016

Berita tentang kecelakaan tuan Kevin segera sampai ke telinga tuan Robby dan Evan. Apalagi diduga itu disengaja dan penjahat yang tertangkap tidak bersedia membuka mulut.

"Ky, pesankan tiket juga untuk papa. Pastikan malam ini papa berangkat bersama Tiwi !" Perintah Evan.

"Baik tuan !" Rizky segera keluar melakukan perintah Evan.

Lala masuk setelah Rizky keluar, menawarkan air pada Evan yang langsung dihabiskan oleh pria itu.

"Ada apa ?" Lala bertanya pelan.

"Cleo hilang dan ada yang berusaha menyakiti keluargaku !" Ucap Evan stres. Apa yang terjadi pada mertuanya tak dinyana membuatnya khawatir.

Evan beralih pada Lala yang terdiam bingung.

"Mulai sekarang kita mungkin tidak bisa lagi kencan seperti kemarin. Kalau hubungan kita tersebar maka kamu juga dalam bahaya !" Ucap Evan sendu membuat Lala menatapnya nanar. Mau tidak mau Lala mengangguk, tidak ingin menambah beban Evan.

"Cuma sebentar sampai keadaan baik-baik aja !" Evan membelai pipi Lala, baru akan memeluk gadis didepannya.

"Ehem, maaf bos !" Rizky mengintrupsi, menahan gerakan Evan yang hampir memeluk Lala. Lala berlalu keluar.

"Ada apa Ky ?

"Orang suruhan saya menemukan apartemen Bryan tapi rumah itu sudah kosong dan mereka menemukan tas nona Cleo !" Ucap sambil meletakkan tas wanita di meja dan ya Evan mengenali tas itu, memang milik Cleo.

"Dompet dan handphone masih utuh. Nampaknya Bryan pergi sebelum detektif menerobos masuk kesana !" Jelas Rizky.

"Apa Cleo baik-baik saja ?" Evan mulai khawatir.

"Saya rasa nona baik-baik saja. Saya yakin Bryan tidak akan menyakiti nona !" Ucap Rizky berusaha menghibur Evan padahal hatinya sendiri pun lebih khawatir.

 

"Bagaimana keadaanmu ?" Tanya tuan Robby pada sahabatnya itu. Saat ini tuan Robby, Rizky dan Tiwi menjenguk tuan kevin di rumah sakit, meski hanya memar namun tuan Kevin ingin diopname dikamar VIP pula.

"Seperti biasa, kuat dan segar bugar !" Ucap tuan Kevin sombong.

"Cih, ingat kau itu sudah kakek-kakek. Jangan samakan dengan dulu dan sekarang !" Cibir tuan Robby membuat Rizky dan Tiwi menahan tawa.

"Jangan salah, meski aku sudah seusia ini tapi performaku setara mesin baru !" Tuan Kevin tidak mau kalah.

"Mesin baru apa ? Mesin baru apa ?" Tanya tuan Robby sambil menekan luka memar tuan Kevin.

"Aw.. aw.. aw.. aw !" Jerit tuan Robby mengenyahkan tangan sahabatnya. Bu Nadia yang sejak tadi terdiam melihat tingkah dua orang itu hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Oh ya Rob, Cleo mana ya ? Kok dia gak bisa dihubungi ?" Tanya Bu Nadia. Dia pikir Cleo pulang ke rumah suaminya. Dia masih belum tau Cleo hilang.

tuan Robby, tuan Kevin dan Rizky saling pandang. Saling memberi kode lewat tatapan mata.

"Nona Cleo sedang sibuk mengurus tugas akhirnya jadi ponselnya susah dihubungi jadi dia bisa fokus dibantu tuan Evan !" Ucap Rizky menjelaskan, mendengar itu Bu Nadia mangut-mangut.

"Tolong sampaikan Ky, kalau papanya sakit !"

"Baik nyonya !" Ucap Rizky sopan. tuan Robby bernafas lega.

"Oh ya, aku akan ke Amerika untuk menjemput keluargaku !" Ucap tuan Robby.

"Baiklah, berhati-hatilah atau kau akan bertemu penjahat murahan seperti yang mencoba mencelakaiku !" Ucap tuan Kevin.

"Tentu saja. Kalau begitu kami permisi !" Ucap tuan Robby seraya memukul keras bahu tuan Kevin membuat pria tua itu mengerang kesakitan.

Rizky dan Tiwi pun pamit undur diri pada tuan Kevin dan Bu Nadia.

Rizky mengantar tuan Robby dan Tiwi menuju bandara.

"Aduh itu kak Evan gimana sih ? Kenapa gak nyuruh orang lain aja buat ke Amerika. Kenapa mesti aku ? Tau gak pekerjaanku banyak belum lagi aku harus menghadiri banyak undangan yang ingin melakukan kontrak dengan kita !" Tiwi mengeluh. Tuan Robby dan Rizky hanya melirik sebentar kemudian mengabaikan Tiwi.

Tiwi yang diabaikan merenggut kesal dan membuang pandangannya jendela.

"Ky, bilang sama kak Evan aku minta dibelikan hp baru. Hpku hilang !" Tiwi kembali bersuara.

"Hemmm !" Jawab Rizky membuat Tiwi ingin sekali menjambak rambutnya.

Sementara tuan Robby merasa aneh tiba-tiba diminta untuk ikut dengan alasan menjemput keluarganya, padahal rencana kepulangan istrinya telah ditentukan. Otak tua tuan Robby berpikir keras.

Saat tiba di bandara, Rizky menunggu hingga keduanya memasuki pesawat.

"Ini ?" Sodor Rizky pada Tiwi. Gadis itu tampak antusias melihat kado berbentuk kotak cukup besar bergambar love berwarna pink dan diikat menggunakan tali pink.

"Apa ini ?" Tiwi sumringah. Dikocoknya kado itu hingga terdengar suara berat.

"Ini hadiah, tapi harus dibuka saat sudah sampai jangan waktu di pesawat nanti sinyalnya menganggu pesawat !" Ucap Rizky membuat Tiwi senang. Dipikirannya itu adalah handphone baru.

"Oke, terima kasih !" Tiwi menurut, dia senang sekali. Sedangkan tuan Robby hanya terdiam dengan pikiran kemana-mana.

Saat pemberitahuan keberangkatan pesawat mengudara, Tiwi dan tuan Robby mulai melangkah untuk memasuki pintu keberangkatan.

"Semoga perjalanan anda menyenangkan tuan !" Ucap Rizky sopan.

"Iya Ky, terima kasih !" Tuan Robby dan Tiwi yang berdadah riang mulai masuk kedalam. Rizky tertawa saat membayangkan seperti apa reaksi Tiwi saat melihat isi kado itu ternyata adalah HP-nya yang hilang. Dipastikan gadis itu akan mengamuk.

"Halo bos, tuan Robby dan Tiwi sudah menaiki pesawat !" Lapor Rizky kemudian bergegas pergi dari sana sebab detektif sewaannya menemukan Bryan.

"Baik, secepatnya kita akan menyergap dia !" Rizky mematikan sambungan teleponnya dengan seringai dibibirnya.

 

Bryan berteriak kesal saat anak buahnya memberitahukan bahwa apartemennya diterobos mencari keberadaan Cleo.

Bryan emosi rencananya benar-benar kacau, dia bahkan belum melakukan apa-apa pada dua keluarga itu tapi sekarang dia sudah diincar. Padahal rencana matang sudah berada dikepalanya tapi hancur sekarang. Kemungkinan besar indentitasnya telah diketahui dan itu membuatnya tidak bisa keluar tanpa kewaspadaan. Orang suruhan tuan Robby atau tuan Kevin mungkin sedang mencarinya.

"SIALAN !" Teriaknya kesal.

"Bryan memasuki kamar Cleo, wanita itu sedang memandang keluar jendela.

"Kamu tidak akan bisa pergi dari sini tanpa ijinku !" Ucap Bryan penuh tekanan jangan lupa tatapan tajamnya seolah mampu menghunus jantung Cleo.

"Mau sampai kau menahanku disini ?" Tanya Cleo. Bryan melirik kearah Cleo.

"Sampai maut memisahkan kita !" Bryan menyeringai.

"Bryan, apapun kesalahan papaku, aku minta maaf. Tolong jangan celakai papaku !" Cleo mengiba.

"Lalu bagamana dengan papamu yang membuatku kehilangan papaku !" Bryan memelototi Cleo.

"Apa maksudmu ? Papaku membunuh papamu ?" Tanya Cleo, Bryan diam dengan tatapan masih menghunus.

"Kamu pasti salah paham, papaku memang galak tapi dia tidak pernah mencelakai orang ataupun membunuh. Kamu pasti salah !"

"Huh, kamu yang salah. Salah besar. Sangat salah menilai papamu sendiri !"

"Tap....!" Belum selesai Cleo bicara Bryan menaikkan tangannya memberitahu untuk Cleo berhenti bicara.

"Cukup, apapun yang kau katakan bakal percuma itu tidak akan merubah pikiranku !" Gigi Bryan bergemeletuk. Cleo hanya bisa menatap nanar.

Bryan menghampiri kasur dan duduk sambil menyandarkan punggungnya.

"Kemari !" Panggil Bryan, telunjuknya bergerak pada Cleo sambil membuka lebar kedua kakinya. Tatapannya mengintimidasi. Cleo menurut, perlahan berjalan kearah Bryan.

Bryan menarik tangan Cleo, memposisikan wanita itu duduk diantara dua kakinya dan menarik bahunya untuk bersandar padanya.

"Kau suka posisi ini ?" Bryan memainkan rambut panjang Cleo. Jujur saja Cleo tidak nyaman dan waspada agar Bryan tidak melewati batas.

Terdiam dengan Bryan yang memainkan rambutnya serta membelai kepalanya.

Perasaan aneh dirasakan Bryan saat tubuh Cleo begitu dekat, aroma tubuhnya yang tanpa pewangi apapun itu mampu membuatnya membeku. Bryan menggelengkan kepala berusaha mengusir perasaan aneh itu sebelum masuk semakin dalam.

"Bagaimana ya reaksi papamu jika aku mengirimkan potongan tubuhmu padanya ?" Ucapan Bryan membuat Cleo tersentak. Refleks wanita itu menoleh ke Bryan dengan mata melotot

"Pertama-tama aku akan kirim tangan kananmu lalu tangan kirimu lalu kaki kananmu lalu kaki kirimu kemudian badanmu dan terakhir kepalamu !" Bryan memalingkan wajah Cleo agar pandangannya kembali lurus kedepan. Rasa takut merayap dengan cepat dihati Cleo.

"Aku benar-benar ingin tau seperti apa reaksi wajahnya melihat anaknya sudah terpotong-potong !" Bisik Bryan sensual membuat tubuh Cleo gemetar dengan wajah panik.

HAHAHAHAHAHA

Bryan tertawa melirik wajah pucat Cleo. Kedua tangannya melingkar memeluk tubuh Cleo serta kepalanya direbahkan dikepala Cleo. Posisi yang mesra dan romantis.

"Sekali saja apa kau pernah mencintaiku ?" Pertanyaan itu membuat Bryan terhenyak, pandangannya tiba-tiba kosong.

Tidak menjawab pertanyaan Cleo, Bryan mencium puncak kepala Cleo lama membuat wanita itu ingin menangis.

 

Jerry sedang duduk didalam mobilnya seraya menatap lekat laptopnya. Dalam layar terlihat 6 bagian rekaman yang menyorot berbagai tempat rumah orangtuanya. Depan, belakang dan samping rumah serta jalan yang menuju rumah itu Jerry juga memasangnya sejauh 400 meter dari rumah sehingga memudahkan untuk mengetahui penyusup.

Saat memastikan semua kamera berfungsi dengan baik, selanjutnya Jerry mengatur serta mengaktifkan sensor yang akan berbunyi jika ada kendaraan atau manusia yang melintas didekat kamera pengawas itu. Jerry membeli langsung semua kamera itu di negara P, super canggih dan super mahal.

Jerry termenung menatap jalan beraspal didepannya. Asyik melamun, HP-nya berbunyi mendapat pesan dari sang kakak untuk bertemu.

Tanpa Jerry sadari seseorang menguntitnya dari jarak aman. Memerhatikan mobil Jerry yang terlihat diam namun seseorang penuh pergerakan didalamnya.

"Bos, target berada didepan gedung Sansgroup !" Lapor penguntit Jerry.

"Baik, bos. Saya akan terus mengikuti dia !" Si penguntit mematikan telepon fokus pada mobil didepannya.

Waktu berjalan, malam telah tiba.

Jerry menuju sebuah restoran biasa dia datangi, memesan private room dan langsung memesan makanan.

Jerry terdiam menatap langit-langit ruangan, pikirannya berkelana tak tentu arah. Jika ditanya, dia ingin hidup bahagia bersama kakaknya dan tidak ingin terlibat keadaan rumit begini.

Pesanan makanan Jerry sudah datang dan terhidang di meja. Jerry hanya menatap semuanya, belum ingin menyentuh hidangan itu.

Pintu terbuka menampilkan orang yang dikenalnya. Bryan melepas jaket dan maskernya serta topi kemudian langsung duduk didepan Jerry dan langsung menikmati hidangan. Meski mulutnya mengunyah namun Jerry bisa melihat tatapan mata Bryan sangat gelisah.

"Apa Cleo baik-baik aja ?" Tanya Jerry, ia tidak pernah melihat Cleo bahkan saat Bryan telah memindahkannya ke rumah orang tua mereka.

Bryan melirik Jerry sekilas dan mengangguk.

Bryan semakin terlihat gelisah. Baru memakan 3 sendok, ia sudah meletakkan sendoknya.

"Ada apa kak ?" Akhirnya Jerry bertanya juga setelah melihat tingkah Bryan.

"Rencanaku sudah kacau, aku tidak bisa lama-lama ada disini atau Evan akan menangkapku duluan !" Bryan gusar.

"Maksudnya !" Jerry kurang mengerti. Bryan menatap Jerry.

"Aku akan kembali ke negara P, sampai keadaan mendukung dan.... !" Bryan terdiam.

"Dan.....? Jerry menunggu apa yang akan diucapkan kakaknya.

"Aku akan membawa Cleo. Sampai aku punya rencana yang matang aku akan membawa dia sebagai sandera !" Ucap Bryan. Jerry menatap Bryan dengan tatapan sukar.

"Apa ?" Bryan risih melihat tatapan adiknya.

"Kakak mencintai Cleo kan ?" Tebak Jerry membuat Bryan melotot ngeri.

"Enak aja. Jangan sembarangan bicara !" Semprot Bryan sewot memelototi adiknya.

"Iya itu terus ?"

"Sebagai sandera.. dengar nggak ?" Bryan meraih lauk kecil dipiringnya dan melempar ke Jerry.

"Ih kok sensi sih. Baperan amat jadi orang !" Jerry meledek Bryan membuat Bryan ingin menelannya bulat-bulat.

HAHAHAHAHAHAHA

Jerry tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Bryan.

"Serius kak, sepertinya anda sudah jatuh pada perangkap anda sendiri !" Tawa Bryan semakin keras.

"Tidak akan !" Bantah Bryan.

"Kakak sudah jatuh cinta sama Cleo makanya kakak mau bawa dia kan. Pake kata-kata sandera, cih !" Jerry mencibir membuat Bryan gusar.

"Daripada dia kumutilasi dan potongan tubuhnya kukirim pada ayahnya satu persatu !" Ucap Bryan membuat Jerry terdiam.

'ini orang serem amat yak?' Jerry membatin.

"Jangan gitu ah kak, sayang lho Cleo bening gitu masa dimutilasi !" Jerry masih menggoda membuat Bryan mencibirnya.

"Ya sudah, aku cuma mau bilang ini. Secepatnya aku akan kembali ke negara P dan membawa Cleo. Tolong buatkan Cleo paspor supaya secepatnya aku bisa pergi dari sini !" Ucap Bryan.

"Baiklah, beri aku waktu beberapa hari !" Jerry menghela nafas mengalah.

"Berikan besok !" Tegas Bryan.

"Yang bener aja kunyuk, emang dikira bikin spanduk !" Jerry jengkel meraih potongan tomat dan melemparnya ke Bryan.

"Bodo amat, pokoknya aku mau besok !" Tandas Bryan seraya bangkit kembali memakai jaket masker dan topinya.

"Disana aku akan memikirkan rencana yang yang lebih baik setelah itu baru aku kembali dan kau... Awasi terus Evan dan keluarganya !" Tunjuk Bryan pada Jerry kemudian keluar ruangan meninggalkan Jerry yang menggelengkan kepalanya pusing.

"Berhati-hatilah, aku tak mau terjadi apa-apa padamu !" Bryan berbalik sebelum membuka pintu memandang adiknya khawatir.

"Percayalah, aku tidak perlu dikhawatirkan. Aku bisa jaga diri. Tolong jangan perlakukan aku seperti anak perempuan !" Jerry memelototi kakaknya.

HAHAHAHA

Bryan keluar dengan tawa kencang.

Dengan langkah cepat Bryan menuju mobilnya, saat berada persis didepan mobilnya Bryan menabrak keras seorang pria hingga pria itu jatuh tersungkur dan membentur kap mobil.

"Aduh, sakit !" Keluhnya sambil memegangi kepalanya dengan sebelah tangan dan sebelah tangannya lagi tanpa kentara menyusup kebawah mobil dan menempelkan sesuatu disana.

"Heh, kalau jalan pake mata. Kamu bisa menghancurkan mobilku dengan jidatmu itu !" Bentak Bryan.

"Maaf, saya tidak sengaja !" Pria itu memelas.

"Minggir atau kulindas kau !" Bryan masih membentak dan dengan kasar memasuki mobilnya.

Seolah memang kesakitan, pria yang terjatuh itu berdiri dan segera berjalan tertatih menjauh. Saat Bryan sudah menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi, pria itu meraih hp disakunya dan menelpon seseorang.

"Bos, alat pelacak sudah terpasang !" Lapornya dengan senyum kemenangan.

Episodes
1 001
2 002
3 003
4 004
5 005
6 006
7 007
8 008
9 009
10 010
11 011
12 0012
13 013
14 014
15 015
16 016
17 017
18 018
19 019
20 020
21 021
22 022
23 023
24 024
25 025
26 026
27 027
28 028
29 029
30 030
31 031
32 032
33 033
34 034
35 035
36 036
37 037
38 038
39 039
40 040
41 041
42 042
43 043
44 044
45 045
46 046
47 048
48 049
49 050
50 051
51 052
52 053
53 054
54 055
55 056
56 057
57 058
58 059
59 060
60 061
61 062 - End
62 Season 2 - 063
63 Season 2 - 064
64 Season 2 - 065
65 Season 2 - 066
66 Season 2 - 067
67 Season 2 - 068
68 Season 2 - 069
69 Season 2 - 070
70 Season 2 - 071
71 Season 2 - 072
72 Season 2 - 073
73 Season 2 - 074
74 Season 2 - 075
75 Season 2 - 076
76 Season 2 - 077
77 Season 2 - 078
78 Season 2 - 079
79 Season 2 - 080
80 Season 2 - 081
81 Season 2 - 082
82 Season 2 - 083
83 Season 2 - 084
84 Season 2 - 085
85 Season 2 - 086
86 Season 2 - 087
87 Season 2 - 088
88 Season 2 - 089
89 Season 2 - 090
90 Season 2 - 091
91 Season 2 - 092
92 Season 2 - 093
93 Season 2 - 094
94 Season 2 - 095
95 Season 2 - 096
96 Season 2 - 097
97 Season 2 - 098
98 Season 2 - 099
99 Season 2 - 100
100 Season 2 - 101
101 Season 2 - 102
102 Season 2 - 103
103 Season 2 - 104
104 Season 2 - 105
105 Season 2 - 106
106 Season 2 - 107
107 Season 2 - 108
108 Season 2 - 109
109 Season 2 - 110
110 Season 2 - 111
111 Season 2 - 112
112 Season 2 - 113
113 Season 2 - 114
114 Season 2 - 115
115 Season 2 - 116
116 Season 2 - 117
117 Season 2 - 118
118 Season 2 - 119
Episodes

Updated 118 Episodes

1
001
2
002
3
003
4
004
5
005
6
006
7
007
8
008
9
009
10
010
11
011
12
0012
13
013
14
014
15
015
16
016
17
017
18
018
19
019
20
020
21
021
22
022
23
023
24
024
25
025
26
026
27
027
28
028
29
029
30
030
31
031
32
032
33
033
34
034
35
035
36
036
37
037
38
038
39
039
40
040
41
041
42
042
43
043
44
044
45
045
46
046
47
048
48
049
49
050
50
051
51
052
52
053
53
054
54
055
55
056
56
057
57
058
58
059
59
060
60
061
61
062 - End
62
Season 2 - 063
63
Season 2 - 064
64
Season 2 - 065
65
Season 2 - 066
66
Season 2 - 067
67
Season 2 - 068
68
Season 2 - 069
69
Season 2 - 070
70
Season 2 - 071
71
Season 2 - 072
72
Season 2 - 073
73
Season 2 - 074
74
Season 2 - 075
75
Season 2 - 076
76
Season 2 - 077
77
Season 2 - 078
78
Season 2 - 079
79
Season 2 - 080
80
Season 2 - 081
81
Season 2 - 082
82
Season 2 - 083
83
Season 2 - 084
84
Season 2 - 085
85
Season 2 - 086
86
Season 2 - 087
87
Season 2 - 088
88
Season 2 - 089
89
Season 2 - 090
90
Season 2 - 091
91
Season 2 - 092
92
Season 2 - 093
93
Season 2 - 094
94
Season 2 - 095
95
Season 2 - 096
96
Season 2 - 097
97
Season 2 - 098
98
Season 2 - 099
99
Season 2 - 100
100
Season 2 - 101
101
Season 2 - 102
102
Season 2 - 103
103
Season 2 - 104
104
Season 2 - 105
105
Season 2 - 106
106
Season 2 - 107
107
Season 2 - 108
108
Season 2 - 109
109
Season 2 - 110
110
Season 2 - 111
111
Season 2 - 112
112
Season 2 - 113
113
Season 2 - 114
114
Season 2 - 115
115
Season 2 - 116
116
Season 2 - 117
117
Season 2 - 118
118
Season 2 - 119

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!