Happy Readers 😍
.
.
.
.
Keesokan hari, Zheihan terbangun dari mimpinya. Namun ia merasa enggan untuk bangkit dari tempat tidur karena kepalanya masih terasa berat.
Berkali-kali ia mencoba menetralkan matanya agar bisa melihat dengan jelas. Beberapa menit kemudian ia pun sepenuhnya sadar lalu menyikap selimut yang menutupi tubuhnya.
"Astaga." Zheihan terkejut saat melihat tubuhnya tidak ada sebenang kain pun yang melekat pada tubuhnya lalu dengan refleks ia menarik selimutnya kembali.
"Oh my God!!! Apa gue terlalu banyak minum? Lalu siapa yang mengantarku pulang?" Ucap Zheihan bermonolog pada dirinya sendiri.
"Tunggu ... Jangan-jangan gue ...," Karena penasaran Zheihan mengintip ke dalam selimut untuk mencari sesuatu untuk membuktikan apa yang terjadi semalam.
"Da-darah!" Zheihan berteriak histeris saat mendapati ada bekas darah di tempat tidur.
"Sial. Kenapa gue bisa melakukan hal itu tanpa sadar!" Umpat Zheihan kesal lalu mengusap wajahnya dengan kasar.
"Haishhh ... aww ... kenapa tangan gue sakit?" Lagi-lagi dia bertanya pada dirinya sendiri saat merasakan tangan sakit.
"Eh...kok ada bekas luka? Apa jangan-jangan darah ini adalah darah gue sendiri? Hah... syukurlah kalo gitu."
Dia menghela nafas lega saat mengetahui bahwa darah adalah darahnya sendiri.
Dia pun bangkit dari tempat tidur tanpa pakaian yang dikenakan menuju kamar mandi.
"Huh...Rania tumben gak kesini? Biasanya dia yang paling nongol terus tiap pagi sebelum gue bangun?" ucapnya dibawah guyuran shower.
Entah kenapa pikirannya langsung tertuju pada Rania padahal setiap hari dia selalu kesal jika gadis itu datang terlalu pagi karena dia malu dilihat bangun tidur secara live oleh teman perempuannya.
"Sudahlah itu lebih baik." ujarnya.
Hampir setengah jam ia bersemayam di dalam kamar mandi akhirnya ia pun selesai. Dan keluar hanya menggunakan handuk yang dililitkan di badannya. Sehingga ia memamerkan dada sixpacknya.
Lalu bercermin sambil menepuk-nepuk kedua pipinya dengan menggunakan kream.
"Apa di benar-benar tidak datang hari ini?" Karena penasaran ia pun berjalan mengambil ponselnya diatas nakas. Seulas senyuman terukir indah dibibirnya saat ada beberapa pesan dari sang bintang hatinya.
My Beloved Friend😍
Apa kau sudah bangun?
Maaf aku tidak bisa pergi ke tempatmu kali ini. Oiya aku belum sempat memberitahumu bahwa sebenarnya hari ini aku akan pergi keluar negeri, karena besok aku akan menikah hehehe...maaf jika aku tidak pernah bercerita padamu, percayalah orang yang aku nikahi dia orang yang sangat baik kau tidak perlu khawatir. Oiya jangan mengejarku ke bandara karena aku akan berangkat sekarang. Jaga dirimu baik-baik, jadilah pemuda yang baik mengerti?! Ayolah jangan seperti dewa es yang terlalu kaku untuk tersenyum pada semua orang,apa kau tau? Saat pangeran Zhou Zhi Long tersenyum dibalik kedinginannya itu dia sangat mempesona, apakah kau bisa seperti dia?. Sekali lagi aku minta maaf. Aku janji akan kembali. Carilah wanita yang mampu mengisi hatimu dengan sepenuhnya.
Setelah membaca pesan itu tubuh Zheihan terasa lemas dan tak bertenaga. Ia masih membeku diposisinya. Matanya kini sudah memerah emosinya sudah memuncak saat ia berusaha untuk menghubungi Rania namun panggilan itu tidak terhubung sama sekali.
Brakkk....
Brakkk...
Prang...
"DASAR PENGKHIANAT!!!"Teriak Zheihan penuh amarah sehingga sadar dan tidak sadar ia telah membanting ponselnya serta beberapa barang lainnya.
"Rania kau mengkhianati ku... Apakah kau lupa bahwa kita sudah berjanji akan menikah setelah dewasa?! Rania ... Inikah alasanmu membiarkan aku berpacaran? Inikah semua yang kau maksud selama ini? Rania...aku melakukan semua karena kemauan mu tapi sekarang kau pergi dengan orang lain..." Lirihnya, ia terduduk lemas sambil mengusap wajah dengan kasar, dan siapa sangka jika seseorang memiliki hati yang seperti batu kini menangis histeris.
"Rania... Kau jaha...t..."
“Rania ... kau penghianat!! bukannya kamu sudah berjanji untuk terus bersamaku, dan menikah setelah kita dewasa, tapi kamu yang sekarang ... hikss ... hiks ... kamu pembohong!”
Zheihan sangat terluka karena Rania, wanita yang selama ini ia sayangi dan cintai, pergi begitu saja, bahkan mengatakan bahwa ingin menikah dengan pria lain.
Sungguh, Zheihan tidak pernah membayangkan jika cintanya selama ini tidak ada artinya bagi Rania.
“Rania kau pembohong!” ucapnya lirih.
*****
Di sisi lain, Rania yang sudah berada di dalam pesawat, menatap ke arah jendela. Hatinya mulia terasa sakit, harga dirinya sudah hancur, dan kini ia hanya ingin menenangkan pikirannya.
“Zheihan ... maaf, aku tidak bisa bersamamu untuk saat ini, aku tahu kamu akan teluka, tapi ini semua adalah karena kamu yang memaksaku untuk melakukan hal yang menjijikan itu.” ucapnya, sambil meneteskan air matanya.
Ia tidak rela untuk pergi meninggalkannya, tetapi ia ingin melakukan semuanya dengan baik.
“Maaf.” ucapnya lirih.
“Kamu tidak apa-apa?” tanya seorang pemuda tampan yang berada di sampingnya.
“Jangan menangis, aku yakin semuanya akan baik-baik saja.” tuturnya lembut sambil memberikan sebuah kecupan manis di keningnya.
“Aku takut, apa yang aku lakukan saat ini akan menjadi bayi,” ujar Rania lirih.
“Sampai kapan pun, aku tidak akan pernah mengizinkanmu untuk membunuh bayi yang tidak bersalah, meskipun itu benar akan menjadi bayi, aku akan menjaganya dan menjadi ayah yang baik untuk dia.” tuturnya seraya mengelus rambut Rania dengan lembut.
“Aku tidak mau, aku tidak ingin memiliki anak sebelum aku lulus kuliah,”
“Rania dengarkan aku!!” teriak pemuda itu, sehingga menjadi perhatian semua orang.
“Dengarkan aku, semuanya akan baik-baik saja, dia tidak akan pernah menemukan jejak kamu, okay, tenangkan dirimu.” ucapnya berusaha untuk menenangkan pikiran Rania.
“Tapi bagaimana jika dia membawanya pergi dan meninggalkanku,"
“Rania ... tanpa kamu sadari bahwa kamu sudah meninggalkan di terlebih dahulu, cukup jangan bahas itu, tidurlah, perjalanan masih panjang.”
Rania diam dan tidak berkomentar apapun, ia terus menatap ke arah luar jendela. pikirannya tiba-tiba kembali teringat tentang kejadian semalam.
Flashback on
Zheihan terus menciumi setiap inci dari tubuh Rania dengan brutal, padahal Rania sudah susah payah untuk memberontak. Akan tetapi, Zheihan mengingat tangannya ke atas dengan menggunakan ikat pinggang.
“Rania ... Malam kamu akan menjadi milikku, kamu tidak akan pernah meninggalkan aku,” ucap Zheihan tersenyum aneh.
“Zheiha ... stop ... Zhei ... Ku mohon hentikan ... hiks ...” racau Rania tersengal, nafasnya yang mulia memburu, tubuhnya pun tidak bisa berbohong dan memberontak lagi.
Rania sudah kelelahan memberontak terhadap Zheihan, yang mana tidak mendapatkan hasil apapun, hingga pada akhirnya ia pun pasrah.
Perlahan air matanya mulai mengalir membasahi pipinya, tetapi hal itu tidak membuat Zheihan berhenti. Melainkan ia semakin gencar dan lincah melanjutkan aksinya.
Sesekali Zheihan memberikan memberikan ciuman lembut, membuat Rania semakin merasa sesak.
Zheihan ... bukan ini yang aku mau, kamu sungguh membuatku jijik padamu. batin Rania.
Rania yang merasakan tubuhnya terasa sakit, bahkan di bagian intinya juga. Terbangun dan menatap dirinya dengan perasaan jijik.
Jam masih menunjukkan dini hari.
Aku harus pergi, tidak jika aku pergi sekarang, dia akan tahu bahwa aku yang ada pada malam ini, batinnya dan celingak-celinguk mencari sesuatu.
“Maaf, aku harus melakukan ini.” ucap Rania, sambil menggores lengan Zheihan dengan pisau kecil.
FLASHBACK OF
Zheihan ... maaf, maafkan aku, aku harus meninggalkan mu, batin Rania berusaha untuk tidak menangis.
.
.
.
**TBC
Happy Readers 😍**
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Nataĺia Naikofi
Rania sbnarnya kau jngn salahkn dia
dia pengaruh obat prmpuan jhat yg jebak dia
suatu saat kau menyesal
2021-10-31
2
MARY DICE
tragis banget 😭
2021-10-31
1
Death angel
cerita yang menggantung itu mantap ya 😭
2021-10-26
5