Bab 9 - Mencari Markas Rentenir

Hiro melangkahkan kakinya keluar dari elevator. Berniat kembali menemui Takeshi. Dia berharap lelaki itu masih ada di posisi sebelumnya. Hiro berjalan sambil menggertakkan giginya. Dia semakin menjauh dari lokasi tempat tinggalnya.

Setibanya di tempat tujuan, Hiro tidak bisa menemukan Takeshi berada. Sepertinya suruhan rentenir tersebut sudah lama pergi. Sekarang Hiro mencoba bertanya kepada pemilik toko yang kebetulan ada di dekatnya. Mungkin saja orang itu tahu mengenai kemana perginya Takeshi. Nihil, Hiro tetap tidak mendapatkan informasi mengenai keberadaan Takeshi.

Setelah berpikir keras, Hiro akhirnya mengambil ponsel dari saku celana. Dia berniat menghubungi Shima untuk meminta bantuan.

"Senpai, sepertinya kau sudah sangat ahli menggunakan ponselmu, hehe..." Shima menyambut panggilan Hiro langsung dengan pujian.

"Shima, aku butuh bantuanmu sekarang. Apa kau punya waktu luang?" tanya Hiro, tidak memperdulikan perkataan Shima yang lebih terdengar seperti sindiran baginya.

"Emm... aku hendak mengantarkan pesanan sekarang. Tetapi setelah selesai, aku bisa langsung menemuimu," jawab Shima. Terdengar sedikit suara berisik di sekelilingnya. Seperti bunyi dentingan peralatan makanan dan juga pelastik yang di acak-acak.

"Baiklah, aku akan menunggu. Cepatlah!"

"Tunggulah di halte bus, aku janji akan segera datang secepat kilat!" ujar Shima, lalu mematikan panggilan telepon lebih dahulu.

Hiro melajukan langkahnya untuk cepat-cepat sampai di halte bus. Jaraknya sendiri lumayan jauh dengan tempat tinggalnya. Meskipun begitu, Hiro berusaha menikmati lari yang sedang dilakukannya. Agar tubuhnya yang sekarang dapat terbiasa.

Suara lalu lalang alat transportasi menemani penantian Hiro di halte bus. Lelaki tersebut duduk menyandarkan badannya ke tiang yang ada di belakang. Sesekali dia mengamati orang-orang yang berjalan lewat di hadapannya. Sekali lagi, Hiro masih merasa asing dengan keadaan zaman di abad ke-21. Dari mulai potongan rambut, cara berpakaian, hingga kebiasaannya yang terkesan lebih bebas.

'Huhh... aku jadi penasaran dengan apa yang terjadi di zaman seharusnya aku berada. Kira-kira apa yang telah terjadi di abad-14, sampai-sampai negeri ini menjadi sangat berubah drastis?' benak Hiro bertanya-tanya sambil mengedarkan pandangannya ke sekitar.

Dari kejauhan tampaklah seorang lelaki yang tidak asing bagi Hiro. Dia mengendarai sebuah motor matic berwarna merah. Memakai helm dan sedang menjalankan motornya dalam kecepatan yang lumayan laju.

Hiro seketika bangkit dari tempat duduknya. Dia yakin lelaki yang sedang mengendarai motor itu adalah Shima. Dia dapat mengetahuinya dari perawakan dan senyuman lebarnya yang terkesan menjengkelkan.

Sang lelaki bermotor semakin dekat. Menyebabkan kedua mata Hiro terbelalak. Bagaimana tidak? motornya tengah melaju tepat ke arahnya. Entah kenapa tubuh Hiro serasa membeku. Jantungnya pun mendadak berdetak dalam tempo cepat.

"SHIMA!!" pekik Hiro seraya mengangkat kedua tangannya. Matanya terpejam rapat, karena mengira dirinya akan tertabrak. Dia dalam posisi seolah berusaha mencegah sesuatu.

Syut...

Shima menghentikan motornya dengan pelan. Dia berhenti tepat di depan Hiro. Shima terkekeh geli kala menyaksikan ekspresi Hiro yang terkesan berlebihan.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Shima sembari turun dari motor.

Hiro perlahan membuka mata. Dia segera melayangkan tendangan ke bokong Shima. Hingga lelaki berambut cepak tersebut seketika terjerembab ke tanah.

"Senpai! kenapa kau malah menendangku?!" keluh Shima, tidak terima pantatnya di tendang.

"Jangan pernah lakukan itu lagi kepadaku!" balas Hiro sambil menyilangkan kedua tangan di depan dada. Dia membicarakan perlakuan Shima terhadapnya.

Hiro beranggapan kalau Shima memang sengaja melajukan motor ke arahnya. Sepertinya Hiro hanya merasa paranoid dengan kelajuan motor yang mengarah kepadanya. Dia salah paham, karena baru pertama kali melihat sebuah motor dijalankan. Keberadaan motor di Jepang sendiri sangat jarang digunakan. Meski negara tersebut adalah salah satu penghasil terbesar alat transportasi roda dua itu.

"Melakukan apa? aku tidak melakukan apapun!" ucap Shima yang sedang berusaha berdiri secara perlahan.

"Lalu apa tadi? seharusnya kau menghentikan motor jauh dari posisiku!" Hiro menjelaskan alasan kemarahannya.

"Aaah karena itu. Pfffft!" Shima berusaha menahan tawa. "Jangan berlebihan Senpai, karena memang begitulah cara mengendarai motor. Semakin laju maka akan bertambah menyenangkan. Kau harus mencobanya."

"Tidak." Hiro menggeleng tegas. Awalnya dia memang merasa kagum, tetapi setelah melihat Shima berkendara dengan cara ugal-ugalan, tentu Hiro menjadi tidak suka lagi dengan benda itu.

Selanjutnya Hiro pun memberitahukan semua masalahnya kepada Shima. Dia ingin meminta bantuan Shima untuk mencari lokasi markas para rentenir yang telah menyerang Akira. Keduanya sekarang duduk bersebelahan di halte bus.

"Harusnya kamu bertanya pada ibumu," Shima menatap heran ke arah Hiro. Sebelah alisnya terangkat. Ekspresinya semakin menjengkelkan dengan keadaan helm yang belum dilepas dari kepalanya.

"Mana mungkin, dia tidak akan memberitahu. Katanya, jika aku memberi pelajaran kepada para rentenir itu, maka masalahnya hanya akan bertambah panjang. Lagi pula, dia sedang sangat kesulitan sekarang." Hiro memberikan penjelasan.

"Ibumu ada benarnya, karena memang dialah yang memilih berhutang kepada rentenir. Berarti dia pasti sudah tahu apa resikonya."

"Tapi apa kau akan menerima begitu saja jika para rentenir itu mengobrak-abrik rumahmu? bahkan menyakitimu hingga lebam? itulah yang dirasakan Akira sekarang." Hiro mengubah posisinya menjadi berdiri. Untuk menunjukkan tekadnya yang sudah bulat dari awal.

Shima langsung membisu. Menurutnya pemikiran Hiro memang benar adanya. Perlakuan para rentenir itu memang sudah melebihi batas. Alhasil dia pun setuju untuk membantu Hiro. Shima bahkan rela membolos dari pekerjaan paruh waktunya demi ikut bersama sahabatnya.

"Ya sudah, ayo kita berangkat. Sepertinya aku tahu lokasi dimana beberapa markas rentenir berada!" kata Shima percaya diri. Dia sudah duduk di depan setir motornya. Kemudian mengambil helm yang tergantung dibawah setangnya. Shima memberikan helm itu kepada Hiro.

"Kau ingin aku duduk di belakangmu?" tanya Hiro memastikan, sambil memakaikan helm ke kepala.

"Tentu saja. Kita tidak akan sanggup menjelajahi kota Kyoto dengan berjalan kaki," terang Shima.

"Baiklah kalau begitu." Hiro akhirnya duduk ke jok belakang motor Shima. Dia tidak punya pilihan lain selain mengikuti arahan Shima. Lagi pula Hiro juga masih merasa asing dengan wilayah dan keadaan kotanya sekarang.

Shima perlahan menjalankan motor. Memposisikan diri ke jalan raya dengan kelajuan yang sedang. Dia melakukannya agar Hiro tidak bersikap berlebihan lagi seperti sebelumnya.

Di balik badan Shima, Hiro terdiam. Dia merasakan angin yang menghantam wajahnya. Bahkan suaranya terdengar sedikit berdesir di telinganya. Entah kenapa dia begitu menikmatinya.

"Benda ini seperti kuda, hanya saja berjalan lebih mulus dan tanpa adanya goncangan," ucap Hiro mengemukakan pendapatnya.

"Begitulah, Senpai..." Shima lagi-lagi berusaha menahan tawa. Karena baru pertama kali baginya mendengar komentar seperti itu. "Ngomong-ngomong, kapan kau akan melatihku?" tanya-nya seraya menatap Hiro melalui kaca spionnya.

"Aku akan memberitahumu kalau semuanya telah siap," sahut Hiro datar. Dia sebenarnya masih ragu untuk menjadi sosok guru ninja bagi Shima.

"Benarkah? memangnya apa saja yang harus disiapkan untuk memberikan latihan ninjutsu?" tanya Shima dengan suara lantang. Sebab suara desiran angin agak mengganggu pendengaran saat berkendara.

Hiro menghela nafas dan menjawab, "Ya, sangat banyak yang harus disiapkan." Dia sepenuhnya hanya berkilah.

Terpopuler

Comments

nGemilbatako_17

nGemilbatako_17

"Banyak yang perlu disiapkan"
Telur, terigu, kompor, mentega, minyak, wajan dan lain-lain itu ya hiro eh.. wkwk 😆

2021-08-15

5

Whidie Arista 🦋

Whidie Arista 🦋

Ayo Hirro ajarin Shima Kagebunsin ninjutsu🤣🤣

2021-08-12

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Berpindah Tubuh
2 Bab 2 - Hiro Kenichi
3 Bab 3 - Kedatangan Rentenir
4 Bab 4 - Sekolah?
5 Bab 5 - Gadis Nakal Izumi
6 Bab 6 - Memberitahu Shima
7 Bab 7 - Perlawanan Hiro
8 Bab 8 - Serangan Para Rentenir
9 Bab 9 - Mencari Markas Rentenir
10 Bab 10 - Mencuri Jemuran
11 Bab 11 - Perkelahian
12 Bab 12 - Tak-Tik Hiro
13 Bab 13 - Tamparan Keras
14 Bab 14 - Pergi Dari Rumah
15 Bab 15 - Katana & Kostum Ninja
16 Bab 16 - Serangan Hiro [1]
17 Bab 17 - Serangan Hiro [2]
18 Bab 18 - Tentang Ayah
19 Bab 19 - Bisakah Aku Tenang?
20 Bab 20 - Menemukan Goku?
21 Bab 21 - Klub Malam
22 Bab 22 - Mabuk
23 Bab 23 - Berkelahi Saat Mabuk
24 Bab 24 - Menguak Rahasia
25 Bab 25 - Mendatangi Rumah Keluarga Nakagawa
26 Bab 26 - Menyelinap (Tak Semudah Biasanya)
27 Bab 27 - Luka Tembak
28 Bab 28 - Menemukan Klan Yamada
29 Bab 29 - Trauma Akira
30 Bab 30 - Syarat Aneh
31 Bab 31 - Momen Di Bilik Karoke
32 Bab 32 - Apartemen Misterius
33 Bab 33 - Perkelahian Satu Melawan Puluhan
34 Bab 34 - Sosok Tak Terduga
35 Bab 35 - Apartemen Guree (グレー)
36 Bab 36 - Mengikuti Akira
37 Bab 37 - Menyelamatkan Akira
38 Bab 38 - Pemberian Tas Berharga
39 Bab 39 - Pembalasan Untuk Izumi
40 Bab 40 - Terluka Lagi
41 Bab 41 - Olahraga Judo
42 Bab 42 - Pertarungan Hiro
43 Bab 43 - Melatih Shima [1]
44 Bab 44 - Melatih Shima [2]
45 Bab 45 - Melatih Shima [3]
46 Bab 46 - Ular Misterius
47 Bab 47 - Pemandian Air Panas (Menguping)
48 Bab 48 - Ketahuan?
49 Bab 49 - Mencari Tahu
50 Bab 50 - Cerita Yakuza & Putri Yang Bodoh
51 Bab 51 - Mengejar Sosok Misterius
52 Bab 52 - Perebutan
53 Bab 53 - Teler
54 Bab 54 - Tawaran
55 Bab 55 - Keributan Di Kantin
56 Bab 56 - Bersenang-Senang?
57 Bab 57 - Latihan Di Musim Dingin
58 Bab 58 - Rencana Pembalasan Izumi
59 Bab 59 - Dikerjai Habis-Habisan
60 Bab 60 - Hubungan Tanpa Status
61 Bab 61 - Kenyataan Pahit
62 Bab 62 - Penculikan [1]
63 Bab 63 - Penculikan [2]
64 Bab 64 - Rencana Berjalan Lancar
65 Bab 65 - Pertama Kali Menembakkan Peluru
66 Bab 66 - Rencana Penipuan
67 Bab 67 - Mendominasi Izumi
68 Bab 68 - Pesta & Rencana Kogoro
69 Bab 69 - Surga Dari Izumi
70 Bab 70 - Nasib Shima & Kogoro
71 Bab 71 - Hypnotize
72 Bab 72 - Neraka Dari Itsuki [1]
73 Bab 73 - Neraka Dari Itsuki [2]
74 Bab 74 - Kebenaran
75 Bab 75 - Pergi Ke Tokyo
76 Bab 76 - Menuju Basement
77 Bab 77 - Melarikan Diri
78 Bab 78 - Kembali Ke Hotel
79 Bab 79 - Sulitnya Pergi Dari Hotel
80 Bab 80 - Alarm Penyelamat
81 Bab 81 - Tawaran Izumi
82 Bab 82 - Berlatih Lebih Keras
83 Bab 83 - Kabar Tentang Kogoro
84 Bab 84 - Toilet Wanita
85 Bab 85 - Perdebatan Tak Terduga
86 Bab 86 - Rencana Penyelamatan [1]
87 Bab 87 - Rencana Penyelamatan [2]
88 Bab 88 - Rencana Penyelamatan [3]
89 Bab 89 - Rencana Penyelamatan [4]
90 Bab 90 - Berusaha Selamat
91 Bab 91 - Keganasan Si Jago Merah
92 Bab 92 - Hotel Yang Terbakar Habis
93 Bab 93 - Pergi Bertemu Katashi
94 Bab 94 - Bertemu Katashi
95 Bab 95 - Shirohebi
96 Bab 96 - Melawan Itsuki [Final Fight 1]
97 Bab 97 - Melawan Itsuki [Final Fight 2]
98 Bab 98 - Keadaan Akira
99 Bab 99 - Keadaan Izumi
100 Bab 100 - Isi Briefcase
101 Bab 101 - Bagian Akhir
102 Bonus Chapter - Truth Or Dare?
103 Bonus Chapter - Guru Berbahaya
104 Bonus Chapter - Makan Malam
105 Kesalahan
106 Pengumuman Novel Baru
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Bab 1 - Berpindah Tubuh
2
Bab 2 - Hiro Kenichi
3
Bab 3 - Kedatangan Rentenir
4
Bab 4 - Sekolah?
5
Bab 5 - Gadis Nakal Izumi
6
Bab 6 - Memberitahu Shima
7
Bab 7 - Perlawanan Hiro
8
Bab 8 - Serangan Para Rentenir
9
Bab 9 - Mencari Markas Rentenir
10
Bab 10 - Mencuri Jemuran
11
Bab 11 - Perkelahian
12
Bab 12 - Tak-Tik Hiro
13
Bab 13 - Tamparan Keras
14
Bab 14 - Pergi Dari Rumah
15
Bab 15 - Katana & Kostum Ninja
16
Bab 16 - Serangan Hiro [1]
17
Bab 17 - Serangan Hiro [2]
18
Bab 18 - Tentang Ayah
19
Bab 19 - Bisakah Aku Tenang?
20
Bab 20 - Menemukan Goku?
21
Bab 21 - Klub Malam
22
Bab 22 - Mabuk
23
Bab 23 - Berkelahi Saat Mabuk
24
Bab 24 - Menguak Rahasia
25
Bab 25 - Mendatangi Rumah Keluarga Nakagawa
26
Bab 26 - Menyelinap (Tak Semudah Biasanya)
27
Bab 27 - Luka Tembak
28
Bab 28 - Menemukan Klan Yamada
29
Bab 29 - Trauma Akira
30
Bab 30 - Syarat Aneh
31
Bab 31 - Momen Di Bilik Karoke
32
Bab 32 - Apartemen Misterius
33
Bab 33 - Perkelahian Satu Melawan Puluhan
34
Bab 34 - Sosok Tak Terduga
35
Bab 35 - Apartemen Guree (グレー)
36
Bab 36 - Mengikuti Akira
37
Bab 37 - Menyelamatkan Akira
38
Bab 38 - Pemberian Tas Berharga
39
Bab 39 - Pembalasan Untuk Izumi
40
Bab 40 - Terluka Lagi
41
Bab 41 - Olahraga Judo
42
Bab 42 - Pertarungan Hiro
43
Bab 43 - Melatih Shima [1]
44
Bab 44 - Melatih Shima [2]
45
Bab 45 - Melatih Shima [3]
46
Bab 46 - Ular Misterius
47
Bab 47 - Pemandian Air Panas (Menguping)
48
Bab 48 - Ketahuan?
49
Bab 49 - Mencari Tahu
50
Bab 50 - Cerita Yakuza & Putri Yang Bodoh
51
Bab 51 - Mengejar Sosok Misterius
52
Bab 52 - Perebutan
53
Bab 53 - Teler
54
Bab 54 - Tawaran
55
Bab 55 - Keributan Di Kantin
56
Bab 56 - Bersenang-Senang?
57
Bab 57 - Latihan Di Musim Dingin
58
Bab 58 - Rencana Pembalasan Izumi
59
Bab 59 - Dikerjai Habis-Habisan
60
Bab 60 - Hubungan Tanpa Status
61
Bab 61 - Kenyataan Pahit
62
Bab 62 - Penculikan [1]
63
Bab 63 - Penculikan [2]
64
Bab 64 - Rencana Berjalan Lancar
65
Bab 65 - Pertama Kali Menembakkan Peluru
66
Bab 66 - Rencana Penipuan
67
Bab 67 - Mendominasi Izumi
68
Bab 68 - Pesta & Rencana Kogoro
69
Bab 69 - Surga Dari Izumi
70
Bab 70 - Nasib Shima & Kogoro
71
Bab 71 - Hypnotize
72
Bab 72 - Neraka Dari Itsuki [1]
73
Bab 73 - Neraka Dari Itsuki [2]
74
Bab 74 - Kebenaran
75
Bab 75 - Pergi Ke Tokyo
76
Bab 76 - Menuju Basement
77
Bab 77 - Melarikan Diri
78
Bab 78 - Kembali Ke Hotel
79
Bab 79 - Sulitnya Pergi Dari Hotel
80
Bab 80 - Alarm Penyelamat
81
Bab 81 - Tawaran Izumi
82
Bab 82 - Berlatih Lebih Keras
83
Bab 83 - Kabar Tentang Kogoro
84
Bab 84 - Toilet Wanita
85
Bab 85 - Perdebatan Tak Terduga
86
Bab 86 - Rencana Penyelamatan [1]
87
Bab 87 - Rencana Penyelamatan [2]
88
Bab 88 - Rencana Penyelamatan [3]
89
Bab 89 - Rencana Penyelamatan [4]
90
Bab 90 - Berusaha Selamat
91
Bab 91 - Keganasan Si Jago Merah
92
Bab 92 - Hotel Yang Terbakar Habis
93
Bab 93 - Pergi Bertemu Katashi
94
Bab 94 - Bertemu Katashi
95
Bab 95 - Shirohebi
96
Bab 96 - Melawan Itsuki [Final Fight 1]
97
Bab 97 - Melawan Itsuki [Final Fight 2]
98
Bab 98 - Keadaan Akira
99
Bab 99 - Keadaan Izumi
100
Bab 100 - Isi Briefcase
101
Bab 101 - Bagian Akhir
102
Bonus Chapter - Truth Or Dare?
103
Bonus Chapter - Guru Berbahaya
104
Bonus Chapter - Makan Malam
105
Kesalahan
106
Pengumuman Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!