002

Keesokan harinya, Lala telah menyelesaikan jadwal Evan hari ini, saat sang Direktur utama melewati mejanya dan masuk ke ruangannya dengan rahang mengatup keras membuat Lala waspada untuk tidak salah bicara agar Evan tidak menyemprotnya. Baru saja ia ingin menyusul Evan saat seseorang berjalan melewatinya.

"Rizky !" Pekiknya kaget saat tangan kanan sang Direktur yang beberapa bulan lalu ditugaskan menangani kerjasama di Amerika kini berada didepannya. Dijabatnya tangan partner kerjanya itu, menelisik dari ujung kaki hingga ujung rambut, cowok itu semakin tampan dan tubuhnya semakin kekar serta kulitnya coklat eksotis menambah kesan seksi pada pria itu.

"Kapan datang ? Oleh-olehnya mana ?" Todongnya membuat Rizky tertawa kecil. Merogoh kantong dan memberikan sebutir permen susu dengan tulisan Inggris pada bungkusnya. Lala menerimanya dengan bingung.

"Masa cuma permen ? Sebiji dong lagi !" Sungutnya sambil merobek pembungkus permen dan memakannya. Rizky memasuki ruangan Evan.

"Pelit dasar pelit !" Lala masih merutuknya sambil mengulum permen dimulutnya namun Rizky hanya mengedikan bahunya.

Rizky Adrian adalah orang kepercayaan Evan. Pria 26 tahun itu sudah bersama sejak Evan menduduki kursi direktur bersamaan dengan Rizky yang langsung diangkat menjadi tangan kanan Evan oleh tuan Robby Setyawan.

Rizky adalah anak dari supir pribadi tuan Robby dahulu, saat sebuah perampokan menyergap mereka. Pak Dahlan nama supir itu tewas saat melindungi tuan Robby. Sejak saat itu hidup Rizky berserta ibunya ditanggung tuan Robby, menyekolahkan, mendaftarkan ilmu beladiri dan juga mendidik keras Rizky untuk dijadikan orang kepercayaan Evan kelak.

Evan menatap dua orang yang memasuki ruangannya.

"Bagaimana permasalahan di Amerika ?" Tanya Evan to the point.

"Ada kecurangan data yang berbeda disana, angkanya sangat berbeda dengan data yang masuk diperusaahaan kita. Mereka berusaha mendapatkan bahan baku dengan harga super murah dengan kualitas tinggi, jika saja kita tidak teliti mungkin kita akan segera bangkrut !" Evan terdiam mendengar penjelasan itu, emosi memuncak di hatinya saat sebuah perusahaan asing menawarkan kerjasama padanya namun berusaha menusuknya dari belakang.

"Cepat batalkankan kerjasama ini, blacklist mereka didaftar kita dan juga segera tuntut semua yang terlibat dalam rencana ini !" Dengan gigi meletuk Evan memerintah Rizky dan jangan lupa tatapan matanya yang seperti mampu menembakkan sinar laser.

"Semua sudah saya lakukan bos dan masalah hukum kita bisa mengajukan tuntutan setelah mereka keluar dari rumah sakit 3 bulan lagi !" Rizky menyeringai seraya mengepalkan tangannya dan membunyikannya membuat Evan tersenyum sinis sambil menatap bangga pada asistennya itu sedangkan Lala bergidik ngeri membayangkan betapa beringasnya Rizky pada musuhnya saat mendengar kata 3 bulan.

" Lala !" Panggil Evan melihat sekertaris ya itu bergidik.

"Iy.. iya bos. Ini ada laporan dari Tiwi ?" Lala menyerahkan map yang dititipkan Tiwi kemarin. Evan menerimanya dan menelitinya.

"Untuk hari ini, anda akan meninjau lokasi tempat pembangunan pabrik batubara yang berada di lokasi D. Karena pihak sana membutuhkan jawaban secepat mungkin dalam pembangunan yang akan segera dilakukan dan ini berkas detail keseluruhan dari pak Edi !" Lala kembali menyerahkan berkas-berkas dari Edi.

Evan terdiam, membaca seksama berkas-berkas itu dan menatap dua orang didepannya.

"Baik.. kita akan berangkat sebelum makan siang !" Ucap Evan tegas membuat Lala melotot.

'Mak.. itu kan pasti panas banget!' Lala menyahut dalam hati mengingat akan berjalan dan berdiri dalam waktu lama dibawah panas matahari.

"Baiklah pak, saya permisi !" Lala meninggalkan 2 pria yang melanjutkan pembicaraan tentang kerjasama di Amerika tadi dan bagaimana caranya Rizky membabat habis para pelaku curang itu Lala tak peduli. Ia bergegas keluar meraih handphone-nya memesan sesuatu di aplikasi pelayanan online.

Satu jam berlalu dengan Lala yang bersantai-santai dikursinya saat telepon di mejanya berdering.

"La, ada ojek online katanya bawa pesananmu !" Jelas Mirna resepsionis.

"Oh iya.. iya.. otw turun !" Lala bergegas menuju lift dan turun kebawah. Sesampainya dibawah.

"Dengan ongkir totalnya 460 ribu neng !" Ucap kakek itu sopan seraya menyerahkan paper bag beserta struknya pada Lala. Sesaat terpaku memerhatikan pria tua ringkih didepannya, Lala segera mengeluarkan duit 600 ribu dan diberikan kepada bapak itu.

"Ini kelebihan neng !" Bapak itu mengembalikan seratus ribu kepada Lala namun ditolak oleh Lala.

"Udah bapak ambil aja ya, saya ikhlas. Terima kasih kepada bapak yang bersedia pergi jauh demi belikan pesanan saya !" Lala menjabat tangan pria itu dan bergegas masuk sebelum berbelok Lala berbalik tersenyum melambaikan tangan pada pria tua yang mengucapkan terima kasih dengan menahan air mata.

Sampai lift terbuka nampak Rizky masih berada di ruangan direktur. Lala segera memasuki toilet dan membuka plastik paper bag itu dan langsung memakainya, seketika keningnya berkerut saat yang dipakainya lebih besar dari ukuran yang dipesannya.

"Aduh.. kakeknya gimana sih bisa salah ukuran gini !" Sungut Lala saat huruf L tertera di kerah baju padahal saat mengorder ia sudah menulis huruf M. Tapi apalah daya syukur saja celananya sesuai ukurannya.

Lala keluar toilet menuju mejanya dan mulai merangkai hal-hal apa saja yang nanti dilakukannya di lapangan nanti setelah mengganti high heelsnya dengan sepatu kets putih yang slalu stand by dibawah mejanya.

Setengah jam berlalu, Evan dan Rizky berjalan menghampiri Lala yang fokus mendengarkan musik di komputernya.

"La, ayo kita makan siang lalu berang.... !" Ucapan Evan terhenti melihat penampilan terbaru Lala. Mendengar suara Evan buru-buru mematikan hpnya dan berdiri tak lupa menyambar sesuatu dibawah mejanya membuat Evan dan Rizky semakin melongo.

Bagaimana tidak kemeja Hawaii longgar warna kuning dipadukan dengan celana panjang putih dan yang lebih mencolok topi bundar warna cream dikepalanya selebar bahunya. Penampilan yang tadinya anggun dengan kemeja tanpa lengan dengan rok selutut dipadukan high heels 4 cm kini berubah menjadi gadis ABG yang ingin rekreasi.

"Lala, kenapa pakaianmu sperti itu ?" Tanya Evan.

"Bos, nanti disana itu panas jadi saya berpakaian begini supaya gak kepanasan !" Ucap Lala bangga membuat Evan dan Rizky tercengang.

"Ayo berangkat !" Putus Evan membiarkan Lala seperti itu, meraih tasnya Lala mengikuti Evan dan Rizky. Sejenak ia melepaskan topinya sebab sering menoel pipi Evan dan Rizky. Saat menuju keluar mereka berpapasan dengan Tiwi.

" Ya ampun, kamu mirip Britney Spears kelindes truk.. hahaha !" Tiwi terbahak-bahak menelisik penampilan Lala, siapapun yang mendengarnya menahan tawa kecuali Evan. Ekspresi wajahnya amat datar.

"Minta dibantai ini nenek gayung !" saat akan mengayunkan tasnya ke tubuh Tiwi, gadis terburu-buru masuk dan menutup lift dengan cepat dan menutup lift dengan cepat juga sehingga Lala tidak sempat meraihnya.

"Silahkan pak !" Ucap Rizky membuka pintu mobil dan mempersilahkan Evan masuk yang disusul Lala duduk disamping kemudi setelah ketiganya makan siang disebuah restoran seafood.

Tepat dugaan Lala, panas menyengat menyambut mereka kala turun dari mobil. Disambut juga oleh penanggung jawab serta arsitek yang bertanggung jawab dalam desain bangunan dan jangan si menyebalkan Edi Gunawan yang menyambut Evan dengan senyumn serakahnya. Hanya menunggu persetujuan direktur maka pembangunan bisa segera direalisasikan.

Saat Evan dan Rizky nampak terlibat obrolan serius dengan arsitek tentang pembangunan, Lala mengedarkan pandangan di sekitar. Lala mengamati sekitar memperhatikan tanah sempit yang katanya akan dibangun pabrik. Tanah yang tak terlalu luas itu terlihat polos karena baru-baru ditimbun tanah, tanah yang dikelilingi persawahan itu bisa ditebak adalah mantan sawah yang ditimbun.

Dengan sungai kecil memanjang yang juga dipastikan adalah sumber utama air yang digunakan petani untuk dialiri ke sawah. Tanpa sadar Lala berjalan mengitari sekitar menuju sawah. Disamping kanan ada pohon masih berdiri kokoh dengan rawa dan mungkin sebentar lagi pohon itu pun akan tumbang menjadi tanah kosong yang akan ikut menjadi proyek nanti. Terus berjalan menyusuri persawahan yang baru saja melakukan panen dan siap ditanami lagi, Lala melihat para petani yang sedang beristirahat berteduh sambil menikmati cemilan dan mengobrol hingga tertawa, pandangan Lala mengitari sekeliling, pikirannya bekerja dan diputuskannya menghampiri para petani itu. Tersenyum ramah.

"Permisi pak ! Ucapnya ramah.

"Iya neng !" Saut mereka yang berjumlah lima orang itu.

"Persawahan disini bagus ya.. saya tertarik !" Ucap Lala membuat para petani itu bingung.

"Maksud Eneng !" Tanya mereka

"Saya bermaksud membeli sawah bapak-bapak !" Pancing Lala membuat kelima pria itu saling pandang.

"Maaf neng, tidak dijual !" Saut bapak yang terlihat paling tua diantara mereka.

"Saya akan bayar berapapun yang bapak-bapak mau, saya akan bayar mahal sekali yang penting bapak-bapak mau menjualnya !" Lala masih memancing, kelima pria itu saling pandang.

"Maaf neng, sawah kami masing-masing sangat berharga. Selain untuk mencari makan dan uang sekolah anak ini juga harta keluarga yang nantinya kami wariskan untuk anak-anak kami. Uang yang neng tawarkan nanti akan cepat habis tapi sawah kami akan selalu menghasilkan jika kami pun rajin. Jadi maaf saya tidak bisa menjualnya dengan harga berapapun !" Ucap bapak tadi sambil disetujui yang lain. Membuat Lala terenyuh.

"Baik pak, kalau begitu saya permisi. Semoga bapak-bapak sekalian sehat selalu !" Ucap Lala tulus.

"AMINNN !" mereka berlima kompak. Lala kemudian meninggalkan mereka kembali ke lokasi, saat melewati pohon tadi Lala melihat sesuatu yang bergerak didahan. Saat mendekat untuk melihat jelas mata Lala melotot, refleks langkahnya mundur hingga ia jatuh di tanah basah disertai teriakan menggelegar. Semua menoleh ke arahnya, semua bergegas ke arahnya. Evan sampai lebih dulu dan menarik tangan Lala tak lama para petani sudah ikut berkerumun.

"Ada apa La !" Tanya Evan cemas melihat wajah Lala yang menegang.

"I..i..itu.. !" Tunjuknya pada dahan pohon. Semua mata melirik ke arah telunjuk Lala. Seekor ular sawah berwarna hijau dengan kepala lancip sedang mejeng ganteng di dahan pohon. Para petani pun menangkap ular itu membuat Lala terpekik dan refleks sembunyi dibelakang Evan serta memeluknya erat. Mata Lala mengintip melihat para petani itu.

"Nggak apa-apa neng, ular ini tidak berbahaya !" Ucap petani yang paling tinggi diantara mereka seraya memperlihatkan ular itu membuat Lala memekik dan menyembunyikan wajahnya dipunggung Evan dengan pelukannya semakin erat membuat para petani itu terkekeh. Sedangkan Evan terdiam merasakan hangat di punggungnya.

"Kalau begitu permisi !" Ucap petani itu dan pergi membawa ular itu bersama teman-temannya.

"Terima kasih pak !" Ucap Lala dan Rizky bersamaan. Menatap para petani yang semakin menjauh.

Ehemmm !" Rizky berdehem membuat Lala menoleh padanya. Melihat Rizky memberi kode dengan lengannya. Lala pun tersadar bahwa dia sedang memeluk erat Evan.

"Kyaaaaaaaa !" Lala berteriak lagi seraya melepaskan tubuh Evan.

"Maaf bos. Gak sengaja !" Lala menunduk malu tak berani menatap Evan. Namun Evan hanya diam dengan wajah datarnya menatap Lala yang tertunduk namun berbeda dengan hatinya.

Setelah makan siang, keduanya kembali memeriksa seksama keadaan sekitar. Pembangunan akan segera dimulai jika Evan menandatangani semua dokumennya. Cukup lama ketiganya berkeliling hingga memutuskan kembali. Lala duduk disamping Evan di kursi belakang karena ada sesuatu yang disampaikan tentang pesan sebuah perusahaan yang ingin mengadakan pertemuan dengannya.

"Tidak !" Singkat, padat dan jelas.

"Saya sudah menyampaikan penolakan anda pada mereka pak, tapi mereka tetap bersikeras untuk bertemu !" Ucap Lala pelan membuat Evan melirik kearahnya disaat yang bersamaan mobil menginjak batu hingga mobil tak seimbang.

CUP !" Bibir Evan mendarat di pipi kanan Lala, membuat keduanya melotot kaget. Cepat-cepat Evan melepaskan diri.

"Maaf !" Ucapnya malu

"I.. i.. iya pak !" Lala tak berani mengangkat wajahnya. Rizky yang melihat semuanya hanya bisa mengatupkan bibirnya.

Cukup Lala mobil berjalan dengan Lala yang masih memberitahukan pesan-pesan yang masuk saat mobil kembali menginjak batu dan kali ini Lala terhuyung dan mencium pipi kiri Evan. Rizky kembali melihatnya dan cepat-cepat menolehkan matanya dari spion.

"Kamu tu sengaja kan !" Sebuah jambakan dari jari Lala mendarat di kepala Rizky membuat cowok itu mendongak seketika.

"Hei.. hei.. hei.. aku lagi nyetir. Lepasss !" Rizky panik saat pandangan terbatas. Lala melepaskan tangan setelah memukul bahu Rizky.

"Sengaja dari Hongkong, liat tuh jalanan ini banyak batunya !" Rizky membela diri.

"Udah tau banyak batu ya pelan-pelan dong. Dasar kakek gayung !" Omel Lala

"Apa kau bilang Mak lampir ?" Rizky tak terima

"Kakek gayung !"

"Mak lampir !"

"Cukup !" Evan menghentikan perdebatan itu membuat mobil hening seketika. Perjalanan kembali ke kantor dengan tenang namun disertai tatapan permusuhan antara Lala dan Rizky.

Lala menghempaskan bokongnya di kursi kerjanya melepas topi dan memejamkan mata merasakan sejuknya AC yang menembus pori-porinya. Rasanya sangat enak, ia hampir saja tertidur saat perutnya berbunyi minta diisi. Makan siang tadi nampak tak bertahan lama diperutnya.

Memasuki pantry yang tak jauh dari meja kerjanya, pantry ini hanya Lala seorang yang menggunakannya sebab OB maupun cleaning service menggunakan pantry di lantai lain. Menghindari adanya penyusup atau penghianat yang akan mencuri data penting perusahaan juga agar keramaian akan mudah memecah konsentrasi.

Lala membuka kulkas dan mengeluarkan mie instan, telur, dan sayur sawi. Memasaknya menjadi satu setelah menuang ke mangkok dan bercampur dengan bumbu, Lala memberikan irisan cabe rawit dan perasan jeruk purut membuat aromanya semakin lezat.

Saat menuju mejanya nampak Evan berdiri disana, menatap mangkok ditangan Lala. Seketika melupakan hal yang ingin disampaikan pada sekertarisnya itu.

"Buatku ya, kamu buat yang lain !" Evan meraih nampan ditangan Lala dan bergegas memasuki ruangannya. Lala tersenyum kecut sambil berbalik kearah pantry. Saat mie sudah siap dalam mangkok, Lala berbalik meraih gelas dan mengambil air putih saat kembali berbalik ia melotot mendapat mangkok mienya lenyap tak berbekas. Ia bergegas keluar dan mengitari seluruh ruangan termasuk ruangan Evan dan hanya didapatinya Evan yang masih menikmati mienya. Dengan menghentakkan kakinya Lala kembali ke pantry untuk membuat satu porsi lagi. Saat diintipnya Lala kembali ke pantry, Rizky keluar dari balik meja Lala dan menikmati mie di meja Lala sambil melirik takut Lala muncul dari pantry.

Saat Lala menuju mejanya, didapatinya mangkok mienya yang hilang tadi sudah kosong. Lala mendesis jengkel.

"Kakek gayung, ku kutuk kau.. jadilah kau tutup minyak telon !" Lala jengkel sekali. Karna hanya Rizky yang sering meninggalkan jejak di meja Lala saat merampas atau mencuri makanannya.

Pintu ruangan Evan yang terbuka membuat Evan dan Rizky yang ngumpet dibalik meja Evan bisa mendengar umpatan Lala, membuat Evan geleng-geleng kepala dan Rizky yang menahan tawa dengan tangannya.

Terpopuler

Comments

Ita Putri

Ita Putri

ngakak sumpah/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2024-10-08

0

Ita Putri

Ita Putri

gokil si lala

2024-10-08

0

lihat semua
Episodes
1 001
2 002
3 003
4 004
5 005
6 006
7 007
8 008
9 009
10 010
11 011
12 0012
13 013
14 014
15 015
16 016
17 017
18 018
19 019
20 020
21 021
22 022
23 023
24 024
25 025
26 026
27 027
28 028
29 029
30 030
31 031
32 032
33 033
34 034
35 035
36 036
37 037
38 038
39 039
40 040
41 041
42 042
43 043
44 044
45 045
46 046
47 048
48 049
49 050
50 051
51 052
52 053
53 054
54 055
55 056
56 057
57 058
58 059
59 060
60 061
61 062 - End
62 Season 2 - 063
63 Season 2 - 064
64 Season 2 - 065
65 Season 2 - 066
66 Season 2 - 067
67 Season 2 - 068
68 Season 2 - 069
69 Season 2 - 070
70 Season 2 - 071
71 Season 2 - 072
72 Season 2 - 073
73 Season 2 - 074
74 Season 2 - 075
75 Season 2 - 076
76 Season 2 - 077
77 Season 2 - 078
78 Season 2 - 079
79 Season 2 - 080
80 Season 2 - 081
81 Season 2 - 082
82 Season 2 - 083
83 Season 2 - 084
84 Season 2 - 085
85 Season 2 - 086
86 Season 2 - 087
87 Season 2 - 088
88 Season 2 - 089
89 Season 2 - 090
90 Season 2 - 091
91 Season 2 - 092
92 Season 2 - 093
93 Season 2 - 094
94 Season 2 - 095
95 Season 2 - 096
96 Season 2 - 097
97 Season 2 - 098
98 Season 2 - 099
99 Season 2 - 100
100 Season 2 - 101
101 Season 2 - 102
102 Season 2 - 103
103 Season 2 - 104
104 Season 2 - 105
105 Season 2 - 106
106 Season 2 - 107
107 Season 2 - 108
108 Season 2 - 109
109 Season 2 - 110
110 Season 2 - 111
111 Season 2 - 112
112 Season 2 - 113
113 Season 2 - 114
114 Season 2 - 115
115 Season 2 - 116
116 Season 2 - 117
117 Season 2 - 118
118 Season 2 - 119
Episodes

Updated 118 Episodes

1
001
2
002
3
003
4
004
5
005
6
006
7
007
8
008
9
009
10
010
11
011
12
0012
13
013
14
014
15
015
16
016
17
017
18
018
19
019
20
020
21
021
22
022
23
023
24
024
25
025
26
026
27
027
28
028
29
029
30
030
31
031
32
032
33
033
34
034
35
035
36
036
37
037
38
038
39
039
40
040
41
041
42
042
43
043
44
044
45
045
46
046
47
048
48
049
49
050
50
051
51
052
52
053
53
054
54
055
55
056
56
057
57
058
58
059
59
060
60
061
61
062 - End
62
Season 2 - 063
63
Season 2 - 064
64
Season 2 - 065
65
Season 2 - 066
66
Season 2 - 067
67
Season 2 - 068
68
Season 2 - 069
69
Season 2 - 070
70
Season 2 - 071
71
Season 2 - 072
72
Season 2 - 073
73
Season 2 - 074
74
Season 2 - 075
75
Season 2 - 076
76
Season 2 - 077
77
Season 2 - 078
78
Season 2 - 079
79
Season 2 - 080
80
Season 2 - 081
81
Season 2 - 082
82
Season 2 - 083
83
Season 2 - 084
84
Season 2 - 085
85
Season 2 - 086
86
Season 2 - 087
87
Season 2 - 088
88
Season 2 - 089
89
Season 2 - 090
90
Season 2 - 091
91
Season 2 - 092
92
Season 2 - 093
93
Season 2 - 094
94
Season 2 - 095
95
Season 2 - 096
96
Season 2 - 097
97
Season 2 - 098
98
Season 2 - 099
99
Season 2 - 100
100
Season 2 - 101
101
Season 2 - 102
102
Season 2 - 103
103
Season 2 - 104
104
Season 2 - 105
105
Season 2 - 106
106
Season 2 - 107
107
Season 2 - 108
108
Season 2 - 109
109
Season 2 - 110
110
Season 2 - 111
111
Season 2 - 112
112
Season 2 - 113
113
Season 2 - 114
114
Season 2 - 115
115
Season 2 - 116
116
Season 2 - 117
117
Season 2 - 118
118
Season 2 - 119

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!