Anak Genius : Menculik Papa Muda
Happy Readers 😍
.
.
.
Disebuah gedung yang menjulang tinggi dan didalam ruangan terdengar suara musik yang begitu keras.
Di sinilah para siswa SMAN 1 sedang mengadakan hari perpisahan dengan teman-temannya.
Tidak ada yang berani untuk melarang mereka karena yang menjadi ketua mereka adalah seorang tuan muda yang sudah di nobatkan sebagai pewaris tunggal di keluarga Zixte meskipun usianya masih 18 tahun.
Tidak hanya itu saja, akan tetapi dia adalah seorang pemuda yang tampan, genius dan tidak tersentuh kecuali satu orang.
Meskipun ia sudah berpacaran dengan banyak wanita di sekolahnya atau dari sekolah lain, tetapi tak ada seorang pun dari mereka yang bisa meluluhkan hatinya, karena wanita yang paling ia cintai adalah sahabatnya sendiri.
Dia adalah Zheihan Marfalo Zixte yang dikenal dengan nama Zheihan. Pemuda ini sangatlah memikat pada semua gadis, tetapi itu tidak berlaku pada sahabatnya.
Sampai detik ini tak ada satu yang berhasil mengisi hatinya yang keras bagaikan batu.
Hingga pada malam ini ada seorang gadis dengan mengenakan dress mini dan ketat mencampurkan sesuatu dalam minumannya tanpa ia sadari.
"Zheihan... selamat lho udah di terima di LA." ucap gadis itu lalu menyodorkan gelas ditangannya.
"Nih minuman buat lho." ujarnya.
"Thanks." Zheihan menerima begitu saja tanpa ada rasa curiga, dan ia pun menghabiskan minuman itu dalam satu kali tegukan.
"Sama-sama." ucap gadis menyimpan senyuman yang sulit untuk di artikan.
Tidak lama kemudian, Zheihan yang merasa sedikit pusing, bayangan demi bayangan di depannya terlihat buram dan tidak jelas, hingga pada akhirnya semuanya terlihat sangat gelap.
Gadis itu tersenyum puas dan licik, ia berusaha untuk membawa Zheihan ke dalam kamar di gedung tersebut.
Dia terobsesi dengan Zheihan selama ini, karena Zheihan selalu menolak cintanya. Tetapi malam ini ia berharap sesuai dengan rencananya akan berhasil.
Gadis itu adalah teman sekelasnya, tetapi beda ruangan, selama ini ia berusaha menahan diri untuk tidak gegabah dalam menjalankan misinya.
“Zheihan, malam ini kamu akan menjadi milikku,” ucapnya penuh kemenangan.
Perlahan membuka kancing baju Zheihan dari atas sampai tidak tersisa sama sekali. Akan tetapi saat gadis itu hendak melakukan aksinya, Zheihan bangun dengan keadaan setengah sadar, lalu, mendorong tubuh wanita itu menjauh darinya.
“Dasar wanita menjijikkan!!” teriak Zheihan, setelah itu ia pun keluar dari kamar tersebut.
Ia berusaha untuk menahan hasrat ditubuhnya agar sampai menemui sahabatnya.
Rania ... aku mencintaimu ...
🍒🍒🍒🍒
Disisi lain seorang gadis cantik yang sedang berbincang-bincang dengan temannya di tengah kebisingan musik karena sebentar lagi akan berpisah.
"Rania ..., gimana lho udah diterima gak?"
"Gue gak tau Via ..., soalnya pengumumannya seminggu lagi." Ujar Rania sambil mengerutkan bibirnya.
"Oiya kalo lho udah diterima gak?" Sambung Rania.
"Tadi udah ada pengumumannya tapi gue ragu."
"Ya elah ..., dasar payah lho via!"
"Yeah mau gimana lagi gue gak mau ngecewain Bokap, sama Nyokap gue." Ujarnya lirih.
"Masalah itu belakangan, sekarang lho liat dulu ... terima apa kagak." Rania mencoba untuk membujuk temannya.
"Tapi..."
"Livia... Kalo misalnya lho gak terima pendaftaran di kampus lain masih belum tutup." tutur Rania lembut.
"Lho bener, tapi sumpah gue ragu ...," ucap Livia lirih.
"Ya udah ... siniin HP lho!"
"Gak mau."
"Livia kalo ...," Belum sempat Rania melanjutkan ucapannya tiba-tiba seseorang pingsan didepannya.
Kepala pemuda itu jatuh ke atas meja, membuat Livia kebingungan. Namun, Rania sudah merasa tidak heran lagi dengan tingkah laku pemuda itu.
"Rania ... kenapa nih orang ada disini?" tanya Livia penasaran.
"Hah ... mungkin dia sudah mabuk." ujar Rania santai, sambil menarik nafas panjang melihat tingkah laku sahabatnya.
"Terus di mana pacarnya?" tanya Livia, karena yang dia ketua bahwa pemuda itu seorang playboy buaya darat.
"Dah putus kali, biiasalah dia selalu Gonta ganti pacar udah kayak ganti pakaian." celoteh Rania.
"Rania ... aku ingin pulang ...," gumam pemuda itu sangat lirih. Dia adalah Zheihan.
Seketika suasana menjadi hening sejenak, pasalnya mereka berdua di sekolah sangat menjaga jarak, agar tidak terlalu dekat dengan alasan Zheihan tidak bisa pacaran dengan gadis manapun.
"Rania ... maksudnya Zheihan ngigau nama lho apa?" tanya Livia penasaran.
"Hehehe ... dia sahabat gue." ujar Rania sambil cengengesan.
"Hah?! Sejak kapan? Kok gue gak tau?" seru Livia bingung.
"Udah lebih dari lima tahun."
"Hah... sumpah sulit dipercaya." Celetuk Livia.
"Ya udah gue bawa dia pulang dulu sebelum membuat onar."
"Tunggu. Tunggu... Maksud lho bawa di pulang ke rumah lho gitu?"
Tukk...
Rania menjitak kening Livia yang menuduhnya secara asal.
Aww ..., seru livia kesakitan
"Pikiran dijaga, jangan piktor dulu, maksud gue ke villanya dia."
"Hah sungguh membangongkan, Sudahlah lho bawa aja dia pergi."
"Baiklah sampai jumpa kembali."
"Okay."
"Bocah bangun!!! Ayo pulang!!" Rania berusaha menguncang tubuh Zheihan berkali-kali agar sedikit sadar.
"Heh ... Rania ... su ... sudah datang ya ...," Ucap Zheihan lirih sambil tersenyum.
"Dasar bocah! Kalo gak bisa minum jangan minum! Lihat kalo gini kan gue yang ribet! Untung gue ikut kalo gak?!" celoteh Rania panjang lebar sambil berusaha memapah Zheihan yang sudah mabuk kepayang.
"Rania ... Jangan galak-galak"Ucap Zheihan begitu lirih.
Rania yang berusaha membawa Zheihan keluar dari gedung itu dengan susah payah sampai ia tiba di parkiran tenaganya seakan-akan habis terkuras akibat bergulat.
Buggg ...
Rania melempar tubuh Zheihan bagikan bola pingpong di kursi belakang.
"Haah ... Untung lho sahabat gue ... Kalo engak udah gue lempar ke jalan."
Rania pun langsung masuk ke dalam mobil dan mengemudi dengan kecepatan sedang. Selang beberapa menit kemudian mereka pun sampai di tempat Villa milik Zheihan, karena tempatnya tidak terlalu jauh dari tempat party tadi, dan Rania pun lagi-lagi berusaha memapah Zheihan dengan susah payah membawanya ke dalam.
Rania yang berusaha membopong tubuh Zheihan ke kamarnya.
"Rania ..., aku sangat mencintaimu." gumam Zheihan lirih.
Zheihan yang merasakan panas disekujur tubuhnya, sehingga membuat ia menginginkan sesuatu agar rasa panas itu menghilang.
Ia pun mencium Rania dengan lembut, hal itu berhasil membuat Rania merasakan sensasi yang berbeda.
Tetapi Rania sadar, bahwa ini tidak benar, ia pun berusaha memberontak, akan tetapi hasilnya nihil, yang mana kini Zheihan beralih menciumi lehernya penuh dengan nasfu dan ia pun meninggalkan Kiss Mark di sana.
Rania yang terus memberontak, agar Zheihan melepaskannya. Namun hal itu membuat Zheihan semakin menggila.
“Rania, aku sangat mencintaimu,”
TBC
HAPPY READERS 😍
Jangan lupa like dan komen biar author tambah Semangat Updatenya 🥳🥳
NB: Maaf jika Readers menemukan kesalahan dalam penulisan novel ini, mohon dikomentari dengan sopan 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Pa'tam
seperti nya ceritanya bagus nih
2022-03-26
0
🍹girl Cancer 🍭
itu mah namanya cinta terpendam pd sahabat sendiri.
Q tertarik sm ingin lnjut baca.....
sukses sllu thor.....
mampirku sambil baca terus nyimak alurnya....
2021-12-25
0
D'zaa23
semangat kak, cerita ny seruu😊😁
2021-12-07
1