Bab 2. Kembali Pulang

Lia menyeret kopernya masuk ke dalam bandara keberangkatan internasional. Sesekali ia menundukkan kepalanya, menyembunyikan wajahnya dari orang-orang yang berlalu lalang.

Beberapa orang melihatnya dengan pandangan prihatin. Tentu saja mereka akan merasa kasihan melihat mata sembab Lia yang terkesan bengkak. Ia telah menangis semalaman.

Kesedihannya, di saat ia sedang terpuruk karena suatu masalah tapi ayahnya menolaknya dan menyingkirkannya hanya karena sebuah nama baik.

Ia sudah terbiasa hidup serba kecukupan, sebentar lagi dia harus berjuang sendiri di perantauan. Ditambah lagi dengan masa depannya. Bagaimana dia akan bisa mengurus kehamilan dan anaknya kelak.

Suara dari pengeras suara bandara menyadarkannya dari lamunannya. Ia bergegas berjalan menuju pramugari yang berdiri di depan pintu masuk pesawat. Pramugari itu memeriksa pasport dan ticketnya sebelum masuk ke dalam kabin pesawat.

Lia duduk di kursinya, tepat di sebelah jendela. Seorang wanita berusia setengah baya duduk di sebelahnya, menyapanya dengan ramah.

"Hai,"

Lia membalas senyumannya. "Hai mam."

"Apa kau baik-baik saja?"

"Ya, aku baik-baik saja," jawabnya dengan nada getir.

"Sayang, setiap manusia mempunyai masalah. Semua tergantung pada cara menghadapinya," kata wanita itu, "busungkan dadamu, hadapi masalahmu. Dan kau akan menang."

Cairan bening kembali keluar dari matanya. Wanita setengah baya itu dengan sabar mengeringkannya dengan selembar tissu di tangannya.

"Tidak ada salahnya untuk menangis. Air mata dapat membasuh semua luka di hatimu," katanya, "asal kau tak terlalu lama menangis. Jika kau terus menangis, kau akan semakin terpuruk dan susah untuk bangkit."

Perjalanan udara itu terasa sangat cepat saat kedua wanita itu saling berbincang dan menceritakan kisahnya.

"Putriku yang malang, dia harus berjuang melalui beberapa kali kemoterapi. Namun tak ada yang dapat aku lakukan. Dia tetap harus pergi," katanya mengakhiri kisahnya.

"Aku turut berduka, mam."

"Aku baik-baik saja. Semua sudah aku lalui," kata wanita itu. Sebuah senyuman terukir di wajahnya.

"Lia, kau boleh tinggal bersamaku jika kau mau. Aku akan sangat senang sekali mendapatkan seorang putri sepertimu," kata wanita itu. "Kau bisa menempati kamar almarhum putriku."

"Baiklah mam. Pasti akan menyenangkan. Lagi pula aku belum memikirkan apa yang akan kulakukan nanti."

"Lia, jangan khawatir. Aku akan mendukungmu. Kau adalah putriku kini," sahutnya. "Putri keluarga Savero."

Tak terasa waktu cepat berlalu. Setelah kejadian yang membuatnya sangat terpuruk dalam lubang kegelapan, perlahan ia mulai merangkak bangkit.

Kini cahaya telah muncul dalam kehidupannya. Benih yang tertanam dalam rahimnya telah menjelma menjadi seorang anak yang sangat tampan lagi pintar.

"Mami, mami," bocah kecil itu melompat kegirangan saat aku menjemputnya di sekolah. Di lehernya tergantung sebuah medali. Entah kompetisi apa lagi yang diikutinya.

Lia menggiringnya masuk ke dalam mobil. "Leon, kali ini kompetisi apa lagi yang kau menangkan, sayang?"

"Mathematic, mami!" jawabnya. "Mami, ada surat untukmu dari ibu guru."

"Surat untuk mami? Apa kau melakukan sesuatu yang tidak seharusnya, sayang?" Lia tertawa terkekeh sementara sang bocah cemberut mendengar canda ibunya.

Lia membuka lembaran surat itu. Sebuah surat tentang keinginan sekolah melakukan pertukaran pelajar. Dan sekolah menunjuk Leon sebagai salah satu pesertanya.

"Baiklah. Kita tidak akan berangkat," kata Lia sambil melipat kembali kertas itu.

"Tapi, mami. Leon ingin berangkat. Leon ingin tahu negara tempat mami lahir dan besar," kata Leon merengek.

"Mami said, no!"

Leon memasang muka cemberutnya. Demikian seharian ia hanya memasang muka masam hingga Grany Diane pun menegurnya.

"Leon, kemarilah," panggil Diane. "Kau cemberut seharian. Ada apa sebenarnya."

"Grany, Leon mendapat kesempatan mengikuti pertukaran pelajar, tapi mami tak mau Leon berangkat."

"Apa masalahnya, Lia. Berangkatlah. Temani anakmu mengikuti pertukaran pelajar."

"Mam, aku akan antar. Tapi tidak jika itu adalah Indonesia!"

"Apa kau lupa, Lia. Kau belum menang. Angkat kepalamu, busungkan dadamu dan takhlukkan masalahmu," kata Diane. "Aku yakin kau akan menang. Setelah semua kesedihan kau lalui, pasti kebahagiaan akan datang. Berangkatlah sayang."

🌹🌹🌹

Demikianlah, Lia kembali menyeret kopernya keluar dari bandara kedatangan internasional. Kali ini dia tidak sendiri. Seorang bocah kecil tampan mengiringi langkah kakinya. Tangan kanannya menarik sebuah tas koper dan di tangan kirinya sebuah hardcase.

Seorang pria muda menunggu di pintu keluar, dia membawa sebuah papan bertuliskan sebuah nama dengan huruf besar seluruhnya. LEONARD.

"Pak Toni?" tanyaku.

"Oh, hai Nona Cornelia," katanya dengan ramah. "Dan kau pasti Leonard."

"Senang bertemu dengan kalian. Nyonya Diane menyuruhku menjemput anda dan mengantar kalian ke rumah tinggalnya," katanya, sementara tangannya dengan cekatan mengambil alih koper kami.

Seorang pegawai yang cekatan. Dengan segera ia mengatur semua tas ke dalam mobilnya.

Tak lama kemudian mereka telah sampai di kediaman Savero. Sebuah vila kecil di tengah kota.

"Mami, nanti sore bisa antar Leon?" Bocah kecil itu menganggetkan ibunya yang sedang asik menata pakaiannya ke dalam lemari.

"Kau mau kemana Leon?" tanya Lia kembali dengan kesibukannya setelah melirik sejenak kesibukan puteranya.

"Leon baru saja apply form kompetisi pencarian bakat, mam," kata bocah itu masih tetap asik dengan artikel di dalam laptopnya.

"Baiklah. Kau mandi dan bersiaplah dulu. Lalu ceritakan pada mami, jam dan tempat kompetisinya."

Dengan patuh, Leon segera mematikan laptopnya dan bergegas ke kamar mandi. Lia tersenyum, entah apa lagi yang akan membuatnya takjub.

Bocah tampannya selalu berhasil membuatnya terkagum-kagum. Entah apa yang tak bisa dilakukan oleh anak ajaibnya. Ia adalah anugerah terindah untuknya.

"Mami, Leon sudah mandi. Sudah siap. Ayo, jam 5 sore nih, mam."

"Iya. Mami antar. Ayo, mami udah siap kok. Sini alamatnya," kata Lia mencangklong tasnya dan menyambar kunci kontak yang tergantung di dinding.

"Memangnya mami tahu tempatnya?" tanya Leon.

"Mami kan dulu juga tinggal di sini. Mami rasa tak akan banyak perubahan berarti," kata Lia sambil mengendarai mobil city car-nya.

"Leon, sepertinya kita tersesat."

Bocah itu tertawa. "Mami, belok di bundaran depan dan kita ambil arah ke kiri."

"Kau yakin, Leon? Apa kau perlu GPS?" tanya Lia.

"Yakin mam. Leon sudah hafalkan peta kota ini. Kita tidak mungkin tersesat," jawabnya meyakinkan ibunya.

Tak lama kemudian, Lia sudah memarkirkan mobilnya di sebuah halaman sebuah gedung yang cukup besar. Tempat audisi kompetisi pencarian bakat.

Leon menjinjing hardcase di tangan kirinya, sementara tangan kanannya menggandeng tanganku.

Seorang pria menghampiri kami.

"Dimana tempat audisi pencarian bakat?" tanyaku.

"Apa kau sudah mengisi formulir?"

"Sudah secara online, sudah. Dan seharusnya sebentar lagi adalah giliranku."

"Online? Kami tidak membuka jalur online," kata pria itu. "bagaimana mungkin--"

"Kau boleh mengeceknya."

Sementara dari pengeras suara terdengar suara panggilan. "Leonard Savero, peserta dengan nomer 2035. Silahkan tampil."

"Maaf, itu nama saya," katanya sambil melewati petugas yang masih tercengang.

🌹🌹🌹🌹🌹

Hai semuanya--

Kali ini Chocoberry bikin karya baru dan karya ini aku ikutkan pada lomba anak geniusnya Noveltoon.

Khas tulisan Choco ya... uwu dan bikin baper, tapi ringan ga bikin masalah hidup yang udah berat semakin berat. Ehem...

Ikutin terus dan jangan lupa tap ❤ - klik 👍 and vote. Eh dan jangan lupa tinggalkan jejak komen kalian ya... Komentar kalian adalah motivasi untukku.

사랑 해요

salang haeyo 😘

Terpopuler

Comments

Aqiyu

Aqiyu

wow

2021-09-29

1

𝙦𝙞𝙡𝙡𝙖 𝙋𝙆𝙓𝘿 🗿

𝙦𝙞𝙡𝙡𝙖 𝙋𝙆𝙓𝘿 🗿

wah sayang ga ada POV nya Samuel sejak malem itu thor 😁🤭

2021-09-28

1

Rina Siti Mυɳҽҽყ☪️💟⨀⃝⃟⃞☯

Rina Siti Mυɳҽҽყ☪️💟⨀⃝⃟⃞☯

semangat 😘

2021-08-03

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Malam Itu
2 Bab 2. Kembali Pulang
3 Bab 3 Audisi
4 Bab 4 Siapa Ayahku
5 Bab 5. Si Anak Batu
6 Bab 6. Tae Boxing
7 Bab 7. Jagoan Matematika
8 Bab 8. Pak Guru
9 Bab 9. Jadilah Kekasihku
10 Bab 10. Sang Juri
11 Bab 11. Rumah Karantina
12 Bab 12. MisterIus
13 Bab 13. Mr. Arogant
14 Bab 14. Penyisihan
15 Bab 15. Dia Menghilang
16 Bab 16. Menyatukan Kalian
17 Bab 17. Sang Pemburu
18 Bab 18. Jatuh Cinta
19 Bab 19. Malam Grand Final
20 Bab 20. Mari Menikah!
21 Bab 21. Malam Pertama
22 Bab 22. Mencari Sebuah Celah
23 Bab 23. Ledakan
24 Bab 24. Tragedi
25 Bab 25. Lebah Kecil
26 Bab 26. Rahasia Alam
27 Bab 27. Sang Indigo
28 Bab 28. Mari Kita Menikah
29 Bab 29. My Daddy
30 Bab 30. Kesabaran
31 Bab 31. Awal Yang Baru
32 Bab 32. Mencuri Hatimu
33 Bab 33. Pilihlah Yang Terbaik
34 Bab 34. Berkemah
35 Bab 35. Menunggumu
36 Bab 36. Tabir Masa Lalu
37 Bab 37. Aku Mempercayaimu
38 Bab 38. Paket Khusus
39 Bab 39. Adik Untuk Leonard
40 Bab 40. Cemburu
41 Bab 41. Mengalir Bagai Ombak
42 Bab 42. Suatu Rahasia
43 Bab 43. Apa Kau Mencintaiku
44 Bab 44. Jangan Sentuh Dia
45 Bab 45. Black
46 Bab 46. Tepat Pada Waktunya
47 Bab 47. Bantuan Thomas
48 Bab 48. Pengakuan Yang Mengejutkan
49 Bab 49. Sebuah Tawaran
50 Bab 50. Pendekatan Yang Cerdik
51 Bab 51. Sign!
52 Bab 52. Sang Tamu
53 Bab 53. Sang Pewaris
54 Bab 54. Malam Mencekam
55 Bab 55. Ujian Masa Lalu
56 Bab 56. Save Me!
57 Bab 57. Sangkar Emas
58 Bab 58. Temukan dan Bawa Dia!
59 Bab 59. Rencana Dadakan
60 Bab 60. Rencana Indah
61 Bab 61. Kabar Mengejutkan
62 Bab 62. Koma
63 Bab 63. Bos Kecil Beraksi
64 Bab 64. Sebuah Kenyataan Lainnya
65 Bab 65. Semua Harus Bahagia!
66 Halo halooo
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Bab 1. Malam Itu
2
Bab 2. Kembali Pulang
3
Bab 3 Audisi
4
Bab 4 Siapa Ayahku
5
Bab 5. Si Anak Batu
6
Bab 6. Tae Boxing
7
Bab 7. Jagoan Matematika
8
Bab 8. Pak Guru
9
Bab 9. Jadilah Kekasihku
10
Bab 10. Sang Juri
11
Bab 11. Rumah Karantina
12
Bab 12. MisterIus
13
Bab 13. Mr. Arogant
14
Bab 14. Penyisihan
15
Bab 15. Dia Menghilang
16
Bab 16. Menyatukan Kalian
17
Bab 17. Sang Pemburu
18
Bab 18. Jatuh Cinta
19
Bab 19. Malam Grand Final
20
Bab 20. Mari Menikah!
21
Bab 21. Malam Pertama
22
Bab 22. Mencari Sebuah Celah
23
Bab 23. Ledakan
24
Bab 24. Tragedi
25
Bab 25. Lebah Kecil
26
Bab 26. Rahasia Alam
27
Bab 27. Sang Indigo
28
Bab 28. Mari Kita Menikah
29
Bab 29. My Daddy
30
Bab 30. Kesabaran
31
Bab 31. Awal Yang Baru
32
Bab 32. Mencuri Hatimu
33
Bab 33. Pilihlah Yang Terbaik
34
Bab 34. Berkemah
35
Bab 35. Menunggumu
36
Bab 36. Tabir Masa Lalu
37
Bab 37. Aku Mempercayaimu
38
Bab 38. Paket Khusus
39
Bab 39. Adik Untuk Leonard
40
Bab 40. Cemburu
41
Bab 41. Mengalir Bagai Ombak
42
Bab 42. Suatu Rahasia
43
Bab 43. Apa Kau Mencintaiku
44
Bab 44. Jangan Sentuh Dia
45
Bab 45. Black
46
Bab 46. Tepat Pada Waktunya
47
Bab 47. Bantuan Thomas
48
Bab 48. Pengakuan Yang Mengejutkan
49
Bab 49. Sebuah Tawaran
50
Bab 50. Pendekatan Yang Cerdik
51
Bab 51. Sign!
52
Bab 52. Sang Tamu
53
Bab 53. Sang Pewaris
54
Bab 54. Malam Mencekam
55
Bab 55. Ujian Masa Lalu
56
Bab 56. Save Me!
57
Bab 57. Sangkar Emas
58
Bab 58. Temukan dan Bawa Dia!
59
Bab 59. Rencana Dadakan
60
Bab 60. Rencana Indah
61
Bab 61. Kabar Mengejutkan
62
Bab 62. Koma
63
Bab 63. Bos Kecil Beraksi
64
Bab 64. Sebuah Kenyataan Lainnya
65
Bab 65. Semua Harus Bahagia!
66
Halo halooo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!