"Berlakulah wajar. Aku akan menghilang sementara waktu. Jangan menghubungiku hingga segalanya kembali normal." Ray menutup teleponnya setelah memberikan beberapa instruksi.
"Ray, apa kau terlibat sesuatu?" tanya Lia dengan cemas.
"Seseorang mengobrak-abrik perusahaanku," katanya dengan gelisah.
"Apa sebaiknya kau menyelesaikan masalahmu dulu sebelum pernikahan kita. Aku akan menunggumu, Ray."
Ray menghela napas dengan berat. Beban pikirannya dan penundaan pernikahannya sama berat baginya.
Entah kenapa, Lia semakin ragu akan keputusannya. Apa sebenarnya yang terjadi? Apakah Ray terlibat sesuatu?
🌹🌹🌹🌹🌹
"Mr. Sam, please. Aku tak ingin memainkan lagu ini. Lagu ini sangat tidak menantang," kata Leon dengan nada memohon. Dia menurunkan biolanya dari pundaknya.
"Kau harus memenuhi keinginan panitia lomba. Berlatihlah dan buat lagu itu mempunyai daya tarik tersendiri." Sam mensupport bocah yang sedang manyun di depannya.
"Ah, aku benar-benar tak tahan lagi. That's not fair." Leon cemberut. Ia sangat marah.
"Leon, jangan buang waktumu dengan sebuah perdebatan. Berlatihlah sebelum penampilanmu sore nanti." Samuel memperingati Leon dengan tegas.
"Aku hanya akan memainkan lagu yang dia mainkan." Leon masih bersikeras pada keputusan.
"Kau akan mempersulit keputusan juri, Leon."
"Jadi, kau ingin aku segera keluar dari kompetisi ini dengan cara memenangkan dia secara curang?"
"Tidak ada kecurangan, Leon."
"Apa yang disebut tidak ada kecurangan jika dia telah mempelajari materinya seminggu sebelum yang lainnya?"
"Baiklah, jika kau memaksa. Mainkan lagu sesukamu. Kami tidak akan mengubah materi untuk penampilannya. Tapi ingat, penampilanmu hanya tinggal beberapa jam saja. Akan terlihat konyol jika penampilanmu jauh dibawah dia yang telah lama berlatih." Samuel tahu, akan percuma baginya untuk mendebat bocah kecil keras kepala itu.
Bocah kecil itu tersenyum menampilkan sederet giginya yang putih dan tersusun rapi. "Aku akan menyingkirkanmu, Jonas," katanya dalam hati.
Samuel benar-benar tak menyangka jika Leon tetap akan memainkan lagu lawannya itu.
🌹🌹🌹🌹🌹
Suasana sore itu sangat cerah. Di luar jalanan sangat ramai. Demikian juga kehebohan di dalam gedung acara. Begitu banyak penonton duduk di kursi yang disediakan di bawah panggung. Sementara empat kursi berderet di depan panggung.
Para juri masuk ke dalam ruangan. Sementara lampu sorot mengikuti langkah mereka masing-masing ke kursi mereka. Mereka melambaikan tangan mereka kepada para penonton yang bertepuk tangan dengan meriah.
Para peserta saling mempertunjukkan kemampuannya. Tepuk tangan riuh membahana di udara setiap para peserta selesai memperlihatkan kebolehannya.
Leon berjalan ke tengah pentas. Ia menunduk sopan kepada para juri yang menatapnya menunggu penampilannya.
Leon mulai mengangkat biolanya. Bocah kecil itu menarik napas panjang, meletakkan tangannya pada neck biola dan menyandarkan dagunya di bagian chinrest biola. Kemudian menggesekkan bow dengan lembut dan penuh perasaan.
Mengalun lagu "Just The Way You Are" dengan lembut namun penuh dengan energi dalam setiap alunan nadanya. Setiap nada dimainkan dalam tempo yang sempurna.
Leon pun membawakannya dengan sempurna, ia bergerak dengan enerjik seiring perasaan yang dituangkannya dalam nada lagu yang indah.
Seisi gedung menjadi sunyi senyap menikmati alunan nada dari perpaduan biola dan bow yang beradu. Hingga pertunjukannya selesai.
Semua penonton bertepuk tangan. Suara gemuruh dan cuitan membahana di seluruh penjuru ruangan untuk peserta terkecil kali itu.
Termasuk dari meja keempat juri yang mengintai para peserta kompetisi.
"Wow... wow... . Leonard Savero, kita bertemu lagi. Dan aku rasa permainan biolamu semakin menakjubkan," Miss Erry mengomentari. "Tak inginkah kau mengganti keputusanmu dan menjadi anak asuhku dalam kompetisi ini."
"Terima kasih Miss Erry. Itu sangat membuatku tersanjung." Leonard membungkukkan badannya dengan sopan pada satu-sayunya juri wanita itu. "Aku sudah cukup puas berada di rumah karantina sekarang."
"Leonard sayang, kau mematahkan hatiku kembali dengan penolakanmu," kata Miss Erry. "Aku hanya ingin mendengar gesekan biolamu setiap hari menyapaku."
Leonard hanya tersenyum mendengar perkataan Miss Erry.
"Yeah, Erry kau dapat mengunjungi rumah Samuel jika ingin mendengarnya berlatih. Itu sangat simple, bukan," kata Joe sambil terkekeh.
"Joe, tak perlu mengomentari perkataanku. Kau disini untuk mengomentari para peserta kompetisi, bukan jurinya," balas Miss Erry.
"Sudah, kenapa kalian selalu membuat kehebohan di acara kompetisi seperti ini. Apa seharusnya aku mengajukan penggantian juri untuk salah satu dari kalian?" Samuel menengahi.
Suasana menjadi santai dan nyaman karena kelakar para juri. Tentu saja ini adalah siasat agar acara yang membosankan menjadi hidup dan tidak monoton.
"Leon, mulai pertama aku melihatmu tampil, aku sudah sangat terkesan. Kau muda, terampil, berbakat dan pintar," kata Joe.
"Terima kasih".
"Pemahaman lagumu bagus, inprovisasimu sangat bagus. Kau bisa mengekspresikan sesuatu yang ingin di sampaikan oleh lagu dengan sangat baik. Satu kata dariku, luar biasa."
"Joe, sadarlah itu dua kata," sahut Miss Erry sambil tertawa.
"Oke. Dua kata, Erry. Amazing, Leonard." Joe memberikan tepuk tangannya sekali lagi, diikuti suara gemuruh dari segala penjuru ruangan.
Dan seorang juri tamu, Mr. Mike, juga mengomentarinya. "Permainan biola yang luar biasa untuk anak sekecil kau, Leonard. Berapa usiamu?"
"Tujuh tahun, Sir."
"Baiklah. Berapa lama kau berlatih untuk music yang baru saja kau mainkan." Pertanyaan yang tak pernah diduganya.
"Saya hanya mendengarnya sekali. Dan menyukai lagu itu. Jadi saya bawakan kali ini."
"Jadi ada dua peserta dengan lagu yang sama memainkan lagu ini. Leonard dengan biolanya dan Jonas dengan pianonya." Seisi gedung terdiam, menunggu kelanjutan pernyataan sang juri tamu yang terkenal tak menyukai adanya kecurangan itu. "Bagaimana bisa Jonas mempelajarinya selama seminggu sedangkan dia tidak sempat."
"That's enough." kata Mr. Mike.
"Wait, wait, wait." Joe menyelanya. "Kau seharusnya memberi penilaian permainan biolanya, Mike."
Mike tertawa, "Ya ya, tentu saja aku setuju pada komentar kalian sebelumnya. Dia memang luar biasa. Membawakan lagu yang baru dikenalnya bahkan mengimprovisasikannya dengan begitu sempurna."
Gemuruh tepuk tangan kembali terdengar dari seluruh penjuru ruangan.
🌹🌹🌹🌹🌹
Seusai kompetisi, Lia bergegas ke belakang panggung untuk menemui puteranya. Dengan rasa kebingungan, ia mencarinya ke seluruh penjuru gedung.
Ia menemukan Leon dan Samuel sedang di taman. Terpancar sinar kemarahan dari wajah Samuel. Lia terlihat kebingungan, ia tak mengerti alasan kemarahan Sam.
"Begitu nekadnya kamu tetap menggunakan lagu itu untuk kompetisi ini. Apa sebenarnya rencanamu? Aku tak dapat memahaminya," kata Samuel. "Jelaskan padaku."
"Apa yang kau lakukan, Sam? Bukankah kau seharusnya bangga, anak bimbinganmu lolos dalam babak ini." Lia mulai meradang.
"Ketahuilah, dia sudah mempunyai lagu sendiri untuk dimainkan. Tapi lihat, dia menyebabkan kawannya tereliminasi." Samuel mulai menekan suaranya serendah mungkin.
"Benar, aku ingin menyingkirkan Jonas," bocah kecil itu mengeluarkan suaranya.
🌹🌹🌹🌹🌹
Hai semuanya--
Kali ini Chocoberry bikin karya baru dan karya ini aku ikutkan pada lomba anak geniusnya Noveltoon.
Khas tulisan Choco ya... uwu dan bikin baper, tapi ringan ga bikin masalah hidup yang udah berat semakin berat. Ehem...
Ikutin terus dan jangan lupa tap ❤ - klik 👍 and vote. Eh dan jangan lupa tinggalkan jejak komen kalian ya... Komentar kalian adalah motivasi untukku.
사랑 해요
salang haeyo 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
𝙦𝙞𝙡𝙡𝙖 𝙋𝙆𝙓𝘿 🗿
Langsung otw spo*tify nyari lagu just the way you are versi instrumen ... Dan nemu... play sambil baca part ini. Udah berasa nonton Leon beneran deeh 🤣🤣🤣🤭🤭
2021-10-04
3
Aqiyu
❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
2021-09-29
1
🐝⃞⃟𝕾𝕳 TerlenARayuAn
up thorrrrr
2021-09-28
1