Happy Readers 😍
Rania yang ingin menghibur dirinya, ia pun berjalan di trotoar untuk menikmati suasana pagi setengah siang.
Ia celingak-celinguk mencari sesuatu yang dapat ia makan, dan tentunya ia mencari cendol kesukaannya, ia sangat merindukan rasa itu, karena ia terlalu lama berada di negeri orang.
Rania pun berjalan mendekati pria paruh baya, yang sangat telaten melayani pelanggannya.
“Pak, saya satu bungkus,” seru Rania.
“Baik nak, tunggu sebentar,” ujar sang penjual.
Di sana juga tersedia kursi untuk pada pembeli yang ingin memakannya di tempat, dan bapak penjual tersebut tidak hanya menjual cendol, melainkan juga ada gorengan, somai, dan lainnya.
Rania yang sedang duduk sambil menunggu pesanannya datang, tiba-tiba ada seseorang yang memukul pundaknya.
“Permisi Kak, boleh saya duduk di sini?’ tanya orang tersebut.
Rania pun menoleh dan melihat siapa yang menghampirinya, dan ternyata seorang gadis cantik dan mengenakan seragam SMA. Pantas saja cara bicara terlalu formal untuk seorang Rania.
“Boleh, silahkan duduk saja,” ujar Rania sambil tersenyum.
“Terima kasih kak,” ujarnya.
“Sama-sama,” ucap Rania. “Kamu tidak sekolah?” tanya Rania pada gadis itu.
“Sekolahku di seberang jalan sana Kak, aku bosan di kantin, jadi aku ke sini tiap hari, hehehe … Maaf kak, jadi curhat,” tutur gadis itu merasa malu, lalu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
“Tidak apa-apa, santai saja, aku tidak akan memakan mu,” ujar Rania. Entah ia merasa sangat senang berbicara dengan gadis itu, karena hal itu mengingatkan pada dirinya waktu sekolah.
“Hei! Kerdil! Gue cariin dari tau gak?” celetuk seorang siswa yang baru saja datang, dan langsung menepuk pundak gadis itu.
“Hei, hello … gue punya nama tahu gak? Gue gampar lho tau rasa!” sahut gadis itu sengit nan kejam.
Hal itu berhasil membuat Rania ingin tertawa melihat keduanya yang saling bertengkar.
“Apa kalian pacaran?” tanya Rania seketika.
“Oh No!!!” teriak keduanya secara bersamaan, lagi dan lagi membuat Rania tertawa.
“Hahaha … astaga, sumpah kalian itu kompak, hahaha …” kini tawa Rania pecah seketika, ia sudah tidak tahu berapa lama ia sudah tidak tertawa lepas seperti itu, kecuali saat bersama Mexty.
Deg
Tawanya terhenti saat bayangan masa lalu, di mana ia menghabiskan waktunya lebih banyak bersama dengan sahabatnya.
Zheihan … aku merindukanmu, aku rindu saat mengukir kenangan dengan atas nama cinta, tapi mengapa kamu menghancurkan semuanya ….
****
"Kalau begitu ... Apakah Uncle boleh memelukmu sekarang?" tanya Zheihan lembut, dan berharap Mexty mengizinkannya.
Mexty pun hanya bisa mengangguk, Alhasil keduanya pun saling berpelukan sebagai obat pelepas Rindu.
Papa ... Mexty sangat merindukanmu, Mexty ingin Papa sama Mama bersatu lagi, batin Mexty.
Mexty, Papa tidak tahu apakah kau benar-benar putraku atau tidak, tapi aku yakin kaulah putraku, batin zheihan.
Semua yang karyawan melihat mereka berpelukan merasa terharu, karena ini bagaikan sebuah cerita yang ada di novel, yang mana seorang ayah berpisah dengan anaknya, namun kali ini mereka dapat merasakan bahwa mereka adalah ayah dan anak.
Zheihan masih tidak ingin melepaskan pelukannya. Dan tak terasa ia menitikkan air matanya dan berharap ia bisa bertemu dengan wanita yang melahirkannya.
Sedangkan Mexty yang di peluk terlalu erat membuatnya sesak nafas.
“Uncle... Mexty tidak bisa bernafas.” Ujar Mexty lirih membuat Zheihan tersadar lalu melepaskan pelukannya.
“Owh maaf.” Ujarnya sambil menghapus sisa air matanya dan itu terlihat oleh Mexty.
Papa menangis? Apakah aku melakukan sesuatu sampai ia menangis? batin Mexty. Mexty pun mendekatkan diri kepada Zheihan lalu mengulurkan tangannya untuk mengusap wajah pemuda itu yang tak lain adalah Papanya sendiri.
“Don’t Cry.” ujar Mexty sambil menyunggingkan senyuman manis diwajahnya.
“Baiklah, aku tidak akan menangis.” ucapnya lembut.
“Kenapa kamu bisa tersesat sampai kesini? Apakah rumahmu dekat dari sini?” tanya zheihan sambil mengelus rambutnya.
“Aku baru tiba di sini beberapa hari yang lalu Uncle, jadi Mexty bingung,” tutur Mexty sambil menunjukkan wajah yang imut.
“Kamu ingin ikut Uncle, atau ...” belum sempat zheihan melanjutkan perkataannya, Mexty terlebih dahulu memotong perkataannya.
“Uncle, aku ingin ikut Uncle saja,” ujar Mexty seraya mengedipkan matanya berkali-kali.
Zheihan pun tersenyum melihat tingkah laku Mexty yang menurutnya menggemaskan.
“Kamu yakin ingin ikut Uncle?” tanya zheihan mencoba untuk menyakinkan Mexty.
Mexty hanya bisa menganggukkan kepalanya. Karena inilah misi pertamanya untuk mendekati Sang CEO perusahaan Zixte Grou,walaupun sebenarnya ia tidak terlalu suka dengan karakternya, yang mana ia harus berpura-pura polos. Padahal ia sudah berhasil meretas sistem perusahaan Zixte Group.
“Baiklah kalau begitu ayo kita pergi.” ucap Zheihan lalu menggendong Mexty dan hal itu membuat Mexty tidak suka karena dia berpikir itu hanya perlakuan untuk anak kecil sedangkan Mexty sudah besar itulah yang ada di benak Mexty sekarang.
“Uncle. Turunkan aku! Aku bukan anak kecil! Uncle.” celoteh Mexty dan berusaha untuk memberontak, akan tetapi hal itu tidak ada hasilnya.
“Tidak akan Uncle turunin.” ujar Zheihan, dan semakin mengeratkan dekapannya.
“Mexty bukan anak kecil lagi huhhh” ujar Mexty sambil mencabik kesal. Zheihan melihat hal itu membuat dirinya ingin tertawa.
Apakah dia benar-benar putraku? Tapi matanya ... sedikit mirip dengan … umgamnya, sambil memikirkan sesuatu darinya yang mana mata yang dimiliki Mexty mengingatkan dia pada seseorang yang tidak asing lagi baginya, namun ia tidak tau siapa orang tersebut.
“Apakah kau marah?” tanya Zheihan sambil mencubit pipi kanan Mexty.
“Uncle! Aku bukan anak kecil lagi!” teriak Mexty. Sungguh tanpa ia sadari kini ia sudah kembali kepada sifat aslinya yang begitu dingin dan lagi-lagi itu membuat Zheihan menahan tawanya.
“Baiklah. Uncle minta maaf.” ujar Zheihan lembut seraya mengacak-acak rambutnya.
“Heummm.” gumamnya.
Mexty, siapa kau sebenarnya? Apakah ibumu adalah wanita yang aku tiduri pada malam itu? Lalu ... apakah aku sanggup menjalaninya kehidupanku jika itu bukanlah Rania? Rania ... Kau sungguh membuatku terluka. Pikir Zheihan sehingga ia terbawa oleh lamunannya sampai ia tidak menyadari bahwa seseorang telah memanggil namanya berkali-kali.
“Zheihan!!” seru orang itu yang kesekian kalinya, sehingga membuat Zheihan tersadar lalu menoleh ke sumber suara itu.
"Cantika! Kenapa kau ada disini?" tanya Zheihan pada seorang gadis cantik dengan mengenakan dress mini nan sexy.
"Memangnya kenapa? Bukannya aku adalah tunangan mu?" jawab Cantika penuh percaya diri.
"Ingat!! Aku bertunangan denganmu adalah kemauan dari orang tuaku. Jadi ... Sampai kapanpun aku tidak akan pernah mencintaimu. Mengerti!" Tutur Zheihan dengan nada rendah agar tidak terdengar oleh karyawannya.
"Apakah kamu masih mencintai wanita gila itu?!" teriak Cantika penuh dengan amarah.
"Tutup mulut kamu! Sekali lagi aku mendengar kamu menjelekkan dia didepan ku maka jangan salahkan aku jika aku membatalkan pertunangan ini! Ingat itu!"
**TBC
like, komen sangat berarti untuk author,
Semoga suka yaa sama alurnya hehehe** ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Elazmi Puji
ayo mexty gagalkan pertunangan papa mu dan satukan dg mama mu
2021-12-25
1
Azifah Elha
lnjut... dipersatuin dong rania sama zeyhan.
2021-09-11
3
Nirma Irma Akmal
aku ngikut aja go,go,go mexti kita culik papa muda
2021-08-24
2