Kalimat tuan Kevin itu membuat Bryan menganga. Menatap marah pada laki-laki tua itu.
"Jangan asal bicara pak tua !" Semprot Bryan berang.
Tuan Kevin menahan diri agar tidak emosi walau ingin sekali dia menampar Bryan bolak-balik.
"Papamu tidak pernah membawa kabur uangku maupun uang Robby. Kami yang memberikannya dengan sukarela untuk menyelamatkan bisnisnya di negara P. Entah bagaimana ia bisa berurusan dengan geng mafia dan membiarkan mereka berinvestasi pada bisnisnya. Awalnya keuntungan perusahaan papamu sangat besar namun semakin lama papamu tau ada yang tidak beres dengan mafia itu !" Tuan Robby berhenti sejenak memerhatikan raut wajah Bryan.
"Ternyata mafia itu juga berbisnis narkoba, kokain dan narkotika lain. Mereka mengirim obat-obatan terlarang itu ke beberapa negara lain dengan menggunakan metode pengiriman bahan bakar sehingga pengiriman lebih mudah !"
"Hingga suatu hari, seorang polisi yang memeriksa jalur pengiriman dan menemukan narkoba itu. Pada akhirnya papamu yang menanggung kesalahan itu !"
"Dan saat Arif meminta pertanggungjawaban mafia itu, mereka malah menolak bertanggungjawab dan mengancam papamu untuk tidak melibatkan mereka atau mereka akan mencelakai keluarganya !"
"Arif frustasi dan hal itu berdampak pada perusahaannya. Arif menghubungiku dan menceritakan semuanya. Aku juga yang menyarankan untuk membuka cabang di Indonesia, ada aku dan Robby yang akan selalu mendukungnya !"
"Arif setuju dan akhirnya merencanakan semuanya. Tapi entah dari mana mafia itu tau tentang rencana kepindahan keluargamu dan mendesak untuk tinggal dan melanjutkan bisnisnya, mereka bersedia keluar uang yang banyak asalkan bisnis papamu terus berlanjut !"
"Tapi keputusan papamu sudah bulat, apalagi perusahaannya sudah berurusan dengan hukum disana !"
"Mafia itu tidak menyerah dan terus berusaha menahan papamu dengan berbagai ancaman, salah satunya ikut melenyapkan orang-orang terdekatnya. Hal itu membuat papamu semakin frustasi. Dia tidak ingin kedua sahabatnya terlibat masalah !"
"Papamu mengatakan ke semua orang bahwa telah menggelapkan uang sahabatnya juga mengkhianati keluarga istrinya demi perusahaannya. Jadi dia sekarang sudah tidak punya teman !"
"Arif berhasil memboyong keluarganya kembali ke Indonesia dan menceritakan segalanya padaku !"
" Tapi ternyata mafia itu tidak menyerah dan datang ke Indonesia melacak keberadaan papamu !"
"Dihari orang tuamu meninggal, Arif sempat meneleponku dan bilang sempat bertemu anggota mafia itu dan akan datang kerumahnya membuat kesepakatan untuk tetap berusaha membujuk dan memaksa untuk kembali ke negara P melanjutkan bisnis dan mereka akan menyewakan pengacara handal untuk membebaskan perusahaan itu dari tuntutan hukum namun ia bersikukuh menolak !"
"Jika terjadi sesuatu padaku, tolong lindungi keluargaku !" Ucapan terakhir tuan Arif pada tuan Kevin.
"Sepertinya papamu sudah memprediksi apa yang akan terjadi. Satu jam kemudian berita bunuh diri orang tuamu terdengar !"
"Robby tidak tau cerita sebenarnya, papamu melarang memberitahunya karna pasti orang itu akan langsung bertindak menolong papamu yang pasti akan ikut mengancam keluarganya jadi kubiarkan Robby tau kalau Arif sudah mengkhianati kami berdua !"
"Pada akhirnya aku tidak bisa mendapatkan hak asuhmu karna kakak mamamu masih hidup dan kalian diasuh oleh mereka !"
Mendengar Bryan menangis tersedu-sedu, hatinya tercabik-cabik. Tanpa peduli sekitar ia menangis seperti anak kecil. Orang tuanya yang malang harus bernasib tragis karena berusaha mempertahankan harga dirinya dan dia hampir saja mencelakai orang yang tidak bersalah.
Rizky yang melihat Cleo lemas dan lelah serta ngantuk membimbingnya untuk duduk di salah satu bangku kecil nan lusuh yang ada didekat situ kemudian ia berjalan ke mobilnya dan kembali dengan membawa sebuah map.
"Menurut hasil autopsi keluarga Dharmawangsa adalah minum racun !" Rizky memulai menjelaskan.
"Menurut dokter, racun yang berada ditubuh tuan Arif dan istrinya sulit diidentifikasi namun pihak penyelidik menemukan tumpahan zat yang tercecer dilantai, saat diperiksa oleh tim forensik di laboratorium, seratus persen ini adalah Novichok !"
"Novichok adalah racun yang dibuat uni Soviet yang pada awalnya digunakan sebagai racun saraf dan basic senjata kimia !"
"Saat diberikan kepada suami istri Dharmawangsa, racun ini dicampur menggunakan dua zat kimia lain yang seketika langsung membunuh tuan Arif dan juga istrinya !"
"Racun ini sangat ilegal, dijaga ketat dan tidak mudah mendapatkannya. di Indonesia pun dilarang keras pengedarannya karna amat berbahaya, bahkan penyerapannya pun bisa lewat kulit yang dimana menyentuhnya harus dengan berbagai macam alat kemanan canggih dan berstandar kesehatan !"
"Bagaimana mungkin keluarga Dharmawangsa bisa mendapatkan racun ini ?" Tanya tuan Kevin.
"Tapi bagi mafia sungguh mudah dengan alasan meracuni mata-mata maka racun bisa didapatkan walau tentunya dengan harga mahal !" Ucap Rizky.
"Dihari itu orang tuamu menyembunyikanmu dan adikmu di gudang. Andai saja ayahmu lengah maka kau dan Jerry pun tidak terselamatkan !" Tambah tuan Kevin membuat air mata Bryan kembali jatuh.
Ingatannya kembali dihari itu, saat ia sedang menggambar bersama adiknya dikamar tiba-tiba papanya masuk dengan wajah panik dan langsung menyeret kedua anaknya. Membawanya ke gudang.
"Diam disini dan jangan bersuara, jangan teriak, diam aja sampai papa datang. Mengerti !" Titah tuan Arif pada Bryan.
"Jaga adek jangan sampai teriak, jangan bikin suara ribut !" Tambahnya yang hanya diangguki Bryan kecil dengan perasaan bingung.
Waktu berlalu, detik berganti menit berganti jam. Jerry sudah sangat bosan berada di gudang yang kotor itu dan juga perutnya sudah minta diisi.
"Kak, lapar !" Rengek Jerry menoleh ke kakaknya.
Bryan pun sama, ia juga lapar dan haus namun papanya belum juga datang.
"Tunggu ya, tunggu papa baru kita makan !" Ucap Bryan memeluk adiknya.
Jam berganti, sudah sangat lama keduanya di gudang namun sang papa belum juga muncul.
"Kak, lapar !" Jerry sudah menangis. Bryan pun ingin menangis gara-gara perutnya terasa melilit namun ia tidak berani keluar gara-gara mengingat titah papanya.
Hingga akhirnya Jerry tidak berhenti menangis, terus merengek.
"Diam, kata papa tidak boleh ribut !" Bisik Bryan. Namun Jerry tetap menangis.
"Ayo tidur, nanti kalau bangun papa sudah datang !" Bryan sudah berbaring, Jerry mengikuti. Keduanya menutup mata terlelap bersama walau kemudian pingsan gara-gara menahan lapar.
Saat terbangun, Bryan dan Jerry sudah berada dirumah sakit.
"Kalian sudah bangun. Mau minum susu coklat !" Om Prana, menyodorkan dua gelas susu coklat pada mereka yang langsung diminum.
"Papa mana om ? Mama mana ?" Pertanyaan polos itu membuat Prana menahan tangis.
Hingga Prana selalu berhasil mengalihkan perhatian keduanya. Saat keduanya cukup sehat, Prana membawa keduanya pulang ke rumahnya.
Bryan dan Jerry memandang aneh rumah Prana.
"Om, kakak sama adek mau pulang ke rumah papa dan mama !" Bryan enggan masuk ke rumah omnya dan ingin pulang ke rumahnya sendiri.
Prana menarik nafas berusaha terlihat kuat dan sabar.
"Sayang, papa dan mama pergi jalan-jalan ditempat yang jauh. Mereka gak bisa ajak kakak dan adek karna kalian sekolah !" Mendengar itu Bryan menangis. Melihat kakaknya menangis Jerry juga ikutan menangis.
"Mau ikut sama papa mama !" Rengeknya terisak.
Prana berusaha keras menahan tangisnya agar dua anak didepannya ini tak semakin sedih.
"Sayang, kakak sama adek bisa tinggal disini sampai mama dan papa pulang. Disini ada Michael, kalian bisa main sama-sama. Oke !" Bujuk Prana.
"Om janji akan menjaga kalian dengan baik !" Prana memeluk kedua anak itu, tidak tahan akhirnya air matanya tumpah juga, menangis deras tanpa suara.
Dari kejauhan seseorang yang melihat adegan itu juga ikut menangis. Ya itu adalah Kevin.
Dia yang menghubungi Prana tentang adik dan iparnya. Awalnya Prana menolak karena marah pada keduanya yang mengabaikan serta memutuskan komunikasi tanpa alasan yang jelas padanya. Hingga Kevin menceritakan keterlibatan Arif dengan mafia dan memutuskan komunikasi dengan orang-orang terdekatnya agar mata-mata mafia itu tidak mengganggu mereka untuk mengancam Arif.
Dan saat Kevin menceritakan tentang kematian keduanya, Prana membeku, air matanya tumpah sulit menerima kenyataan dan segera datang ke rumah sakit saat polisi menemukan kedua keponakannya pingsan di gudang.
Keesokan harinya, berita di koran menyebutkan bahwa pasangan Dharmawangsa itu meninggal akibat bunuh diri minum racun. Diduga Arif depresi akibat bisnisnya yang gagal apalagi ia sudah menggelapkan uang sahabatnya demi bisnisnya. Sekarang ia depresi berat karena sudah tidak punya bantuan apa-apa lagi dan akhirnya memutuskan bunuh diri. Saat ditemukan, keduanya bersandar diranjang sambil berpegangan tangan dengan tubuh membiru.
Kevin sengaja membiarkan berita beredar seperti itu, agar mafia itu bisa tenang dan tidak menyelidiki tentang keluarga Arif lainnya. Ia juga masih berusaha menutupi kebenaran dari Robby karena bisa dipastikan pria itu akan langsung menuntut mafia itu di kepolisian intenasional dan itu amat berbahaya.
Hari demi hari, Bryan kecil melewati hidup bersama pamannya, keberadaan Michael pun membuatnya bersemangat, bermain bertiga walau tak dinyana ia selalu menatap pintu rumah pamannya, menunggu kedatangan orang tuanya, membawanya dan adiknya pulang.
Hingga ia remaja barulah om Prana menceritakan mengenai orang tuanya. Walau hatinya hancur lebur namun ia harus kuat, dia masih memiliki Jerry.
Sejak saat itu, Bryan belajar rajin hingga berhasil diterima di Universitas bergensi di negara P. Setelah itu dengan bantuan Om Prana, Bryan kembali membuka bisnis orang tuanya yang sudah puluhan tahun tutup. Berniat bangkit serta menyelidiki tentang kematian orang tuanya.
Hingga seseorang datang dan mengaku sebagai teman lama ayahnya. Dia menawarkan kerjasama pada Bryan dan menceritakan apa yang terjadi di masa lalu bahwa memang benar tuan Arif membawa kabur uang temannya untuk bisnis namun tuan Arif sudah meminta maaf namun tuan Kevin maupun tuan Robby menolak menolongnya bahkan saat tuan Arif mengancam akan bunuh diri tapi keduanya tetap tidak peduli.
Mendengar itu, kemarahan Bryan bangkit dan menyalahkan tuan Kevin dan tuan Robby. Membuatnya langsung merencanakan balas dendam pada keduanya.
Flashback off.
Bryan menangis dan masih menangis. Hatinya hancur berkeping-keping.
"Saat menelepon tuan Kevin, tuan Arif mengatakan kepadanya indentitas tamunya dan inilah orangnya !" Rizky melempar map ditangannya didepan Bryan yang masih berlutut.
Seketika mata Bryan melotot, menatap lekat foto didepannya, orang itu adalah orang yang mengaku teman lama ayahnya dan yang menceritakan kepadanya tentang masa lalu ayahnya.
"Arman Joseph, dia juga berdarah Indonesia dan bisa berbahasa Indonesia. Sekarang menjabat sebagai perdana Mentri negara P. Tentu saja dengan bantuan dan dukungan geng mafia yang tempatnya bergabung !" Ucap tuan Kevin.
"Dan dialah yang mendatangi orang tuamu dihari itu atau lebih tepatnya dialah yang membunuh kedua orang tuamu !" Tambah tuan Kevin.
Ekspresi wajah Bryan jangan ditanya, penuh amarah. Malu karena selama ini ia dikadali. Sebuah rencana tersusun dikepalanya.
"Baiklah, setelah ini berpikirlah dengan jernih !" Ucap tuan Kevin kepada Bryan yang tampak tidak fokus. Rizky memungut kembali map itu.
Tuan Kevin dan Rizky saling pandang, Rizky sempat menghubunginya memberitahukan keberadaan Cleo dan niat Bryan membuat tuan Kevin mau tidak mau menceritakan masalah sebenarnya dan dalam waktu sempit itu Rizky mencari tahu tentang orang itu.
Polisi menarik Bryan berdiri dan membawanya memasuki mobil polisi.
"Cleo, aku mencintaimu !" Ucap Bryan berhenti dan menoleh pada Cleo yang sejak tadi duduk mematung. Mendengar itu Cleo kembali menangis.
Rizky menariknya dan kembali memeluknya, lupa jika tuan Kevin ada bersama mereka.
Sebuah mobil datang dan turun seseorang, melihat orang itu, Cleo segera melepaskan diri dari Rizky dan berlari kearah Evan, memeluknya erat dan kembali terisak dengan sejuta penyesalan.
Melihat itu, hati Bryan nelangsa dan Rizky memalingkan wajahnya.
Sedangkan Jerry yang sedang menjernihkan Pikirannya memutuskan berhenti di pinggir pantai, membiarkan angin laut menerpa kencang tubuhnya.
Alarm di ponsel Jerry kembali berbunyi, segera ia mengecek laptonya yang dibiarkan terus menyala mengamati layar melihat sebuah mobil lewat bersama mobil polisi membuat raut wajah Jerry panik seketika. Apalagi saat ia bisa melihat dengan jelas saat mobil kakaknya dan mobil yang baru datang itu bergesekan menghindari tabrakan.
Setelah itu mobil Bryan lewat dengan kecepatan tinggi dan dikejar mobil tadi. Sedangkan, mobil polisi terus lurus menuju rumahnya.
Jerry was-was, segera ia hubungi Bryan mencoba mengecek keadaannya, namun tidak diangkat dan saat menelepon lagi nomor itu terdengar sibuk.
Segera saja Jerry mengendarai mobilnya. Melacak keberadaan Bryan lewat ponselnya dan dia menemukan Bryan berhenti disebuah dermaga.
Bryan menghentikan mobilnya cukup jauh dari lokasi dan memarkir ditempat yang cukup gelap sehingga dengan mudah ia sembunyi.
Mengendap-endap berjalan masuk dan kembali bersembunyi. Ia sempat kaget saat melihat seseorang berdiri didekatnya namun saat diperhatikan dengan teliti itu adalah jas hujan rok lebar sedang digantung di paku, Jerry bernafas lega. Dari tempat persembunyiannya ia dapat melihat Bryan dan Rizky sedang adu jotos hingga Rizky berhasil menumbangkan Bryan.
Saat akan membawa Cleo, dengan cepat Bryan bangkit dan mengeluarkan sesuatu dari balik pinggangnya dan membidiknya kearah Rizky.
Jerry kaget dan semakin kaget saat didengarnya beberapa orang berlari dengan cepat mendekat, Jerry sebisa mungkin menyembunyikan seluruh tubuhnya.
Melihat polisi yang menembak dan menyergap Bryan serta kedatangan tuan Kevin hingga penjelasannya tentang masa lalu membuat Jerry menutup rapat mulutnya menahan suara agar tidak keluar sementara tangisnya amat deras.
Kini cerita tentang orang tuanya telah terungkap serta dalangnya, menghapus air matanya. Jerry berpikir keras bagaimana menyelamatkan kakaknya. Meraih ponselnya dan mengirim pesan pada seseorang.
Diraihnya baju hujan yang tergantung saat para polisi akan membawa Bryan. Fokus mereka kini teralihkan saat Bryan mengungkapkan cinta pada Cleo.
Saat itulah, setelah mengenakan jas hujan itu, dengan menutup setengah wajahnya dengan telapak tangan, Jerry meraih balok kayu didekatnya dan dengan cepat berlari menerobos kerumunan.
Mengayunkan balok kayu itu pada polisi yang memegang Bryan membuat pegangan mereka terlepas dan ambruk dilantai mengerang seraya memegangi kepalanya yang kena pukul. Kesempatan itu digunakan Jerry mendorong keras tubuh Bryan hingga jatuh bersama ke lautan.
Dalam hitungan detik, tubuh keduanya hilang didalam air, Semua terperangah tidak percaya pada apa yang barusan terjadi, bersamaan semuanya berlari melihat kedalam air namun tubuh keduanya sudah tidak nampak hanya jas hujan yang mengapung lebar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments