015

Keesokan harinya,

terlihat Lala fokus pada dokumen didepannya. Mengerjakannya satu persatu dengan seksama. Saat sedang asik menulis pintu lift terbuka dan memperlihatkan Tiwi yang berjalan mendekatinya. Melihat gelagat gadis itu akan cari gara-gara lebih dulu, Lala berdiri dari duduknya tersenyum manis siap meladeni Tiwi.

Saat mereka berdua sudah berhadapan dengan jarak yang cukup dekat, baru saja Tiwi akan mengatakan sesuatu saat sesosok yang tertutupi kain putih seluruhnya tiba-tiba berdiri dari balik sofa panjang yang diperuntukkan sebagai tempat tunggu untuk tamu membuat keduanya menoleh bersamaan dan seketika menjerit kaget.

"Aaaaarrrrrrhhhhhhgggg !" Teriakan keduanya menggelegar membuat Evan menoleh dari gawainya. Tak ingin beranjak dari duduknya ia menggerakkan mouse komputer membuka rekaman cctv di depan ruangannya dan melihat apa yang terjadi.

Sosok lain putih itu pun terjengkit kaget mendengar teriakan keduanya dan refleks ikut berteriak.

"Aaaaaarrrrrrgghhhh !" Teriakannya membuat Evan yang sedang menonton pun terkejut. Lala dan Tiwi tanpa sadar berpelukan erat karena takut. Kain putih yang sejak tadi menutupi sosok itu melorot jatuh ke lantai memperlihatkan wujud asli sosok itu. Hening seketika.

"Kakek gayungggggggg !" Lala kesal bukan main. Jantungnya serasa loncat-loncat. Sedangkan Tiwi ikutan kesal karna jujur dia kaget banget.

"Bisa gak jangan prank pagi-pagi ?" Semprot Lala.

"Ku kira hantuuu !" Bentak Tiwi. Dadanya masih berdebar.

"Heh, Dimana ada hantu setampan ini ?" Ucapnya narsis menunjuk diri sendiri.

"Tampan dari Hongkong, sekarang tetap nakutin !" Tiwi masih senewen.

"Justru 2 kali lebih nakutin dari hantu !" Tambah Lala. Rizky berkacak pinggang

"Heh.. dua kuntilanak. Hantu gak boleh teriak hantu. Coba kalian berdua ngaca. Kalian itu mirip kuntilanak, belum kalau ketawa atau teriak. Persis banget kuntilanak. Persis, sangat persis, lebih persis dan super persis !" Lala dan Tiwi menganga. Rizky melenggang memasuki kamar mandi mengabaikan keduanya.

Lembur kemarin, Rizky memutuskan menginap. Rizky memilih tidur dibelakang sofa dengan menggelar kasur tipis yang bisa digulung, sengaja dibelinya untuk jaga-jaga jika lembur. Meski ruang kerjanya luas namun ia memilih tidur dibelakang sofa agar bisa menyandarkan punggungnya pada sisi sofa sehingga membuat tidurnya nyaman.

Lala dan Tiwi tersadar saat mendengar percikan air dan senandung Rizky dari kamar mandi, dengan langkah cepat Tiwi meraih sakelar lampu kamar mandi yang terletak diluar itu, dimatikannya dan segera berlalu pergi, ia sudah lupa apa yang ingin disampaikan pada Lala.

Bersamaan itu terdengar teriakan Rizky dari dalam. Meski di pagi hari tapi kamar mandi itu akan terlihat menyeramkan tanpa sinar lampu. Kepala Lala jadi pusing, dinyalakan lampu kamar mandi menghentikan jeritan Rizky dan melanjutkan pekerjaannya. Sedangkan Evan yang sejak tadi menonton di layar komputernya hanya geleng-geleng kepala, hanya 3 orang tapi keributannya mengalahkan ribuan bebek. Evan menghela nafas dan kembali fokus pada gawainya.

Saat kembali fokus dengan gawainya, handphone Evan bergetar, tanpa mengalihkan pandangannya dari gawainya Evan meraih HP-nya.

"Halo ?"

"Halo Van, papa sudah periksa kamera pengawas rumah, Cleo pergi dengan seorang laki-laki !" Ucap tuan Kevin to the point.

Evan langsung mengangkat wajahnya, fokus dengan ucapan mertuanya.

"Laki-laki siapa pa ?"

Tuan Kevin tersadar bahwa ia keceplosan, seharusnya ia tidak memberitahu Evan, padahal ia berniat menjaga agar penyelewengan Cleo tidak sampai pada Evan.

"Pa !" Evan melirik layar HP-nya yang masih tersambung dengan mertuanya.

"Ehem, sepertinya dia penculik !" Kening Evan berkerut mendengar itu.

"Pa, bisa tolong kirim rekamannya. Nanti Evan akan suruh Rizky menyelidiki keberadaan Cleo !" Terdengar helaan nafas kasar tuan Kevin, Evan bisa merasakan kalau mertuanya itu gelisah.

"Baiklah Van, nanti papa kirim kamera pengawas rumah papa dan juga punya tetangga karna mobil pria itu tertangkap kamera pengawas tetangga !" Ucap tuan Kevin.

"Iya pa, Evan tunggu !" Setelah mengatakan itu Evan mematikan sambungan telepon.

Evan mengusap wajahnya, ia bingung mengapa Cleo kabur.

'Ada apa denganmu Cle ?' Evan membatin.

Satu jam kemudian...

Evan memerhatikan layar komputernya bersama Rizky.

Cleo yang celingak-celinguk sekitar kemudian langsung berlari memeluk Bryan dan divideo kamera pengawas tetangga terlihat Bryan yang masih memeluk Cleo membukakan pintu dan segera meninggalkan tempat itu dan sebelum menghilang dari pandangan, nomor mobil itu berhasil tertangkap kamera.

Jujur saja melihat itu, hati Rizky tidak terima. Api menjalar mengerumuni dirinya.

"Dia yang bernama Bryan ?" Tanya Evan tanpa menolehkan wajahnya.

"Benar bos !"

"Hemmmm.. mengapa Cleo kabur disaat kami sepakat berpisah baik-baik ?" Evan masih belum paham.

"Sepertinya ini penculikan dan nona Cleo tidak sadar masuk perangkap !"

"Maksudmu ?" Evan semakin tidak mengerti.

Mau tidak mau, Rizky menceritakan jati diri Bryan sebenarnya. Evan yang mendengar itu membulatkan matanya.

"Jadi maksudmu, papa dan papa mertuaku terlibat dengan kematian orang tua Bryan ? dan Bryan berencana balas dendam dengan mendekati Cleo ?" Evan menatap Rizky dengan mimik horor. Rizky mengangguk.

Evan berdiri berjalan mondar-mandir dengan gusar. Perasaannya gelisah. Pria yang tiba-tiba muncul dan langsung berhasil mendapatkan Cleo ternyata adalah ancaman untuk keluarganya.

"Ky, sewa bodyguard untuk melindungi kedua adikku di Amerika kemudian untuk orang tuaku juga. Untuk Tiwi dan keluargaku yang menurutmu wajib mendapat perlindungan !" Perintah Evan. Mendengar nama Tiwi, Rizky teringat sesuatu.

"Sepertinya Tiwi pacaran dengan Jerry bos ?" Kata Rizky.

"Siapa Jerry ?"

"Dia manajer pemasaran Sansgroup, sepupu dari Michael dan dia adik kandung Bryan !" Mendengar itu Evan melotot.

"Lalu menurutmu dia mendekati Tiwi juga karena dendam ?" Tanya Evan. Rizky mengangguk

"Bagaimana ini, kita harus menjauhkan Tiwi dari Jerry karna pasti juga melakukan niat buruk pada Tiwi !" Evan gusar.

"Saya punya rencana bos !" Rizky menjelaskan pemikirannya.

"Baiklah, lakukan yang terbaik !" Mendengar rencana Rizky Evan langsung setuju.

Saya akan menyewa beberapa detektif untuk mencari keberadaan Bryan dan nona Cleo !" Ucap Rizky kemudian keluar dari ruangan Evan.

Tiwi terlihat sedang fokus dengan dokumennya saat Rizky berdiri menjulang didepannya.

"Ada apa ?" Tiwi beralih dari dokumennya kearah Rizky.

"Sistem pemasaran di Amerika mengalami gangguan jadi pak direktur memutuskan agar kamu yang pergi kesana untuk menyelesaikan gangguan itu !" Saat Tiwi fokus dengan ucapannya, tangan Rizky tanpa kentara meraih hp Tiwi yang tergeletak tak jauh darinya dan langsung mematikannya. Mencegah gadis ini menghubungi Jerry.

"Hah, kok gitu !" Tiwi dengan mimik protes.

"Itu perintah direktur langsung lho !"

"Tapi gak tiba-tiba gini. Pekerjaanku masih banyak !"

"Ini perintah direktur utama. Aku udah pesankan tiket untuk berangkat malam ini juga !"

"Hah ?" Tiwi menganga, matanya melotot.

"Silahkan anda pulang sekarang untuk mengepak barang anda dan semoga perjalanan anda menyenangkan !" Rizky berucap dengan mimik mengejek membuat Tiwi mengeluarkan taringnya siap mencabik Rizky.

Rizky meninggalkan Tiwi yang kelimpungan melihat pekerjaannya yang sangat banyak ditambah handphonenya hilang entah kemana membuatnya tambah stres

 

Mobil tuan Kevin terlihat sedang membelah jalanan dan terhenti sebentar di lampu merah kemudian supir mengendarai dengan kecepatan sedang. Tuan Kevin sedang fokus pada HP-nya berharap menemukan titik terang keberadaan anaknya.

"Halo, bagaimana ? Apa sudah menemukan anakku ?" Tanyanya dan jawaban yang ia terima membuat ia menghela nafas kasar.

"Cari anakku sampi ketemu. Kerahkan lebih banyak orang untuk membantu mencari Cleo. Paham !" Sentak tuan Kevin dan langsung mematikan teleponnya. Ia benar-benar khawatir kepada Cleo, berharap Bryan yang bersama Cleo sekarang ini tidak menyakiti wanita itu.

Tuan Kevin menghembuskan nafas kasar dan merebahkan kepalanya serta memijit keningnya sendiri. Ia tidak sadar sedang diikuti. Saat dijalan cukup sepi mobilnya ditabrak dengan keras dari belakang hingga menabrak pohon dan penyok.

Yang menabraknya terdiri dari 2 orang dan keduanya segera menghampiri mobil tuan Kevin dan membuka paksa pintu mobil. Dilihatnya supir tuan Kevin pingsan dengan kening berdarah dan tuan Kevin pun terlihat memar dipelipisnya.

Saat akan menyentuh tuan Kevin, dengan gerakan cepat tuan Kevin meraih leher salah satu dari mereka. Mengcengkramnya dengan keras menggunakan sebelah tangannya hingga penjahat itu megap-megap dan sebelah tangannya lagi membantunya keluar dari mobil.

Tanpa ba-bi-bu, dengan sebelah tangan masih mengcengkram leher penjahat itu dan dengan sebelah tangannya lagi tuan Kevin menampar bolak-balik penjahat itu dengan keras dan cepat.

Tuan Kevin sangat marah saat mobilnya ditabrak dan kepalanya terantuk cukup keras, ia masih merasakan kepalanya berdenyut sakit dan ia tidak terima.

Saat teman penjahat ingin menolong dengan menyerang tuan Kevin namun belum ia sempat menyentuh tuan Kevin saat tangan tua itu menonjok hidung penjahat dengan keras hingga penjahat itu terpelanting dengan hidung bengkok nan berdarah. Berusaha menahan sakit Penjahat itu segera kabur, meninggalkan temannya yang panik dan berontak berusaha melepaskan diri dari cengkeraman pak tua didepannya.

Tuan Kevin menoleh kearahnya, belum puas ia kembali mengeratkan cengkramannya dan kembali menampar bolak-balik penjahat itu.

"Ampun pak tua !" Lirih penjahat itu, kedua pipinya terasa panas dan ngilu.

Mendengar itu sontak tuan Kevin semakin marah, kembali ia tampar bolak balik penjahat itu hingga lemas dan dengan sentuhan terakhir tuan Kevin menonjok keras wajah didepannya yang seketika pingsan dengan hidung berdarah.

Tak lama warga semakin banyak berkerumun, menelepon polisi serta ambulance membantu supir tuan Kevin yang terjebak tak berdaya.

Bryan gusar saat orang suruhannya menelepon bahwa misinya gagal.

"Masa mengurus laki-laki tua seperti itu saja kau tidak bisa ?" Bentak Bryan.

"Dia sangat kuat bos !" Suara sebrang telepon gemetar.

"Ah, dasar kau tidak berguna, Kevin itu sudah tua pasti bisa dengan mudah dikalahkan !" Bryan masih membentak.

"Tapi.....!"

"Ah sudah, dasar kau memang tidak berguna !" Teriak Bryan sembari melempar ponselnya ke sofa. Dia menggusar rambutnya kasar, ekspresi kesal nyata terlihat.

"Brengsek, sepertinya si tua Bangka itu tidak bisa dianggap enteng !" Sengit Bryan tanpa tau bahwa Cleo bisa mendengarnya dari balik pintu.

Wanita itu menutup mulutnya menahan tangis saat tau Bryan berusaha mencelakai papanya. Rasa khawatir hinggap di dadanya memikirkan papanya.

Terdengar suara langkah kaki Bryan terdengar mendekat, Cleo segera bersembunyi setelah meraih asbak kayu di meja.

Bryan melangkah masuk dan pandangannya mengitari ruangan mencari keberadaan Cleo. Wanita itu bersembunyi disamping ranjang waspada saat Bryan berjalan memeriksa kamar mandi, dengan mengendap-endap Cleo mendekati Bryan. Bryan yang berbalik saat menemukan kamar mandi kosong kaget saat Cleo langsung menghantamkan asbak itu dipelipis Bryan. Pria itu langsung ambruk dilantai.

Segera wanita itu berlari keluar, Bryan yang kesakitan memegangi pelipisnya yang berdarah tetap berusaha bangkit dan mengejar Cleo. Tangan Cleo hampir sampai di knop pintu saat Bryan menarik tubuhnya dengan keras dan menjatuhkannya ke lantai.

Keduanya bergelut, sekuat tenaga Cleo melawan Bryan yang kini sudah duduk diatas tubuhnya.

PLAKKK

Bryan menampar Cleo, wanita itu mematung sebentar kemudian kembali berontak. Berhasil menggulingkan tubuh Bryan dan duduk diatas tubuh pria itu Cleo membalas.

PLAKKK

Tangan lembutnya mendarat di pipi Bryan. Tak hanya sekali, Cleo menampar Bryan bolak-balik hingga tangannya terkena darah pelipis Bryan yang terluka.

"Beraninya kau mencelakai papaku !" Bentak Cleo sembari tetap menampar bryan.

Bryan yang awalnya terkejut dengan kepala menoleh ke kanan dan kekiri, langsung menangkap tangan Cleo berusaha melumpuhkan wanita itu namun Cleo masih melawan membuat Bryan kewalahan bahkan kepalanya yang kena pukul asbak berdenyut sakit.

Dengan cepat Bryan bangkit dan memutar tubuh Cleo, memeluk wanita itu dari belakang dan membekap kencang hidung dan mulutnya seketika Cleo berontak sulit bernafas namun tenaga Bryan yang kuat membuatnya akhirnya melemas dan akhirnya pingsan.

Cleo terbangun dikamar asing, ia tidak mengenali ruangan itu. Sekitarnya terlihat sangat kotor bahkan kasur yang ia tiduri pun kotor, matanya meneliti sekeliling. Cleo bangkit dan membuka tirai jendela tapi yang dilihatnya hanya pepohonan dan tanaman liar, tak ada bangunan lain berdiri. berjalan ke satu jendela ke jendela lain berharap mendapat celah tapi semua jendela memperlihatkan pemandangan yang sama.

Pandangan Cleo liar kesana kemari namun tak bisa menemukan apapun. Pintu menuju balkon terkunci rapat dan dan pintu keluar pun juga terkunci.

Terdengar pintu terbuka membuat Cleo menoleh, Bryan masuk dengan membawa nampan makanan.

"Ayo sini makan !" Bryan menghampiri Cleo, menarik tangannya lembut hingga duduk dipinggir kasur.

"Nih Aaaaaa !" Bryan menyuap Cleo, wanita itu membuka mulut menyambut sendok itu. Untuk sekarang Cleo memutuskan menurut pada Bryan hingga ia bisa kabur dari tempat ini.

Bryan tersenyum melihat kepatuhan Cleo. Seolah melupakan beberapa waktu yang lalu keduanya saling pukul. Dibelainya lembut kepala wanita itu seperti biasa dia lakukan, Cleo terdiam tak bereaksi.

"Aku suka kamu menurut seperti ini !" Bryan masih membelai rambut itu.

Cleo hanya menatap datar padanya. Walau ingin sekali mencakar-cakar wajah tampan didepannya.

"Ini dimana ?" Tanya Cleo.

Bryan menaikkan sebelah alisnya, pandangannya mengitari ruangan.

"Ini rumahku. Rumahmu juga !" Bryan tersenyum aneh.

"Kapan kamu akan melepaskanku ?" Tanya Cleo.

"Sampai kapan yah ? Mungkin sampai tujuanku tercapai !" Senyum Bryan semakin aneh. Ia berjalan menjauh dari Cleo dan berhenti pada jendela yang tadi menjadi tempat Cleo berdiri.

"Apa maksudmu ? dan apa tujuanmu ?" Suara Cleo terdengar hampir menangis.

Bryan mendekat dan menatap lekat wajah Cleo. Cleo menahan nafas saat wajah Bryan berada sangat dekat dengan wajahnya.

"Rahasia !"

Terpopuler

Comments

Gamar Abdul Aziz

Gamar Abdul Aziz

ceritanya lebee ke teror thor

2024-10-07

0

lihat semua
Episodes
1 001
2 002
3 003
4 004
5 005
6 006
7 007
8 008
9 009
10 010
11 011
12 0012
13 013
14 014
15 015
16 016
17 017
18 018
19 019
20 020
21 021
22 022
23 023
24 024
25 025
26 026
27 027
28 028
29 029
30 030
31 031
32 032
33 033
34 034
35 035
36 036
37 037
38 038
39 039
40 040
41 041
42 042
43 043
44 044
45 045
46 046
47 048
48 049
49 050
50 051
51 052
52 053
53 054
54 055
55 056
56 057
57 058
58 059
59 060
60 061
61 062 - End
62 Season 2 - 063
63 Season 2 - 064
64 Season 2 - 065
65 Season 2 - 066
66 Season 2 - 067
67 Season 2 - 068
68 Season 2 - 069
69 Season 2 - 070
70 Season 2 - 071
71 Season 2 - 072
72 Season 2 - 073
73 Season 2 - 074
74 Season 2 - 075
75 Season 2 - 076
76 Season 2 - 077
77 Season 2 - 078
78 Season 2 - 079
79 Season 2 - 080
80 Season 2 - 081
81 Season 2 - 082
82 Season 2 - 083
83 Season 2 - 084
84 Season 2 - 085
85 Season 2 - 086
86 Season 2 - 087
87 Season 2 - 088
88 Season 2 - 089
89 Season 2 - 090
90 Season 2 - 091
91 Season 2 - 092
92 Season 2 - 093
93 Season 2 - 094
94 Season 2 - 095
95 Season 2 - 096
96 Season 2 - 097
97 Season 2 - 098
98 Season 2 - 099
99 Season 2 - 100
100 Season 2 - 101
101 Season 2 - 102
102 Season 2 - 103
103 Season 2 - 104
104 Season 2 - 105
105 Season 2 - 106
106 Season 2 - 107
107 Season 2 - 108
108 Season 2 - 109
109 Season 2 - 110
110 Season 2 - 111
111 Season 2 - 112
112 Season 2 - 113
113 Season 2 - 114
114 Season 2 - 115
115 Season 2 - 116
116 Season 2 - 117
117 Season 2 - 118
118 Season 2 - 119
Episodes

Updated 118 Episodes

1
001
2
002
3
003
4
004
5
005
6
006
7
007
8
008
9
009
10
010
11
011
12
0012
13
013
14
014
15
015
16
016
17
017
18
018
19
019
20
020
21
021
22
022
23
023
24
024
25
025
26
026
27
027
28
028
29
029
30
030
31
031
32
032
33
033
34
034
35
035
36
036
37
037
38
038
39
039
40
040
41
041
42
042
43
043
44
044
45
045
46
046
47
048
48
049
49
050
50
051
51
052
52
053
53
054
54
055
55
056
56
057
57
058
58
059
59
060
60
061
61
062 - End
62
Season 2 - 063
63
Season 2 - 064
64
Season 2 - 065
65
Season 2 - 066
66
Season 2 - 067
67
Season 2 - 068
68
Season 2 - 069
69
Season 2 - 070
70
Season 2 - 071
71
Season 2 - 072
72
Season 2 - 073
73
Season 2 - 074
74
Season 2 - 075
75
Season 2 - 076
76
Season 2 - 077
77
Season 2 - 078
78
Season 2 - 079
79
Season 2 - 080
80
Season 2 - 081
81
Season 2 - 082
82
Season 2 - 083
83
Season 2 - 084
84
Season 2 - 085
85
Season 2 - 086
86
Season 2 - 087
87
Season 2 - 088
88
Season 2 - 089
89
Season 2 - 090
90
Season 2 - 091
91
Season 2 - 092
92
Season 2 - 093
93
Season 2 - 094
94
Season 2 - 095
95
Season 2 - 096
96
Season 2 - 097
97
Season 2 - 098
98
Season 2 - 099
99
Season 2 - 100
100
Season 2 - 101
101
Season 2 - 102
102
Season 2 - 103
103
Season 2 - 104
104
Season 2 - 105
105
Season 2 - 106
106
Season 2 - 107
107
Season 2 - 108
108
Season 2 - 109
109
Season 2 - 110
110
Season 2 - 111
111
Season 2 - 112
112
Season 2 - 113
113
Season 2 - 114
114
Season 2 - 115
115
Season 2 - 116
116
Season 2 - 117
117
Season 2 - 118
118
Season 2 - 119

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!