Sang lelaki berbadan kekar langsung terjatuh. Amarahnya seketika memuncak. Sama halnya dengan teman yang datang bersamanya. Keduanya menyalangkan mata ke arah Hiro.
"Berani-beraninya anak ingusan sepertimu memukul wajahku!" geram si lelaki yang telah menjadi korban pukulan Hiro. Dia segera bangkit dan berdiri. Kemudian menyerang balik Hiro dengan kepalan tinju. Namun Hiro mampu menghindarinya dengan gesit. Serangan tinju yang memiliki energi kuat tersebut melesat begitu saja ke udara.
Lelaki yang satunya tidak bisa tinggal diam. Sekarang gilirannya untuk melakukan serangan. Dia membidik dada Hiro untuk ditendang dengan kakinya. Akan tetapi, sekali lagi Hiro dapat menghindarinya dengan sigap. Dia melekukkan badannya ke bawah persis seperti posisi kayang. Hanya saja, Hiro dapat menyeimbangkan tubuhnya dengan baik sehingga kedua tangannya tidak menyentuh lantai.
Karena merasa dirinya dikepung, Hiro pun mengambil sebuah sapu yang letaknya ada di belakang. Dia menggunakannya bak sebuah senjata ninja yang bernama Bo. Kemudian langsung menggunakan sapu dalam genggamannya dengan lincah. Dia mengarahkan bagian pegangannya bergantian kepada dua lawannya.
"Hiro, hentikan!" pekik Akira, mencoba menghentikan perkelahian yang terjadi. Dia takut perlawanan yang dilakukan Hiro akan membuat masalahnya bertambah panjang.
Hiro sama sekali tidak memperdulikan teguran Akira. Dia masih saja menjadikan sebuah sapu untuk dipukulkan ke badan lawannya. Sesekali ia akan memukulkannya ke wajah, lalu dilanjutkan dengan pukulan di perut. Dua bawahan rentenir tersebut perlahan melangkah mundur dan keluar dari rumah Hiro.
"Sial! kami tidak akan melupakan ini. Secepatnya kami akan kembali!" pekik salah satu lelaki berbadan kekar sambil memegangi titik badannya yang sakit. Kemudian segera beranjak pergi begitu saja.
"Cih! hanya begitu?" remeh Hiro yang merasa menang. Dia mengusap bagian hidungnya dengan angkuh.
"Hiro, kenapa kau melakukan itu?!" timpal Akira dengan ekspresi yang tampak marah.
"Aku menolongmu!" sahut Hiro dengan dahi yang berkerut. Dia tidak mengerti Akira akan marah karena perbuatannya. Padahal niatnya hanyalah ingin membantu.
"Ibu akan membiarkannya kali ini. Lebih baik kau beristirahat di kamar!" Akira membalas sambil mengangkat se-ember pakaian kotor. Dia segera berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci pakaian. Dia mencoba memahami, karena Hiro baru saja pulang dari rumah sakit.
Hiro sekarang berada di dalam kamar. Menilik setiap titik yang ada di ruangan. Dia berhenti di depan cermin dan berusaha sekali lagi memperhatikan penampilannya. Hiro menyaksikan tubuhnya lumayan kurus. Ia juga merasa potongan rambutnya sedikit berantakan.
'Ada apa sebenarnya dengan anak ini? kenapa dia sama sekali tidak memikirkan penampilannya. Padahal wajahnya terbilang tampan. Tunggu... aku lebih tampan dibanding diriku yang dahulu. Hehe...' gumam Hiro dalam hati, tersenyum sambil mengelus wajahnya sendiri. "Dengan begini, aku tidak akan kesulitan lagi mendekati seorang gadis," gumamnya yang sekarang berbicara menggunakan mulutnya.
Ceklek!
Akira mendadak masuk ke kamar. Dia membawa setelan pakaian yang sudah dipautkan ke sebuah kastuk. Kemudian menggantungkannya ke tempat gantungan baju yang ada di belakang pintu kamar Hiro.
"Dua hari lagi liburan musim panas berakhir. Kau harus bersiap untuk kembali masuk ke sekolah!" ujar Akira yang sontak membuat mata Hiro membelalak.
"Se-sekolah? aku?" tanya Hiro memastikan. Sebelah tangannya menunjuk ke arah dadanya sendiri.
"Tentu saja, tidak mungkin aku kan?" balas Akira menatap heran ke arah sang putra.
"Benarkah? bukankah hanya bangsawan yang bisa bersekolah? atau semuanya memang sudah berubah?" Hiro bertanya dengan raut wajah serius. Semakin membuat Akira keheranan.
"Hiro, kau bicara apa? astaga..." Akira menepuk jidatnya sendiri seraya keluar dari kamar. Dia kemungkinan sudah merasa kelelahan menghadapi sikap aneh anaknya.
Hiro berpindah posisi ke depan jendela. Berusaha mengamati keadaan di abad 21. Dia membiasakan diri dengan dunianya sekarang. Sebuah lengkungan di mulutnya terukir kala menyaksikan betapa padatnya penduduk di tanah airnya sekarang.
...***...
Dua hari berlalu. Hiro tengah bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Dia tampak sudah mengenakan seragam. Dahinya mengerut keheranan dengan setelan sekolah yang dirasa cukup asing baginya.
"Kau sudah siap?" kepala Akira terlihat mengintip dari balik pintu.
"Iya!" sahut Hiro. Kemudian segera pergi bersama Akira menuju ke sekolah. Kali ini mereka hanya berjalan kaki. Menyusuri keramaian yang ada di jalanan. Perhatian Hiro kembali di alihkan dengan beberapa hal baru. Seperti makanan kemasan yang terpajang di toko. Hingga penampakan dua remaja tengah ber-selfie dengan ponselnya. Langkah Hiro pun sempat terhenti, hanya demi dapat memperhatikan lebih jelas. Ia bahkan sudah tidak sadar sudah tertinggal jauh dari Akira.
Hiro berhenti di depan sebuah toko milik seorang lelaki tua. Dia memperhatikan sebuah motor milik lelaki tua tersebut.
"Kau kenapa anak muda? tertarik membeli motorku?" tanya sang lelaki tua yang memiliki kumis keperakan itu.
"Motor?" Hiro berbalik tanya sambil memegangi setang motor yang menurutnya sangat keren. Dia penasaran dengan alat transportasi tersebut.
"Aku akan memberi harga lebih murah kepadamu," ucap si lelaki tua, yang mulai melakukan negoisasi.
"HIRO!" Akira memekik dari kejauhan. Dia terlihat berkacak pinggang. Ada semburat kekesalan di mimik wajahnya. Tatapannya lantas mengharuskan Hiro menghampirinya. Perempuan berusia tiga puluh tahunan tersebut tampak begitu mengerikan jika marah.
"Hiro, jangan mengulur-ulur waktu. Kau sudah hampir terlambat!" omel Akira, lalu memaksa Hiro untuk mengikuti laju pergerakan kakinya.
Setelah memakan waktu beberapa menit, tibalah Hiro dan Akira di sekolah bernama Yondan. Keduanya langsung pergi menuju ruang guru. Akira ingin memberitahu keadaan Hiro sekarang kepada para guru. Terutama tentang amnesia-nya.
Kepala Hiro celingak-celingukan menyaksikan orang-orang yang memakai seragam senada dengan dirinya. Jujur saja banyak sekali pertanyaan yang bergumul dalam otaknya.
Akira sudah keluar dari kantor guru. Seorang guru perempuan bernama Takara bertugas membawa Hiro masuk ke kelas.
"Hiro, aku akan pulang. Belajarlah dan bersikaplah sebaik mungkin. Dan ingat jangan berkelahi saat di sekolah!" pesan Akira sebelum benar-benar pergi meninggalkan sang putra. Hiro hanya menjawab dengan satu anggukan, lalu segera berjalan mengekori Takara.
Hiro berada tepat di belakang Takara. Matanya tidak teralihkan dari bokong perempuan yang sepertinya berumur dua puluhan tersebut. Naluri dirinya yang sebenarnya muncul lagi, setelah lama hilang ditelan kematian. Apalagi Takara sedang mengenakan rok yang ketat. Sehingga pergerakan pantatnya tampak begitu fantastis.
'Gila, apa pakaian semua wanita dewasa di zaman ini memang begini. Enak sekali anak remaja zaman sekarang,' batin Hiro menggeleng tak percaya.
Takara berhenti di depan sebuah ruangan yang tidak lain adalah kelas Hiro sejak dulu. Dia kemudian memberikan pengumuman kepada semua murid di kelas itu mengenai keadaan Hiro sekarang. Wajah semua orang datar saja. Seolah tidak tertarik dengan keadaan Hiro. Wajar saja, Hiro memang dikenal kolot dan tidak pandai bergaul saat di sekolah.
"Apa?! hilang ingatan?! bagaimana mungkin? padahal seminggu yang lalu kami baru saja pergi bersama!" ujar seorang lelaki yang mendadak bangkit dari tempat duduk. Dia satu-satunya orang yang sangat terkejut dengan keadaan Hiro. Namanya Shima Kobayoshi. Satu-satunya manusia aneh yang bersedia menjadi teman Hiro.
"Tidak ada yang bisa memprediksi sebuah takdir, Shima..." balas Takara pelan dengan senyuman tipis yang seketika membuat seluruh siswa lelaki bersorak riuh. Kalimat bijaknya semakin membuat kaum adam yang masih remaja terpesona.
"Pas sekali, sebagai teman dekatnya. Ibu rasa, kau bisa menjaga Hiro dengan baik!" ucap Takara lagi, kemudian berpamitan untuk keluar dari kelas.
Catatan kaki :
Bo : Senjata ninja berupa tongkat panjang, bisa dari kayu ataupun bahan lainnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
shinobi chan
jossss....
2021-10-28
1
DN96 (Aries)
Hiro matanya jangan jelalatan nanti disentil tau rasa 😒
jangan lupa mampir
"Hot Young Mom and King mafia"
"Young Grandmom"
2021-09-24
0
Arsya Hanafi
ada romance nya gak thor
2021-09-16
1