Saat Yang Kai masih menikmati senja sore tanpa terasa sang surya telah meninggalkan mereka dan berganti sinar rembulan, seketika Yang Kai pun beranjak dari tempatnya dan bergegas membuat api unggun untuk menemani malam Yang Kai dan Yang An,
malam terus berjalan, api unggun yang semula berkobar cukup besar kini sebentar lagi akan padam, Yang Kai yang masih belum bisa memejamkan matanya kini kembali menambahkan kayu bakar pada api unggunnya untuk terus menemani malamnya, entah apa yang ada difikirannya hingga tidak bisa tidur seperti biasanya.
"Haa kenapa aku malah gelisah seperti ini ya..? apa karena besok aku harus kembali berhadapan dengan orang-orang lagi..?" Gumam Yang Kai "sebaiknya aku memyiapkan bekal untuk perjalananku," lanjutnya lalu menyiapkan barang-barang yang perlu dibawa untuk bekal perjalanannya besok,
Dia pun mengambil buntalan kain yang pernah dipakai tetua Ba lalu memasukkan beberapa koin emas, perak, dan perunggu yang dia dapat dulu dari menjarah mayat tetua Ba dan murid-muridnya, lalu mengambil empat buah setelan jubah yang dia buat sendiri dari kulit hewan yang pernah dia bunuh, serta tidak lupa membawa beberapa sumber daya yang tersisa dan beberapa jenis tanaman obat yang dia dapat dari hutan, yang mungkin saja bisa berguna nantinya,
lalu dia pun mengambil pedang tetua Ba yang dia gantung dipojok goa,
meskipun pedang tersebut milik orang dewasa namun Yang Kai sudah terbiasa menggunakan pedang itu, karena disetiap latihannya selalu menggunakan pedang tersebut, meskipun dengan tubuh munggilnya dia sudah mampu menggunakan pedang yang melebihi tinggi tubuhnya saat usianya masih 5-6 tahun, apa lagi sekarang tinggi tubuhnya hampir mencapai 1,3 meter maka tidak sulit untuk menggunakan pedang sepanjang satu meter tersebut,
walau pun pedang itu termasuk pusaka tingkat bawah namun itu sudah cukup untuk melindunginya dari para perampok yang berada di tingkatan jendral, biar bagaimana pun kwalitas pedang pusaka jauh lebih baik dari pada pedang biasa, meskipun pusaka itu tingkat rendah sekali pun.
selesai berkemas dia menoleh kearah Yang An yang tertidur pulas, dia pun sedikit tersenyum melihat Yang An yang sudah agak berubah dari yang dulu tidur selalu terlentang dan selalu mendengkur keras kini normal seperti halnya hewan pada umumnya, meski pun sifat konyol dan usilnya masih ada, selesai memandang Yang An lalu dia pun duduk bersila didepan api unggun, dia memilih bermeditasi untuk menenangkan fikirannya sambil menunggu pagi menjemputnya.
malam yang terlihat sunyi dan begitu menakutkan dihiasi suara serangga malam serta lolongan srigala membuat malam dihutan itu begitu mencekam, semilir angin terus berhembus membuat malam semakin dingin, suara air terjun jatuh terus bersahut-sahutan dengan suara-suara dari kedalaman hutan seakan menjadi nyanyian malam yang menambah kengerian tempat itu, namun semua itu sudah biasa bagi Yang Kai seolah menjadi panggung hiburan baginya,
***
tanpa terasa sinar mentari pun mulai menerpa wajah Yang Kai menandakan pagi sudah kembali hadir, dia pun membuka matanya lalu berdiri dan mulai menuju sungai biasa tempat dia membersihkan diri, dan menangkap ikan untuk sarapan pagi,
setiba disungai Yang Kai langsung membuka pakaiannya lalu masuk kedalam sungai yang cukup dingin tersebut, dia pun membersihkan dirinya, setelah merasa sudah bersih dia bergegas menangkap beberapa ekor ikan besar yang cukup untuk mengisi perut Yang Kai dan Yang An
setelah selesai membersihkan diri dan menangkap ikan, dia pun kembali kegoa tempat tinggalnya lalu menuju tumpukan kayu bakar yang dia kumpulkan dan menambahkan kayu bakar tersebut diatas sisa sedikit api tadi malam untuk menghidupkan kembali api unggunnya, setelah api mulai kembali membesar dia pun mulai memanggang ikan buruannya untuk sarapan paginya dan Yang An.
"Hei.. rubah idiot banggunlah..!" Teriak Yang Kai membangunkan Yang An setelah ikan yang dia bakar matang, karena keusilan dan kekonyolan Yang An dia sampai terbiasa memanggil rubah idiot
Khuuk.. uwoaaaahh...
Yang An langsung terbangun lalu bergegas berdiri setelah mencium aroma ikan bakar, dia pun mejulurkan kaki depannya lalu diganti kaki belakangnya seperti kucing yang melemaskan otot-ototnya sambil menguap lebar,
"dasar pemalas..! apa kerjamu hanya bisa tidur saja hah,.?" ucap Yang Kai lalu melempar ikan bakar kearah Yang An,
Yang An hanya tersenyum kecut dan menggeleng pelan lalu menangkap ikan bakar yang dilempar Yang Kai ('kakak kurang pengalaman, apa dia tidak pernah baca buku kalau tidur adalah ibadah,') batin Yang An seolah dia pernah baca buku, andai saja dia bisa bicara mungkin dia akan berkata seperti itu
"aku tahu apa yang kau fikirkan tidak usah menggerutu, cepat habiskan makananmu kita akan berangkat setelah sarapan," lagi-lagi Yang Kai mengerti apa yang difikirkan Yang An,
Yang An hanya tersenyum kecut lalu memakan ikan bakar ditangannya, Yang An sudah terbiasa karena dia sudah tahu kakaknya akan bisa mengerti apa yang ada difikirannya,
Yang Kai yang sudah mengenal Yang An selama setahun ini, seperti sudah menyatu dengan Yang An, dia sangat mengetahui apa yang difikirkan Yang An begitu pun sebaliknya. mereka seolah dua tubuh namun memiliki satu jiwa,
Khuuukk...
Khuuukk...
"ya.. ya.. cepatlah habiskan jangan banyak bicara," jawab Yang Kai sambil terus memasukkan ikan bakar kemulutnya,
mereka terus makan beberapa ekor ikan besar tanpa banyak bicara, mereka sadar perjalanan mereka pastilah sangat jauh jadi mereka bergegas menghabiskan ikan bakar masing-masing agar tidak membuang-buang waktu.
***
Beberapa saat kemudian setelah mereka selesai sarapan, mereka pun berniat langsung meninggalkan goa itu, namun setelah beberapa meter melangkah Yang Kai menghentikan langkahnya lalu berbalik kearah goa tempatnya tinggal,
"selamat tinggal, aku berjanji suatu saat aku akan mengunjungimu lagi..?" kata Yang Kai yang sedikit enggan meninggalkan goa yang menjadi tempat tinggal sekaligus temannya selama hidup dihutan itu, dia merasa goa itulah yang selalu menjaga dan menemaninya selama ini, tanpa adanya goa itu pasti situasi Yang Kai tidak sebaik ini,
setelah mengucap kata perpisahan dia pun membungkuk memberi hormat,
Yang An yang melihat Yang Kai pun ikut membungkuk memberi hormat, dia juga merasa goa itu sudah lama menjadi tempat berlindungnya sekaligus teman yang menemani mereka selama ini.
mereka berjanji suatu saat akan kembali mengunjungi tempat itu, karena biar bagaimana pun ditempat itulah mereka tumbuh besar meskipun mereka tinggal disana kurang dari 2 tahun namun tetap saja bagi mereka begitu banyak kenangan ditempat itu.
selasai memberi hormat mereka kembali melanjutkan perjalanan,
mereka terus berlari kedepan berharap menemukan ujung dari hutan belantara itu, detik-detik berlalu, menit-menit pun berlalu sampai tanpa terasa sudah 1 jam mereka berlari,
"apa kau bisa mencium aroma manusia disekitar sini An'er...? mungkin kita bisa bertanya pada seseorang agar lebih cepat sampai didesa atau kota terdekat, jika kita bisa menemukan seorang manusia disekitar sini," tanya Yang Kai dia berencana mencari keberadaan manusia terdekat sebagai penunjuk jalan, menggandalkan indra penciuman Yan An yang sangat tajam, maka tidak akan sulit mencari seseorang.
Khuuk.. Yang An menggeleng pelan
"baiklah,, sebaiknya kita terus bergerak saja, kalau kau sudah mencium aroma manusia lain langsung beritahu aku,," kata Yang Kai tanpa mengurangi kecepatan larinya,
Uukk.. uukk.. Yang An mengangguk pelan pertanda mengerti.
Mereka pun melanjutkan perjalanan tanpa tahu arah tujuan dan hanya terus melangkah maju mengikuti kata hati Yang Kai, waktu terus bergerak hingga tidak terasa beberapa jam pun kembali berlalu, mereka pun sesekali beristirahat untuk sekedar minum saat menjumpai sungai,
sampai sejauh itu berlari mereka belum mendapatkan jejak manusia lain, entah mengapa hutan seluas itu, tidak ada satu orang pun untuk sekedar berburu,
mungkin bagi para pendekar tempat itu tidaklah cocok dan tidak akan mungkin masuk hutan yang tidak ada satu pun keuntungan bagi mereka, karena hanya ada beberapa ribu hewan biasa saja, bagi mereka tidak ada gunanya berburu hewan biasa kecuali jika hewan siluman pasti banyak yang memburu, karena hewan siluman masih sangat berguna bagi pendekar,
namun bagi manusia biasa hutan seperti ini merupakan surga untuk berburu, hutan yang paling mereka cari karena banyaknya hewan yang bisa mereka jadikan makanan untuk kebutuhan hidup sehari-hari, namun entah kenapa sampai sejauh ini Yang Kai masih belum menemukan tanda-tanda satu pun manusia yang berburu, mau pun yang hanya sekedar lewat, dia terus berfikir rahasia apa yang ada dihutan itu sampai-sampai tidak ada yang mau memasukinya, Yang Kai tidak pernah pergi terlalu jauh dari goanya jadi dia tidak terlalu mengerti situasi hutan itu.
saat Yang Kai terbuai akan lamunannya tiba-tiba Yang An berlari mendahuluinya dan seketika berhenti didepan Yang Kai sambil mengambil posisi siaga,
GRRRRRRRR....
Khuuukk...
Khuuukk...
GRRRRRRRR....
"apa yang terjadi An'er...?" tanya Yang Kai heran karena tiba-tiba dihentikan oleh Yang An
dia pun melihat arah yang dilihat Yang An dan melihat semua sudut hutan namun masih tidak menemukan apa pun,
dia tetap berusaha mencari apa yang salah disekitarnya namun tetap saja tidak menemukan kejanggalan,
dia sangat yakin insting Yang An tidak akan pernah salah, karena dia tahu indra penciuman Yang An begitu tajam apa lagi disaat-saat berbahaya, namun anehnya Yang Kai tidak bisa melihat atau merasakan apa pun, dia hanya bisa terus waspada akan sekitarnya.
Yang Kai terus waspada meski pun masih tidak menemukan apa-apa, sampai beberapa menit berlalu saat tiba-tiba tanah terasa sedikit bergetar, memang getaran tidak terlalu besar namun cukup bisa dirasakan orang biasa, Yang Kai pun menatap asal dari getaran itu namun sekali lagi tidak bisa menemukan apa pun, tetapi anehnya tanah masih terus bergetar,
Khuukk...
Khuukk...
seketika Yang An berteriak lalu berbalik dan langsung menerjang keras Yang Kai yang berdiri dibelakangnya, hingga mereka terlempar sejauh 3 meter
"apa yang kau lakukan An'er...?" tanya Yang Kai heran, dia masih tidak menyadari apa yang terjadi
GRRRRRRR....
GRRRRRRR...
BUMMM...
DUARRRR...
Yang Kai kecil😁, anggap aja kucing putih sebagai rubah kecil(Yang An)🤭😅
kucing kuningnya siapa ya...?🤔 weslah dipiker keri ae🤣
#sumber google
🙏ngk bisa bikin animasi sendiri hanya bisa minta petunjuk mbah google🤭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
semangat dan terus berkarya tor 🙏
2024-01-15
0
Candra Hidayah
terus semangat
2021-09-23
0
Enan Sunandi
T.O.P
2021-09-22
3