Bab 14 - Pergi Dari Rumah

Hiro duduk menunggu dengan wajah cemberut. Terus menyalang tanpa takut ke arah dua bawahan rentenir yang tidak jauh dari dirinya. Dia sangat ingin memberi pelajaran kepada mereka sekali lagi. Namun terus ditahannya demi Akira.

Setelah hampir setengah jam menunggu, akhirnya Akira selesai berbicara dengan Takeshi. Wajah perempuan itu terlihat semakin sembab. Membuat Hiro merasa curiga, kalau-kalau Takeshi sudah melakukan hal buruk kepada ibunya.

Akira dan Takeshi tampak berbicara kembali kepada polisi. Senyuman puas terukir jelas dalam ekspresi Takeshi, dan sangat berbeda dengan kesenduan yang ditunjukkan Akira.

"Hiro, ayo! kita bisa pulang sekarang!" ujar Akira sembari menghapus cairan bening yang terus menetes dari sudut matanya.

"Kau kenapa terus menangis? apa dia melakukan sesuatu hal buruk kepadamu?" tanya Hiro dengan tatapan yang menyelidik.

"Jangan pikirkan itu, yang paling penting masalahnya telah selesai sekarang." Akira menarik lengan Hiro, dan membawanya berjalan keluar dari kantor polisi. Hiro otomatis mengikuti langkah Akira, meskipun tatapannya terus memancarkan ancaman ke arah Takeshi. Bahkan saat dirinya sudah berada di ambang pintu.

"Cuh!" Takeshi mengejek Hiro dengan cara meludahkan salivanya. Dia melakukannya saat Hiro sudah tidak menoleh lagi ke arahnya. "Sudah tidak punya uang, banyak tingkah lagi. Tentu makin susah hidupnya!" hardik Takeshi, lalu tergelak kecil bersama dua bawahannya. Dia terus menatap remeh ke arah Hiro dan Akira yang telah berjalan semakin jauh. Dia dapat melihatnya, karena pintu kantor polisi hanya berupa kaca transparan.

Hiro dan Akira tiba di halte bus. Mereka duduk bersebelahan menunggu dengan sabar. Jujur saja, Hiro rela menyimpan banyak pertanyaannya karena merasa tidak tega dengan Akira. Ibunya tersebut tampak sangat rapuh dan dipenuhi kesedihan. Hiro ingin membiarkan Akira menenangkan diri dengan sendirinya.

"Hiro..." panggil Akira lirih. Hiro pun merespon dengan tatapan seriusnya.

"Berjanjilah, kau tidak akan ikut campur lagi dengan urusan Ibu. Belajarlah dengan serius di sekolah, agar kau tidak memiliki kehidupan yang buruk sepertiku..." tutur Akira pelan, masih bergumul dengan cairan bening di area matanya.

Hiro hanya mampu menjawab dengan anggukan kepala. Setelah beberapa saat, bus yang ditunggu akhirnya tiba. Dia beserta ibunya bergegas naik ke dalam bus.

...***...

Hiro dan Akira baru saja keluar dari elevator. Keduanya sudah tiba di lantai tujuh, tempat rumah mereka berada. Namun Akira langsung mengerutkan dahi, karena Yuki tampak menunggunya di depan pintu.

Yuki adalah pemilik resmi bangunan yang sekarang ditinggali Akira dan Hiro. Dia dikenal dermawan, dan sangat baik oleh orang-orang. Terutama untuk semua penyewa yang kebetulan tinggal di bangunan miliknya. Anehnya saat itu Yuki menunjukkan mimik wajah merengut, seolah sedang marah kepada Akira. Apalagi ketika menyaksikan kehadiran Akira di depan matanya.

"Ada apa?" tanya Hiro penasaran. Akan tetapi Akira sama sekali tidak menjawab pertanyaannya. Perempuan itu malah berlari menghampiri Yuki, dan berusaha mengukir senyuman lebar.

"Ada apa Yuki-Chan?" tanya Akira pelan.

"Kau harus pergi dari sini!" ucap Yuki dengan nada penuh penekanan. Dia bicara sambil membuang muka dari Akira.

"Apa maksudmu? bukankah aku sudah membayar sewa bulan ini?" balas Akira tak percaya.

"Pokoknya kau harus pergi. Kedatangan para rentenir itu benar-benar mengganggu ketenangan di sini!" Yuki nampaknya bersikeras. Dia terus memaksa Akira dan Hiro untuk segera pergi dari rumah.

"Apa?!" Akira terperangah, dia lantas memegangi lengan Yuki. "Kau tenang saja, setelah kejadian tadi, aku pastikan para rentenir itu tidak akan pernah datang lagi ke sini!" Akira mencoba mengubah pemikiran Yuki. Namun Yuki malah melepaskan genggaman Akira dengan kasar.

Hiro hanya membisu sambil menyilangkan tangan di dada. Dia sepertinya benar-benar menuruti perintah Akira. Yaitu untuk tidak ikut campur lagi urusan orang dewasa.

'Aku ingin melihat bagaimana Akira mengatasi masalahnya. Apa dia akan menangis lagi?' pikir Hiro masih mematung diposisinya. Dia bahkan sempat memasukkan jari telunjuknya sendiri ke salah satu lubang hidung. Menggali serpihan kecil yang menurutnya pantas dibuang.

"Aku mohon Yuki, beri kesempatan lagi kepada kami. Aku tidak tahu harus pergi kemana!" Akira memohon dengan histeris. Tanpa diduga, dia duduk berlutut dan memegangi salah satu kaki Yuki. Akira sepertinya sudah tidak punya pilihan lain.

"Ugh! sudah kuduga. Perempuan lemah sepertinya pasti melakukan itu!" gumam Hiro, yang akhirnya turun tangan untuk membantu Akira. Hiro memaksa Akira untuk berdiri lagi.

"Hiro, apa yang kau--"

"Sudahlah, lebih baik kita pergi saja Bu. Aku tidak sudi tinggal di bangunan milik orang sepertinya!" Hiro menatap jijik ke arah Yuki, lalu bergegas masuk ke dalam rumah untuk memasukkan barang-barang penting ke dalam tas.

"Hiro! kita tidak punya uang lagi untuk menyewa tempat lain. Semua uang sudah aku gunakan untuk membayar sewa bulan ini," ujar Akira yang tengah mencoba mencegah tindakan putranya.

"Jual saja ini!" Hiro menyodorkan ponsel miliknya. Dia berhasil membuat mata Akira terbelalak.

"Kau yakin?" Akira bertanya untuk memastikan. Sebab dirinya tahu, Hiro sangat menyayangi ponsel miliknya.

"Yakin! aku sudah terbiasa hidup tanpa ponsel," jawab Hiro, yang tentu saja membicarakan perihal kehidupan sebelumnya.

Akira mengernyitkan kening. Dia tidak memahami maksud dari perkataan putranya. 'Apakah aku salah dengar?' benak Akira bertanya-tanya.

"Bisakah kalian cepat?! aku tidak punya waktu menunggu!" pekikan Yuki terus mendesak.

Akira menghela nafas panjang. Dia akhirnya mengikuti saran Hiro. Satu per satu barang pentingnya dimasukkan ke dalam tas. Selanjutnya dia dan Hiro bergegas pergi meninggalkan lingkungan rumah susun.

...***...

Ponsel Hiro terjual tidak begitu tinggi, sehingga membuat Akira berpikir kalau uangnya tidak akan cukup untuk menyewa hunian yang layak. Perempuan tersebut melangkah dengan berat keluar dari toko. Dia memandang Hiro yang terlihat terpaku menatap lampu neon.

Sebuah motor perlahan berhenti di depan toko. Tidak begitu jauh dengan posisi Akira berada. Pemilik motor itu merupakan jasa pengantar makanan. Terlihat jelas dari banyaknya kotak pizza menumpuk di atas jok motornya.

Lelaki pengantar makanan tersebut turun dari motor, matanya langsung membulat sempurna tatkala melihat keberadaan Hiro.

"Senpai!" tegur lelaki itu, yang tidak lain adalah Shima.

Panggilan Shima kepada Hiro, sontak membuat Akira heran. Karena sebutan senpai sangatlah aneh jika diberikan kepada putranya. Dari sepengetahuan Akira, Hiro hanyalah lelaki biasa, anaknya tersebut bahkan tidak mempunyai keahlian apapun.

"Shima-Kun!" Hiro membalas teguran Shima. Jujur saja, dia merasa sangat senang bisa bertemu dengan Shima secara kebetulan. Apalagi di waktu yang menurutnya sangatlah tepat.

"Senpai? Kun? kau Shima kan? bu-bukankah kau dan Hiro seumuran?" tanya Akira sambil menatap Hiro dan Shima secara bergantian. Dia memang mengenal Shima, karena lelaki itu satu-satunya orang yang bersedia menjadi teman putranya.

"Emm..." Shima mengusap tengkuknya tanpa alasan. Matanya meliar kemana-mana karena dia kebingungan harus menjawab apa.

"Lupakanlah Ibu, lebih baik kita minta bantuan Shima untuk mencari rumah!" Hiro berjalan mendekat, dan sengaja mengubah topik pembicaraan.

"Rumah? kenapa kalian..." Shima tidak kuasa meneruskan kalimatnya lagi, ketika matanya tidak sengaja menyaksikan tas besar yang sedang dibawa Hiro dan Akira.

Terpopuler

Comments

xixi

xixi

tor kenapa kamu milih Hiro berpindah ke tubuh orang miskin si, kan kasian

2021-09-12

1

nGemilbatako_17

nGemilbatako_17

lah diusir.. apa apaan ini si pemilik gedung..
wah pengorbanan hiro, kalau hiro yang asli kayanya ngga rela kali hpnya dijual..haha
seumuran secara raga.. tapi jiwanya.. 😆

2021-08-21

6

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Berpindah Tubuh
2 Bab 2 - Hiro Kenichi
3 Bab 3 - Kedatangan Rentenir
4 Bab 4 - Sekolah?
5 Bab 5 - Gadis Nakal Izumi
6 Bab 6 - Memberitahu Shima
7 Bab 7 - Perlawanan Hiro
8 Bab 8 - Serangan Para Rentenir
9 Bab 9 - Mencari Markas Rentenir
10 Bab 10 - Mencuri Jemuran
11 Bab 11 - Perkelahian
12 Bab 12 - Tak-Tik Hiro
13 Bab 13 - Tamparan Keras
14 Bab 14 - Pergi Dari Rumah
15 Bab 15 - Katana & Kostum Ninja
16 Bab 16 - Serangan Hiro [1]
17 Bab 17 - Serangan Hiro [2]
18 Bab 18 - Tentang Ayah
19 Bab 19 - Bisakah Aku Tenang?
20 Bab 20 - Menemukan Goku?
21 Bab 21 - Klub Malam
22 Bab 22 - Mabuk
23 Bab 23 - Berkelahi Saat Mabuk
24 Bab 24 - Menguak Rahasia
25 Bab 25 - Mendatangi Rumah Keluarga Nakagawa
26 Bab 26 - Menyelinap (Tak Semudah Biasanya)
27 Bab 27 - Luka Tembak
28 Bab 28 - Menemukan Klan Yamada
29 Bab 29 - Trauma Akira
30 Bab 30 - Syarat Aneh
31 Bab 31 - Momen Di Bilik Karoke
32 Bab 32 - Apartemen Misterius
33 Bab 33 - Perkelahian Satu Melawan Puluhan
34 Bab 34 - Sosok Tak Terduga
35 Bab 35 - Apartemen Guree (グレー)
36 Bab 36 - Mengikuti Akira
37 Bab 37 - Menyelamatkan Akira
38 Bab 38 - Pemberian Tas Berharga
39 Bab 39 - Pembalasan Untuk Izumi
40 Bab 40 - Terluka Lagi
41 Bab 41 - Olahraga Judo
42 Bab 42 - Pertarungan Hiro
43 Bab 43 - Melatih Shima [1]
44 Bab 44 - Melatih Shima [2]
45 Bab 45 - Melatih Shima [3]
46 Bab 46 - Ular Misterius
47 Bab 47 - Pemandian Air Panas (Menguping)
48 Bab 48 - Ketahuan?
49 Bab 49 - Mencari Tahu
50 Bab 50 - Cerita Yakuza & Putri Yang Bodoh
51 Bab 51 - Mengejar Sosok Misterius
52 Bab 52 - Perebutan
53 Bab 53 - Teler
54 Bab 54 - Tawaran
55 Bab 55 - Keributan Di Kantin
56 Bab 56 - Bersenang-Senang?
57 Bab 57 - Latihan Di Musim Dingin
58 Bab 58 - Rencana Pembalasan Izumi
59 Bab 59 - Dikerjai Habis-Habisan
60 Bab 60 - Hubungan Tanpa Status
61 Bab 61 - Kenyataan Pahit
62 Bab 62 - Penculikan [1]
63 Bab 63 - Penculikan [2]
64 Bab 64 - Rencana Berjalan Lancar
65 Bab 65 - Pertama Kali Menembakkan Peluru
66 Bab 66 - Rencana Penipuan
67 Bab 67 - Mendominasi Izumi
68 Bab 68 - Pesta & Rencana Kogoro
69 Bab 69 - Surga Dari Izumi
70 Bab 70 - Nasib Shima & Kogoro
71 Bab 71 - Hypnotize
72 Bab 72 - Neraka Dari Itsuki [1]
73 Bab 73 - Neraka Dari Itsuki [2]
74 Bab 74 - Kebenaran
75 Bab 75 - Pergi Ke Tokyo
76 Bab 76 - Menuju Basement
77 Bab 77 - Melarikan Diri
78 Bab 78 - Kembali Ke Hotel
79 Bab 79 - Sulitnya Pergi Dari Hotel
80 Bab 80 - Alarm Penyelamat
81 Bab 81 - Tawaran Izumi
82 Bab 82 - Berlatih Lebih Keras
83 Bab 83 - Kabar Tentang Kogoro
84 Bab 84 - Toilet Wanita
85 Bab 85 - Perdebatan Tak Terduga
86 Bab 86 - Rencana Penyelamatan [1]
87 Bab 87 - Rencana Penyelamatan [2]
88 Bab 88 - Rencana Penyelamatan [3]
89 Bab 89 - Rencana Penyelamatan [4]
90 Bab 90 - Berusaha Selamat
91 Bab 91 - Keganasan Si Jago Merah
92 Bab 92 - Hotel Yang Terbakar Habis
93 Bab 93 - Pergi Bertemu Katashi
94 Bab 94 - Bertemu Katashi
95 Bab 95 - Shirohebi
96 Bab 96 - Melawan Itsuki [Final Fight 1]
97 Bab 97 - Melawan Itsuki [Final Fight 2]
98 Bab 98 - Keadaan Akira
99 Bab 99 - Keadaan Izumi
100 Bab 100 - Isi Briefcase
101 Bab 101 - Bagian Akhir
102 Bonus Chapter - Truth Or Dare?
103 Bonus Chapter - Guru Berbahaya
104 Bonus Chapter - Makan Malam
105 Kesalahan
106 Pengumuman Novel Baru
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Bab 1 - Berpindah Tubuh
2
Bab 2 - Hiro Kenichi
3
Bab 3 - Kedatangan Rentenir
4
Bab 4 - Sekolah?
5
Bab 5 - Gadis Nakal Izumi
6
Bab 6 - Memberitahu Shima
7
Bab 7 - Perlawanan Hiro
8
Bab 8 - Serangan Para Rentenir
9
Bab 9 - Mencari Markas Rentenir
10
Bab 10 - Mencuri Jemuran
11
Bab 11 - Perkelahian
12
Bab 12 - Tak-Tik Hiro
13
Bab 13 - Tamparan Keras
14
Bab 14 - Pergi Dari Rumah
15
Bab 15 - Katana & Kostum Ninja
16
Bab 16 - Serangan Hiro [1]
17
Bab 17 - Serangan Hiro [2]
18
Bab 18 - Tentang Ayah
19
Bab 19 - Bisakah Aku Tenang?
20
Bab 20 - Menemukan Goku?
21
Bab 21 - Klub Malam
22
Bab 22 - Mabuk
23
Bab 23 - Berkelahi Saat Mabuk
24
Bab 24 - Menguak Rahasia
25
Bab 25 - Mendatangi Rumah Keluarga Nakagawa
26
Bab 26 - Menyelinap (Tak Semudah Biasanya)
27
Bab 27 - Luka Tembak
28
Bab 28 - Menemukan Klan Yamada
29
Bab 29 - Trauma Akira
30
Bab 30 - Syarat Aneh
31
Bab 31 - Momen Di Bilik Karoke
32
Bab 32 - Apartemen Misterius
33
Bab 33 - Perkelahian Satu Melawan Puluhan
34
Bab 34 - Sosok Tak Terduga
35
Bab 35 - Apartemen Guree (グレー)
36
Bab 36 - Mengikuti Akira
37
Bab 37 - Menyelamatkan Akira
38
Bab 38 - Pemberian Tas Berharga
39
Bab 39 - Pembalasan Untuk Izumi
40
Bab 40 - Terluka Lagi
41
Bab 41 - Olahraga Judo
42
Bab 42 - Pertarungan Hiro
43
Bab 43 - Melatih Shima [1]
44
Bab 44 - Melatih Shima [2]
45
Bab 45 - Melatih Shima [3]
46
Bab 46 - Ular Misterius
47
Bab 47 - Pemandian Air Panas (Menguping)
48
Bab 48 - Ketahuan?
49
Bab 49 - Mencari Tahu
50
Bab 50 - Cerita Yakuza & Putri Yang Bodoh
51
Bab 51 - Mengejar Sosok Misterius
52
Bab 52 - Perebutan
53
Bab 53 - Teler
54
Bab 54 - Tawaran
55
Bab 55 - Keributan Di Kantin
56
Bab 56 - Bersenang-Senang?
57
Bab 57 - Latihan Di Musim Dingin
58
Bab 58 - Rencana Pembalasan Izumi
59
Bab 59 - Dikerjai Habis-Habisan
60
Bab 60 - Hubungan Tanpa Status
61
Bab 61 - Kenyataan Pahit
62
Bab 62 - Penculikan [1]
63
Bab 63 - Penculikan [2]
64
Bab 64 - Rencana Berjalan Lancar
65
Bab 65 - Pertama Kali Menembakkan Peluru
66
Bab 66 - Rencana Penipuan
67
Bab 67 - Mendominasi Izumi
68
Bab 68 - Pesta & Rencana Kogoro
69
Bab 69 - Surga Dari Izumi
70
Bab 70 - Nasib Shima & Kogoro
71
Bab 71 - Hypnotize
72
Bab 72 - Neraka Dari Itsuki [1]
73
Bab 73 - Neraka Dari Itsuki [2]
74
Bab 74 - Kebenaran
75
Bab 75 - Pergi Ke Tokyo
76
Bab 76 - Menuju Basement
77
Bab 77 - Melarikan Diri
78
Bab 78 - Kembali Ke Hotel
79
Bab 79 - Sulitnya Pergi Dari Hotel
80
Bab 80 - Alarm Penyelamat
81
Bab 81 - Tawaran Izumi
82
Bab 82 - Berlatih Lebih Keras
83
Bab 83 - Kabar Tentang Kogoro
84
Bab 84 - Toilet Wanita
85
Bab 85 - Perdebatan Tak Terduga
86
Bab 86 - Rencana Penyelamatan [1]
87
Bab 87 - Rencana Penyelamatan [2]
88
Bab 88 - Rencana Penyelamatan [3]
89
Bab 89 - Rencana Penyelamatan [4]
90
Bab 90 - Berusaha Selamat
91
Bab 91 - Keganasan Si Jago Merah
92
Bab 92 - Hotel Yang Terbakar Habis
93
Bab 93 - Pergi Bertemu Katashi
94
Bab 94 - Bertemu Katashi
95
Bab 95 - Shirohebi
96
Bab 96 - Melawan Itsuki [Final Fight 1]
97
Bab 97 - Melawan Itsuki [Final Fight 2]
98
Bab 98 - Keadaan Akira
99
Bab 99 - Keadaan Izumi
100
Bab 100 - Isi Briefcase
101
Bab 101 - Bagian Akhir
102
Bonus Chapter - Truth Or Dare?
103
Bonus Chapter - Guru Berbahaya
104
Bonus Chapter - Makan Malam
105
Kesalahan
106
Pengumuman Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!