003

Pagi itu, perusahaan kedatangan tamu dari Sansgrouop, perusahaan yang bergerak dibidang alat berat untuk mengajukan kerjasama pada PT. Samudera Api. Evan, Rizky, Lala & Tiwi menyambut tamu datang.

Kini utusan yang berjumlah 4 orang itu terdiri dari CEO Michael Akbar Collin dan sepupunya Manajer pemasaran yaitu Jerry Farez Collin keduanya sangat tampan blasteran Inggris - Indonesia bersama staff yang bernama Iwan dan Dika untuk membantu mempresentasikan kualitas alat mereka yang telah terbukti dan bersertifikat.

Saat memberi salam, memperkenalkan diri dan memberi sedikit keterangan tentang alat berat yang mereka miliki tatapan sang CEO Michael lebih sering menatap Lala. Siapapun yang berada diruangan itu menyadari hal itu terutama si target Lala.

Selesai memperkenalkan diri, Michael kemudian tersenyum pada Lala membuat dada Evan bergejolak serta tangannya terkepal kuat. Rizky yang duduk disampingnya menyadari api cemburu tersulut pun merasakan panas.

Kini giliran Jerry menjelaskan sedikit kualitas beserta pengakuan internasional hingga sertifikatnya. Melihat Jerry, Tiwi senyum-senyum sedangkan Lala sulit fokus karna salah tingkah, Michael masih memperhatikannya dengan senyumnya. Evan pun tidak fokus sebab dadanya masih bergejolak menahan cemburu. Sedangkan Rizky berusaha keras memerhatikan penjelasan yang didengarnya karna dia tahu hanya dia yang fokus.

Setelah kedua staff lainnya memberikan gambaran serta cara pengoperasian. Hal-hal yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan serta cara perawatan dijelaskan dengan cermat dan teliti sebisa mungkin membuat sang konsumen puas dengan penjelasannya.

Mewakili Evan yang memang tak mudeng sejak awal, pikirannya fokus ingin menendang Michael hingga menembus angkasa, Rizky berbicara kepada lawan

"Sepertinya kami cukup tertarik pada alat berat itu !" Ucap Rizky pada 2 staff itu.

"Kalau begitu, kami menunggu kabar baik dari anda. Jika anda benar membeli maka akan kami beri garansi perbaikan selama 3 tahun !" Ucap pria bernama Dika itu.

"Tentu, selama alat sesuai dengan apa yang kalian tadi jelaskan, maka perusahaan kami dengan senang hati membelinya dan jika tidak sesuai maka siap-siaplah kalian... !" Rizky tersenyum sedangkan Iwan dan Dika terdiam saling pandang mendengar ucapan Rizky yang mengandung unsur ancaman.

Saat Rizky masih terlibat pembicaraan serius. Maka Michael sudah berada disamping Lala disertai tatapan horor Evan.

"Perkenalkan, Michael panggil aja Mike !" Michael mengulurkan tangannya pada Lala sambil tersenyum mengabaikan tatapan membunuh Evan.

"Mirela, anda bisa memanggil saya Lala !" Lala menyambut uluran tangan Michael. Lala merasakan aura neraka dibelakangnya apalagi Michael belum ingin melepas tautan tangan mereka.

"EHEEEMMM !" Keras sekali deheman Evan membuat suasana sunyi seketika, semua orang menoleh padanya, taring dan tanduk tak kasat mata itu muncul padanya. Nafasnya berhembus bagai banteng yang siap menyeruduk lawannya.

Rizky yang menyadari itu berusaha mencairkan suasana.

"Eum, ini sudah waktunya makan siang. Bagaimana kalau kita semua makan siang bersama ?" Rizky memecah kesunyian.

"Oh iya, saya sudah memesan tempat di restoran A, mari kita bersama kesana !" Ajak Lala.

Sedangkan, Evan dan Michael tidak bergeming. Keduanya saling menatap tajam dan sama-sama menembakkan sinar laser tak kasat mata pada satu sama lain.

"Cincin anda bagus !" Ucap Micahel tiba-tiba. Pandangan semua orang kearah jari Evan, satu-satunya cincin kawin yang menghiasi jarinya.

"Terima kasih !" Ucap Evan datar dengan tatapan mata tajam terhunus pada Michael. Pria ini sengaja membuat Evan sadar akan statusnya, agar tidak menghalangi ia berbicara pada Lala.

"Mari semuanya kita menuju restoran !" Ucap Lala. Gadis itu melangkah menuju pintu keluar.

Rizky yang berdiri tak jauh darinya memajukan satu kakinya saat Lala berjalan semakin dekat kearahnya, saat hampir mencapai pintu Lala tersandung kaki Rizky membuat ia seketika hilang keseimbangan, tubuhnya terhuyung kedepan. Mata Lala terpejam saat tubuhnya meluncur kedepan namun sebuah tangan meraih lengannya dengan cepat dan menariknya dengan keras.

Didepan semua mata, Evan dengan tarikan kencang pada lengan Lala yang hampir mencium lantai membuat tubuh Lala pun dengan keras memeluk tubuh Evan dan yang membuat semua menahan nafas saat bibir Lala berada diujung bibir Evan. Seketika Lala dan Evan mematung.

"Ehemm !" Michael berdehem. Ia ikut terkejut melihat adegan itu. Sedangkan yang lain menganga.

"Maaf bos saya tidak sengaja !" Ucap Lala menunuduk, ia sangat malu menatap Evan.

"Kamu tu sengaja kan !" Evan yang ikut malu dan salah tingkah secepat kilat memiting leher Rizky.

"Eh.. eh.. Gak sengaja bos. sumpah gak sengaja !" Rizky yang gelagapan menaikkan jari telunjunjuk dan tengah.

"Udah eh.. malu dilihat tamu !" Tiwi yang sejak tadi diam pun segera memukul lengan Evan dan Rizky kesal melihat dua orang itu tak bisa jaga imej.

"Ayo semua, mari kita segera makan siang !" Tiwi kembali mengulang seraya mengandeng Lala keluar diikuti semua.

Direstoran seafood, saat makanan telah tersedia dan semua orang yang duduk lesehan pada private room mulai menikmati hidangan.

"La, kamu sudah punya pacar ?" Tanya Micahel. Semua mata melirik Lala.

"Saya belum punya pacar !" Jawab Lala.

Jawaban itu membuat Micahel tersenyum senang. Melihat itu, Evan keki abis. Aura neraka kembali menyelimuti Evan, Rizky hanya bisa menawarkan jus jeruk pada Evan yang langsung diteguk hingga tandas oleh Evan berharap pria itu mereda emosinya. Sedangkan Tiwi mulai menyadari ada yang salah pada Evan.

'Ini bos geng cemburu ?' begitu pikiran Tiwi melihat tatapan tidak suka Evan pada Michael yang mencoba pendekatan pada Lala.

Michael menatap Lala, ia sudah terpikat saat pertama kali gadis itu menyambutnya beserta anak buahnya. Saat tersenyum semakin terlihat manis membuat jantung Michael seketika bergetar. Ia ingin terus menatap gadis itu dan berharap bisa mengenalnya lebih dalam. Namun ia harus melewati si direktur utama yang posesif terhadap bawahannya.

"Nanti kamu pulang jam berapa ?" Pertanyaan Michael membuat semua mata melirik kearah Lala menunggu jawaban gadis itu.

"Dia tidak pulang. Dia tinggal dikantor, tidurnya di sofa !" Evan yang menjawab membuat Tiwi dan Rizky tersedak menahan tawa.

Michael memicingkan mata, sepertinya dugaan pada Evan yang hanya posesif sebagai atasan kini berubah. 'Apakah mereka memiliki hubungan dimana Evan telah menikah ? Apakah mereka pacaran ? Apakah Lala menyukai Evan ?' pikiran-pikiran itu kini memenuhi kepala Michael.

"Maaf, saya pulang jam 5 sore !" Jawaban Lala menyadarkan Michael dari lamunannya serta Evan yang menatap ngeri padanya.

Michael kembali tersenyum yang juga dibalas senyum ramah Lala. Yang lain hanya melirik satu sama lain, apalagi wajah Evan lecek abis.

Makan siang dengan suasana tegang sedap akhirnya berakhir. Pihak Michael memutuskan pamit.

"Terima kasih jamuannya !" Michael mengulurkan tangannya pada Lala.

"Sama-sama, semoga kedepannya kita bisa menjadi partner kerja yang baik !" Evan menyambar tangan Michael yang baru akan disambut Lala.

Michael terkejut, menatap Lala dan Evan bergantian.

"Baiklah, senang berkenalan dengan anda pak Evan !" Ucap Michael tersenyum dan membalas jabatan keras Evan. Keduanya tersenyum dengan tangan bertaut erat.

Tiwi menepuk lengan Evan, membuat jabatan tangan Itu terlepas. Michael masih tersenyum manis pada Lala sebelum memasuki mobilnya.

Didalam mobil Evan, Tiwi yang duduk disamping kemudi melirik spion memerhatikan Evan dan Lala yang duduk dibelakang. Menerka-nerka apakah ada sesuatu diantara sang direktur dengan sekertarisnya. Tapi melihat wajah Lala yang biasa membuat Tiwi yakin tidak yakin.

La, malam Minggu nanti jalan yuk. Aku mau kenalin kamu ke temenku. Dia cakep, trus pemilik hotel. Mau gak ?" Tanya Tiwi sembari menoleh ke belakang. Netranya menangkap Evan mendongak dari gadgetnya dan menatap tidak suka padanya. Sedangkan Lala hanya bengong dengan ucapan tiba-tiba Tiwi.

"Atau kamu udah naksir si Mike tadi kah ? Tapi dia emang cakep sih, CEO juga pasti kalau nikah sama dia enak banget !" Tiwi menerawang pada kemewahan apa yang akan didapat Lala jika bersama Michael.

"Iya La, iyain aja si Mike daripada kamu jones melulu !" Rizky ikut mengompori, melirik Evan lewat spion dan terlihat jelas wajah Evan sudah tidak enak dipandang.

"Eum.. aku belum kepikiran kesana. Mungkin nanti aja. Nggak sekarang !" Jawab Lala ambigu.

"Ya jangan nanti.. nanti.. ntar si Mike disambar cewek lain. Tinggallah dirimu mewek nyesal !" Tiwi berdrama.

"Balik depan sana. Jangan ribut !" Semprot Evan, jengah mendengar kata-kata Tiwi.

"Kak, harusnya kakak dukung aku buat cariin Lala pacar. Sayangkan Segede ini masih jomblo !" Tiwi berkilah. Ekspresi wajah Evan mengeras.

"Balik depan gak ? Masih bicara lagi kupotong gajimu !" Ancam Evan. Tiwi langsung mingkem tak bersuara lagi melihat mata melotot Evan.

Suasana mobil kembali sunyi hingga kembali ke kantor.

----

Lala langsung menghempaskan dirinya ke sofa ruang tunggu. Matanya terpejam menikmati sejuknya AC kantor saat teleponnya berbunyi.

"Halo, Lala. Saya butuh segera tanda tangan Evan di dokumen yang kemarin saya serahkan. Saya ada permintaan pembangunan dari perusahaan lain. Jadi Evan harus kasih keputusan secepatnya, saya nggak mau waktu saya terbuang percuma karna saya masih banyak perusahaan lain yang membutuhkan jasaku. Jadi jangan membuatku menunggu lama. Harus cepat ya. Bagaimana pun caranya secepatnya serahkan dokumen yang sudah ditanda tangani Evan. Oke !" Tut. Edi langsung menutup telepon.

Lala tercengang dengan telepon masih melengket ditelinganya. Dengan pelan diletakkannya telepon kembali. Menahan emosi akibat Edi. Ingin sekali Lala memaki-maki pria itu, karna sering digunakan jasanya Edi menjadi sombong dan egois.

"Ky, itu si kampret minta dokumennya segera ditanda tangani bos !" Ucap Lala pada Rizky yang melintas didepan mejanya.

Rizky yang tadinya ingin masuk ke ruangan Evan pun berhenti.

"Si kampret ? Siapa dimaksud ?" Tanya Rizky.

"Itu Edi Gunawan kampret. Seenaknya aja perintah-perintah. Dia pikir dia siapa ?" Dada Lala naik turun gara-gara emosi.

Rizky bergeming. "Ya udah, ayo sampaikan ke bos !" Ajak Rizky, Lala pun mengikuti Rizky.

Saat telah berada didepan Evan, Lala menyampaikan persis yang dikatakan Edi. Mendengar itu, Evan mengatupkan rahangnya.

"Silahkan duduk !" Horor sekali cara Evan mempersilahkan bawahannya duduk membuat Rizky dan Lala merinding. Ketiganya duduk di sofa dengan Evan didepan mereka berdua.

"Pembangunan pabrik Batu bara di daerah D itu, bagaimana menurut kalian berdua !" Mata elang Evang menatap tajam dua orang didepannya membuat Rizky dan Lala kembali merinding.

"Me..me..menurut saya pak tempat itu tidak cocok dalam pembangunan pabrik. Pabrik lebih baik dibangun ditempat yang sangat luas dan jauh dari jangkauan penduduk!" Ucap Rizky.

"Benar pak, jika pembangunan tetap dilaksanakan disana maka kita harus membeli seluruh persawahan disekitar !" Tambah Lala

"Mengapa begitu ?" Tanya Evan meminta penjelasan

"Limbah pabrik !" Ucap Lala singkat

"Itu benar.. limbah pabrik pada dasarnya akan dibuang di sungai dan sungai disana adalah hal utama penduduk untuk sawah mereka dan jika air sungai yang sudah tercemar limbah pabrik memasuki persawahan kemungkinan akan membuat panen busuk dan kerugian pada kita jika para petani menuntut kita pak !" Jelas Rizky disambut anggukan kepala Lala.

"Dan mereka tidak bersedia menjual sawah mereka pada kita karna bagi mereka sawah itu adalah hidup mereka pak !" Tambah Lala.

Evan terdiam mencerna ucapan keduanya.

"Kita harus pintar mengolah limbah menjadi aman agar tidak mempengaruhi persawahan atau kita harus mencari alternatif lain untuk membuang limbah tanpa menyentuh sungai sekitar !" Setelah mengucapkan itu Rizky berpandangan dengan Lala menunggu jawaban dari Evan.

"Tolong jangan lupa, pak Edi lah yang mengatur segalanya diproyek ini. Sebelum kita memulai kita harus membereskan laki-laki itu pertama kali !" Semua mata menatap Rizky.

Edi Gunawan adalah seorang pembangun yang handal. Tidak hanya dalam mendesain ia juga mumpuni dalam mencari peluang dan menjadikan kesempatan dalam bisnis yang menguntungkan, pekerjaannya dalam pembangunan didesain sangat teliti dann penuh perhitungan sehingga ia sangat bisa diandalkan dan pekerjaannya selalu memuaskan. Satu kekurangannya yang juga ikut menonjol, Edi orang yang tamak. Tidak peduli proyeknya merugikan orang kecil selama menghasilkan uang sangat banyak maka ia akan tetap melanjutkan dan hanya fokus pada keuntungan semata.

Baru saja Evan membuka mulut saat pintu ruangan terbuka memperlihatkan seorang wanita cantik.

"Sayaaaangggg !" Ucapnya lembut nan manja. Cleo langsung duduk dipangkuan Evan disambut tatapan terkejut Evan membuat Rizky dan Lala saling pandang. Tanpa menghiraukan keberadaan Rizky dan Lala, Cleo mencium lembut bibir Evan namun Evan hanya diam tak membalas, netranya menatap Lala yang menolehkan wajahnya kearah lain.

"Yank, kartu kredit dong. Aku mau shopping !" Pinta Cleo manja, disandarkan kepalanya di bahu Evan.

"Shopping lagi ?" Tanya Evan, sebab hampir setiap hari Cleo slalu berbelanja membuat Evan tak bisa memberikan kartu kredit pada Cleo untuk dipergunakan sesuka hati.

"Iya yank, aku butuh baju baru, sepatu baru dan tas baru buat ke pesta ulang tahun temanku. Boleh ya !" Cleo merengek menatap manja suaminya.

Evan menghela nafas, mengangkat sedikit tubuhnya mengambil dompetnya. Saat itu Cleo merasa diperhatikan hingga ia melirik kearah lain. Saat itulah Evan menatap padanya ingin menyerahkan kartunya saat netranya menangkap sesuatu di leher Cleo. Sebuah kissmark, kecil dan tersembunyi, sangat mudah ditutupi rambut.

Perasaan Evan langsung kacau balau, mendapati tanda itu di leher istrinya namun ia sadar masih dimana untuk tidak meneriaki Cleo.

Memberikan ruang kepada Evan dan istrianya, Rizky dan Lala keluar ruangan.

"Thank you yank !" Cleo menyambar kartu ditangan Evan, mengecupnya sekilas dan bergegas keluar.

Evan menatap kepergian Cleo dengan hati tak menentu.

Lala yang baru akan duduk di kursinya bersamaan dengan Cleo keluar dari ruangan Evan. Wanita itu teramat fokus pada dompetnya hingga tak memperhatikan jalan sampai ia tersandung meja Lala dengan keras. Wanita itu terhuyung jatuh kesamping namun sebuah tangan dengan cepat meraih pinggangnya dan mendekap erat tubuh Cleo.

Lala yang tadinya terpekik kaget melihat Cleo yang tersandung dan hampir jatuh kini hanya bisa menelan Saliva melihat pemandangan didepannya. Detik-detik saat Cleo berada di pelukan Rizky, kepala Cleo yang menempel dileher Rizky membuat Rizky dengan mudah menikmati wangi rambut lalu pelipis Cleo.

Cleo yang shock menatap Rizky yang mendekap erat pinggangnya, pandangan cowok itu lembut namun sulit diartikan. Jantung Cleo berdebar-debar. Segera ia mendorong Rizky.

"Terima kasih !" Ucapnya tanpa memandang Rizky dan segera menuju lift.

"Besok, undang Edi untuk datang kita bicarakan tentang proyek itu. Saya tidak akan menyetujui pembangunan di lokasi !" Ucap Evan yang membuat Lala yang tadinya terpaku menatap perlakuan Rizky seketika terjengkit kaget. Evan sudah berdiri diambang pintu.

"Baik bos !" Ucap Lala dan Rizky bersamaan. Keduanya kemudian berpandangan berharap Evan tidak melihat kejadian tadi.

-----

Jam pulang telah tiba, Lala masih berdiri menunggu angkutan umum lewat. Rutinitas setiap hari pulang pergi kerja dengan jasa angkutan umum.

Masih melirik kesana kemari mencari angkot yang tak kunjung datang saat sebuah mobil mewah berhenti didepannya dan sesosok tampan menggunakan kacamata hitam keluar dari dalam mobil.

"Mike !" Ucap Lala tak percaya melihat sosok tampan itu.

"Hai La !" Sapa Michael membuka kacamatanya, senyumnya selalu menghiasi bibir.

"Sedang apa disini ?" Tanya Lala.

"Saya mau jemput kamu !" Michael masih tersenyum.

"Eh ?" Lala kaget.

"Silahkan !" Michael memutari mobil dan membuka pintu berpose layaknya pangeran. Lala mematung tak tau harus apa, Ingin sekali menolak tawaran Mike tapi tak tau harus bilang apa.

Melihat Lala tak bergerak, Michael meraih tangan Lala, berbisik "saya mau mengenalmu lebih dalam !" membuat Lala menatap Michael tak percaya.

"Bolehkah ?" Tanya Michael menatap intens wajah Lala.

"Boleh !" Sebuah suara ikut nimbrung, Michael dan Lala menoleh ke asal suara.

"Boleh banget, kebetulan Lala ini jomblo. Dan jomblonya itu sudah masuk ke tingkat mengkhawatirkan !" Tiwi sudah berdiri disamping Lala mengoceh tanpa titik koma. Lala melotot horor padanya dan Michael tersenyum senang.

"Kalau begitu ayo La !" Michael kembali mempersilahkan Lala masuk ke mobilnya. Lala menoleh kearah Tiwi yang diangguki oleh Tiwi.

Akhirnya Lala memutuskan ikut dengan Michael, tapi sedetik sebelum tubuhnya masuk kedalam mobil saat sebuah tangan menariknya dan menyeretnya menjauh.

Lala amat kaget saat Evan menarik tangannya kasar dan mendorongnya memasuki mobil Evan.

"Jalan pak !" Perintah Evan pada pak Karyo. Rizky yang duduk disamping kemudi hanya bisa terdiam.

Michael melongo melihat kejadian ini, Tiwi dengan ekspresi aneh. Keduanya berpandangan, Tiwi mengangkat bahu melihat tatapan bingung Michael.

"Maaf kak, Evan berencana menjodohkan Lala dengan Rizky karena mereka sudah kenal lama makanya Evan tau kalau Rizky yang terbaik untuk Lala. Jadi maaf, anda tidak beruntung !" Ucap Tiwi berbohong. Kemudian meninggalkan Micahel yang masih kebingungan.

Tadinya Tiwi pun tak sengaja melihat interaksi antara Lala dan Michael namun saat mobil Evan terlihat dan Evan keluar menatap sinis pada keduanya membuat Tiwi berinisiatif untuk mengetes Evan.

Dan sekarang Tiwi semakin yakin bahwa Evan memiliki perasaan yang tidak seharusnya untuk sekertarisnya itu.

Di mobil Evan, sunyi senyap. Aura menyeramkan dari Evan mendomisili keadaan.

"Jangan pernah menerima Michael !" Ucap Evan tiba-tiba.

"Maksud anda pak ?" Hati-hati sekali Lala bertanya pada ucapan tidak jelas Evan.

Evan hanya menoleh horor padanya

"Baik, saya mengerti !" Ucap Lala menghindari tatapan mematikan Evan.

"Terima kasih pak tumpangannya !" Ucap Lala saat mobil sudah berhenti didepan kostnya.

"Hmmm !" Balas Evan. Mobil kemudian kembali berjalan meninggalkan Lala yang setia menatap mobil itu hingga hilang dari pandangan.

Mobil berjalan membelah sore saat Evan tiba-tiba Evan kembali meminta mobil berhenti. Pandangan Evan tertuju pada pasangan yang baru saja turun dari mobil dan memasuki sebuah hotel bintang 5.

Wanita yang dirangkul itu adalah Cleo istrinya. Evan yakin itu meski wanita itu memakai masker menutupi wajahnya karna pakaiannya masih sama saat wanita itu datang ke kantornya dan pria yang sedang merangkulnya adalah Jerry.

Tangan Evan mengepal, tanpa ia sadari pria yang duduk disamping kemudi juga ikut mengepalkan tangan menahan amarah.

Terpopuler

Comments

Ita Putri

Ita Putri

wah wah wah
cinta segi berapa yaaaaaaa

2024-10-08

0

Ita Putri

Ita Putri

kok ada bau bau kebucinan yaaaaaa

2024-10-08

0

lihat semua
Episodes
1 001
2 002
3 003
4 004
5 005
6 006
7 007
8 008
9 009
10 010
11 011
12 0012
13 013
14 014
15 015
16 016
17 017
18 018
19 019
20 020
21 021
22 022
23 023
24 024
25 025
26 026
27 027
28 028
29 029
30 030
31 031
32 032
33 033
34 034
35 035
36 036
37 037
38 038
39 039
40 040
41 041
42 042
43 043
44 044
45 045
46 046
47 048
48 049
49 050
50 051
51 052
52 053
53 054
54 055
55 056
56 057
57 058
58 059
59 060
60 061
61 062 - End
62 Season 2 - 063
63 Season 2 - 064
64 Season 2 - 065
65 Season 2 - 066
66 Season 2 - 067
67 Season 2 - 068
68 Season 2 - 069
69 Season 2 - 070
70 Season 2 - 071
71 Season 2 - 072
72 Season 2 - 073
73 Season 2 - 074
74 Season 2 - 075
75 Season 2 - 076
76 Season 2 - 077
77 Season 2 - 078
78 Season 2 - 079
79 Season 2 - 080
80 Season 2 - 081
81 Season 2 - 082
82 Season 2 - 083
83 Season 2 - 084
84 Season 2 - 085
85 Season 2 - 086
86 Season 2 - 087
87 Season 2 - 088
88 Season 2 - 089
89 Season 2 - 090
90 Season 2 - 091
91 Season 2 - 092
92 Season 2 - 093
93 Season 2 - 094
94 Season 2 - 095
95 Season 2 - 096
96 Season 2 - 097
97 Season 2 - 098
98 Season 2 - 099
99 Season 2 - 100
100 Season 2 - 101
101 Season 2 - 102
102 Season 2 - 103
103 Season 2 - 104
104 Season 2 - 105
105 Season 2 - 106
106 Season 2 - 107
107 Season 2 - 108
108 Season 2 - 109
109 Season 2 - 110
110 Season 2 - 111
111 Season 2 - 112
112 Season 2 - 113
113 Season 2 - 114
114 Season 2 - 115
115 Season 2 - 116
116 Season 2 - 117
117 Season 2 - 118
118 Season 2 - 119
Episodes

Updated 118 Episodes

1
001
2
002
3
003
4
004
5
005
6
006
7
007
8
008
9
009
10
010
11
011
12
0012
13
013
14
014
15
015
16
016
17
017
18
018
19
019
20
020
21
021
22
022
23
023
24
024
25
025
26
026
27
027
28
028
29
029
30
030
31
031
32
032
33
033
34
034
35
035
36
036
37
037
38
038
39
039
40
040
41
041
42
042
43
043
44
044
45
045
46
046
47
048
48
049
49
050
50
051
51
052
52
053
53
054
54
055
55
056
56
057
57
058
58
059
59
060
60
061
61
062 - End
62
Season 2 - 063
63
Season 2 - 064
64
Season 2 - 065
65
Season 2 - 066
66
Season 2 - 067
67
Season 2 - 068
68
Season 2 - 069
69
Season 2 - 070
70
Season 2 - 071
71
Season 2 - 072
72
Season 2 - 073
73
Season 2 - 074
74
Season 2 - 075
75
Season 2 - 076
76
Season 2 - 077
77
Season 2 - 078
78
Season 2 - 079
79
Season 2 - 080
80
Season 2 - 081
81
Season 2 - 082
82
Season 2 - 083
83
Season 2 - 084
84
Season 2 - 085
85
Season 2 - 086
86
Season 2 - 087
87
Season 2 - 088
88
Season 2 - 089
89
Season 2 - 090
90
Season 2 - 091
91
Season 2 - 092
92
Season 2 - 093
93
Season 2 - 094
94
Season 2 - 095
95
Season 2 - 096
96
Season 2 - 097
97
Season 2 - 098
98
Season 2 - 099
99
Season 2 - 100
100
Season 2 - 101
101
Season 2 - 102
102
Season 2 - 103
103
Season 2 - 104
104
Season 2 - 105
105
Season 2 - 106
106
Season 2 - 107
107
Season 2 - 108
108
Season 2 - 109
109
Season 2 - 110
110
Season 2 - 111
111
Season 2 - 112
112
Season 2 - 113
113
Season 2 - 114
114
Season 2 - 115
115
Season 2 - 116
116
Season 2 - 117
117
Season 2 - 118
118
Season 2 - 119

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!