𝐏𝐮𝐤𝐮𝐥 𝟎𝟔. 𝟎𝟎
Ponsel Sonya berbunyi terlihat Lisa sedang menelponnya.
"Kenapa Sa ??" Tanya Sonya dengan suara lirih dan mata sedikit terpejam khas bangun tidur.
"Sonya.. Buka link yang aku kirim " Ujarnya.
"Link... Link apa..??" Dia pun membuka link yang dikirim Lisa kepadanya.
"Oh.. My god..!! Ini berita apaan?? " Tanya Sonya.
"Coba kamu lihat foto itu, itu mobilnya kakakmu kan??" Tanyanya.
"Mobilnya kakakku?? Iya Sa. Itu mobilnya kakakku tapi kenapa mobilnya ada disitu?? Terus apa hubungannya dengan berita itu?? Ahh..Palingan itu mobil milik orang lain yang bentukannya mirip sama punya kakakku aja. Mobil kaya begitu kan gak cuma satu" Ucap Sonya yang masih belum paham dengan apa yang sebenarnya terjadi.
"Itu jelas jelas punya kakakmu.Aku aja sampai hafal platnya kok " Ujar Lisa.
"Kalau itu punya kakakku. Terus yang ngendarain siapa?? " Tanya Sonya.
"Mungkin ....Mungkin ayahmu " Jawab Lisa.
"Ayahku??Jadi maksud kamu yang di artikel itu ayahku??"
"Kayaknya sih iyaaa... Tapi aku juga gak tau, menurutmu sendiri gimana??" Lisa balik bertanya kepadanya.
"Aku baru bangun tidur Lisa.Aku gak bisa mikir....Tapi apa ini beneran ayahku?? " Tanya Sonya lagi.
"Aku juga gak tau Sonya....Tapi nih yaaa.Kebetulan tadi pagi aku lewat depan rumahmu,tapi rumahmu itu sepi banget kaya gak ada orang gitu" Ujarnya.
"Ayahku kemana ya?? Ohhh....Lisa.. Aku boleh minta tolong gak?? "
"Hm..Minta tolong apa? "
"Kamu coba tanyain aja ke om Herman, Ayahku pergi kemana...Oke..."
"Oke...Aku langsung ke sana aja ya, mumpung aku masih di luar nih".
"Iyaa.. Iyaa.Entar kabarin lagi yaaa" Ucap Sonya.
"iyaa...." Katanya seraya menutup telepon.
Setelah selesai berbicara dengan Lisa, Sonya bergegas pergi ke kamar kakaknya.
"Kak... Bangun..!!!" Dengan nada meninggi.
"Iyaa Sonya... Kenapa lagi, pagi pagi udah bikin orang marah marah aja" David menggeliat malas.
"Kak... Ini penting, coba lihat artikel ini" Ujar Sonya seraya menyerahkan ponselnya.
"Apaan ini.. ??"Ucapnya sembari membacanya.
"Coba kakak liat itu gambar mobil yang di artikel itu punya kakak bukan??"Tanya Sonya.
David langsung mengarahkan pandangannya ke plat mobil itu dan benar saja mobil itu memang benar miliknya.
"ini...Ini memang mobilku, tapi siapa yang make mobilku?? Apa jangan jangan ayah yang makai ??" Tanyanya sedikit bingung.
"Aku juga gak tau, coba kakak telfon aja sana" Ucap Sonya.
David mencoba menelfon ayahnya, tapi begitu dia membuka ponselnya, dia terkejut bukan main ketika melihat banyak panggilan tak terjawab dari sang ayah.
"Sonya.. Tadi malem ....Ayah nelfon aku, tapi gak aku jawab karena ponselku waktu itu aku sengaja matiin, tapi coba kamu liat ini , ayah juga ngirimin rekaman suaranya juga" Ucap David.
"Rekaman suara?? Suara apaan??"Tanya Sonya melihat kearah ponsel David.
"Iyaa... Coba kamu denger nihh " Katanya seraya memutarkan rekaman itu.
𝐈𝐬𝐢 𝐫𝐞𝐤𝐚𝐦𝐚𝐧 𝐢𝐭𝐮 :
"𝐃𝐚𝐯𝐢𝐝, 𝐒𝐨𝐧𝐲𝐚, 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐭𝐚𝐡𝐮 𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐚𝐲𝐚𝐡 𝐢𝐭𝐮 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐧𝐚𝐫𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭 𝐬𝐚𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧.
𝐌𝐚𝐚𝐟𝐤𝐚𝐧 𝐚𝐲𝐚𝐡 𝐲𝐚 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐚𝐢 𝐬𝐞𝐤𝐚𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐛𝐚𝐡𝐚𝐠𝐢𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧.
𝐀𝐲𝐚𝐡 𝐡𝐚𝐫𝐚𝐩 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐛𝐚𝐢𝐤 𝐛𝐚𝐢𝐤 𝐬𝐚𝐣𝐚 𝐝𝐢𝐬𝐚𝐧𝐚 "
"Apa maksudnya ini?? Kenapa ayah tiba-tiba ngirim rekaman kaya gini" David menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Kak...Firasat ku mengatakan bahwa telah terjadi hal buruk kepada ayah " Ucap Sonya memegangi dadanya yang tiba-tiba berdegup dengan kencang.
"Ngomong apaan kamu. Jangan ngawur, ini cuma kebetulan aja " Ucap David, menyakinkan dirinya dan juga adiknya.
"Kak.. Kasih tau ke paman gak masalah ini??" Tanya Sonya.
"Kita punya siapa lagi coba kecuali paman.Ya akan lebih baik kalau kita diskusikan masalah ini sama paman" Jawabnya.
***
Sonya kembali lagi ke kamarnya, menunggu berita dari Lisa. Ia berjalan mondar-mandir di kamarnya.
"Kenapa aku deg-degan banget ya " Ucap Sonya sambil mengambil nafas dalam menetralkan detak jantungnya yang tak beraturan.
"Okay.. Semuanya bakal baik-baik saja "
"Tenang... Everything's gonna be alright "
Bayangan bayangan buruk kembali beterbangan di kepalanya.
"Aahhhhhh..!!! Ada apalagi ini..!!! Kenapa??? Ada apa?? Gak mungkin kan....Kalau...Apa salah orang tuaku hingga sampai ada orang yang tega berbuat kaya gini" Teriaknya sambil memukul mukul tembok di sampingnya.
Untung kamarnya saat itu kedap suara jadi tidak ada yang mendengar teriakannya.
"Harusnya... Aku gak usah minta ayah buat pergi liburan ke sini, kalau aku masih di rumah kan gak ada itu yang namanya kejadian seperti ini " Isak nya.
"Huhh.. Tarik nafas... Buang... Semuanya akan baik-baik saja. Ini cuman firasat buruk ku aja " Ucap Sonya, meredam emosinya.
***
Mereka berempat saat ini tengah di ruang makan menikmati sarapan. Sesekali Sonya dan David melirik satu sama lain.
"𝘎𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘢𝘥𝘢 𝘬𝘢𝘣𝘢𝘳 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘵𝘦𝘮𝘦𝘯𝘮𝘶 𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮" David bertanya dengan tatapan matanya.
"𝘉𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘢𝘥𝘢" Jawab Sonya menggeleng.
"Kalian kenapa?? " Tanya bibi disela sela makannya.
Mereka berdua kembali melirik berbicara dengan isyarat matanya.
"Kalian kalau ada masalah cerita aja sama paman" Ujar Paman.
David pun memberanikan diri untuk menceritakan apa yang sedang mengganjal nya.
"Mm..Nihh paman.. Aku gak paham apa yang dimaksud ayah dengan rekaman ini .Tapi aku merasa ada yang aneh dengan ayah" Ujar David sambil menyerahkan ponselnya.
"Rekaman??" Tanyanya sambil memutar rekaman itu.
Dan setelah selesai mendengarkan rekaman tadi. Ekspresi paman dan bibi berubah menjadi campur aduk antara bingung dan aneh. Itu juga yang tengah dirasakan oleh David dan Sonya.
"Ini ayahmu bener ini ayahmu?? Kenapa dia tiba-tiba mengirim rekaman seperti ini?? " Tanyanya lagi.
"Aku juga gak tahu paman.Tapi itu benar benar suara ayah. Aku takut ayah kenapa kenapa. Haruskah kita balik ke indo sekarang" Ucap David.
"Tenang dulu, tenang dulu " Ucap Paman.
"Paman coba lihat ini " Ucap Sonya sambil memperlihatkan layar ponselnya yang memuat berita kecelakaan tadi pagi.
Artikel itu memuat berita tentang tragedi kecelakaan yang menewaskan satu orang pengguna mobil dalam berita itu juga disebutkan bahwa kecelakaan itu terjadi disebabkan karena pengendara berada di bawah kendali alkohol dan dikatakan bahwa kejadian itu telah disaksikan oleh dua orang saksi mata yang kebetulan melihatnya, mereka melihat bahwa mobil itu mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh hingga menabrak pembatas jalan dan akhirnya terjatuh ke dalam jurang.
"Jadi..Maksud dari artikel ini ayahmu?? Makanya kalian pada khawatir??" Tanya Pamannya lagi.
"Kalau dilihat dari plat mobilnya itu mobilku paman. " Jawab David.
"Tapi setau paman ya. Ayahmu gak pernah tuh yang namanya minum minum kaya gitu"
"Makanya aku juga bingung itu beneran ayah atau bukan" Jawab David lagi.
𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘬𝘦𝘫𝘢𝘥𝘪𝘢𝘯 𝘪𝘯𝘪 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘪𝘵𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘮𝘢𝘵𝘪𝘢𝘯 𝘪𝘣𝘶𝘬𝘶. 𝘈𝘩𝘩𝘩...𝘎𝘢𝘬 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘢𝘺𝘢𝘩 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘣𝘢𝘪𝘬 𝘣𝘢𝘪𝘬 𝘢𝘫𝘢 𝘥𝘪𝘴𝘢𝘯𝘢.
Batin David.
Di waktu yang tepat itu Lisa tiba-tiba menelponnya.
"Sonya....!!! Aku punya berita besar..!!! " Teriaknya membuka pembicaraan.
𝘒𝘦𝘣𝘪𝘢𝘴𝘢𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘩 𝘥𝘪𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘯𝘨𝘰𝘮𝘰𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘵𝘦𝘭𝘧𝘰𝘯 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘵𝘦𝘳𝘪𝘢𝘬 𝘵𝘦𝘳𝘪𝘢𝘬.. 𝘏𝘢𝘥𝘦𝘩𝘩.
Batin Sonya.
"Iyaa... Kenapa..?? Coba ceritain ?? " Ucap Sonya sembari menjauhkan ponsel itu dari telinganya
"Sonya.. Aku saranin kamu tarik nafas dalem dalem dulu "
"Iyaaa... Terus?? " Tanya Sonya yang sudah mulai penasaran.
"Gini... Jadi yang didalam mobil itu beneran ayahmu, aku sama om Herman tadi ke TKP terus sekarang ini ayahmu lagi di rumah sakit".
"Kalian masih di rumah sakit kan?? Ayahku gak apa apa kan?? " Tanya Sonya lagi.
"Iya ini aku sama om Herman masih di rumah sakit, tapi ayahmu.... Mmm..Dia...Udah gak bisa ditolong lagi .Ohhh ya Sonya...Ini om Herman mau ngomong sama kamu".
"Sonya... Kamu tenang aja, biar om aja yang urus semua ini, tadi malam ayahmu udah ceritain semuanya ke om " Ucap om Herman.
"Maksud Om apa?? " Tanya Sonya, tak mengerti.
"Tadi malam ayahmu cerita ke aku. Kalau akhir akhir ini ada beberapa orang yang sering mengawasinya jadi dia tadi pagi memutuskan untuk pergi dari kota ini. Kalau tahu bakal ada kejadian seperti ini harusnya om udah cegah dia buat pergi. Om benar-benar minta maaf " Ucap Om Herman.
Bulir-bulir air mata mulai membasahi pipinya.
"Jadi... Itu beneran ayahku?? Tapi... Kenapa.. " Sonya tak mampu melanjutkan kata-katanya.
Ponsel Sonya direbut kakaknya yang sedari tadi mendengarkan pembicaraannya.
"Om tunggu kita bentar ya. Kita hari ini bakal balik ke indo " Ucap David.
"Okay.. Kalau kalian udah sampai sini kabarin ya.Om tunggu kedatangan kalian " Ucap om Herman
"Hari ini gak ada pesawat yang bisa mengantarkan kita kesana " Ucap paman tiba-tiba.
"Gak ada?? Maksudnya apa?? " Tanya David, tak percaya.
"Kemarin terjadi kecelakaan pesawat yang membuat jalur lalu lintas udara ditutup untuk sementara " Jawab Paman, melihat berita di ponselnya.
"Apa..??!! "
"Apa dunia gak peduli kesedihan ku??!!" Teriak David tiba-tiba.
"Okayyy !!! Masih banyak kendaraan yang bisa mengantarkan kita kesana selain pesawat. Kita bisa naik kereta kalau kereta gak bisa kita bisa naik mobil kalau mobil juga gak bisa kita bisa... Jalan kaki aja " Ucap David, merasa frustasi.
"David,. Jenazah ayah kamu harus segera dikebumikan. Gimana hari ini kalian bisa datang kesini nggak?? " Tanya om Herman yang masih berada di seberang telepon.
"Sekarang?? Kenapa harus sekarang?? "
"Mm.. Mengingat kondisinya jenazahnya emang harus sekarang " Jawab om Herman, Hati-hati.
"Virtual aja " Ucap Sonya tiba-tiba.
"Virtual??!! "
"Huhh..?? "
"Bener juga kata Sonya. Kita bisa mulai sekarang" Ucap om Herman.
Mereka terduduk lemas. Dan memantau semua prosesi disana lewat rekaman yang dikirimkan oleh om Herman.
***
𝐁𝐞𝐛𝐞𝐫𝐚𝐩𝐚 𝐡𝐚𝐫𝐢 𝐤𝐞𝐦𝐮𝐝𝐢𝐚𝐧.
Sonya dan David banyak menghabiskan waktu di dalam kamar. Mereka merenungi banyak kenangan yang telah tercipta dengan kedua orangtuanya.
Sampai berhari-hari perut mereka tak pernah diisi kecuali dengan tangisan. Mereka tak punya tujuan untuk hidup lagi.
Tapi Paman dan bibinya tak patah semangat untuk menghibur mereka berdua. Berbagai macam cara telah mereka lakukan agar kedua anak itu kembali periang seperti sediakala.
𝐁𝐚𝐠𝐚𝐢𝐦𝐚𝐧𝐚 𝐩𝐮𝐧 𝐤𝐞𝐚𝐝𝐚𝐚𝐧 𝐤𝐢𝐭𝐚, 𝐦𝐚𝐮 𝐬𝐞𝐝𝐢𝐡, 𝐛𝐚𝐡𝐚𝐠𝐢𝐚, 𝐰𝐚𝐤𝐭𝐮 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐩𝐞𝐫𝐧𝐚𝐡 𝐛𝐞𝐫𝐡𝐞𝐧𝐭𝐢 𝐦𝐞𝐧𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮. 𝐖𝐚𝐤𝐭𝐮 𝐭𝐞𝐭𝐚𝐩 𝐛𝐞𝐫𝐣𝐚𝐥𝐚𝐧.𝐓𝐞𝐫𝐞 𝐋𝐢𝐲𝐞
Sebuah kutipan singkat yang mampu membuat David dan Sonya untuk bangkit kembali.
"Kita gak boleh berhenti di tengah jalan gini. Masih banyak hal hal yang mesti kita lakukan" Tekad David.
𝘈𝘬𝘶 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘢𝘧𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘫𝘢𝘥𝘪𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘮𝘱𝘢 𝘬𝘦𝘥𝘶𝘢 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘶𝘢𝘬𝘶. 𝘛𝘢𝘱𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱 𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢. 𝘈𝘬𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘢𝘯𝘫𝘪 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨-𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘪𝘵𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘺𝘢𝘳 𝘢𝘵𝘢𝘴 𝘥𝘰𝘴𝘢 𝘥𝘰𝘴𝘢𝘯𝘺𝘢.
Mungkin itu adalah tekad David yang terselubung jauh didalam hatinya.
"Bener David... Kita harus tetap semangat.Untuk saat ini kamu Sonya. Fokusin sekolahmu disini dulu entar biar bibi mu yang ngatur semuanya dan kamu David terserah kamu mau ngapain mau lanjut kuliah disini atau mau gimana?? " Tanya Paman.
"Aku udah gak ada niat buat lanjut kuliah, Paman" Jawabnya lesu.
"Terus kamu mau ngapain??" Tanya bibi.
"Kamu ikut aja kerja di kantor paman.Kebetulan di kantor paman sedang kekurangan pegawai. Biar kamu sekalian belajar tentang perusahaan. Ya walaupun kamu mungkin harus mulai dari bawah" Jawab pamannya.
"Boleh juga tuh kak coba aja " Ujar Sonya meyakinkannya.
"Gimana David ??" Tanya Paman.
"Iyaa..." Jawabnya seraya mengangguk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments