Mobil yang membawa Evan telah sampai didepan rumah, dengan sigap pak Karyo membukakan pintu mobil untuk Evan. Evan melangkahkan kakinya memasuki rumah dan disambut pembantunya.
Perutnya yang lapar membuatnya segera melepas jasnya dan mencuci tangan setelah itu menuju meja makan, makan dengan lahap sendirian. Evan telah terbiasa, hanya dengan orang tuanya ia biasa makan bersama namun sejak menikah maka otomatis mereka tak serumah lagi.
Sedangkan Cleo, wanita itu lebih sering berada diluar rumah, bersenang-senang dengan teman-temannya. Evan tidak pernah protes sehingga Cleo semakin sesuka hati dan tak pernah melakukan kewajiban sebagai seorang istri, yang ia kerjakan hanya slalu meminta uang pada Evan dan bersenang-senang.
Selesai makan, Evan menuju kamarnya. Membersihkan diri dan menuju ruang kerja yang berada tepat didepan kamarnya. Jika memasuki kamar itu akan terlihat ditengah ruangan ada tirai membentang menutup setengah ruangan yang luas itu. Ia melarang keras siapapun memasuki kamar itu hanya dia yang boleh memasuki kamar itu, Evan membuka kulkas meraih sekaleng Coca-Cola , menuju jendela menatap keremangan malam sambil menikmati minumannya.
Tak lama ia berjalan membuka tirai dan memasuki ruangan yang tertutup itu. Disana ada tempat tidur besar dan yang membuat berbeda adalah bingkai-bingkai yang menempel diseluruh tembok kamar itu.
Bingkai-bingkai sebesar lukisan itu berisi foto-foto Lala. Disemua tembok dengan ukuran yang sangat besar hingga kecil memperlihatkan berbagai pose alami Lala. 2 bingkai besar yang berada disamping pintu yang juga berhadapan dengan kasur itu memperlihatkan Lala yang sedang tersenyum, dipastikan Evan mengambil foto itu di akun media sosial Lala dan bingkai sedang 4 foto dan bingkai kecil 3 foto semua memperlihatkan senyum manis Lala dan disamping kiri kasur ada foto-foto Lala saat ikut bersama dalam meninjau proyek, pose yang melihat kesegala arah atau bisa dibilang tidak sadar kamera.
Entah bagaimana caranya Evan bisa mendapatkan Foto-foto itu, dengan 11 bingkai yang sama besar memperlihatkan Lala yang tersenyum, bengong, terdiam dan menatap aneh, mengadahkan wajahnya ke langit serta wajah tersenyumya dengan mata tertutup sambil merasakan angin yang menerpa wajahnya dan menerbangkan rambut sepunggungnya.
Sedangkan disamping kanannya, nampaknya diambil dikantor, Lala yang sedang fokus denga tulisannya, Lala yang melamun sambil menatap jendela, Lala yang berdiri didepan Evan sambil memegang gawai untuk membacakan jadwal harian Evan, Lala yang terduduk di sofa ruangan Evan, wajah tertidur di kursinya, Wajah mupengnya saat tamu tampan datang dan 3 foto saat ia bertengkar dengan Tiwi. Nampaknya Evan sempat memoto sebelum mengomeli keduanya. Jadi disini lebih banyak terlihat pose lucu Lala. Terakhir tempat atas kasur hanya ada 1 bingkai yang paling besar memperlihatkan foto Lala yang sangat cantik tersenyum ke kamera, Evan memilih foto yang paling cantik di akun media sosial Lala.
Evan berbaring di kasur, memandangi tembok kamarnya. Foto-foto itu membuat moodnya lebih baik sehingga ia lebih sering berada di ruang kerjanya. Kembali ke masa-masa Evan hanya menghabiskan waktunya untuk bekerja. Fokus untuk mengembangkan perusahaannya dan usaha tak mengkhianati hasil perusahaannya menempati posisi terbaik di Indonesia. Melihat Evan yang belum ingin memiliki kekasih maka orang tua Evan berinisiatif memperkenalkan dengan anak bungsu teman relasi bisnis ayahnya, Cleopatra.
Saat dipertemukan gadis itu terlihat sangat cantik dengan tubuh proporsionalnya berusia 24 tahun. Evan langsung setuju sebab ia memang tidak ingin pusing masalah percintaan, ia pikir cinta akan tumbuh seiring waktu. Sedangkan Cleo ia juga setuju melihat Evan yang tampan dan pengusaha sukses yang akan mampu memenuhi semua keinginannya.
Akhirnya tanggal pernikahan ditetapkan 5 bulan lagi. Evan kembali fokus bekerja seperti biasa. Semakin hari pekerjaannya semakin banyak dan tidak bisa lagi membagi pada Rizky yang juga sudah sangat banyak pekerjaannya. Semakin sibuk dan pekerjaan semakin tak terarah dan banyak diabaikan membuat Evan berpikir menginginkan seorang sekertaris karena Rizky sudah sangat kewalahan dan membutuhkan partner lain.
Evan pun memerintahkan Rizky untuk mencarikan sekertaris. Berita dengan cepat menyebar. Salah satu perusahaan terbaik mencari sekertaris membuat ribuan gadis-gadis tak lupa pria juga berbondong-bondong mengajukan lamaran.
Melewati serangkaian tes yang diadakan Rizky akhirnya menyisakan 10 gadis cantik untuk melewati babak final. Disebuah ruangan Evan melihat semuanya dengan jelas namun dari luar ruangan itu gelap sehingga mereka tidak bisa melihat Evan.
Memperhatikan gadis-gadis yang sedang berbaris mendengarkan arahan Rizky, pandangan Evan tertuju pada gadis dengan penampilan paling biasa diantara mereka. Saat yang lain menggunakan gaun diatas lutut atau kemeja ketat dengan rok diatas lutut memperlihatkan keanggunan mereka maka gadis itu mengenakan Kemeja lengan panjang putih yang dilipat hingga siku dan celana 3/4 serta sepatu kets putih.
Bisa dilihat gadis itu pun nampak minder berdiri diantara gadis-gadis berpendidikan tinggi nan modis itu. Meski wajahnya tak secantik Cleo namun Evan mampu berlama-lama menatap wajahnya.
Gadis itu bercermin pada kaca gelap didepannya, tidak tau Evan persis didepannya dan melihatnya dengan jelas. Gadis itu menghela dan menarik nafas.
"Semangat !" Tangannya terkepal kedepan memberi semangat pada dirinya sendiri tak peduli yang lainnya menatap aneh. Bahkan Evan pun merekamnya sambil tersenyum geli.
Setelah melewati serangkaian tes terakhir dari Rizky dan menunggu hasil selama berhari-hari akhirnya gadis itulah yang terpilih.
Saat ia datang memenuhi panggilan, dengan wajah tak percaya ia meraih tangan Rizky mengguncangnya dengan perasaan bahagia. Ucapan terima kasih serta air mata membuatnya memeluk Rizky.
Kemudian Rizky membawa gadis itu menemui direktur utama.
"Perkenalkan pak, saya Mirela Tania. Bapak bisa memanggil saya Lala !" Ucapnya dengan hormat pada Evan yang duduk di kursi kebesarannya.
"Terima kasih karena menerima saya sebagai sekertaris anda, saya berjanji akan bekerja keras dibawa arahan bapak !" Ucapnya sama persis saat mengucapkan terima kasih pada Rizky.
" Ya sama-sama dan bekerjalah dengan baik. Jangan mengecewakanku. Jangan membuatku menyesal telah memilihmu sebagai sekertaris !" Ucapan dengan sedikit ancaman itu membuat gadis didepannya tegang seketika.
"Iya pak, saya berjanji akan bekerja dengan baik !" Ucap gadis itu mantap. Evan hanya mengangguk. Sesungguhnya ia sempat terpaku saat gadis berdiri didepannya dan melihat wajahnya dengan lebih jelas. Cantik.
"Kalau begitu mulailah bekerja !" Titah Evan.
"Baik pak, terima kasih !" Gadis itu tersenyum membuat Evan kembali terpaku dan seketika Evan lupa bahwa ia telah memiliki calon istri.
Gadis itu keluar bersama Rizky yang sejak tadi hanya terdiam melihat interaksi keduanya.
"Ini meja kamu !" Tunjuknya pada meja yang berada didepan ruangan Evan. Sedangkan ruangan Rizky berada disamping ruangan Evan, lebih kecil dari ruangan Evan namun masih cukup luas dan meja Lala tepat berada didepan pembatas ruangan keduanya .
"Terima kasih pak !" Ucap Lala
"Jangan panggil pak, panggil aja Rizky. Umur kita nggak jauh beda kok !" Ucap Rizky.
"Iya Rizky, terima kasih !" Hati-hati sekali Lala mengucapkannya membuat Rizky tertawa.
Sejak hari itu, Lala benar-benar bekerja dengan baik. Mendengarkan arahan Evan maupun Rizky dengan seksama sehingga pekerjaannya lebih muda dilakukan hingga ia tak perlu mendengar arahan lagi, beberapa kata bahkan ekspresi wajah Evan yang tak menentu pun mampu dibaca oleh Lala. Evan sungguh suka pada pekerjaan sekertaris barunya.
Hari demi hari berlalu tak terasa pernikahan Evan semakin dekat. Entah mengapa pria itu terlihat galau tak bersemangat menyambut hari bahagianya. Lala yang sudah berkenalan dengan keluarga Evan pun sering membantu mempersiapkan segala sesuatu di rumah sang bos besar. Lala pun cukup akrab dengan kedua adik perempuan Evan sebab mereka suka pada hal yang sama. Sedangkan Rizky, ia hanya mampu memperhatikan bosnya yang menatap sendu Lala. Nampak sang tangan kanan peka dengan perasaan sang bos namun apa mau dikata pernikahan akan terlaksana besok.
Dan hari ini adalah hari H, dimana Evan akan memulai kehidupan baru sebagai seorang suami. Sebagai kepala rumah tangga yang akan menjaga dan mengayomi keluarga kecilnya.
Evan telah terduduk dengan begitu tampan dan gagahnya dalam Busan pengantin putih, namun wajahnya terlihat pucat bahkan Cleo yang telah duduk disampingnya dengan busana kebaya Sunda yang terlihat sangat cantik tak mampu membuat ia senang. Bahkan tanpa sadar ia menatap Lala yang duduk bersama kedua adiknya dan Lala tersenyum manis pada Evan yang disambut datar pria itu.
Saat penghulu mengulurkan tangan, tangan Evan amat berat menerimanya dan saat ia dengan susah payah berhasil mengucapkan ijab kabul. Suasana ruangan yang ramai dengan kata "sah" mengalun kencang membuat dunia Evan mendung seketika. Saat itulah ia sadar bahwa hatinya telah dicuri, dengan sesadar-sadarnya Evan yakin bahwa ia mencintai Sekertarisnya. Entah sejak kapan gadis itu mencuri hatinya tapi apa mau dikata kini ia telah menjadi milik gadis lain. Tanpa kentara Evan menatap nanar pada Lala. Melihat itu Rizky hanya mampu terdiam, semua sudah terlambat.
Evan membuka matanya saat mengingat Cleo bersama Jerry. 'Apakah mereka pacaran ? Apa Cleo selingkuh ? Ada hubungan apa diantara mereka ?' pertanyaan-pertanyaan itu ada dikepala Evan.
Diraihnya Hp-nya dan mendial nomor seseorang, tidak menunggu lama panggilannya tersambung.
"iya bos ?" sapa Rizky.
"Ky, selidiki ada apa antara Cleo dan Jerry. sewa detektif terbaik, aku ingin hasilnya segera !" perintah Evan langsung.
"Baik bos !" jawab tegas Rizky. Evan memutuskan sambungan. kembali menyesap coca-colanya, berjalan menuju balkon juga menatap langit. Awan hitam itu sungguh indah baginya.
tapi daripada itu, Evan lebih memikirkan Lala dan Michael. Entah bagaimana nantinya jika Lala menerima Michael. Dia pasti tidak sanggup jadi Evan bertekad akan membuat Lala terhindar dari Michael.
-----
Setelah makan malam Lala membersihkan diri, kini duduk di balkon sambil mengeringkan rambut. Apa yang terjadi hari ini kembali terbayang-bayang dikepalanya.
Suara-suara kendaraan lalu lalang dan orang-orang mengobrol sambil tertawa menemani malam yang pekat. Suara musik pun mendominasi membuat suasana semakin ramai.
Tiba-tiba Lala teringat pada Evan, wajahnya merona malu. Lala memegangi bibirnya, masih terasa kulit wajah Evan, hangat. Perasaannya haru biru. Namun mengingat itu membuat dadanya bergejolak aneh, rasa senang dan sedih membaur menjadi satu menari-nari mengeliliingi hatinya.
'Jangan La, jangan naksir atasanmu sendiri. Ingat dia sudah menikah. Jangan pernah jadi pelakor !' tekadnya sambil menganguk-anggukan kepala. Tapi kemudian perasaan hampa menghampirinya. Sangat tidak enak.
Lala mengadahkan pandangannya ke langit. Teringat pertama kali bertemu Evan, mata elang itu menatapnya intens dan saat tersenyum amat memukau tanpa sadar Lala terpikat.
Hari demi hari bekerja bersama Evan, berinteraksi dengannya. Semua kata penyemangatnya, cara menasehati dan kebaikan Evan pelan dan pasti terpahat dalam hatinya dan cinta untuk sang atasan sekuat karang.
Saat berita pernikahan Evan adaah saat yang cukup membuatnya terpuruk namun sekuat tenaga tidak memperlihatkan ke permukaan. Sekuat tenaga terlihat biasa saat membantu keluarga Evan menyiapkan segala sesuatunya.
Dan saat ijab kabul, Lala merasakan pedih dihatinya. Kata 'sah' yang mengalun dengan sangat ramai bagi duri menusuk hatinya. Kini ia harus merelakan pria itu bersama jodohnya. Air matanya tumpah namun segera ia seka dengan tissue. Berusaha keras menampilkan senyum bahagia.
Beginikah rasanya mencintai tanpa memiliki.
Sekarang, sosok Michael muncul membuat Lala bingung. Apakah dia harus memberi kesempatan pada pria itu untuk mengenalnya agar bisa melupakan Evan ? dan tidak, Lala tidak mau. Tak ingin memainkan perasaan Michael saat dihatinya ada pria lain.
Masih setia dengan posisinya Lala meraih HP-nya memutar musik dan kembali menatap langit. Lagu lagu cinta mengalun menemani Lala yang masih menatap langit seraya menata hatinya dan berdoa berharap perasaannya pada sang atasan bisa secepatnya hilang.
-----
Rizky masih menatap HP-nya begitu Evan memutuskan panggilan setelah memberi perintah. Segera ia mengirim pesan pada seseorang dengan perintah sesuai dengan perintah Evan.
Setelah membersihkan diri, Rizky berbaring telentang dikasurnya, menatap langit-langit kamarnya. Kemudian ia raih HP-nya, membuka galeri dan membuka foto seorang gadis cantik yang sedang duduk dipangkuan Evan.
Ya, foto itu adalah Cleo. Rizky sudah menyukainya sejak pertama kali melihatnya. Wanita itu cukup jutek dan sombong. Tapi pernah suatu ketika wanita itu berkunjung ke kantor Evan, Rizky yang terluka entah terkena apa hingga jarinya berdarah membuatnya meringis dan mengisap jarinya sendiri. Melihat itu Cleo langsung memberikan plester bermotif love padanya.
"Ini ambil aja !" Cleo tersenyum membuat Rizky mematung seketika. Kalimat sederhana itu sukses membuat Rizky jatuh cinta.
Perasaan Rizky pun bersemi setiap melihat Cleo dikantor. Rasa cemburu harus ditahannya saat Cleo bermanja-manja pada suaminya.
Insiden saat Cleo tersandung dan berakhir diperlukan Rizky membuat cowok itu semakin tidak waras.
Apalagi saat ia menyadari bahwa Evan menyimpan perasaan pada sekertarisnya, membuat Rizky merasa ia punya kesempatan mendapatkan Cleo. Tapi insiden tadi sore melihat Jerry merangkul Cleo membuat darah Rizky mendidih. Maka dari itu Rizky mulai memikirkan rencana bagaimana mengatasi bule busuk itu.
Rizky kembali menatap foto di layar HP-nya, wajah cantik itu membuat hatinya tergelincir tak menentu, diciumnya foto itu dan diletakkan didadanya. Memejamkan mata berharap wanita cantik itu muncul di mimpinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments