"Hiro, kau masih ingat denganku kan?" Shima berlari menghampiri Hiro. Dia mengguncang badan sahabat karibnya tersebut begitu histeris.
"Apa? siapa kau?" tanya Hiro sambil mengernyitkan kening. Dia membuat mata Shima membulat sempurna. Sulit dipercaya, ternyata Hiro telah melupakan dirinya.
"Aku Shima Kobayoshi. Satu-satunya temanmu di sekolah, dan pahlawan yang selalu menyelamatkanmu dari kekejaman Izumi!" jelas Shima dengan intonasi suara yang cukup nyaring. Hingga sebagian teman sekelasnya mendengar dan mentertawakan perkataannya.
"Ayolah Shima, semua orang tahu kalau kau selalu tidak berhasil mengalahkan Izumi!" komentar Hayate sang ketua kelas. Dia tahu, Shima selalu kalah, karena seringkali Hiro lebih memilih Izumi.
"Diam kau Hayate!" balas Shima, tak terima dirinya diremehkan.
"Izumi? siapa dia?" tanya Hiro dengan wajah polosnya. Hingga menyebabkan semua orang seketika melotot ke arahnya.
Murid mana yang tidak mengenal Izumi Nakagawa. Cantik, pintar, modis dan merupakan anak kesayangan dari pebisnis sukses bernama Katashi Nakagawa. Akan tetapi sayang, Izumi dikenal sebagai gadis yang kejam, pembully, egois dan pembohong. Tidak ada yang berani kepadanya. Bahkan para guru kewalahan menghadapi sikap arogan dan tidak tahu malunya.
Semua orang di kelas semakin terkejut, saat Izumi tampak sudah datang. Gadis itu melangkah memasuki kelas dan diam-diam berhenti tepat di belakang Hiro.
"Cepat, katakan kepadaku siapa Izumi?!" Hiro menuntut jawaban. Dia semakin dibuat penasaran kala menyaksikan ekspresi teman-temannya yang terkesan berlebihan.
"Hiro, kau sudah melupakan aku? apa kau bercanda?..." Izumi memegangi pundak Hiro, dan berbisik ke telinga. Darah Hiro seketika berdesir hebat. Apalagi aroma parfum Izumi menguar jelas di hidungnya.
Hiro segera membalikkan badan agar bisa melihat tampilan gadis di belakangnya. Matanya sekarang menilik Izumi dari ujung kaki hingga kepala. Dia tidak bisa membantah kerupawanan seorang Izumi. Dari mulai kulit putihnya yang bersih. Hingga manik matanya yang hitam pekat. Namun Hiro meringiskan wajah saat melihat rambut panjang Izumi yang berwarna merah menyala.
Hiro yang sempat menjauh dari Izumi, kembali melangkah untuk mendekat. Dia menarik helaian rambut Izumi yang terkesan aneh baginya. Lelaki itu sama sekali tidak tahu kalau Izumi sekarang menyalangkan mata penuh kekesalan terhadapnya.
"Hiro, apa yang kau lakukan?" tegur Shima. Dia tidak tahu cara untuk menghentikan kelakuan Hiro.
"Bagaimana rambutmu bisa berwarna begini? apa kau dikutuk?" tanya Hiro sembari mendenguskan hidungnya ke rambut Izumi.
"Sialaan kau Hiro!" geram Izumi yang sudah menggertakkan gigi. Setelahnya dia melayangkan sebuah tendangan lepas ke bagian tubuh Hiro. Tepatnya pada bagian intim di antara dua kaki Hiro.
Cengkeraman Hiro seketika terlepas, karena kedua tangannya reflek memegangi senjata pribadinya sendiri. Wajahnya sekarang meringis kesakitan. Sedangkan Izumi tampak merapikan rambutnya sambil menatap jijik ke arah Hiro.
"Beraninya kau menyentuh rambutku, rasakan itu!" ucap Izumi, lalu melingus melewati Hiro dengan santainya.
"Hiro, kau tidak apa-apa? ayo duduklah!" kata Shima cemas. Dia segera membawa Hiro duduk di bangkunya.
"Ughh! gadis itu gila!" ucap Hiro kesal.
"Semua orang tahu itu, Hiro. Tetapi..." Shima menggaruk bagian kepala belakangnya. Dia hanya merasa kaget dengan ucapan Hiro. Sebab biasanya sahabatnya tersebut tidak pernah menghina Izumi. Kenapa? karena Hiro begitu menyukai Izumi. Bahkan semua orang di sekolah tahu. Apalagi Izumi seringkali memanfaatkan rasa suka Hiro dengan cara menjadikannya babu. Intinya Hiro adalah budak cinta seorang Izumi, sebelum luka dikepalanya terjadi. Tidak heran, Izumi tampak tidak ragu untuk memberikan pelajaran kepada Hiro.
"Tetapi apa?" tanya Hiro seraya menatap Shima dengan ekor matanya.
"Rasa aneh saja kau menyebut Izumi gila. Karena, kau biasanya selalu membelanya. Tetapi jika iya, aku akan sangat menyukai dirimu yang sekarang ini!" Shima mengguncang pundak Hiro. Terdapat tatapan penuh semangat di sorot matanya.
"Apa?! bagaimana mungkin aku selalu membela gadis jahat seperti dia," sahut Hiro sambil bergidik ngeri. Dia berniat tidak akan dekat-dekat dengan Izumi lagi.
Bel terdengar berbunyi. Pertanda semua murid harus memasuki kelasnya. Hiro duduk terdiam di tempat duduknya. Mendengarkan segala celotehan Shima yang tidak satu pun dia mengerti. Shima membicarakan perihal warnet, cafe, dan game. Semuanya tentu terdengar sangat asing di telinga Hiro.
Hideo selaku guru Matematika baru memasuki kelas. Lelaki paruh baya tersebut langsung menjelaskan materi perihal rumus-rumus penting dalam pelajaran yang digelutinya.
"Shima, dia membicarakan apa? aku sama sekali tidak mengerti?" tanya Hiro dengan nada berbisik. Tidak ada satu pun ucapan Hideo yang dapat dipahaminya. Dia merasa celotehan Shima tadi lebih menyenangkan dari pada mendengarkan kata-kata memusingkan dari Hideo.
"Hiro, aku juga tidak tahu..." balas Shima sembari menutupi pergerakan mulutnya dengan sebelah tangan. Dia sepemikiran dengan Hiro. Atau lebih tepatnya IQ Shima memang di bawah standar. Sebenarnya dia memiliki nilai memprihatinkan dalam rapornya.
Pelajaran dari Hideo telah selesai. Semua murid dipersilahkan untuk memanfaatkan waktu istirahat. Izumi terlihat bangkit dari tempat duduk dan berjalan menghampiri Hiro. Terdapat dua temannya yang mengiringi dari belakang. Lebih mirip sebagai pengawal jika diperhatikan baik-baik. Nama mereka adalah Ashami dan Eri.
Bruk!
Izumi memukul meja yang ada di hadapan Hiro. Sedangkan sebelah tangannya lagi memegangi kursi yang ditempati Hiro. Seringai terukir dalam semburat ekspresinya. Perlahan dia menjongkokkan badan dan mendekatkan wajahnya.
"Hiro, apa benar kau sedang mengalami amnesia?" sekarang Izumi menampakkan raut wajah seolah khawatir. Begitu dramatis dan berlebihan jika dibandingkan dengan aktor yang ada di film-film.
Hiro hanya menatap heran. Dia sedikit menjauhkan posisinya dari Izumi. Mungkin awalnya dia sempat menganggap Izumi gadis yang mempesona. Namun anggapannya itu pudar saat menyaksikan bagaimana sikap Izumi.
"Hiro, ayo kita makan!" ajak Shima yang berusaha menunjukkan wajahnya dari balik punggung Izumi.
Mendengar kata 'Makan' Hiro seketika bangkit dari tempat duduknya. Dia lantas menganggukkan kepala sambil menangkap tatapan Shima. Tanpa pikir panjang, Hiro pun beranjak pergi begitu saja meninggalkan Izumi.
"Yes! haha!" girang Shima yang merasa menang. Sebelum benar-benar pergi, dia sempat berbisik kepada Izumi. "Aku rasa, kau sekarang kehilangan budakmu. Pffft!" Shima menambahkan kekehannya di akhir. Semakin menambah kekesalan di hati Izumi. Gadis itu menghentakkan sebelah kakinya seraya mengukir mimik wajah penuh amarah.
"Sepertinya mereka harus diberi pelajaran!" saran Eri sembari menyilangkan tangan di depan dada.
"Aku tahu, lihat saja nanti." Izumi bertekad. Matanya tidak sengaja menyorot teman sekelasnya yang bernama Junko. Gadis berperawakan kurus dan berkacamata. Sasaran empuk bagi Izumi dan kedua temannya.
Seperti biasa, Izumi selalu memperlakukan orang yang lemah untuk dibully. Dia sangat suka menjadi orang yang ditakuti dan mengintimidasi. Kebiasaannya telah menjadi hal yang wajar di sekolah Yondan. Bahkan untuk para guru sekali pun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
shinobi chan
imajinasi yg luar biasaaaaa...mantab thor
2021-10-28
1
Ilham Suryono
menarik
2021-09-18
1
Elly Ermawati
shima tuh cewek pa cowok
2021-09-16
1