Cleo tiba disebuah restoran Jepang, dilihatnya Jerry sudah menunggunya di pintu masuk. Saat melihat Cleo melangkah kearahnya dengan cepat Jerry menghampiri dan langsung merangkul Cleo.
"Seperti kemarin, bersikaplah seolah-olah kita pasangan bahagia !" Bisik Jerry yang disambut senyum manis Cleo.
Keduanya terlihat seperti pasangan normal umumnya namun keduanya tak sadar jika kedatangan mereka sedang diperhatikan seseorang. Keduanya memasuki sebuah private room.
Saat memasuki ruangan itu, terlihat seorang pria sedang membelakangi mereka sedang menatap keluar jendela, angin sepoi-sepoi bertiup memainkan rambut klimis ya.
"Sayang !" Sapa Cleo, pria itu berbalik. Sesosok tampan yang memiliki senyum indah. Cleo berlari kecil memeluk pria itu yang disambut dengan tangan terbuka.
"Ada apa ?" Tanya Cleo setelah melepaskan pelukannya. Pria itu melirik Jerry yang sejak tadi hanya terdiam menatap keduanya.
"Tidak apa-apa, aku cuma kangen ?" Ucap pria itu sambil mengelus rambut Cleo.
"Ayo makan dulu !" Ajaknya memperlihatkan banyak makanan yang telah tersedia.
"Akhir-akhir ini kamu agak susah dihubungi ?" Pria itu memulai pembicaraan.
"Iya say, tugas akhir aku banyak sekali. Sekarang udah mulai sibuk banget, kan udah mau dekat wisuda !" Kata Cleo. Menghindari panggilan 'yank' yang teringat Evan.
"Tapi aku ngerasa ada yang hilang waktu kamu susah dihubungi. Gimana gitu disini rasanya gelisah galau merana !" Pria itu menunjuk dadanya membuat Jerry melengos.
"Ih, kamu bisanya gombal aja !" Cleo tersipu.
"Sayang, jiwa ragaku sekarang ini milikmu seutuhnya. Kalau kamu masih nggak percaya. Silahkan belah dada ini !" Pria menggenggam kedua tangan Cleo, membuat gadis itu tertawa kecil.
"Hueeekkkks" Jerry bersuara, jengah mendengar gombalan gak bermutu itu.
Pria itu mendelik padanya namun ia cuek saja sambil menikmati makannya. Cleo tersenyum geli seraya ikut menikmati makanannya.
"Sayang, bibir kamu belepotan tuh !" Ucap Cleo seraya menyeka saus dari pinggir bibir pria itu.
"Thanks sayang !" Ucapnya seraya mencium kening Cleo.
"CLEOOOOOOO !" Tiba-tiba terdengar suara teriakan, seketika membuat ketiganya kaget dan refleks berdiri.
Cleo kaget saat mendapati sang ayah tengah menatapnya dengan penuh amarah dipintu. Pria tua dengan langkah cepat itu menerjang masuk.
Beberapa jam yang lalu ia datang terlebih dahulu karna ada pertemuan dengan rekan bisnisnya dan terhenyak saat melihat anaknya masuk sambil dirangkul oleh pria yang bukan suaminya dan saat memutuskan mengintip ia tambah terkejut saat anaknya sedang mesra dengan pria yang berbeda.
BUKKK. Tangan tua itu menonjok rahang keras pria yang baru saja mencium kening putrinya hingga pria itu terjatuh, belum puas kembali ia raih kerah baju pria itu dan menonjok dengan keras wajahnya hingga membuat hidungnya berdarah.
Cleo histeris menarik tangan papanya agar tidak meninjunya untuk ketiga kali.
"Pa, jangan pa !" Mohon Cleo seraya memeluk lengan papanya. Ditariknya pria tua itu menjauh.
"SIAPA DIA ?" Teriakannya menggelegar pada Cleo membuat wanita itu ciut gemetar hingga tak mampu menjawab.
Dengan mata nyalang pada pria tadi, tuan Kevin menarik kasar tangan Cleo pergi dari tempat itu.
"Kak, kakak tidak apa-apa ?" Jerry menghampiri pria tadi. Ia yang terkejut hanya bisa menonton apa yang tejadi tanpa sempat menolong.
"Ini bukan masalah besar !" Ucapnya tertawa melihat wajah pucat Jerry. Matanya menatap pintu keluar dengan senyum sinis.
Saat diseret keluar oleh papanya, Cleo berjalan terseok akibat sulit menandingi langkah cepat papanya. Mereka menjadi tontonan pengunjung lain sampai seorang pria menyenggolnya dan membuatnya jatuh setelah menempel sesuatu ditas Cleo.
"Maaf !" Ucap pria itu hendak membantu Cleo berdiri namun dengan cepat tuan Kevin menarik tangan Cleo hingga berdiri membuat wanita itu memekik.
"Tangan Cleo sakit pa ?" Ibanya menatap sang papa berharap papanya melepaskannya. Tapi tuan Kevin yang diselimuti amarah mengacuhkan anaknya. Ia tetap mengetatkan pegangannya meninggalkan restoran.
'PLAKKK' Baru saja sampai di rumah orang tuanya saat tamparan keras itu mendarat di pipi Cleo hingga wanita itu jatuh terjerembab kelantai bersamaan dengan itu sebuah benda kecil jatuh dari tas Cleo berguling kearah bawah sofa dengan lampu sangat kecil.
Cleo teriak dan memegangi pipinya sambil menangis.
"Siapa laki-laki itu ?" Bentak tuan Kevin tapi hanya dijawab dengan tangisan.
"Kamu selingkuh dibelakang Evan ?" Tanyanya lagi masih dengan bentakkan keras. Tangisan Cleo semakin kencang.
"JAWAB !" Teriak tuan Kevin lagi.
"Ada apa mas ?" Bu Nadia, mama Cleo yang baru saja dari kembali dari kebun belakang saat mendengar teriakan suaminya ia segera menghampiri.
"Cleo kenapa ?" Wanita tua itu menghampiri anaknya yang menangis dan memeluknya.
"Dia selingkuh dibelakang Evan. Tadi aku menemukan dia bersama laki-laki lain direstoran !" Teriak tuan kevin lagi.
"Apa itu benar Cle ?" Bu Nadia kaget mendengar penuturan suaminya.
Cleo menangis dipelukan mamanya. Tiba-tiba dada tuan Kevin sakit.
'Akh ' pekikan kecilnya membuat istrinya khawatir, dengan cepat melepaskan pelukan Cleo dan membimbing suaminya duduk di sofa. Segera ia mengambil air putih.
"Ini mas, minum dulu !" Ucap Bu Nadia menyerahkan gelas pada suaminya. Kemudian menghampiri Cleo, menarik putrinya itu untuk duduk di sofa.
"Papa kecewa sama kamu Cleo. Bisa-bisanya kamu selingkuh dari Evan. Kurang apa Evan. Jika Evan tau, mau taruh dimana muka papa ini ? dan pastinya papa lebih malu lagi dengan papa Evan, sahabat papa !" Ucap pak Kevin pelan namun tak luput dengan nada marah.
"Cleo minta maaf pa !" Ucap Cleo terisak.
"Sebelum ketahuan segera akhiri. Tinggalkan laki-laki itu. Jangan bikin keluarga kita malu !" Tegas tuan Kevin membuat tangisan Cleo semakin deras.
"Cleo mencintainya pa !" Ucap Cleo takut-takut, tak berani memandang papanya.
"APAAAA ?" Teriak tuan Kevin menggelegar. Dadanya kembali sakit. Cleo gemetaran.
"KAMU GILA CLE, KAMU MAU BIKIN PAPA MALU. HAH !" Tuan Kevin murka.
"Mas, jangan teriak-teriak !" Istrinya meraba dada suaminya berusaha meredakan amarahnya.
"Pa, Cleo mau bercerai dari Evan. Cleo mau bersama Bryan pa !" Dengan berani Cleo memohon pada papanya.
"APA KAMU BILANG !" Bentak tuan Kevin. Ia berdiri meraih lengan Cleo hingga wanita itu ikut berdiri dan sekali lagi menghadiahkan tamparan pada wajah Cleo.
Wanita itu kembali terjatuh dilantai.
"MAS !" Bu Nadia histeris melihat pemandangan itu, segera menghampiri Cleo dan memeluknya.
Tuan kevin meremas rambutnya dengan sebelah tangan. Berjalan mondar-mandir dengan gusar seraya menatap putrinya nyalang.
"Pa, kali ini aja pa, Cleo mencintai Bryan. Cleo udah gak mencintai Evan. Papa mau kan lihat Cleo bahagia !" Wanita itu kembali meminta belas kasihan papanya, menatap papanya dengan linangan air mata.
"Siapa dia ?" Tanya tuan Kevin pelan tapi dengan aura mematikan. Nafasnya naik turun karena emosi.
"Bryan Adijaya !" Ucap Cleo pelan.
Tuan Kevin mengerutkan kening, tidak mengenal nama itu.
"Pa, aku.....!"
"Tinggalkan dia Cle, lupakan dia dan kembali ke suamimu. Jadilah istri yang baik. Sebelum semua terlambat atau kalau kamu tetap ngotot ingin cerai dari Evan, saat itu juga jangan panggil aku papa lagi. Papa pun akan lupain kamu sebagai anak !" tegas tuan Kevin berlalu kekamarnya.
"Ma....!" Mata Cleo berharap dukungan mamanya.
"Turuti papamu ?" Nada lembut sang mama memperingati Cleo sebelum menyusul suaminya.
Cleo menangis dalam diam, menatap kosong sekitarnya. Pernikahannya dengan Evan memang jauh dari masalah membuat keduanya terlihat biasa dan kesibukan masing-masing serta jarangnya komunikasi membuat rumah tangga mereka terasa hambar.
Berbeda saat bersama Bryan, pria itu mampu membuat hidupnya berwarna. Selalu memberikan kejutan tak terduga. Wawasannya yang luas mampu memberikan pemecahan disetiap permasalahan Cleo. Tatapan matanya yang lembut, senyum yang menambah ketampanannya membuat hati Cleo seperti rollercoaster.
Flashback on
Tiga bulan yang lalu. Suatu hari, saat akan memasuki toko kue langganannya saat seseorang merampas tasnya dan berlari kencang. Cleo yang panik seketika berteriak dan mengejar pencopet itu.
Saat itulah, seorang penyelamat datang ikut mengejar copet itu, menarik bajunya dan membantingnya ke tanah, sempat memukul pencopet itu sebelum pencopet itu berontak dan berhasil melarikan diri.
"Terima kasih !" Ucap Cleo meraih tasnya. Saat menatap wajah penyelamatnya Cleo terpana, wajah blasteran Inggris - Indonesia itu amat tampan.
"Hey, are you okay ?" Si tampan mengibaskan tangan didepan wajah Cleo.
"Yes.. sekali lagi terima kasih !" Cleo gugup.
"It's okay.. kamu baik-baik aja ?" Tanyanya membuat Cleo langsung mengangguk.
"Kenalin, Bryan !" Si tampan mengulurkan tangan.
"Cleopatra panggil aja Cleo !" Sambut Cleo. Dua tangan itu berjabat lama dengan senyum dibibir masing-masing.
"Cleopatra. Namamu unik !" Pria itu tertawa kecil, Cleo tersenyum.
Keduanya pun mengobrol dan langsung akrab, pria itu pintar menghidupkan suasana. Sebelum berpisah, Bryan meminta nomor kontak Cleo.
Sejak saat itu, keduanya menjalin komunikasi yang baik, sebisa mungkin membuat Cleo nyaman berbicara atau berada didekatnya.
Bryan juga sering mengajaknya jalan-jalan ke tempat yang bagus. Pria itu juga tidak kurang ajar padanya sehingga Cleo nyaman berada disampingnya hingga tanpa sadar rasa muncul dihatinya.
Tanpa ragu Cleo membicarakan rumah tangganya hasil perjodohan. Dia dan sang suami jarang bertemu dan Evan membebaskan Cleo kemanapun ia ingin pergi dan juga dalam bergaul bersama temannya.
Hari demi hari, komunikasi maupun pertemuan langsung tanpa sadar menumbuhkan perasaan lain dihati Cleo tanpa ia sadari dan juga tak bisa ia halangi perasaan alami yang hadir untuk teman barunya.
"Cleo !" Panggil Bryan. Cleo menoleh. Saat itu keduanya berada di pantai, Cleo menghadap laut menikmati angin laut menerpa tubuhnya.
"I Love You !" Ucapan itu membuat Cleo mematung seketika.
Bryan meraih kedua tangan Cleo, menciumnya kemudian menatap lekat bola mata wanita itu.
"Aku mencintaimu !" Ulang Bryan.
"Tapi aku kan.....!"
"Ssst.. aku cuma ingin kamu tahu. Aku tahu kamu sudah menikah. Tapi aku pun gak bisa hilangin perasaan ini !" Wajah Bryan memelas. Cleo terdiam ia salah tingkah.
"Bry.....!"
"Aku gak akan jadi duri dalam pernikahanmu. Tapi sedikit saja, apa tidak ada perasaanmu sama aku ?"
Cleo terdiam menatap lekat wajah tampan didepannya.
"Cle, aku akan buat kamu bahagia. Aku akan sabar menunggumu ?"
"Maksudmu Bry ?"
"Jika kamu nggak bahagia dengan suamimu. Datanglah padaku, Aku cinta kamu dan aku akan selalu buat kamu bahagia !" Bryan meletakkan telapak tangan Cleo didadanya.
Cleo tertegun, menatap pria didepannya dan terdiam cukup lama perlahan Cleo mengangguk. Bryan membulatkan matanya tidak percaya.
"Yes.. Yes.. Yes.. !" Bryan berteriak keras. Cleo tersenyum. Bryan mengangkat tubuh Cleo dan berputar-putar membuat wanita itu terpekik pusing.
Flashback off
Cleo meraih HP-nya mengirim pesan pada Evan jika ia menginap dirumah orang tuanya. Cleo tidak siap pulang apalagi dengan wajahnya sekarang ini.
Cleo beranjak memasuki kamarnya, tanpa sadar benda yang menggelinding masuk dibawah sofa merekam semua pembicaraannya tadi.
Di kantor, Rizky menghela nafas melepaskan earphone yang sejak tadi ditelinganya, semua yang terjadi pada Cleo mampu ia dengar semua.
Saat anak buahnya melaporkan tentang keberadaan papa Cleo, Rizky segera meminta agar ia memasang perekam itu pada Cleo.
"Bryan Adijaya !" Gumamnya memikirkan apakah pernah mendengar nama itu. Tapi ia yakin tak mengenal nama itu.
Cowok itu berjalan mondar-mandir kesana kemari, pikirannya kalut seketika dengan kehadiran tiba-tiba pria datang tak diundang, pulang tak diantar itu.
Tak pernah Rizky pikirkan, bahwa suatu hari Cleo akan lepas dari Evan. Mengigat Evan yang menjalani pernikahannya dengan biasa dan tak pernah terdengar pertengkaran atau masalah lain dalam rumah tangganya. Bahkan jika berkunjung ke kantor, Cleo tanpa malu-malu mencium dan bermanja-manja pada suaminya.
Tak bisa dia bayangkan, jika benar Cleo benar-benar bersama Bryan. Berarti dia kalah dong, selama ini mencintai istri atasannya diam-diam dan jika ternyata mereka tidak langgeng, Rizky berharap ia yang akan mendapatkan Cleo bukan si jailangkung Bryan.
Rizky meraih handphone-nya, menelepon seseorang.
"Selidiki siapa itu Bryan Adijaya !" Perintahnya pada anak buah yang bertugas mengikuti Cleo.
Rizky memutuskan panggilan saat anak buahnya mengiyakan keinginannya.
"Bryan Adijaya, siapa kau ?"
-----
Bryan memandang keluar jendela lantai dua rumahnya. Ia bernafas lega saat Kevin Pramana ayah Cleo tidak mengenalinya.
"Kevin Pramana. Robby Setyawan. Tunggulah kalian !" Tangan Bryan mengepal kuat dengan gigi bergemeletuk.
"Kak... !"
"Kenapa Jer ?" Tanya Bryan tanpa menoleh.
"Evan mengenaliku, kemarin Mike menawarkan kerjasama pada mereka !" Ucap Jerry.
"Batalkan saja kerjasamanya. Aku sangat mampu mendanai perusahaannya !" Bryan heran dengan sepupunya itu yang menolak bantuannya.
"Masalahnya dia naksir sekertarisnya Evan. Jadinya tetap lanjutin kerjasamanya !" Ucap Jerry. Bryan tertegun berpikir mencari celah adakah yang menguntungkan dalam hal itu.
"Lalu bagaimana denganmu ? Dengan sepupunya Evan itu apa berjalan lancar ?"
"Iya !"
"Bagus. Buat dia nyaman ada di dekatmu setelah supaya kita bisa banyak dapat informasi yang menjadi kelemahan mereka dan kalau waktunya tiba kita akan hancurkan mereka ?" Mata Bryan memerah, tangannya mengepal.
"Apa kakak suka pada Cleo ?" Tanya Jerry membuat Bryan terdiam lama. Pria itu berbalik menatap adiknya.
"Jangan jatuh cinta pada seseorang yang berasal dari keluarga yang menghancurkan kelurga kita. Kamu juga sama, jangan jatuh cinta sama sepupunya Evan itu. Ini hanya balas dendam, ingat itu baik-baik !" Bryan menatap tepat dimanik mata Bryan serta meremas bahunya.
Jerry mengangguk, tatapan kakaknya membuatnya merinding.
Bryan terdiam, sesungguhnya ia mempunyai rencana menghancurkan keluarga Kevin dan Robby. Kedua sahabat karib itu berperan penuh dalam kehancuran keluarganya dan sekarang ia datang untuk menuntut balas.
Pertama-tama ia berhasil mendekati Cleo, wanita itu terlihat penurut hingga membuat Bryan berpikir rencananya lebih baik. Agar ia tak terlihat nampak maka ia meminta Jerry menjadi peran utama dengan berada didekat Cleo dan dirinya sendiri akan menjadi bayangan. Namun sekarang berubah sejak tuan Kevin melihat wajahnya.
Tunggulah kalian....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments