingin melepas hasratnya.
"Sudah siap sayang?" Tanya Fadhil lembut tepat didepan wajah Ghea.
Ghea mengangguk,
"Ini akan sedikit sakit sayang, kamu boleh menggigit bahuku atau mencakar punggungku." Ucap Fadhil sambil merapikan anak rambut Ghea yang menutupi wajah cantik Ghea.
"Aku takut By.." Lirih Ghea.
"Aku mencintaimu Sayang, sejak pertama melihatmu dikampus, aku sudah mencintaimu, hanya saja aku tidak menyadarinya. Aku slalu ingin melindungi dan menjagamu, bahkan dihari pernikahanku, aku masih berharap pernikahanku gagal dan aku bisa menikahimu. Dan Allah memberiku jalan untuk memilikimu seutuhnya, menjagamu hingga nanti kita menua sama-sama." Ucap Fadhil dengan lembut.
Ghea tersenyum, kemudian mengecup sekilas bibir Fadhil. "Aku juga mencintaimu By."
Fadhil mulai mengarahkan pusakanya kebagian inti Ghea, Ghea memejamkan matanya saat tersadar sesuatu tlah merobek bagian intinya.
"Sssakit By..." Sebuah buliran bening menetes dari ujung mata Ghea bersamaan dengan pusaka Fadhil yang tertanam sempurna di dalam sana.
Tak hentinya Fadhil menciumi wajah Ghea, ia memulai aksinya sesuai instingnya. Membuat Ghea beberapa kali melenguh dan mendesah dengan hebat Hingga mereka bersama tiba dipelepasan, Fadhil mengerang saat menyemburkan benih dirahim Ghea, berharap benihnya akan tumbuh sempurna disana.
"I love U Ghevana Salsabila. Terimakasih telah menjadikan aku yang pertama" Bisik Fadhil setelah penyatuan itu berakhir.
.
.
.
.
...Dukung Author yuk, dengan Vote, like dan coment agar tetap semangat....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Esti Esti
kasiank banget tristan
2024-12-13
1
Sweet Girl
lopeyu juga by.....
2024-04-11
2
Sweet Girl
Maksudnya kamu akan ikut keyakinan Ghea... Tan...???
2024-04-11
1