Happy Readers
Di waktu yang sama, seorang gadis cantik yang emosinya sudah meledak bagaikan gunung meletus.
"Mextiiiiiiii.......!!!!!!" Dia berteriak dengan keras, bahkan ia baru saja bangun tidur , dan sudah tidak mendapatkan putra kesayangannya, melainkan sebuah Note yang diletakkan di meja makan, dia yang tak lain adalah Rania.
10 menit yang lalu
Mexty sudah selesai menyiapkan makanan untuk sarapan pagi, sedangkan Mama tercintanya seperti biasa yang masih bergelut dengan selimutnya.
"Akhirnya sudah beres." celetuknya sambil menepuk-nepuk kedua tangannya.
Setelah sarapan ia pergi ke kamarnya untuk mencari persiapan aksinya dalam penyelidikannya. Kemudian, ia kembali ke meja makan dan meninggalkan sebuah Note di pinggir makanan.
Mama Mexty pergi dulu yaa ... Mama tidak perlu mencari Mexty, kerena Mexty mau mencari Papa ok!!
Itulah pesan yang di tinggalkan oleh Mexty, kemudian ia pun berjalan keluar.
Flashback off
Rania memejamkan matanya, menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskan kembali agar emosinya mereda.
"Dasar bocah pengatur!!! Awas aja kalo kamu pulang huh!" teriak Rania kesal penuh dengan dendam.
Kini ia pun mondar-mandir sambil memikirkan sesuatu ada yang ganjal dengan perasaannya.
"Tunggu dulu ... Ada yang aneh nih … sebentar… eh ... Mexty bilang ingin mencari Papa? Jangan bilang dia susah tau kalau …." Rania semakin ketakutan, jika Mexty memberi tahu segalanya kalau memang Mexty tau siapa Papanya.
Dengan cepat ia meraih ponselnya dan menelpon seseorang.
"Halo" sapa seseorang dari seberang.
"Kakak ... Apa kau sekarang bersama dengan Mexty?" tanya Rania khawatir.
"Rania ... Adikku tersayang ... Aku sekarang ada di perusahaan, bahkan dari tadi aku tidak bertemu dengan keponakanku." Jawabnya dengan santai.
"Kakak gak bohong kan?" tanya Rania masih tidak percaya.
"Rania ... Buat apa aku berbohong. Jangan bilang Mexty ilang ya?" Selidik Raka di seberang telepon.
"B-bukan begitu kak, dia meninggalkan Note buat Rania dan Mexty bilang, Kalo dia ingin mencari Papanya ... Kak Raka tidak kasih tahu dia kan?" jelas Rania panjang lebar.
"Ya udah, kalo gitu kenapa kamu ribet?" ujarnya santai.
"Kakak!!!!" teriak Rania membuat Raka menjauhkan ponselnya dari telinganya.
"Rania aku sibuk Bye!!"
Tut...Tut...
"Dasar kakak lakn*t!!!" celetuknya kesal.
Rania yang masih kebingungan, dan tidak tahu harus bagaimana lagi, ia menyantap makanan dengan seenaknya seperti anak kecil bahkan pikirannya tidak menyatu.
Bagaimana kalo Mexty menemuinya? batin Rania ketakutan.
Ia pun masih berpikiran yang tidak-tidak, bahkan sangat kacau. Ia pun menghabiskan makanannya, setelah itu ia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya sendiri.
Selang beberapa menit kemudian, ia pun selesai dan sudah rapi dengan penampilan yang sederhana.
“Mexty ... awas saja kalau nanti kamu pulang!” celetuknya kesal.
Kemudian ia keluar dari apartemennya, ia berjalan menuju lift, tetapi pikirannya masih kacau balau.
Akhhhh ... kenapa Mexty pergi begitu saja sih! bagaimana kalau terjadi sesuatu padanya? Sebenarnya dia sayang gak sih sama aku!!! Haishhh ..., batin Rania kesal.
****
Sedangkan Mexty kini sudah berdiri tegak di depan gedung yang menjulang tinggi.
Wah ... ternyata Papa orang kaya, tapi kenapa Mama tidak mau? batinnya penuh keheranan, sambil menatap gedung di depannya dengan penuh takjub.
Baiklah mari lakukan sesuatu untuk menculik Papa gumamnya penuh semangat dan sambil berpikir bagaimana cara ia bisa bertemu dengannya.
Apakah Papa tampan? Sampai-sampai Mama menangisinya? Ataukah Papa jelek? Kalo Papa jelek, kenapa aku bisa menjadi anak yang seganteng ini batin Mexty menilai dirinya sendiri.
Dan detik kemudian dengan keberanian yang dimilikinya ia pun masuk ke dalam gedung itu dan menghampiri seorang Resepsionis.
"Permisi kakak... Apa aku boleh bertanya?" ucap Mexty lembut, bukannya mendapatkan jawaban darinya melainkan sebuah tatapan sang resepsionisnya yang tercengang melihat wajah Mexty mirip dengan Tuan Bosnya.
Apa tuan bos sudah punya anak? Kapan dia menikah? Bukannya masih bertunangan dengan nona Cantika? batinnya bermonolog sendiri dan sambil menatap kearah Mexty.
Sedangkan Mexty yang ditatap seperti itu merasa heran dan melihat dirinya sendiri.
Apakah aku terlihat aneh? batinnya, lalu menunduk melihat penampilannya, takut ada yang sala
Tak lama kemudian banyak karyawan yang berlalu-lalang sehingga Mexty menjadi pusat perhatian mereka bahkan mereka saling berbisik-bisik.
"Apa anak itu anaknya tuan bos?" tanya salah satu karyawan pada temannya.
"Aku juga tidak tau, tapi wajahnya mewakili bahwa mereka sangat mirip." saut temannya itu.
"Kau benar. Apakah tuan bos mempunyai anak di luar nikah?"
"Hush jangan ngomong sembarangan kalo tidak mau gajimu di potong." Sambung seseorang yang baru saja datang.
"Sungguh ini fakta loh."
"Yeah..." belum sempat sang karyawan itu melanjutkan perkataannya.
Kini terhenti saat mendengar suara seorang dari arah belakang yang sudah tidak lagi asing baginya dan dia adalah Zheihan sang CEO perusahaan Zixte Group.
"Ada apa?! Kenapa kalian ribut?!" tanya orang tersebut. Namun tidak ada yang bersuara karena ketakutan.
"A-anu ... Tuan bos ... I-itu ..." jawab salah satu karyawan gugup.
"Kalo jawab yang benar!" hardik Zheihan sedikit kesal.
"Maaf."
Mexty yang sedari kebingungan, karena ditatap oleh para karyawan namun saat ia mendengar suara Zheihan ia pun berlari kecil menuju arahnya.
"Uncle ..." Seru Mexty sambil menarik Jaz yang dikenakan olehnya.
Zheihan yang tadi fokus pada karyawan kini pun menoleh ke arah suara yang memanggilnya.
Akhirnya juga ia terkesima dengan wajah anak kecil itu, bahkan ia yang sudah tidak dapat mendeskripsikannya lagi, bahwa anak itu sangat mirip dengannya.
Siapa dia? Kenapa dia sangat mirip denganku?
Sampai tak terasa air matanya menetes,namun dengan cepat ia menyeka air matanya lalu ia berjongkok agar bisa sejajar dan berhadapan langsung dengan Mexty.
"Apa kamu yang memanggil ku?" tanya Zheihan lembut sambil membelai rambutnya dan kini pun keduanya sangat terlihat seperti ayah dan anak di mata para karyawan.
Berbeda dengan Mexty yang ingin sekali memeluk orang yang ada di hadapannya namun ia berusaha tenang.
Mexty hanya menganggukkan kepalanya antusias. Karena ia sudah berhasil bertemu dengan Zheihan, jadi ia hanya ingin melanjutkan aksinya.
"Apa kau ingin mengatakan sesuatu?" tanya Zheihan lembut.
"Eumm ... Uncle ... aku tersesat karena aku terpisah dari ibuku ... tapi aku tidak tau jalan pulang." ujar Mexty yang sedang berakting dengan wajah polosnya.
"Siapa namamu?" tanya Zheihan.
"Mexty!" Seru Mexty bersemangat.
“Nama yang bagus," ujar Zheihan lembut seraya mengelus rambut Mexty.
“Terima kasih Uncle.” ujar Mexty bersemangat.
“Oiya, apa kamu punya nomor ponsel ayahmu?” tanya Zheihan lembut, berusaha tidak terlalu buru-buru.
“Mexty tidak punya ayah,” ujar Mexty sambil tersenyum imut.
"Kalau begitu ... Apakah Uncle boleh memelukmu sekarang?" tanya Zheihan lembut, dan berharap Mexty mengizinkannya.
Mexty pun hanya bisa mengangguk, Alhasil keduanya pun saling berpelukan sebagai obat pelepas Rindu.
Papa ... Mexty sangat merindukanmu, Mexty ingin Papa sama Mama bersatu lagi, batin Mexty.
**TBC
Like dan Komen sudah Cukup 😍**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Elsih Raji
aku pembaca novel akut level nya level dan aku paling suka novel yg tidak ber tele tele dan ber belit belit, lebih dari 138 aku baca novel, salasatunya novel ini baru hari ini aku baca cukup menarik dan tidak berteletele,
seprtinya Autohr ikut lomba membuat novel anak genius di Noveltoon,. we love NovelToon💗
2022-01-01
1
Tina Slawi
terharu 🥰
2021-11-01
0
🍒⃞⃟🦅Pisces
suakaaa
2021-09-23
3