Happy Readers 😍
.
.
.
.
"Pamaan!! Apakah Atika boleh makan ini?" tanya Atika sambil membawa Cupcake dan menunjukkan pada Raka.
"Terserah kau!" ujarnya datar, dengan perasaan bahagia Atika pun menyantap Cupcake tersebut.
Saat hendak ia memasukkan kue itu kedalam mulutnya, ia terganggu dengan tatapan Rania, jadi ia mengurungkan niatnya untuk memakan Cupcake.
"Wah Bibi Cantik ... Apa kamu istrinya paman?" tanya Atika dengan suara polosnya, kemudian berlari kecil dan duduk di sebelah kiri Rania.
"Bibi ... Apa kau istrinya paman?" tanya Atika sekali lagi dengan mata yang berbinar.
"Bagaimana menurutmu?" Bukannya Rania menjawab, melainkan melontarkan pertanyaan juga pada Atika.
Lalu ia menatap Raka dengan sejuta pertanyaan, sedangkan yang di tatap hanya mengalihkan pandangannya.
"Bibi sangat cantik ... dan paman pandai memasak ... jadi kalian pasangan yang serasi." ujarnya kegirangan, sambil menyantap Cupcakenya.
"Tapi kami bukan suami istri!" celetuk Raka kesal.
"Bibi ... Apa yang dikatakan paman itu benar?"
Rania hanya menganggukkan kepalanya.
"Tapi kenapa kamu memanggilku Bibi?" tanya Rania pada Atika.
"Entahlah." ujar Atika sambil mengangkat kedua bahunya, lalu mengembungkan pipinya.
"Kakak ... siapa gadis ini?" Kini Rania bertanya pada Raka.
"Bibi cantik calon istrinya Ayah mah!" Celetuk Mexty, lalu duduk di sebelah kanan Rania.
"Eh ... Bukan Bi ..." ujar Atika gelagapan, saat mendengar apa yang di ucapkan oleh Mexty.
"Kakak jawab Rania!" Teriak Rania membuat Mexty dan Atika menutup telinganya.
"Mexty yang memintaku membawanya pulang." jawab Raka santai.
"Mexty?! Apa kamu ingin Mama lagi?" tanya Rania pada sang buah hatinya, dengan tatapan sedikit mengerikan.
"Tidak. Mexty hanya ingin ibu." Ucap Mexty sekenanya, membuat Rania dan Raka bingung. Sedangkan Atika sudah tidak tau apa yang harus ia lakukan.
"Maksudmu?" tanya Rania dan Raka bersamaan.
"Mexty punya Mama dan Papa ... Tapi Mexty punya ayah tidak punya ibu ... Jadi ... Mexty mau ayah sama Bibi cantik." Tutur Mexty kegirangan, tapi hal itu membuat Raka dan Atika menelan ludah.
"Mexty sayang ... Bibi masih kecil, jadi paman Raka tidak pantas dengan Bibi." ujar Atika, berusaha menghilangkan rasa gugupnya.
"Tapi ayah mau kan?" tanya Mexty pada Raka.
"Mexty ... Ayah masih belum ingin menikah." Ujar Raka lembut.
"Apakah karena bibi Agata?" tanya Mexty tiba-tiba.
"Siapa Agata?" tanya Rania, tapi Raka tidak mempedulikannya lalu pergi meninggalkan mereka bertiga.
"Atika ... Maafkan Mexty yaa?"
"Tidak apa-apa Bibi."
"Kau masih saja memanggilku Bibi ..." Celetuk Rania
"Lalu Atika harus manggil apa dong?"
"Kakak Rania saja. Paham."
"Hu'um ... Lalu sama paman Raka? Apakah aku juga memanggilnya kakak?"
Rania tersenyum mendengar penuturan Atika yang polos.
"Terserah kamu saja. Oiya kenapa kamu bisa bertemu kakak ku?"
"Atika kabur dari rumah ... terus lupa bawa ATM dan cuman punya uang seratus ribu, jadi Atika beli makanan di pedagang kaki lima, tapi pas mau makan paman Raka menendang kaleng dan mengenai makananku. Jadi aku minta ganti rugi tempat tinggal." Jelas Atika panjang lebar.
"Baiklah aku mengerti ... Apa kau masih ingin di sini? Dan tidak ingin pulang?"
"Aku sudah kabur dari rumah ... jadi aku tidak ingin pulang."
"Apakah bibi ingin ikut dengan Mexty?" tanya Mexty.
"Tapi sayang ... di tempat kita tidak ada kamar kosong, kasian kan kalo bibi tidur di sofa."
"Kalian tidak tinggal di sini?"
"Tidak."
"Baiklah. Ini sudah malam ... Sebaiknya kau pergi ke kamar yang kakak siapkan untukmu." ujar Rania lembut sambil mengelus rambut Atika.
Atika pun menganggukkan kepalanya.
"Kalau begitu ... kami pulang dulu." Ujar Rania. lalu pergi sambil menggendong Mexty keluar.
Sesampai di dalam mobil, Rania pun menghidupkan mesinnya dan mengemudi dengan kecepatan sedang. Suasana sepi dan sunyi hanya terdengar suara desiran angin dan deruan mobil dari arah seberang.
"Mama ... Apakah tadi siang Mama dan Papa membuat adik?" Tanya Mexty ragu sambil memainkan kedua jarinya. Sontak Rania mengerem mendadak.
"Siapa yang mengatakan itu?" tanya Rania heran.
"Ayah!"
"Apa Mexty ingin bersama Papa?"
"Tidak. Mexty ingin bersama Mama dan Papa"
"Tapi Papa bakalan menikah lagi."
"Mexty tidak akan membiarkan Papa menikah."
"Apa Mexty ingin sekolah?" tanya Rania mengalihkan pembicaraan.
"Mexty mau!" seru Mexty bersemangat
"Baiklah." ujarnya.
Sedangkan di sisi lain, Atika berdiri di depan kamar Raka, ia masih bingung apa yang harus dia lakukan? karena dia sendiri masoh belum mengantuk, tentunya ia merasa takut di rumah yang masih baru dia tempati.
Tok
Tok
Tok
Berkali-kali ia mencoba untuk mengetuk pintu, sampai pada akhirnya pintu terbuka.
“Ada apa?” tanya Raka datar, dan ia lebih fokus mengusap wajahnya dengan handuk, karena ia baru saja selesai mencuci muka.
“Atika belum mengantuk, Atika boleh lihat TV di kamar paman tidak?” tanya Atika penuh harap.
Raka yang mendengar hal itu, ia pun berhenti mengusap wajahnya, dan memilih menatap wajah Atika.
“Tidak boleh,” seru Raka lalu menutup pintunya. “Di ruang keluarga ada, kenapa harus di kamar?" sambungnya.
“Atika takut nonton sendirian, paham temani aku boleh?” tanya Atika penuh harapan.
Raka pun menghela nafasnya, “Baiklah," ujar Raka lembut seraya mengelus rambut Atika dan mendahuluinya.
“Terima kasih paman!” seru Atika kegirangan, kemudian menyusul Raka.
Mereka pun menonton bersama, dan mereka sedang menonton Drama Korea yang berjudul The legend of blue sea.
“Paman suka nonton drama Korea?” tanya Atika sambil memiringkan kepalanya di hadapan Raka.
“Tidak, ini sangat membosankan!” seru Raka datar.
Hening
Hanya terdengar suara dari dalam TV, sampai tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam. Raka yang sudah tidak bisa menahan rasa kantuknya, sedangkan Atika masih saja menonton dengan mata yang masih berbinar.
Raka pun bangun dan menuju dapur, setelah itu ia membuat kopi agar tidak lagi mengantuk. Kemudian ia pun kembali ke depan TV dan duduk di sebelah Atika dengan jarak 50cm.
“Kamu tidak mengantuk?” tanya Raka pada Atika.
Atika hanya menggelengkan kepalanya, dan ia lebih fokus pada layar televisi.
“Atika!” seru Raka membuat Atika terkejut dan menoleh.
“Ah iya!” Atika terkejut karena teriakan Raka, karena dirinya sudah sedikit terlelap.
“Kamu tidur?” tanya Raka heran, karena ia sedari tadi memerhatikan wajah Atika masih berbinar.
“....”
Raka yang merasa tidak ada jawaban, ia pun mengguncang tubuh Atika dan ...
Bugh ....
Atika tertidur pulas.
Astaga!!! Dasar bocah! umpat Raka kesal.
*****
Zheihan yang mencoba untuk memejamkan mata berkali-kali, tetapi masih tidak bisa membuat dirinya terlelap. Karena saat ia memejamkan matanya, ia melihat wajah Rania yang tersenyum, terkadang menangis.
Rania ... ada apa denganmu sebenarnya? kenapa kamu terlihat membenciku? apakah aku salah? Rania aku janji akan mendapatkan Kamu kembali, aku janji ... batinnya.
Zheihan pun menghela nafasnya, “Bahkan Wanita itu tidak datang menemuiku? Apa dia ingin menyembunyikan anaknya dariku?” ucapnya bermonolog pada dirinya sendiri.
“Bagaimana jika wanita itu datang? Lalu apa yang harus aku lakukan untuk Rania? Tapi aku janji tidak akan pernah meninggalkan rania.”
Akkkkhhhh!!!!
“Kenapa semua ini menyiksaku? kenapa?”
WARNING!! Baca novel ini harus sabar sama alurnya, kalau memang gak suka di skip aja okay!😊
TBC
Like 😍 komen 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
nichic
agak membingungkan sih alurnya, tp baca aj deh
2022-01-11
1
Lisma Linda
kok bisa sih zeihan yakin banget kalau dia punya anak hasil dari kejadian yg lalu ? kan cuma sekali doang kenapa di bisa yakin punya anak ? dia kan nggak pernah ngidam selama rania hamil ? 🤔🤔🤔
2021-11-10
0
Sri Hayati
mantul
2021-10-31
1