020

Suasana dermaga pagi itu sangat ramai karena bukan hanya dipenuhi oleh pekerja disana atau awak kapal yang datang melakukan bongkar muatan.

Ada anggota bazarnas yang dihubungi polisi untuk mencari 2 orang yang tercebur disana, para anggota bazarnas menatap lekat kedalaman air laut memikirkan kemungkinan posisi dimana tubuh Bryan dan Jerry berada setelah semalaman tenggelam.

Ditambah dengan peliput berita yang tidak ingin melewatkan berita tersebut. Hipotesis bermunculan bermacam-macam. Berlomba-lomba menciptakan berita akurat, tajam dan terpercaya.

"Dua pria memperebutkan seorang wanita hingga terjadi duel diantara mereka hingga keduanya tercebur ke laut !"

"Dua pria yang memutuskan bunuh diri karena cintanya ditolak !"

"Dua pria yang bangkrut dan depresi hingga memutuskan terjun ke laut !"

Dibiarkan saja semua argumen itu, pihak terkait sungguh malas berurusan dengan media apalagi menjelaskan yang sebenarnya, membiarkan saja semua pemikiran itu datang dan pergi.

Beberapa wartawan bertanya pada polisi terkait kamera pengawas yang berada di lokasi. Ajaib, tidak ada satupun kamera pengawas yang menangkap kejadian malam itu. Semuanya gelap.

Beberapa penyelam sudah mulai menyelam untuk mencari atau mengevakuasi tubuh kakak beradik itu sedangkan yang masih berada di daratan menelisik dengan ketat sekitar, berpikir tubuh keduanya mungkin tersangkut.

Beberapa penyelam yang diturunkan dan mengitari lautan hingga jarak cukup jauh namun nihil, tubuh Bryan dan Jerry tidak ditemukan, dugaan bahwa tubuh keduanya terseret arus ombak hingga lautan terdalam.

"Pagi ini anggota bazarnas diturunkan untuk mencari 2 orang yang menurut kabar tidak sengaja tercebur ke dalam laut. Beberapa penyelam sudah berenang kedalam air mencoba mencari jasad 2 orang itu. Penyelaman sudah dilakukan sejak pagi tadi namun hingga kini belum menemukan apapun, dugaan sementara bahwa tubuh keduanya terseret arus ombak hingga jauh di lokasi dan tenggelam didasar yang dalam. Saya Novita, demikian sekilas berita !" Kata presenter yang bertugas meliput di lokasi kejadian.

Dikediaman orang tua Cleo, tepatnya di kamar cleo. Evan menatap datar siaran berita itu. Mertuanya meminta agar beberapa hari Evan dan Cleo menginap dirumahnya karena beranggapan kondisi emosional Cleo masih kacau akibat penculikan itu.

Pikirannya Evan jauh melayang entah kemana. Seharusnya ia lega saat kesalahpahaman keluarganya teratasi namun masih saja sesuatu terasa mengganjal hatinya.

Menoleh kearah Cleo yang masih terlelap disampingnya, istrinya terlihat lebih kurus dan wajahnya masih pucat. Evan menghela nafas dan meraih HP-nya dan menuju balkon kamar. Menutup pintu kaca dan menatap jauh pada hamparan hijau yang memanjakan mata, Evan menghubungi seseorang.

"Halo, kamu sedang apa ?" Sapanya

"Ya hari libur pastinya rebahan, makan dan malas-malasan !" Lala terkekeh.

Evan terdiam, tersenyum senang mendengar tawa Lala.

"Bagaimana keadaan Cleo ?" Tanya Lala, dia mendapat informasi dari Rizky kalau Cleo sudah ditemukan.

"Dia baik-baik aja !" Jawab Evan. Keduanya terdiam sejenak.

"Kangen !" Ucap Evan.

"Sama !" Balas Lala.

"Ayo ketemu seperti kemarin !" Ajak Evan.

"Eh, tapi...!" Lala ingat saat Evan melarangnya terlalu dekat.

"Sekarang sudah aman !". Yakin Evan.

"Aman bagaimana ?"

"Ng.. maksudnya kita bisa ketemu seperti kemarin !"

"Baiklah !" Lala setuju.

Setelah mengakhiri telepon, Evan bertahan diposisinya menatap pemandangan didepannya dengan pikiran kalut. Kembali menoleh kearah tempat tidur dimana Cleo masih terlelap.

Cleo sebenarnya sudah terbangun sejak tadi, hanya saja ia belum berani membuka mata saat merasakan Evan disampingnya. Hatinya masih kacau dan tak enak pada Evan.

Jujur, perasaannya masih berat untuk Bryan namun kebenaran yang terungkap semalam membuka matanya jika ia sudah tidak bisa mengharapkan laki-laki itu, laki-laki yang tidak mencintainya meski berulang kali mengatakan cinta.

Namun tak bisa Cleo pungkiri saat melihat pria itu tercebur, jantung Cleo seakan berhenti berdetak, menatap tak percaya pada riak air yang menelan tubuh Bryan.

Dan berita yang juga didengarnya membuat hatinya semakin kacau. Bertanya-tanya dalam hati.

'Apakah Bryan mati tenggelam ?'

'Apakah dia berhasil menyelamatkan diri ?'

'Bagaimana keadaannya sekarang ?'

'Dimana dia sekarang ?'

Pertanyaan itu memenuhi hatinya. Berusaha mengusir pikiran itu dan berpikir jernih, meski malu tapi Cleo harus bangkit dan memperbaiki semua. Melupakan Bryan dan mempertahankan rumah tangganya sebelum semuanya terlambat.

-----

Malam harinya, Evan telah bersiap untuk bertemu Lala, mengancingkan kemejanya saat dua tangan memeluknya dari belakang. Evan membeku saat merasakan tubuh Cleo memeluknya erat.

"Yank, aku minta maaf !" Ucapnya lirih. Mengeratkan pelukannya seraya menghirup aroma tubuh Evan.

Evan memejamkan mata, hatinya mulai bertentangan.

"Maaf karna kemarin aku yang bodoh, yang gak berpikir panjang. Maaf yank, aku menyesal !" Suara Cleo bergetar.

"Cle......!"

"Bisa kita perbaiki semua ? Bisa kamu kasih aku kesempatan ? Bisa kita mulai dari awal ?" Cleo melepas pelukannya dan menggenggam tangan Evan, menatapnya dengan sejuta penyesalan. Keduanya bertatapan dalam.

"Aku janji akan jadi istri yang baik, aku akan jadi istri yang setia. Aku janji gak akan ulangi kesalahan ini lagi !" Cleo memeluk Evan, menangis dibahu suaminya.

Kepala Evan serasa berputar, hatinya masih bertentangan.

"Bisa kita bicarakan nanti. Aku ada pertemuan penting !" Ucap Evan membuat Cleo melepaskan pelukannya dan menghapus air matanya.

"Oke, aku harap kamu bisa pikirkan baik-baik yank !" Cleo mencoba tersenyum.

Evan menyentuh pipi Cleo, tersenyum pelan. Cleo cepat berjinjit dan mengecup bibir Evan membuat Evan membeku.

"Kalau begitu aku pergi dulu !" Evan tersadar dan bergegas pergi.

Cleo melepas kepergian Evan dengan senyum manis dan ia sendiri meraih tasnya dan berencana keluar bertemu teman-temannya.

Telah sampai di mall tempat janjian. Evan meraih topi dan masker di dashboard dan memakainya. Dari parkiran hingga memasuki area mall, kepala Evan ingin pecah memikirkan antara Cleo dan Lala.

Namun pandangan Evan langsung tertuju pada pujaan hatinya yang sudah menunggunya ditempat kemarin dia menunggu. Perasaan Evan membaik, memberi kode lewat mata dan jari, Lala mengikuti langkah Evan dengan jarak aman.

Keduanya kembali duduk direstoran pizza dengan tempat yang sama, terlindungi tanaman hias. Keduanya duduk berhadapan tersenyum pada satu sama lain.

"La, aku mencintaimu !" Ucap Evan tiba-tiba. Tangannya terulur meraih tangan Lala. Gadis itu menatap intens pria didepannya.

"Iya, aku tahu kok !" Sahut Lala enteng membuat Evan cemberut.

"Lalu ?"

"Lalu apa ?"

Evan memelototi Lala membuat cewek itu tertawa pelan.

"Cintaku padamu sebesar gunung dan bukit !" Ucap Lala yakin.

"Gunung itu kecil gak besar. Berarti cintamu kecil !"

"Ih, gunung itu besar !"

"Oh gitu ya !" Tatapan Evan hinggap didada Lala.

"Jangan mikir macam-macam deh !" Lala melotot dan memukul lengan Evan membuat pria itu terbahak.

"Cari kiasan lain dong, masa gunung. Membuatku Travelling !" Senyum jahil Evan muncul. Lala melotot ganas.

"Cintaku padamu seperti garam, dimana jika tak ada garam maka semuanya terasa hambar maka dari itu jika cintaku seperti garam, kamu bisa merasakannya !" Ucap Lala centil.

Kalimat yang diconteknya dari buku pelajaran SMP itu sukses membuat Evan tersenyum.

"Kalau kamu ?" Lala balik tanya.

"Cintaku padamu seluas dan seindah langit !" Ucap Evan lebay sambil memegangi dadanya.

"Ah, so sweet !" Lala ikutan lebay.

Evan kembali menggenggam tangan Lala, menatap dalam manik mata gadis didepannya.

"Tolong ingat itu, cintaku padamu seluas dan seindah langit dan apapun yang terjadi tetaplah bersama !" Tegas Evan, Lala hanya mengangguk.

Tempat itu kembali berlimpahan ❤️ yang berjatuhan dari kedua insan yang sedang dimabuk cinta.

Pesanan mereka datang dan menikmati dengan hati yang berbunga-bunga.

Setelah itu keduanya kembali mengunjungi toko aksesoris, berkeliling memandangi aksesoris-aksesoris lucu itu. Keduanya berpencar menghampiri barang satu ke barang lainnya.

Hingga mata Evan tertuju pada sebuah cincin couple hitam dengan garis biru dan emas serta bergambar bulan dan matahari pada masing-masing cincin.

Melirik pada Lala yang sedang memperhatikan dompet lucu, Evan memutuskan membeli cincin couple itu seraya membawanya ke kasir.

"Ada yang mau dibeli ?" Tanya Evan menghampiri Lala, terlihat gadis itu sedang mengagumi dompet cantik nan lucu ditangannya.

"Nggak ada, ayo keluar !" Lala mengembalikan dompet itu ketempatnya namun Evan langsung mengambilnya dan membawanya ke kasir membuat Lala tersentak.

"Nih !" Evan menyodorkan plastik kecil itu pada Lala.

"Ini kalau aku mau, aku bisa beli sendiri lho !" Lala menerima plastik berisi dompet itu dengan perasaan tidak enak.

"Itu murah kok jadi gak masalah. Bahkan kalaupun kamu minta mahal juga lebih gak masalah lagi !" Evan tertawa sombong membuat Lala mencibir kearahnya.

"Terima kasih !" Ucap Lala malu-malu.

"Sama-sama sayang !" Evan tergelak membuat Lala memukulnya pelan. Wajahnya bersemu merah mendengar kata-kata Evan.

Tanpa mereka sadari, seseorang menatap interaksi mereka dengan wajah terkejut. Cleo yang sedang berjalan bersama teman-temannya berhenti saat melihat Evan bersama orang lain.

Meski memakai topi dan masker, tapi postur tubuh itu sudah sangat Cleo hapal dan yang lebih utama adalah pakaian yang dikenakan sama persis itu membuatnya yakin kalau itu adalah suaminya.

Dan gadis yang bersamanya, meski dengan masker yang menutupi setengah wajahnya tapi Cleo sangat yakin itu adalah sekertaris suaminya.

Evan dan Lala mulai berjalan membuat Cleo ingin mengikuti keduanya namun panggilan dari teman-temannya mengurungkan niatnya.

Evan dan Lala kembali nonton bioskop, memilih film action yang sedang naik daun, suasana dalam gedung teater yang hampir dipenuhi lautan manusia.

Ditengah kegelapan dan riuh rendah penonton, Lala menyandarkan kepalanya dibahu Evan. Menggenggam erat tangan pria itu, menyalurkan rasa cinta sekaligus rasa gelisah dan takut secara bersamaan.

Suasana syahdu yang berlangsung dua setengah jam itu mau tidak mau harus berakhir. Keduanya bergandengan tangan keluar gedung teater dan melepaskan genggaman serta menjaga jarak saat berada diluar.

Bosan dengan suasana mall yang amat ramai, Evan memutuskan untuk pergi, ia mengajak Lala ke pantai.

Duduk sambil menikmati kelapa muda, menatap gelapnya lautan.

Evan meraih tangan kanan Lala dan memasangkan salah satu cincin couple itu.

Lala mengerutkan kening menatap itu.

"Nih pasangkan juga !" Disodorkannya cincin satunya pada Lala seraya mengulurkan tangan kanannya sendiri.

Dengan sedikit gemetar, Lala meraih cincin itu dan memasangkannya dijari Evan.

"Ini seperti tunangan !" Ucap Lala menatap lekat cincinnya.

"Anggap aja seperti itu !" Jawab Evan.

"Maaf ini barang murah !" Setelah Evan mengucapkan itu, Lala memukul lengannya.

"Ini bagus banget, aku suka !" Wajah Lala berbinar bahagia. Evan ikut tersenyum. Andai bukan ditempat terbuka ingin sekali dia memeluk Lala.

"Sebenarnya siapa yang menculik Cleo ?" Tanya Lala penasaran. Ia hanya tau Cleo diculik dan mengancam keselamatan orang terdekat Evan tapi tidak tahu siapa pelakunya.

Evan menatap Lala, bingung bagaimana mulai menceritakan darimana.

"Seseorang yang salah paham, hampir aja salah sasaran. Ternyata bukan keluargaku tapi orang lain. Untung aja Cleo gak apa-apa dan orang itu tidak macam-macam dengan Cleo !" Evan berusaha menjelaskan dengan bahasa sederhana dan memilih tidak mengatakan bahwa pelakunya adalah kekasih Cleo.

"Sudah, jangan dibicarain. Intinya Cleo baik-baik aja dan keluargaku juga baik-baik aja !" Evan menggenggam tangan Lala. Cukup lama keduanya terdiam memandang lautan malam yang indah disertai suara desiran ombak.

"Sudah malam, ayo pulang !" Ajak Evan saat melirik jam tangannya. Bangkit dari duduknya yang diikuti Lala menuju mobilnya. Membuka pintu mobilnya mempersilahkan Lala masuk.

Perjalanan yang tidak terlalu lama dengan tangan keduanya tertaut rapat serta saling lirik dengan senyum bahagia. Mobil Evan sudah berhenti didepan kost Lala.

"Terima kasih !" Ucap Lala kemudian meraih handel pintu, belum juga ia sempat meraih handel pintu saat Evan menarik tubuhnya dan memeluknya erat.

Keduanya terdiam, Evan memejamkan matanya rapat memeluk Lala bukan hanya secara fisik namun juga jiwanya.

"Ingat, aku mencintaimu dan akan bertahan dalam keadaan apapun !" Ucap Evan.

"Iya, aku juga merasakan yang sama !" Lala membalas pelukan Evan.

Evan melepaskan pelukannya dan mencium kening Lala membuat gadis itu mematung.

"Sudah, bye-bye !" Ucap Lala segera turun dari mobil Evan.

Evan terkekeh melihat tingkah Lala dan melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu. Sepertinya keputusan Evan sudah bulat untuk memilih Lala dan melepas Cleo.

Ya, Evan yakin itu. Dia akan mencari cara dan waktu yang tepat untuk berbicara pada Cleo. Evan sudah tak ingin sembunyi-sembunyi lagi. Sudah saatnya dia menunjukkan pada dunia siapa yang sebenarnya dia cintai.

-----

Saat Evan memasuki kamar, terlihat Cleo telah terlelap. Evan memasuki kamar mandi dan membersihkan diri.

Setelah berganti pakaian, Evan menuju tempat tidur. Duduk sejenak menatap Cleo yang terlelap.

Tangan Evan terulur membelai rambut Cleo, sepertinya dia benar-benar yakin untuk berpisah, hanya tinggal menunggu waktu yang tepat.

Evan membaringkan tubuhnya dan memejamkan matanya. Saat suara nafas Evan terdengar teratur Cleo membuka matanya. Menatap wajah Evan dari samping.

Pelan-pelan Cleo bangkit dan duduk, memerhatikan wajah polos Evan. Pria itu amat tampan dengan garis wajah yang tajam. Tangan Cleo terulur membelai rahang Evan, tersenyum penuh arti.

Evan bergerak ditidurnya membuat Cleo terperanjat, Evan menutup setengah wajahnya dengan lengan kanannya. Saat itulah, Cleo bisa melihat dengan jelas cincin hitam bergambar matahari.

'Tumben pake aksesoris !' Cleo membatin. Namun menurutnya cincin itu terlihat bagus dijari Evan.

Perlahan Cleo berbaring seraya memeluk Evan. Menatap lagi wajah polos itu.

"Aku janji akan mencintaimu sepenuh hati. Maafin aku yank !" Ucap Cleo sebelum memejamkan mata dan terlelap dengan memeluk Evan.

Episodes
1 001
2 002
3 003
4 004
5 005
6 006
7 007
8 008
9 009
10 010
11 011
12 0012
13 013
14 014
15 015
16 016
17 017
18 018
19 019
20 020
21 021
22 022
23 023
24 024
25 025
26 026
27 027
28 028
29 029
30 030
31 031
32 032
33 033
34 034
35 035
36 036
37 037
38 038
39 039
40 040
41 041
42 042
43 043
44 044
45 045
46 046
47 048
48 049
49 050
50 051
51 052
52 053
53 054
54 055
55 056
56 057
57 058
58 059
59 060
60 061
61 062 - End
62 Season 2 - 063
63 Season 2 - 064
64 Season 2 - 065
65 Season 2 - 066
66 Season 2 - 067
67 Season 2 - 068
68 Season 2 - 069
69 Season 2 - 070
70 Season 2 - 071
71 Season 2 - 072
72 Season 2 - 073
73 Season 2 - 074
74 Season 2 - 075
75 Season 2 - 076
76 Season 2 - 077
77 Season 2 - 078
78 Season 2 - 079
79 Season 2 - 080
80 Season 2 - 081
81 Season 2 - 082
82 Season 2 - 083
83 Season 2 - 084
84 Season 2 - 085
85 Season 2 - 086
86 Season 2 - 087
87 Season 2 - 088
88 Season 2 - 089
89 Season 2 - 090
90 Season 2 - 091
91 Season 2 - 092
92 Season 2 - 093
93 Season 2 - 094
94 Season 2 - 095
95 Season 2 - 096
96 Season 2 - 097
97 Season 2 - 098
98 Season 2 - 099
99 Season 2 - 100
100 Season 2 - 101
101 Season 2 - 102
102 Season 2 - 103
103 Season 2 - 104
104 Season 2 - 105
105 Season 2 - 106
106 Season 2 - 107
107 Season 2 - 108
108 Season 2 - 109
109 Season 2 - 110
110 Season 2 - 111
111 Season 2 - 112
112 Season 2 - 113
113 Season 2 - 114
114 Season 2 - 115
115 Season 2 - 116
116 Season 2 - 117
117 Season 2 - 118
118 Season 2 - 119
Episodes

Updated 118 Episodes

1
001
2
002
3
003
4
004
5
005
6
006
7
007
8
008
9
009
10
010
11
011
12
0012
13
013
14
014
15
015
16
016
17
017
18
018
19
019
20
020
21
021
22
022
23
023
24
024
25
025
26
026
27
027
28
028
29
029
30
030
31
031
32
032
33
033
34
034
35
035
36
036
37
037
38
038
39
039
40
040
41
041
42
042
43
043
44
044
45
045
46
046
47
048
48
049
49
050
50
051
51
052
52
053
53
054
54
055
55
056
56
057
57
058
58
059
59
060
60
061
61
062 - End
62
Season 2 - 063
63
Season 2 - 064
64
Season 2 - 065
65
Season 2 - 066
66
Season 2 - 067
67
Season 2 - 068
68
Season 2 - 069
69
Season 2 - 070
70
Season 2 - 071
71
Season 2 - 072
72
Season 2 - 073
73
Season 2 - 074
74
Season 2 - 075
75
Season 2 - 076
76
Season 2 - 077
77
Season 2 - 078
78
Season 2 - 079
79
Season 2 - 080
80
Season 2 - 081
81
Season 2 - 082
82
Season 2 - 083
83
Season 2 - 084
84
Season 2 - 085
85
Season 2 - 086
86
Season 2 - 087
87
Season 2 - 088
88
Season 2 - 089
89
Season 2 - 090
90
Season 2 - 091
91
Season 2 - 092
92
Season 2 - 093
93
Season 2 - 094
94
Season 2 - 095
95
Season 2 - 096
96
Season 2 - 097
97
Season 2 - 098
98
Season 2 - 099
99
Season 2 - 100
100
Season 2 - 101
101
Season 2 - 102
102
Season 2 - 103
103
Season 2 - 104
104
Season 2 - 105
105
Season 2 - 106
106
Season 2 - 107
107
Season 2 - 108
108
Season 2 - 109
109
Season 2 - 110
110
Season 2 - 111
111
Season 2 - 112
112
Season 2 - 113
113
Season 2 - 114
114
Season 2 - 115
115
Season 2 - 116
116
Season 2 - 117
117
Season 2 - 118
118
Season 2 - 119

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!