Happy Readers 😍
.
.
.
.
"Dasar bocah pengatur!" umpat gadis itu.
Mexty bocah kecil yang genius, meskipun masih berusia 5 tahun, tetapi ia memiliki sifat yang dewasa. Tidak hanya itu, ia juga memiliki sifat dingin, cuek dan jahil.
“Sebenarnya dia mirip siapa sih?” tanya gadis itu bermonolog pada dirinya sendiri.
Aish ... kenapa aku memiliki anak yang pengatur seperti dia huh ... umpat Rania.
Ia pun masuk ke dalam kamar mandi, dan mengguyur tubuhnya dengan shower, tiba-tiba bayangan tentang masa lalunya kini terlihat jelas di benaknya.
Di mana malam itu ia terpaksa harus kehilangan harga dirinya, ia tidak tahu, apa ia harus bersyukur, karena telah menghadirkan seseorang malaikat kecil dalam kehidupannya, ataukah ia harus menyesali perbuatannya itu? Sungguh ia masih tidak ingin bertemu dengan pria yang telah merenggut mahkotanya.
Setetes demi setetes air matanya kini mulai mengalir membasahi pipinya, dan bercampur dengan air shower.
Apakah yang harus aku lakukan? Aku tidak ingin bersembunyi sejauh ini, tapi kenapa aku tidak bisa menerima kenyataan ini? Kenapa? batinnya rapuh.
Beberapa menit kemudian gadis itu pun sudah keluar dari kamarnya, dengan mengunakan jeans warna putih dan hodie berwarna biru.
"Selamat pagi sayang." ucap seorang pemuda tampan yang sedang duduk di kursi sebelah meja makan, bersama putranya.
"Pagi,” saut Gadi itu santai.
“Apakah pekerjaanmu sudah selesai?" tanya gadis itu sambil berjalan menuju kulkas untuk minum.
Saat ujung botol berada di bibir gadis itu, dan hendak meminumnya. Tiba-tiba ada seseorang berteriak keras dengan suara cemprengnya mencegah gadis itu agar tidak minum.
"Mama!!! Mexty sudah bilang kalo masih pagi tidak boleh minum es!" Suara cempreng itu berhasil membuat gadis mengeluh, dengan perasaan yang terpaksa ia meletakkan botolnya kembali ke dalam kulkas.
"Baiklah sayangku... Maafkan Mama." ujar gadis itu.
"Rania kemarilah!" pinta pemuda itu penuh kelembutan.
"Ada apa Kak?" tanya Rania penasaran, karena wajah sang kakak terlihat serius.
"Apa kau tidak ingin kembali?" tanya pemuda itu tiba-tiba.
Suasana hening.
Rania pun terdiam saat mendapatkan pertanyaan seperti itu dari sang kakak, karena ia sendiri masih takut bertemu dengan orang yang merenggut mahkotanya, dan membawa sang malaikat kecilnya pergi.
"Apa kau masih takut?" tanya pemuda itu sekali lagi.
"Aku tidak tau Kak." Rania pun bangkit dari duduknya dan pergi ke dapur.
"Ayah angkat ... Apakah aku bisa bertemu Ayah kandung?" tanya Mexty tiba-tiba penuh kegirangan, seraya mengedipkan matanya.
"Mexty ... Apa kau sudah tau siapa Ayahmu?" tanya pemuda itu.
"Yeah ... Aku sudah menemukannya, tapi sayangnya paman itu terlihat sangat jelek." ucap Mexty apa adanya. Membuat ayah angkatnya tergelak.
"Siapa dia?" tanyanya pura-pura tidak tahu apa-apa, meskipun ia sudah mengetahui semuanya.
"Dia seorang CEO dari perusahaan Zixte Group. Bagaimana menurut ayah angkat, jika aku menculiknya agar mereka bisa bersama?" ucap Mexty meminta saran pada pemuda itu yang disebut ayah angkat sejak kecil, dan dia yang tidak yang tak lain adalah Raka Cyril Wolverine kakak Rania yang merupakan seorang pemuda yang sangat baik .
"Bagaimana kau bisa tau?" tanya Raka semakin penasaran.
"Mama selalu menangis setiap malam dan memeluk foto paman jelek itu." ujarnya kegirangan sambil cemberut.
Rania tanpa kau sadari kau telah jatuh cinta padanya. Aku harap aku bisa membantumu bertemu dengannya. Batin Raka
"Baiklah ayah angkat akan membantu keinginanmu." ujar Raka menyanggupi permintaan Mexty.
"Benarkah?!" Tanya Mexty penuh kegirangan.
"Ya tentu saja."
"Apa yang kalian rencanakan?" tanya Rania secara tiba-tiba, sambil membawa piring berisi buah.
"Mexty bilang ingin ikut denganku ke Indonesia, Bagaimana denganmu?" ujar Raka lembut, bahkan sangat lembut, maka dari itu ia mampu menjaga Rania dan Mexty dari pada kakaknya.
"Mexty ... apa kau ingin ke Indonesia?" tanya Rania menatap putranya.
"Iya ... Ayah angkat bilang kalau disana banyak taman hiburan." ujar Mexty penuh harapan, semoga sang ibunya tidak curiga. Sedangkan Rania menatap kakaknya dengan intens.
"Kenapa kau menatapku seperti itu?" Protes Raka merasa aneh ditatap oleh sang adiknya.
"Apa kakak merencanakan sesuatu? Apa yang kau katakan padanya?" tanya Rania mengintrogasi Raka.
"Hei! Jangan berburuk sangka dulu. Aku tidak memintanya ikut." ujar Raka sangat santai, seakan-akan ia tidak peduli.
Sedangkan Mexty diam dan santai menikmati hidangan yang ada di depannya, tanpa mempedulikan Raka yang sedari tadi menyenggolnya untuk meminta bantuannya.
"Mexty!! Apa benar?" tanya Rania pada Mexty sekali lagi.
"Mama ... Aku ingin menemui seseorang disana." ujar Mexty tanpa melihat wajah Rania.
"Siapa?" tanya Rania penasaran, pasalnya ia tidak mengenalkan siapapun yang ada di Indonesia pada putranya, kecuali keluarganya.
"Kemarin aku berjanji dengan paman jelek untuk bertemu." ucap Mexty berbohong.
"Kak!! Apa yang sebenarnya kau ajarkan pada putraku!!" teriak Rania sambil melempar potongan apel pada Raka. Karena selama ini ia tidak mengajarkan apapun, kecuali memegang ponsel untuk menghubunginya.
"Aku hanya mengajarkan beberapa cara mengenai IT." ucap Raka Santai tanpa dosa.
"Apa??!" Rania terkejut mendengar ucapan sang kakaknya. Bagaimana tidak? Jika putranya masih berumur 5 tahun sudah diajarkan tentang IT.
"Mama ... Apa salahnya aku hanya belajar beberapa saja ... Benarkan ayah?" ucap Mexty meminta persetujuan dari Raka. Karena ajaran dari Raka, Mexty berhasil menguasai IT dengan cepat sampai pada akhirnya ia bisa meretas sistem, dan hal ini tidak di ketahui oleh siapapun kecuali Raka.
"Mexty benar.” saut Raka, “ Bagaimana? Apa kau akan ikut?" tanya Raka sekali lagi.
"Baiklah aku ikut.” ucap Rania pasrah.
“Kapan kita akan berangkat?"
"Nanti sore" jawab Raka.
"Apa?! Secepat ini?" teriak Rania sedikit tidak percaya.
"Bukankah kau sudah belajar belas diri dengan tuan Gretchen? Apa yang kau takutkan?" ujarnya santai, memang benar ia mempertemukan Rania dengan tuan Gretchen agar ia bisa bangun dari keterpurukannya.
"Tidak ada, hanya saja terlalu cepat."
"Kau harus bisa melewati, kalau begini terus sampai kapan kau akan bersembunyi?" tutur Raka lembut, seraya memeluk tubuh Rania.
"Baiklah.aku setuju." ucapnya.
“Mama! Ayah! Kenapa Mexty tidak di peluk?” ucap Mexty ketus.
“Apa Mexty ingin di peluk juga?” tanya Raka sedikit Bercanda.
“Tidak! Cepat lepaskan Mamaku! Nanti mama akan ikutan jelek, seperti ayah!” ucap Mexty sekenanya tanpa di rem.
“Dasar bocah!” saut Raka, tentunya ia tidak mau mengalah dari ponakannya itu.
“Ayah jelek!”
“Bocah ingusan!”
“Ayah jelek, kasian di tinggal nikah sama bibi Agata wlekkk ...” seru Mexty mencibir Raka.
“Mexty!!” teriak Raka geram dengan ponakannya itu.
“Hahaha ... kakakku di tinggal nikah?” tanya Rania, berusaha menahan tawanya..
“Jangan bahas itu. Mexty awas kau!!” teriak Raka, lalu mengejar Mexty ke lantai dua.
Mexty, terima kasih karena kamu telah menjadi malaikat kecil Mama. Meskipun kehadiranmu dulu tidak pernah diharapkan, batin Rania.
TBC
Bantu like😍
komen juga ya ... sekaligus Hadiah 😍
Maaf kalo banyak maunya🤣🤭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Anthie
syukaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
2021-11-08
1
Nataĺia Naikofi
Hhhhh Raka
2021-10-31
1
𝕤𝕒𝕟𝕠
ini itu gimana ya... rania itu pergi karena apa? toh sebelum kejadian itu dia udah janji mau nikah.. gak mau menerima apa nya
2021-10-29
1