010

Setelah pekerjaan selesai dan sempat jalan-jalan bonus pernyataan cinta Evan. Kini keduanya telah berada di bandara. Terlihat Rizky menyambut mereka berdua. Rizky merasakan sesuatu yang lain, wajah keduanya tampak cerah bahagia.

Bahkan didalam mobil, keduanya sesekali bertatapan dengan senyum membuat Rizky mengernyitkan dahi.

Tiba-tiba saat melewati sebuah jalan gelap nan sepi sebuah batu melayang dengan mulus menembus kaca mobil dengan suara keras tepat pada Lala yang duduk disamping kemudi, batu itu tepat mengenai pelipisnya hingga berdarah.

Diiringi jeritan Lala, Rizky langsung mengerem, mobil berhenti seketika. Lala sudah menangis memegangi sebelah wajahnya.

"Kamu nggak apa-apa La ?" Evan langsung membalik tubuh Lala kearahnya. Dilihatnya darah merembes ditangan Lala diiringi Isak tangisnya menahan sakit, sepertinya luka dipelipisnya cukup parah.

Tiba-tiba 4 orang bertopeng muncul mengepung mobil dengan memegang balok kayu besar. Tak lama 2 orang datang mengendarai sepeda motor juga bertopeng ikut turun mengepung mobil Evan seraya mengacungkan pisau kecil dan yang satunya menggunakan pisau daging.

Melihat itu Lala semakin ketakutan dan tangisannya semakin deras. Ia menatap Evan dengan tatapan takut. Berbeda dengan Evan dan Rizky keduanya berwajah menyeramkan. Terutama Evan yang melihat Lala terluka, jangan ditanya seperti apa amarahnya sekarang.

"Keluar Lo semua atau gue hancurin nih mobil !" Bentak yang membawa pisau kecil sambil memukul keras kap mobil. Namun ketiganya didalam mobil tetap bergeming tak mengindahkan ucapannya. Hal itu membuat penjahat diluar tidak sabaran maka mereka memukuli kaca mobil dengan kayu hingga retak parah.

Sebelum kaca mobil itu pecah seluruhnya, Rizky keluar mobil dan menguncinya agar penjahat itu tak mudah masuk.

"Cepat serahin semua harta Lo ?" Si pemegang pisau daging menggertak Rizky seraya mengacungkan pisau itu dileher Rizky. Sedangkan yang lain berusaha membuka pintu mobil.

Saat itulah, saat perhatian si pisau daging teralihkan. Rizky memelintir tangannya hingga penjahat itu berteriak histeris, menonjok wajahnya dengan sangat keras, membenturkan wajahnya ke kap mobil berkali-kali dengan keras hingga wajahnya tak berbentuk kemudian mengangkat tubuhnya dan membantingnya di jalan beraspal dengan sangat keras. Seketika tubuh si pisau daging tak bergerak dengan darah yang merembes.

Penjahat yang lain tercengang melihat itu, apalagi wajah tengil Rizky yang tersenyum remeh pada mereka.

"Hey, pukul dia ?" Perintah si pisau kecil kepada orang didekatnya. Maka penjahat yang memegang balok kayu itu mulai menghantamkan balok kayu ke tubuh Rizky namun cowok itu mampu berkelit dan membalas dengan menendang keras ulu hati penjahat itu hingga ia tertunduk sambil terbatuk batuk, kesempatan itu dipergunakan Rizky untuk menginjak kepala belakang penjahat itu dan menghunusnya ke aspal dengan keras. Lagi, penjahat itu tak bergerak dengan darah yang merembes dari hidungnya.

Kali ini, temannya yang lain mulai menyerang Rizky bersamaan si pisau kecil meraih balok kayu di aspal dan memukul dengan keras kaca disamping kemudi hingga pecah seluruhnya dan Lala tertunduk menutup kedua telinganya dengan berteriak histeris.

Setelah berhasil membuka pintu mobil, si pisau kecil menarik Lala keluar dengan keras. Evan meradang ikut keluar.

"Lepasin dia !" Teriaknya tidak terima. Sedangkan Lala yang dibawa menjauh berontak. Hingga penjahat itu menempelkan pisau di pipi Lala membuat gadis itu membeku dengar air mata mengalir deras.

Sedangkan Evan, ia sudah dikeroyok, berhasil menumbangkan 1, kini 2 orang mengunci pergerakannya dan Rizky masih terlibat perkelahian, nampaknya lawannya kali ini tak sepayah 2 orang yang sudah berhasil dia kalahkan.

Kembali kepada Lala, penjahat didepannya menatap diam padanya. Melirik dari ujung kaki hingga ujung kepala. Meski pelipisnya penuh darah namun ia tetap terlihat sangat cantik. Seketika membuat penjahat itu memajukan wajahnya membuat Lala bergidik jijik, sekuat tenaga ditamparnya dengan keras penjahat itu seketika penjahat itu marah dan meninju pipinya. Lala tersungkur di aspal kemudian penjahat itu menyeretnya menuju semak-semak, dengan tenaga tersisa Lala berontak.

Melihat itu Evan murka, ia berteriak keras. Kedua penjahat yang menahannya yang tadinya tersenyum melihat Lala diseret seketika kaget dan refleks pegangannya mengendor. Kesempatan itu digunakan Evan dengan sekuat tenaga menonjok jakun pria didepannya. Seketika pria itu bergerak mundur, ia sulit bernafas. Saat masih berusaha mentralkan rasa sakit di tenggorokannya, Evan menendang masa depan penjahat itu membuat penjahat itu tertunduk merasakan sakit luar biasa namun sekali lagi dengan keras Evan menendang ulu hati hingga penjahat itu pingsan seketika.

Temannya yang terkejut berusaha kembali menahan Evan, namun Evan lebih cepat. Diraihnya tangan pria itu dipelintir dengan kencang dan wajahnya dibenturkan dengan keras dibadan mobil berkali-kali dan sentuhan terakhir tangan yang masih ia cengkram dengan kuat ia pelintir hingga terdengar bunyi patah membuat penjahat itu histeris dan pingsan.

Evan berlari kencang menuju Lala, yang masih mengesot karena diseret dengan jambakan rambut. Tenaga gadis itu benar-benar habis. Hampir dilempar ke semak-semak saat tangan penjahat itu ditangkap Evan.

Dengan cepat penjahat itu menyabet pisaunya pada Evan, walau Evan cepat menghindar namun tak ayal pisau itu berhasil menyabet dadanya hingga kemejanya robek dan dadanya mengeluarkan darah. Evan semakin marah, saat penjahat itu kembali menyerangnya dengan pisau, ditangkapnya tangannya dan memelintirnya hingga pisau itu terlepas dan dengan cepat ditonjoknya wajah penjahat itu dengan kemarahan maksimal.

Saat penjahat itu roboh di tanah, Evan meraih balok kayu tadi dan memukul masa depan penjahat itu dengan membabi buta. Rizky yang berhasil menumbangkan lawannya dengan menghantamkan balok kayu dengan keras di wajah penjahat itu seketika membuat penjahat itu roboh tak bergerak.

Melihat yang dilakukan Evan seketika membuat Rizky ikut ngilu di area pribadinya. Saat dilihatnya Evan yang murka dan tak berhenti memukul, Rizky berlari meraih tubuh Evan yang berontak masih ingin memukuli penjahat itu.

"Sudah bos, lihat Lala pingsan !" Mendengar itu, Evan menoleh ke arah Lala yang sudah tersungkur. Diraihnya tubuh gadis itu, darah sangat banyak dipelipisnya dan sebelah wajahnya membiru, Evan segera menggendongnya dan berlari kearah mobil.

Rizky masih terdiam ditempat, memandangi penjahat yang sudah tak berdaya akibat perbuatan Evan. Melihat celana pria itu mengeluarkan darah bisa dipastikan didalamnya sudah tak berbentuk dan juga mungkin sudah tidak berfungsi.

"RIZKYYYYYYYYYY !" Teriakan menggelegar Evan menyadarkan Rizky dari pikirannya.

"Iya bos.. !" Rizky berlari menuju mobil.

"CEPAT KE RUMAH SAKIT !" Teriak Evan panik. Lala yang tak sadarkan diri dipelukannya membuatnya panik.

"I.. i.. iya bos !" Rizky menyalakan mobil dengan gemetar. Dengan keadaan kacau balau Rizky berusah keras konsentrasi menyetir dengan kaca rusak parah.

Saat akan berbelok terdapat sebuah papan peringatan menghalangi jalan. Menghindari amarah Evan, Rizky segera keluar dan menyingkirkan papan itu yang ternyata mengatakan bahwa jalanan ini rusak dan tak bisa dilewati membuat Rizky berdecak. Para penjahat itu begitu cermat dalam merampok.

Saat tiba di rumah sakit, Evan berteriak memanggil dokter. Lala terlihat semakin pucat. Tenaga medis mulai menghampiri Evan, meletakkan Lala diranjang dan memasukkan ke UGD.

Evan menanti dengan gusar, ia bolak balik didepan UGD. Rizky tak berani menegurnya karna dipastikan Evan akan marah. Saat dokter keluar.

"Bagaimana keadaannya dok ?" Todong Evan langsung.

"Tidak apa-apa, pasien hanya syok. Kami akan segera memindahkan ke ruang perawatan. Biarkan pasien diopname 1 atau 2 hari maka sudah boleh dibawa pulang !" Jelas sang dokter. Evan dan Rizky merasa lega.

"Oh ya. Anda juga harus mengobati luka anda. Saya akan memanggilkan suster dan silahkan ikuti dia !" Ucap dokter memanggil suster dan memberi instruksi.

Evan awalnya enggan karena dia merasa baik-baik aja tapi Rizky berhasil membujuknya biar dirinya yang menunggui Lala selama bosnya mengobati lukanya.

"La, cepat sadar. Aku gak kuat lihat kamu seperti ini !" Evan menggenggam tangan Lala yang sudah berada diruang perawatan sambil memandangi wajah pucat itu. Rizky yang berada diambang pintu hanya terdiam dengan bungkusan makanan ditangannya.

"Bos, makan dulu !" Rizky bersuara, Evan tak bergerak.

"Bos..!" Rizky kembali memanggil.

"Taruh aja, nanti aku makan. Makan saja duluan !" Jawab Evan tanpa menolehkan wajahnya dari Lala. Tangannya pun makin erat menggenggam jemari gadis itu.

Rizky menghela nafas. Memerhatikan bosnya dalam diam.

Rizky ikut menginap menemani Evan yang ngotot ingin menginap di rumah sakit. Rizky pura-pura terlelap dan ia mengintip Evan yang mencium kening Lala.

"La, cepat sembuh. Tolong jangan buat aku khawatir. Buka matamu sayang !" Mata Rizky membulat mendengar kalimat itu.

"Apa mereka sudah pacaran ?" Pertanyaan itu muncul dikepalanya.

Evan membaringkan kepalanya disisi ranjang, masih tetap menggenggam tangan Lala dan menatap wajah pucat itu, tak lama Evan tertidur.

 

Keesokan harinya, dengan berat hati Evan harus meninggalkan Lala di rumah sakit karna pekerjaan kantor yang menunggunya menumpuk. Dia bahkan tidak mengganti pakaiannya, hanya melepaskan jasnya yang terkena darah Lala dan juga hanya mencuci muka dan segera berangkat ke kantor. Jadilah dia bos kucel.

Berita perampokan itu sementara tidak dilaporkan dahulu oleh Evan, agar Lala yang sedang diopname bisa tenang tanpa gangguan.

Tanpa berkata-kata Evan dan Rizky mulai fokus bekerja. Evan ingin secepat mungkin kembali ke rumah sakit.

Diruangan Evan, Rizky menyalakan televisi memindahkan Chanel TV dari satu Chanel ke Chanel yang lain dimana berita kriminal maupun berita gosip disiarkan, mencari siaran berita yang menampilkan kejadian semalam namun tak ada satupun berita yang menyiarkan tentang 6 perampok itu.

Terdiam dengan pikiran masing-masing saat seseorang memasuki ruangan.

"Kak, itu nenek lampir mana ?" Tanya Tiwi. Evan dan Rizky saling pandang.

"Oh, dia ijin gak masuk karna lagi PMS ?" Rizky yang menjawab. Tiwi mengerutkan kening.

"Dia bilang begitu padamu ?" Tanya Tiwi tak percaya, karena bahkan jika demam sekalipun Lala akan tetap pergi bekerja walau ujung-ujungnya dia pingsan.

"Udah Wi, biarin aja Lala istirahat, takutnya dia pingsan kalau maksa tetap kerja !" Kata Evan, Tiwi hanya mengangkat bahu dan berlalu dari sana.

"Bos, menurut anda apa perampokan ini murni hanya perampokan atau ada unsur kesengajaan ?" Rizky buka suara, mencoba menyampaikan pemikirannya pada Evan.

"Maksudmu ?" Evan bingung.

"Ya, seseorang ingin anda celaka atau kita semua celaka. Jadi menggunakan cara seperti ini untuk melenyapkan kita !" Jelas Rizky. Evan diam mencerna ucapan Rizky.

"Saya akan meminta bantuan detektif untuk menyelidiki ini dan juga menyewa bodyguard untuk menjaga anda !" Ucap Rizky.

"Tidak perlu bodyguard, hanya selidiki saja siapa dalang dari semua ini kemudian kita hancurkan dia hingga akarnya !" Mata Evan memerah.

"Apa menurutmu ini perbuatan Edi !" Evan tiba-tiba mengingat pria itu yang pernah mengancamnya.

Baru saja Rizky mau menjawab, saat suara opening sebuah berita kriminal menggema dengan keras membuat Evan dan Rizky tersentak. Rizky meraih remote untuk mengecilkan volume saat tivi itu berbicara :

"Pagi tadi dijalan x ditemukan 6 orang pria dalam keadaan babak belur tak sadarkan diri, diduga mereka komplotan perampok atau begal yang meresahkan masyarakat sekitar. Tempat dimana mereka ditemukan diduga kuat sebagai tempat biasa mereka beraksi merampok kendaraan yang melintas. Mereka juga adalah buronan para polisi yang selama ini sulit ditangkap. Jalanan yang gelap dan terkadang sepi serta minimnya kamera pengintai menjadikan sulit mengetahui pelaku yang menghajar komplotan tapi polisi terus menyelidiki dan mencari saksi. Keenamnya telah berada di rumah sakit C dan dilaporkan koma akibat mengalami luka parah. Saya Sumito, demikian sekilas info"

Evan dan Rizky saling pandang menonton siaran berita itu.

"Berarti ini murni perampokan biasa bos, tidak ada udang dibalik batu !" Ucap Rizky, Evan mengangguk setuju.

"Apa mereka akan menyelidiki penyebab para perampok itu terluka ?" Tanya Evan.

"Bisa jika mereka berhasil melewati masa kritis !" Rizky menyeringai, ia ingat telah memukul perampok itu dengan sekuat tenaga. Evan mangut-mangut.

Saat kembali ke rumah sakit, Lala sudah sadar. Gadis itu tersenyum melihat kedatangan Evan dan Rizky.

"Gimana keadaan kamu La ?" Pria itu segera berlari dan menggenggam tangan Lala.

"Aku udah baikan cuma masih pusing !" Lala hendak bangun dari tidurnya.

"Jangan, baring aja sampai kepalamu enakan !" Evan mencegah Lala bangun dan membimbingnya tetap berbaring.

"Udah makan, mau makan sesuatu ?" Tawar Evan. Lala menggeleng.

"Aku udah makan yang disediain di rumah sakit jadi sekarang sudah kenyang !" Ucap Lala. Evan membelai rambut Lala.

Evan mencium tangan Lala, tersenyum kemudian Evan mendekatkan wajahnya, Lala memejamkan mata saat Evan semakin dekat dan sedikit lagi....

"HATSYIIIIIII !" Suara bersin Rizky mengagetkan keduanya. Mereka melupakan keberadaan Rizky yang sejak tadi menganga melihat pemandangan didepannya.

Evan melirik jengkel kearah Rizky sedangkan Lala langsung memalingkan wajah, malu. Rizky menatap Evan penuh tanya.

"Iya, ini seperti yang kau pikirkan !" Ucap Evan santai menjawab tatapan Rizky. Lala terperanjat, tadinya dia akan meminta Evan untuk merahasiakannya dahulu. Namun sekarang Rizky sudah menatap aneh padanya.

Lala memerhatikan Evan dari ujung kaki hingga ujung rambut, melihat penampilannya yang kacau dan bajunya yang belum terganti, bahkan masih ada sedikit darah Lala masih menempel.

"Saya sudah baikan, bos tidak perlu khawatir. Tidak masalah kalau bos ingin pulang !" Ucap Lala membelai rahang Evan lembut.

"Kamu ngusir ?" Evan tak suka.

"Bukan bos, lihat bos juga butuh istirahat dan pakaian ganti !" Lala memerhatikan Evan.

"Anda bisa istirahat, saya sudah baikan dan ada dokter suster yang akan mengontrol saya !" Lala tersenyum. Ia yakin Evan pasti tidak nyaman dengan pakaiannya sekarang, Evan menghela nafas, memang yang ia butuhkan sekarang mandi kemudian tidur setelah lelah dan khawatir mendominasi tubuhnya.

"Oke, aku pulang dulu, besok aku akan datang kesini lagi !" Evan membelai pipi Lala membuat gadis itu mengangguk sambil tersenyum tak lupa ia mencium keningnya. Rizky kembali melongo melihat adegan itu.

"Cepat sembuh La, tadi kamu dicari sama Tiwi !" Ucap Rizky dengan pandangan aneh. Lala hanya mengangguk

Lala memandang Evan berlalu bersama Rizky, meninggalkan Lala yang langsung menutup mata dan terlelap.

Di mobil, Rizky melirik pada Evan yang duduk disampingnya. Evan sadar Rizky curi-curi pandang padanya namun dia pura-pura acuh.

"Kami jadian sehari sebelum balik kesini !" Ucap Evan memecah kesunyian, Rizky menginjak rem tiba-tiba membuat Evan terhuyung hampir terpentok dasboard.

"Lalu bagaimana dengan nona Cleo ?" Tanya Rizky horor.

"Aku berniat jujur padanya, aku pun tak ingin membohonginya atau mengkhianatinya !" Pandangan Evan beralih keluar jendela.

Rizky diam dan kembali menjalankan mobilnya, mencerna semua yang terjadi saat sebuah senyum terukir di bibirnya. Hatinya terasa ringan, sepertinya sebuah pintu akan terbuka untuknya dan dia tak sabar untuk itu.

"Cleo, kau akan menjadi milikku !" Batinnya.

Episodes
1 001
2 002
3 003
4 004
5 005
6 006
7 007
8 008
9 009
10 010
11 011
12 0012
13 013
14 014
15 015
16 016
17 017
18 018
19 019
20 020
21 021
22 022
23 023
24 024
25 025
26 026
27 027
28 028
29 029
30 030
31 031
32 032
33 033
34 034
35 035
36 036
37 037
38 038
39 039
40 040
41 041
42 042
43 043
44 044
45 045
46 046
47 048
48 049
49 050
50 051
51 052
52 053
53 054
54 055
55 056
56 057
57 058
58 059
59 060
60 061
61 062 - End
62 Season 2 - 063
63 Season 2 - 064
64 Season 2 - 065
65 Season 2 - 066
66 Season 2 - 067
67 Season 2 - 068
68 Season 2 - 069
69 Season 2 - 070
70 Season 2 - 071
71 Season 2 - 072
72 Season 2 - 073
73 Season 2 - 074
74 Season 2 - 075
75 Season 2 - 076
76 Season 2 - 077
77 Season 2 - 078
78 Season 2 - 079
79 Season 2 - 080
80 Season 2 - 081
81 Season 2 - 082
82 Season 2 - 083
83 Season 2 - 084
84 Season 2 - 085
85 Season 2 - 086
86 Season 2 - 087
87 Season 2 - 088
88 Season 2 - 089
89 Season 2 - 090
90 Season 2 - 091
91 Season 2 - 092
92 Season 2 - 093
93 Season 2 - 094
94 Season 2 - 095
95 Season 2 - 096
96 Season 2 - 097
97 Season 2 - 098
98 Season 2 - 099
99 Season 2 - 100
100 Season 2 - 101
101 Season 2 - 102
102 Season 2 - 103
103 Season 2 - 104
104 Season 2 - 105
105 Season 2 - 106
106 Season 2 - 107
107 Season 2 - 108
108 Season 2 - 109
109 Season 2 - 110
110 Season 2 - 111
111 Season 2 - 112
112 Season 2 - 113
113 Season 2 - 114
114 Season 2 - 115
115 Season 2 - 116
116 Season 2 - 117
117 Season 2 - 118
118 Season 2 - 119
Episodes

Updated 118 Episodes

1
001
2
002
3
003
4
004
5
005
6
006
7
007
8
008
9
009
10
010
11
011
12
0012
13
013
14
014
15
015
16
016
17
017
18
018
19
019
20
020
21
021
22
022
23
023
24
024
25
025
26
026
27
027
28
028
29
029
30
030
31
031
32
032
33
033
34
034
35
035
36
036
37
037
38
038
39
039
40
040
41
041
42
042
43
043
44
044
45
045
46
046
47
048
48
049
49
050
50
051
51
052
52
053
53
054
54
055
55
056
56
057
57
058
58
059
59
060
60
061
61
062 - End
62
Season 2 - 063
63
Season 2 - 064
64
Season 2 - 065
65
Season 2 - 066
66
Season 2 - 067
67
Season 2 - 068
68
Season 2 - 069
69
Season 2 - 070
70
Season 2 - 071
71
Season 2 - 072
72
Season 2 - 073
73
Season 2 - 074
74
Season 2 - 075
75
Season 2 - 076
76
Season 2 - 077
77
Season 2 - 078
78
Season 2 - 079
79
Season 2 - 080
80
Season 2 - 081
81
Season 2 - 082
82
Season 2 - 083
83
Season 2 - 084
84
Season 2 - 085
85
Season 2 - 086
86
Season 2 - 087
87
Season 2 - 088
88
Season 2 - 089
89
Season 2 - 090
90
Season 2 - 091
91
Season 2 - 092
92
Season 2 - 093
93
Season 2 - 094
94
Season 2 - 095
95
Season 2 - 096
96
Season 2 - 097
97
Season 2 - 098
98
Season 2 - 099
99
Season 2 - 100
100
Season 2 - 101
101
Season 2 - 102
102
Season 2 - 103
103
Season 2 - 104
104
Season 2 - 105
105
Season 2 - 106
106
Season 2 - 107
107
Season 2 - 108
108
Season 2 - 109
109
Season 2 - 110
110
Season 2 - 111
111
Season 2 - 112
112
Season 2 - 113
113
Season 2 - 114
114
Season 2 - 115
115
Season 2 - 116
116
Season 2 - 117
117
Season 2 - 118
118
Season 2 - 119

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!