Saat Yang Kai menoleh dia mendapati seekor rubah kecil sedang menatapnya terkesan, seperti seseorang yang menunjukkan rasa takjub,
"Eehh,, kenapa kau keluar,,? Seharusnya kau tiduran saja dulu sampai pulih," Yang Kai berkata kepada rubah kecil itu,
Jika saja ada orang lain disekitarnya mungkin Yang Kai sudah ditertawakan dan dianggap sebagai orang gila,
Yang Kai sadar apa yang dia lakukan memang sedikit seperti orang gila saat berbicara dengan rubah kecil tersebut,
Namun dia tidak ambil pusing karena hanya ada dia seorang di hutan itu, dan dia pun sadar kalau rubah kecil itu sepertinya sedikit pintar dan mengerti apa yang dia bicarakan,
KHUUKHH,,
KHUUKKH,,
Rubah itu menggongong seperti anj*ng namun suaranya agak kecil dan ringan tidak seperti anj*ng yang suaranya bulat dan lantang,
rubah itu berjalan mendekati Yang Kai dengan terpincang-pincang dan mengusapkan kepalanya kekaki Yang Kai seperti anak kucing yang meminta makan kepada tuannya,
"Apa kau lapar,,?" Tanya Yang Kai
UUUKH,, rubah itu mengganguk dan terus mengusapkan kepalanya kekaki Yang Kai,
"Aku tidak tahu apa aku sudah gila atau memang dunia sudah terbalik,,?" Yang Kai tertawa canggung "apa mungkin aku terlalu lama dihutan ini dan otak ku menjadi konslet ya,,?" gumam Yang Kai masih tidak percaya kalau rubah kecil itu bisa mengerti apa yang dia ucapkan,
"Aaww,, apa yang kau lakukan,,,?" Yang Kai tersentak karena tiba-tiba digigit oleh rubah kecil tersebut
KHUUUKKHH,, sahut rubah kecil itu sambil menujukkan wajah imut-imutnya,
rubah kecil itu berharap segera diberi makan namun Yang Kai malah memikirkan sesuatu yang tidak penting menurut rubah kecil itu, sehingga dia pun menggigit Yang Kai agar tersadar dan mengambilkannya makanan, dia merasa sudah sangat lapar, akibat luka yang dia derita, dia tidak bisa berburu makanannya sendiri, usianya pun masih terlalu muda yang seharusnya masih menyusu dari induknya, namun apa daya dia terpisah dari induknya dan luka yang dia alami memaksanya menahan sakit dan lapar selama berhari-hari,
"Baiklah,, baiklah,, aku sudah mencarikanmu makanan jadi tidak usah menujukkan wajah memelas seperti itu,," kata Yang Kai lalu pergi mengambil daging buruan yang dia dapatkan tadi,
saat Yang Kai datang memberinya makan rubah itu langsung memakan daging itu dengan semangat,
"Hei,,! kau itu makan atau mau bunuh diri," kata Yang Kai heran melihat cara makan rubah kecil yang begitu rakus bahkan daging rusa muda yang agak besar pun hampir habis dimakan, daging yang seharusnya bisa dia makan sendiri sampai dua hari, disikat habis oleh rubah yang ukurannya hanya sebesar kucing itu,
Rubah kecil itu tidak peduli dia terus memakan daging rusa yang kini tinggal buntutnya, seakan tidak mau menyia-nyiakan berkah dunia, buntut rusa itu pun disikat habis juga oleh rubah tersebut,
Yang Kai hanya melonggo melihatnya,
Setelah selesai menyantap habis daging rusa, rubah kecil itu bersendawa dan dengan perut yang membuncit bulat seperti bola, dia pun langsung tidur terlentang ditempat itu, yang seketika membuat Yang Kai melompat kaget dan berteriak keras melihat kejadian itu,
"Aaaahh,, siluman kadal, eh salah siluman rubah," teriak Yang Kai sambil berlari dan bersembunyi dibalik pohon,
Saat Yang Kai mengintip dia pun mengerutkan dahi dan terus mengumpati rubah kecil itu, karena Yang Kai menemukan si rubah kecil terus tidur terlentang sambil mendengkur, tidak peduli teriakan dan umpatan Yang Kai,
Setelah lelah mengumpat sendiri, Yang Kai pun pergi menuju goanya, setelah selesai mengamati rubah kecil itu dan dia yakin kalau rubah itu bukanlah siluman melainkan hewan biasa pada umumnya namun sedikit unik menurutnya,
Yang Kai sedikit mengerti antara siluman dan hewan biasa dari pengetahuannya saat membaca buku-buku diperpustakaan klan Lang, kebiasaannya membaca buku jelas membawa banyak keuntungan baginya, setiap harinya dia selalu meluangkan waktu untuk sekedar membaca satu atau dua buku di perpustakaan klan Lang dulu, tanpa terasa semua buku sudah terbaca habis oleh Yang Kai,
Kini dia merasa bahwa buku mamang jendela dunia, sesuatu yang tidak dia ketahui bisa diketahui melalui buku, dia pun bertekad jikalau ada waktu luang dia akan menyempatkan untuk membaca buku untuk menambah pengetahuannya,
Matahari pun mulai berganti bulan menandakan malam telah tiba, Yang Kai pun sudah menyiapkan api unggun untuk menemani malamnya sekaligus menjauhkannya dari hewan buas dimalam hari, dia juga memindahkan rubah kecil yang masih tertidur diluar kedalam goa, agar tidak diserang binatang buas,
Yang Kai melirik kearah tempat rubah kecil itu dan sedikit bergumam, "dasar hewan aneh, kenapa hidupku selalu berdampingan dengan sesuatu yang aneh,,,?" Yang Kai seketika menggingat Lang Chong sahabatnya yang juga termasuk aneh baginya dia pun sedikit tersenyum menggingat hal-hal konyol yang dilakukan sahabatnya,
"Bagaimana kabar mereka,,? Apa mereka baik-baik saja,,? Semoga saja,," gumam Yang Kai yang teringat kedua sahabatnya,
"Emmm,, apa aku juga aneh ya,,?" Lanjut Yang Kai yang merasa apakah dirinya juga aneh sehinggah selalu dikelilingi orang-orang aneh, "tapi mana mungkin diriku yang tampan luar biasa ini aneh,,, ahh,, tidak mungkin," tambah Yang Kai dengan bangga menyebut dirinya tampan luar biasa,
"Sudahlah,, lebih baik aku tidur," Yang Kai pun beranjak ketempat biasa dia tidur yaitu diatas sebuah batu besar yang mirip tempat tidur pada umumnya,
Saat sinar mentari mulai menampakkan dirinya, disertai iringan suara kicauan burung-burung yang bersahutan, nampak rubah kecil sedang melompat-lompat diatas tubuh Yang Kai dan sesekali menjilati wajah Yang Kai,
rubah kecil terlihat kondisinya sudah lebih baik dari pada sebelumnya meskipun masih terlihat agak pincang namun luka dikakinya sudah sedikit mengering karena obat yang diberikan oleh Yang Kai sangat ampuh dan bekerja dengan cepat menutup luka luar,
Obat itu sering digunakan Yang Kai untuk mengobati lukanya saat terluka setelah berlatih,
"Apa yang kau lakukan ini masih malam jangan menggagu tidurku," gumam Yang Kai malas dan masih menutup matanya serta menjauhkan rubah kecil yang sedang menjilati wajahnya,
KHUUKKH,,
KHUUKKH,,
rubah kecil tetap berusaha membangunkan Yang Kai, jika dia bisa bicara mungkin dia sudah mengumpati Yang Kai 'masih malam gundul mu, jelas-jelas sinar matahari sudah menerangi seluruh goa,'
Tempat Yang Kai tinggal memang cukup terbuka jadi sinar matahari bebas menembus ditempat itu,
Yang Kai masih tidak bergeming dia tetap melanjutkan tidurnya meskipun rubah kecil mencoba berbagai cara untuk membangunkannya, seakan tidak mau mimpi indahnya putus ditengah jalan karena diganggu orang lain,
rubah kecil berdiri mematung memikirkan cara untuk bisa membangunkan Yang Kai karena merasa perutnya sudah mulai lapar, dia pun melirik sekitarnya dan menemukan batu berukuran segenggam tangan orang dewasa yang berbentuk seperti gayung, dia pun terfikirkan sesuatu dan berlari mengambil batu itu dan membawanya ketepi sungai didekat goa itu, dia pun bergegas mengambil air dengan batu berbentuk gayung tersebut dan membawa kembali ke goa,
Sesampainya didalam goa dia pun naik ke tempat tidur Yang Kai, dan langsung melempar batu berbentuk gayung kecil yang berisi air itu ke wajah Yang Kai dan tepat mendarat dikening Yang Kai, lalu seketika,,,,
"Aahhhh,,," Yang Kai berteriak melompat-lompat diatas tempat tidurnya sambil berucap sesuatu, namun kata-katanya bernada seperti sedang bernyanyi, "burung kakak tua hinggap dijendela nenek sudah tua giginya tinggal dua," Yang Kai terus melompat-lompat karena kaget dan merasa sakit didahinya, namun terkesan seperti menari sambil bernyanyi,
Rubah kecil yang menyaksikan itu membuka mulutnya sabil mengagguk-angguk mengikuti gerakan Yang Kai yang melompat-lompat,
rubah kecil langsung tersadar dan menutup matanya dengan kedua tangannya, dalam hatinya berkata,"dasar orang gila" dia pun langsung menggelengkan kepalanya,
sesaat setelah selesai melompat-lompat dan bernyanyi Yang Kai melotot kearah rubah kecil
"Apa yang kau lakukan rubah bodoh,,?" Teriak Yang Kai
rubah kecil menatap Yang Kai sejenak lalu menjulurkan lidahnya seperti anj*ing baik namun terkesan mengejek karena terlihat disertai senyum mengejek, dia berfikir Yang Kai mengerti maksudnya yang meminta makanan, namun bagi Yang Kai expresi yang ditunjukkan rubah kecil membuatnya kesal dan berencana memberikan jitakan kepada rubah kecil,
dan pada ahkirnya rubah kecil mendapat jitakan dari Yang Kai yang membuat dahinya muncul benjolan besar seperti tanduk, Yang Kai pun juga berakhir dengan benjolan besar didahinya akibat ditimpuk dengan batu berbentuk gayung oleh rubah kecil,
Dipagi itu lahirlah dua sosok makhluk aneh dengan benjolan merah didahi masing-masing,
Setelah lelah memarahi rubah kecil, Yang Kai pun pergi kesungai untuk mandi dan mencari ikan untuk dijadikan sarapan pagi sebelum memulai latihannya kembali
rubah kecil mengikuti Yang Kai berjalan disampingnya dengan sedikit terpincang-pincang,
Sesampainya disungai Yang Kai langsung melepas pakaiannya lalu melompat kesungai,
Setelah cukup membersihkan dirinya, Yang Kai lanjut menangkap ikan disungai itu,
KHUUKH,, suara rubah kecil sambil menunjuk ikan besar yang dia lihat dari atas sungai
"Apa kau bisa diam, aku bisa melihatnya sendiri," jawab Yang Kai yang tidak mau diperintah oleh rubah tersebut karena masih kesal dengan perbuatan rubah kecil,
UUUUKK,, UUUKKK,,
rubah kecil membuat suara memelas sambil memasang wajah lugunya menatap Yang Kai,
"Baiklah kau menang,," kata Yang Kai "dan berhentilah memasang wajah konyol itu, aku geli melihatnya," lanjut Yang Kai
si rubah kecil langsung menyerigai merasa bangga akan kemenangannya, kejadian yang begitu langka karena ada seekor rubah yang sedang menyerigai,
Namun Yang Kai sudah mulai terbiasa akan keanehan pada rubah itu, dia pun memilih melanjutkan untuk menangkap ikan daripada mengurusi rubah aneh tersebut,
Tanpa terasa matahari perlahan-lahan mulai naik tinggi, Yang Kai pun beranjak dari tempat duduknya setelah menghabiskan makanannya, dia pun memulai kembali latihannya,
Sedangkan rubah kecil langsung masuk ke goa setelah menghabiskan makanannya dan langsung tidur didalam goa,
Yang Kai hanya menggelengkan kepalanya lalu menuju tempat biasa dia berlatih,
BAKKHH,,
BUKKHH,,
BAMMM,,
DUARRR,,
suara pukulan, dan diiring ledakan terus bersahut-sahutan saat Yang Kai memulai latihannya,
Satu menit berlalu,,
Setengah jam berlalu,,
Lima jam pun berlalu,,
"Hah,,, hah,,, hah,,, masih belum ini bukanlah batas ku," gumam Yang Kai yang terlihat sudah mencapai batas kemampuannya,
"Tidak aku harus bisa melampaui batasan ku, aku masih bisa,,"
Yang Kai masih terus mencoba melawan batas kemampuannya tanpa peduli rasa lelah dan sakit disekujur tubuhnya yang mulai dia rasakan, dia terus mencoba melampaui batasannya,
Hari-harinya pun dia lalui dengan terus berlatih melampaui batasan kemampuan tubuhnya, berharap dengan melampaui batasan pada tubuhnya dia mungkin bisa mengumpulkan tenaga dalam, dan bisa naik tingkat lebih cepat,
keberadaan rubah kecil membuat hidupnya lebih baik, dan sedikit menghilangkan rasa kesepian dan kesedihannya karena tingkah rubah kecil yang semakin konyol, meskipun hanya beberapa hari bersama rubah kecil namun Yang Kai sudah menggangap rubah kecil sebagai keluarganya,
diusianya yang masih 6 tahun Yang Kai sudah berjuang tanpa kedua orang tuanya maupun saudara-saudaranya, meskipun hutan yang dia tinggali tidak terlalu berbahaya, dan kemungkinan bertemu hewan buas hanya sekitar 10% , namun tetap saja bagi bocah berusia 6 tahun bukanlah perkara mudah untuk bisa tetap hidup,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
👍👍👍
2023-10-22
0
Uwais Aufa
trllu lama thor, muter2 di situ
2021-10-25
0
Sopo Nyono
ttp semangat 💪💪💪💪💪💪💪
2021-10-05
2