Jakarta
Disebuah perusahaan yang menjulang tinggi, seorang pemuda tampan yang baru saja selesai melakukan meeting bersama kliennya kini ia berada di dalam kantornya sambil menatap kearah luar gedung. Dia adalah Zheihan seorang CEO di perusahaan Zixte.
Kenapa aku tidak bisa melupakannya? Kenapa aku selalu berharap dia akan kembali dan menjelaskannya? Padahal aku tau bahwa aku sudah memiliki seorang anak dan entah dimana aku tidak tau. Rania... Seberapa banyak rahasia yang kau sembunyikan dari ku? batin pemuda itu, masih saja mengingat sahabatnya.
Sahabat yang telah meninggalkan dirinya demi orang lain, sahabat yang sudah mengkhianati janjinya, entah mengapa ia selalu merindukan sosok itu.
Ia terus termenung sampai ia tidak sadar bahwa seseorang di luar sana sudah berkali-kali mengetuk pintunya.
Tok ...
Tok ...
Tok …
Seseorang mengetuk pintu dari arah seberang. Berhasil membuat Zheihan tersadar dari lamunannya.
"Masuk!" titahnya tegas.
Cletek...
Pintu terbuka, dan memperlihatkan sosok pemuda tampan, namun tidak setampan Zheihan. Dia membawa beberapa dokumen yang ada ditangannya untuk diberikan kepada Zheihan.
"Zheihan ini berkas yang kamu minta, silahkan di lihat terlebih dahulu." tuturnya.
"Baiklah letakkan di meja ku saja." Respon Zheihan tanpa melihat pada pemuda itu .
"Hanya segitu? Apa kau tidak ingin tau apa yang aku lihat?" tanya pemuda itu mencoba memancing Zheihan agar membalikkan badannya.
"Ricky!! Itu bukan urusanku!" Hardik Zheihan.
"Okay bukan urusanmu. Tapi kau harus tahu, bahwa aku bertemu dengan Rania di restoran tadi siang." tuturnya yang berhasil membuat Zheihan membalikkan badannya.
"Maksudmu apa?!" tanya Zheihan penasaran.
"Tadi bilang bukan urusanmu... Kenapa sekarang jadi nyolot gitu?!" Cibir Ricky.
"Cepat katakan?!" bentak Zheihan, karena ia ingin tau tentang Rania, meskipun selama ini Zheihan berusaha menyelidiki tentang Rania, tetapi tidak berhasil sama sekali.
"Dengarkan baik-baik, aku bertemu dengannya di restoran tapi ...." Ricky sengaja memotong ucapannya dan ingin tau bagaimana reaksi Zheihan.
"Ricky!! Jangan berbelit-belit!! Cepat katakan!!!" Bentak Zheihan sekali lagi dan sedikit marah.
"Rania bersama seorang pria dan seorang anak. Sepertinya mereka adalah keluarga yang bahagia... Tapi anak itu..." Belum sempat Ricky ucapannya ia dikejutkan oleh Zheihan.
Brakk ... Zheihan memukul meja kerjanya dengan kasar.
"A-anak?? Jadi dia benar-benar menikah?" ucap Zheihan lirih dan tersenyum sinis.
"Kau pergilah!!"
Ricky yang sudah tau dengan perasaan sahabatnya alias atasannya dan sebelum malapetaka datang ke padanya ia pun pergi meninggalkan ruangan itu.
Padahal masih banyak yang ingin Ricky bilang jika anak yang ia lihat sangatlah mirip dengan Zheihan.
Zheihan … aku tidak reaksimu seperti apa, setelah mengetahui anak itu mirip denganmu, batik Ricky.
Zheihan yang masih terdiam, berusaha untuk menenangkan dirinya agar tidak terlalu emosi.
Rania … kau benar-benar memberikan kejutan yang menarik, tetapi aku tidak peduli dengan itu, karena aku hanya ingin memilikimu, meskipun kamu memiliki suami aku akan merebutmu dari dirinya.
Ia pun mengehelas napas panjang, lalu menghembuskan kembali.
Setelah ia merasa pikirannya tenang ia meraih ponselnya dan menghubungi seseorang.
"Aku ingin kau menyelidiki seseorang! Aku akan mengirimkan sebuah foto padamu!" ucapnya tegas.
"Baik bos!" Jawab seseorang dari telpon.
Zheihan pun kembali meletakkan ponselnya. Ia pun menatap langit-langit ruangannya dengan tatapan kosong.
Enam tahun telah berlalu, kenapa wanita itu masih tidak datang padaku? Apa dia sengaja melakukan pada malam itu? Siapa sebenarnya wanita di malam itu?
Kini pikirannya mulai kacau dan tidak beraturan, apalagi akhir-akhir ini ia banyak projects yang harus dikerjakan.
Huh ...
★★★★
Di sisi lain, Rania yang baru saja menghabiskan waktunya bersama kakaknya untuk menemani si kecil bermain di taman hiburan.
"Sayang apa kau lelah?" tanya Rania pada putranya yang masih berada dalam gendongannya.
"Tidak. Apakah Mexty boleh bermain lagi?" tanyanya sambil menunjukkan ekspresi wajah yang imut, sehingga membuat Rania tidak bisa menolaknya keinginan sang buah hatinya.
"Baiklah." ujar Rania sambil membelai rambut tipis Mexty. “Kita akan bermain lagi.” ucap Rania menyanggupi permintaan Mexty.
"Rania ... Apa kau akan pulang ke Mansion?" tanya pemuda yang ada di sampingnya, yang tidak lain adalah kakaknya.
"Tapi Ayah dan ibu masih ada di Amerika." ujar Rania. Karena sejak kemarin mereka tiba di tanah air, dan mereka tinggal di Villa milik Raka.
"Lalu kau akan tinggal di mana? Apakah kau ingin tinggal di tempatku lagi?!"
"Tidak! Aku dan Mexty akan tinggal di apartemen saja." ujar Rania sambil tersenyum.
"Mama ... Apakah di sana tidak ada komputer?" tanya Mexty disela-sela pembicaraan.
"Tidak ada!" Jawab Rania santai.
"Ayah angkat!!! Kalau begitu belikan aku komputer baru saja! Seperti yang di Belgia." ujar Mexty penuh kegirangan, bahkan merentangkan kedua tangannya.
"Baiklah. Ayah angkat akan memenuhi semua keinginanmu." Raka menyetujui kemauan Mexty tapi Rania tidak ingin putranya terlalu fokus pada internet di usia dini.
"Mama tidak mengijinkan!" Bentak Rania.
"Ayaahh ... Mama jahat!!! Huaa ..." Inilah akting terbaik yang dilakukan oleh Mexty, yaitu berpura-pura menangis, agar bisa mendapatkan apa yang diinginkan.
Sedangkan Raka hanya tersenyum melihat ekspresi Rania yang mulai kebingungan.
"Baiklah. Mama mengijinkannya." ujar Rania pasrah.
Mendengar jawaban itu Mexty langsung diam dalam hitungan detik dan gembira.
Yess!! Akhirnya aku bisa bermain-main dengan paman jelek itu. Hemmm .... Tunggu pembalasan Mexty yang sudah membuat mamaku menangis. Batin Mexty penuh kegirangan.
"Yeayyy!!! Ayah angkat!!! Ayo kita beli komputer baru!!" celetuk Mexty penuh kegirangan, lalu turun dari gendongan Rania beralih menarik tangan Raka.
"Hei!!! Kalian mau kemana?!" teriak Rania.
"Membeli komputer!!" Jawab keduanya serentak.
Rania hanya bisa menepuk jidatnya, ia sudah merasa tidak heran lagi jika keduanya sudah bersama. Namun hatinya masih tidak tenang, dia takut jika Zheihan mengetahui bahwa putranya memiliki wajah yang mirip dengannya dan membawanya pergi.
Saat Rania ingin melangkah untuk mengejar mereka berdua. Pandangannya tertuju pada satu titik di mana orang yang selama ingin ia hindari, kini berada di depan mata. Rania pun berbalik dan ingin pergi, namun sudah terlambat, karena ia sudah ketahuan.
"Rania berhenti!!" teriak orang itu berusaha mengejar Rania. Dan pada akhirnya Rania pun tidak bisa lari lebih jauh lagi akibat kakinya tersandung. Saat itu juga orang itu berjalan mendekatinya.
"Rania ... ternyata benar kau sudah kembali." ucap orang itu tersenyum sinis. Dia yang tak lain adalah Zheihan.
"Zheihan ... Maaf." ucap Rania lirih tanpa melihat padanya, dan masih terduduk karena kakinya sedikit terkilir.
Mendengar hal itu membuat Zheihan semakin emosi, karena kata maaf baginya sudah tidak ada artinya lagi. Ia pun berjongkok dihadapan Rania.
"Apa kau bilang? Maaf? Segampang itu?! Rania … kita sudah berjanji tapi kau?!!" Bentak Zheihan sambil memegang kedua bahu Rania.
"Maaf, karena saat itu terlalu rumit untuk aku hadapi." Jawab Rania lirih dan masih tidak ingin melihat wajahnya.
"Rania lihat aku!! Dan tatap aku!!!"
TBC.
jangan lupa tinggalkan jejak 😍 like 😍 komen
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Momy Victory 🏆👑🌹
suka klo ceritanya masih muda udah punya anak, punya sahabat sejati.... apalagi anak kembar.
2021-11-03
1
Xianlun Ghifa
bom like dan komen untuk mendukung mu Thor.. tolong dukung kary ku juga ya
2021-09-28
2