Setelah beberapa saat Sio Ping memanggil kedua adiknya dan seluruh anggotanya untuk berkumpul dan segera meninggalkan tempat itu menuju kemarkas rahasia mereka, sebelum menuju sekte iblis bayangan untuk menyerahkan Lang Hu dan kedua adiknya agar segera mendapatkan hadiah dari sekte iblis bayangan,
"Nanti malam kita akan pesta besar-besaran karena panen kita hari ini sangat besar," teriak Sio Ping kepada anggotanya,
"hidup ketua,," jawab anggota pisau tengkorak serentak dengan sangat antusias, mereka sangat senang mendengar sang pemimpin akan mengadakan pesta besar-besaran, karena pemimpin mereka hampir tidak pernah mengadakan pesta besar-besaran setelah para pedagang memutuskan untuk tidak pernah melewati daerah kekuasaan mereka dan membuat pendapatan mereka menurun,
Mereka pun serempak tertawa lantang karena begitu bahagianya sambil berteriak 'hidup ketua' berkali-kali,
Sio Ping sangat yakin akan mendapatkan hadiah yang sangat besar dari sekte iblis bayangan karena Patriak sekte iblis bayangan langsung yang meminta bantuan kepada mereka, dan menjanjikan hadiah besar jika menemukan Lang Hu dan adik-adiknya,
sementara saat ini mereka bukan hanya menemukan Lang Hu dan kedua adiknya namun mereka bahkan menangkap hidup-hidup Lang Hu dan adiknya, dan sudah pasti akan mendapatkan hadiah yang berkali lipat dari yang dijanjikan sekte iblis bayangan, meskipun mereka tidak tahu hadiah apa yang akan mereka dapatkan namun mereka sangat mengenal patriak Shin Bu dengan sangat baik, meskipun patriak Shin Bu terkenal kejam pada musuhnya namun sangat baik pada orang yang membantunya dia tidak akan tanggung-tanggung memberikan hadiah besar meskipun hanya sedikit saja membantu menyelesaikan masalahnya,
karena patriak Shin Bu tidak pernah ingin berhutang budi pada siapa pun, bagi patriak Shin Bu hutang budi sama saja menjadi budak orang lain, dia tidak mau sampai mengorbankan nyawanya demi membalas budi bagi orang yang menolongnya,
Oleh sebab itu dia lebih memilih mengeluarkan banyak hartanya hanya untuk membalas bantuan dari orang lain, karena Shin Bu sendiri tidak kekurangan harta benda sehingga tidak pernah khawatir akan menjadi miskin, selain itu dia pun hampir tidak pernah meminta bantuan orang lain kecuali sangat mendesak dan dia hanya meminta bantuan dari orang yang dekat dengannya serta yang dia percayai,
Saat mereka selesai berteriak dan tertawa bersama, mereka pun berniat membawa Lang Hu dan kedua adiknya untuk dibawa kemarkas rahasia mereka sebelum diserahkan kesekte iblis bayangan,
namun saat mereka tinggal beberapa langkah lagi sampai ditempat Lang Hu,
tiba-tiba saja,,,,
GDABRUUUKK,,
terdengar suara benda jatuh dari arah belakang mereka, yang membuat mereka serentak menoleh kearah benda jatuh tersebut, saat mereka menoleh mereka mendapati bukan sebuah benda yang jatuh melainkan seorang sepuh yang kira-kira berusia 90 tahunan, memakai jubah kecoklatan sedikit kusam dan terdapat banyak tambalan pada jubah orang itu, dengan rambut dan jenggot yang begitu panjang dan seluruhnya sudah memutih termakan usia,
saat pandangan mata seluruh anggota pisau tengkorak mengarah kepada seorang sepuh itu, seorang sepuh itu hanya menyerigai polos seperti bocah tak berdosa sambil menggaruk kepalanya,
"Aahh,, wajah ku tidak setampan itu jangan menatap ku seperti itu,, aku kan jadi malu,," kata pria sepuh itu dengan polosnya sambil mengibaskan rambut putihnya,
Seketika suasana menjadi hening bahkan sampai membuat seluruh anggota pisau tengkorak membuka tutup mulutnya,
Bahkan Lang Hu yang wajahnya sudah sangat pucat karena banyak memuntahkan darah dan menahan rasa sakit pun sampai hampir jatuh pingsan mendengar perkataan pria sepuh tersebut,
sedangkan Lang Yue dan Lang Chong yang sudah bebas dari totokannya dan sedang dalam kondisi kaki dan tangan terikat langsung jatuh tersungkur juga karena mendengar perkataan pria sepuh itu,
"Terima kasih,, terima kasih,, aku sungguh tersanjung," lanjut pria sepuh itu sambil melambai-lambaikan tangan seakan menyapa penggemarnya setelah dia bangkit dan berdiri dari posisi jatuhnya, "sudah lama aku tidak mendapat kehormatan seperti ini," tambah pria sepuh itu tersenyum bahagia
Seketika semua anggota pisau tengkorak yang awalnya membuka tutup mulutnya kini langsung jatuh tersungkur, mereka sudah tidak sanggup mendengar perkataan yang menyayat hati itu, 'sungguh tidak tahu malu' batin mereka
Lang Hu berusaha dan memaksa menggerakkan kepalanya lalu menggeleng pelan mendengarnya,
sementara diposisi Lang Yue dan Lang Chong yang baru saja duduk dengan berusaha sangat keras karena kaki dan tangannya terikat, kini harus kembali jatuh tersungkur mendengar kata tidak tahu malu dari pria yang menurut mereka sudah bau tanah dan hampir mati itu,
"Tidak ada yang memuji ketampananmu tua bangka bodoh," teriak Sio Pang geram
"Siapa kau tua bangka idiot, bau tanah, sumur angker, nyamuk malaria, kaos kaki bolong,,,,?" Tanya Sio Ping dengan segala umpatannya setelah berdiri kembali, dia tidak mau kalah dari adiknya dan ikut meneriaki pria sepuh itu, dia sangat kesal dengan ucapan tidak tahu malu dari orang yang sebentar lagi mati itu, kalau mereka mendengar perkataan tersebut dari anak muda mungkin mereka tidak akan sekesal ini, dia pun melontarkan segala umpatan kepada pria sepuh tidak tahu malu itu,
"Apa yang kau lakukan disini,,?" Lanjut Sio Peng bertanya, dia terlihat sudah sedikit tenang namun masih merasakan kekesalan dihatinya,
"Eehh,, aku fikir kalian menggagumiku sampai-sampai melonggo menatapku, hehe," jawab pria sepuh itu polos sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal,
"Bukan itu yang kami tanyakan bodoh,, aahh,, aku tanya siapa kau dan apa yang kau lakukan disini,,?" Sio ping kembali bertanya namun dengan nada yang sangat tinggi dia sudah sangat geram dan ingin sekali memukul pria sepuh itu,
"Maaf,, maaf,, aku tadi terpeleset jadi jatuh dari pohon, tidak usah difikirkan," ucap pria sepuh itu santai namun kembali tidak sesuai dengan apa yang ditanyakan Sio Ping
"Aahh,,, kau,," Sio Ping menjadi pusing dan berniat menyerang pria sepuh itu namun dihentikan Sio Peng,
Sio Peng yang sudah lebih tenang merasa pria sepuh yang dihadapannya sangat berbahaya, karena dia tidak bisa mengukur kekuatan pria sepuh itu dan bahkan tidak mampu menyadari kehadiran pria sepuh itu yang dia rasa sudah sangat lama mengawasi mereka dari atas pohon yang bahkan tidak jauh dari tempat mereka memulihkan diri,
dia pun mencegah kakaknya ketika melihat kakaknya berniat menyerang pria sepuh tersebut,
"Tuan kalau boleh tahu siapa anda dan apa yang anda lakukan disini,,,?" Tanya Sio Peng tenang dan menunjukkan rasa hormat terhadap pria sepuh itu,
Pria sepuh itu tidak menjawab hanya tersenyum kecil
Sio Peng tidak mau menggambil resiko jika sampai menyinggung orang yang salah, dengan kemampuan mereka saat ini yang masih belum pulih total, akan sangat bahaya jika harus kembali bertarung apa lagi jika musuh yang mereka hadapi ternyata lebih kuat dari pada Lang Hu, menghadapi orang yang setingkat dengan Lang Hu saja kemungkinan mereka hanya bisa bertahan puluhan jurus dengan kondisi mereka saat ini,
dia yakin orang yang dihadapannya ini memiliki kekuatan yang besar bahkan dia sangat yakin tentang itu, karena tidak mungkin orang biasa akan setenang ini dihadapan banyak orang yang semuanya merupakan pendekar dengan tingkatan yang tidaklah buruk,
"Adik apa yang kau lakukan,,?" Sio Ping heran dengan sikap adiknya itu yang tidak biasanya menaruh hormat pada orang lain
"Kakak tenanglah, apa kakak tidak curiga dengan orang itu,,,? aku tidak bisa mengukur kekuatannya dan dia terlihat masih tenang didepan kita semua," bisik Sio Peng kepada sang kakak
Sio Ping pun terdiam dia lalu menoleh kearah pria sepuh itu dan mencoba mengukur kekuatannya, dan hasilnya dia pun mengerutkan kening karena tidak mampu mengukur batas kekuatan orang didepannya itu,
"Kau benar adik," kata Sio Ping sedikit lebih tenang
"Haah,, aku suka orang sepertimu," dia menunjuk Sio Peng "yang bisa menganalisis situasi dengan tenang tidak seperti dia," lalu menunjuk kearah Sio Ping
Sio Ping yang ditunjuk pria itu langsung mengerutkan keningnya dia tahu apa maksud dari perkataan pria sepuh itu, meskipun ada rasa tidak suka dengan apa yang dikatakan pria sepuh itu, namun dia berusaha tetap tenang dan tidak terbawa emosi, karena sekarang dia juga yakin bahwa pria sepuh itu bukan orang biasa melainkan pendekar hebat, dia pun hanya diam tidak menjawab dia tidak ingin mengambil resiko,
"Aku sarankan kau jangan sering-sering marah nanti kau cepat tua, seharusnya kau belajar dari saudaramu," kata pria sepuh itu menunjuk Sio Ping
"Maafkan kami jika menyinggung anda tuan, kalau boleh tahu siapa dan apa yang anda lakukan disini tuan,,?" Sio Peng mencoba bertanya sekali lagi dengan penuh hormat, berharap bisa mengetahui siapa dan apa tujuan pria sepuh itu agar tidak sampai salah mengambil tindakan,
"Emm,, baiklah jika kau memaksa," jawab pria sepuh itu tersenyum lebar lalu mengangkat tangan kirinya keatas, tangan kanannya kedepan dan melebarkan kakinya membentuk kuda-kuda "namaku adalah,," lalu merubah posisi kedua tangannya kesamping kanan, "Luo,,,," lalu kembali menggerakkan kedua tangannya kesamping kiri, "Qin,," dan berakhir dengan pose sok tampan "Pengelana gila turun dari kahyangan Luo Qin," sambil berseru lantang dan tawa bangganya,
Seketika suasana kembali hening karena semua orang mematung dan membuka tutup mulut mereka termasuk Lang Hu dan adik-adiknya karena melihat tingkah pria sepuh tersebut,
"Kalau tujuanku,,? Emm,,? sebentar aku tanya temanku dulu," lanjut pria sepuh itu tersenyum canggung
dan pria sepuh itu menoleh kebelakang da berteriak keras
"Hei senior apa kau hanya melihat saja,,? Aku binggung apa yang harus aku lakukan,,,?" Teriak pria sepuh itu,
Melihat kelakuan pria sepuh itu membuat semua orang binggung sekaligus heran dengan apa yang dia lakukan, mereka berfikir apa orang itu benar-benar gila sesuai julukannya atau memang ada orang lain bersamanya yang tidak mereka ketahui,?
namun kebinggungan mereka terjawab saat tiba-tiba terdengar suara menggemah dan terdengar dari segala arah,
"Aiis,, orang itu selalu saja bodoh," gumam sosok misterius itu sambil menggelengkan kepalanya, lalu,,
"Kau bisa lakukan apa pun pada mereka namun pastikan tiga orang yang terikat itu tidak mati," teriak sosok misterius itu yang menggemah keras dan terdengar disegala penjuru,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Mikha Benny
ini mc nya sapa thor? yang fei apa lang hu cong??
2021-11-10
0
3 jagoan
M
A
N
T
A
P
THOR😘😘😘😘😘😘
2021-11-01
1
Kurnia Zebua
skip
2021-10-31
0