Setelah beberapa saat, Lang Hu akhirnya selesai menyerap khasiat pil embun jiwa dan hampir pulih dari kondisi puncaknya, dengan luka yang seharusnya menjadikan dia cacat kini berhasil pulih hingga 70% kondisi puncaknya, wajah yang semula pucat kini terlihat segar kembali, dan mereka pun menghampiri Luo Qin dan pria tua itu.
"tuan maaf membut kalian menunggu," kata Lang Hu sopan dan menakupkan kedua tangannya sedikit membungkuk memberi hormat
"tidak perlu sungkan, namaku Gong Law panggil saja paman Law," jawab pria tua misterius itu yang ternyata bernama Gong Law
"apa junior Du menyuruhmu untuk menemuiku....?" tanya Gong Law
"benar tu... eh maksudku paman Law," jawab Lang Hu gugup "bagaimana paman Law bisa tahu tentang
kejadian ini...?" lanjut Lang Hu bertanya
"aku mendapat kabar tentang klan kalian lalu aku pergi kesana untuk memastikan namun.... kau pasti bisa bayangkan yang terjadi." jawab Gong Law tenang namun tidak mau menjelaskan keadaan klan Lang karena melihat Lang Yue dan Lang Chong, dia merasa mereka masih terlalu kecil untuk mengetahui kebenarannya,
"aku mengerti paman," jawab Lang Hu terlihat begitu sedih
"aku mendengar kabar dari warga desa terdekat kalau anak junior Du ada yang meninggalkan klan saat sebelum pertempuran terjadi, jadi kufikir kau disuruh junior Du untuk menemuiku dikota Rangsu, dan aku pun memutuskan kembali kekota untuk menemuimu, namun tidak disangka kita bertemu disini" kata Gong Law menjelaskan sedikit tujuannya yang ingin kembali kekota untuk bertemu Lang Hu,
saat perjalanan kembali kekota Rangsu Gong Law melewati jalan setapak itu, karena memang hanya lewat jalan itu yang terdekat, namun saat dia sampai ditengah jalan dia dan Luo Qin mendengar ada pertempuran didepannya, mereka pun sebenarnya tidak ingin melihat dan bergegas kembali agar Lang Hu tidak kesulitan mencari Gong Law namun firasat Gong Law mengatakan untuk memantau keadaan dan mendapati Lang Hu sudah tak berdaya,
mereka tidak berniat ikut campur karena keberadaan mereka untuk saat ini tidak boleh ada yang mengetahuinya, karena mereka sebenarnya dalam misi rahasia dan jika keberadaan mereka sampai diketahui maka misi mereka akan dianggap gagal, oleh sebab itu juga mereka membunuh semua anggota pisau tengkorak,
saat Sio bersaudara menyebut nama klan Lang saat bicara dengan Lang Hu dia pun langsung menyuruh Luo Qin untuk bergerak menyelamatkan Lang Hu
"ya.. ya.. karena itu aku sampai terpeleset jatuh dari atas pohon, harga diriku serasa jatuh, ketampanan dan kewibawaan ku ahh.. tidaakk.., jadi senior harus bertanggung jawab," Luo Qin menggerutu setelah Gong Law selesai bercerita
PLAAAK
"tidak ada yang perlu dipertanggung jawabkan, bukankah semua itu karena kebodohanmu sendiri," jawab Gong Law setelah memukul kepala Luo Qin
"kau ini senior ku atau ayah tiri ku sih...?" Luo Qin menggerutu sambil memegang kepalanya yang sakit terkena tamparan keras dari Gong Law
"diamlah...! sebaiknya kita kembali ke sekte," kata Gong Law
"Ehh tapi misi kita bagaimana senior..?" tanya Luo Qin heran akan keputusan Gong Law
"kau tenanglah misi kita sudah dianggap berhasil karena aku sudah menemukan lokasi b*jingan tua itu bersembunyi," jawab Gong Law
"benarkah..? apa senior tidak bohong..? lalu kenapa senior tidak memberi tahuku sebelumnya..?" sahut Luo Qin cerewet seperti emak-emak sedang ngerumpi
"Apa kau bisa diam...? berhentilah menjadi emak-emak cerewet," jawab Gong Law dengan nada tenang "ikuti saja kataku, sebaiknya kita cepat kembali karena perjalanan kita sangat jauh," ucap Gong Law tenang namun ada sedikit rasa kesal dihatinya, dia tidak mau menjawab pertanyaan Luo Qin dan mengajak mereka segera kembali ke sekte karena untuk sampai disana butuh waktu berbulan-bulan untuk sampai disana,
"Baiklah" jawab Luo Qin tidak senang dengan jawaban Gong Law yang tidak sesuai dengan apa yang dia tanyakan,
Lang Hu, Lang Yue, dan Lang Chong hanya mengganguk,
lalu mereka pun pergi kesekte Gong Law dan berencana memberi tahu desa atau kota terdekat untuk mengurus mayat-mayat kelompok pisau tengkorak.
##########
satu bulan kemudian...
BYYUUURRR
"hahahaha... rasa kan pembalasanku, hahaha.." teriak seseorang disertai tawa bahagia yang begitu lantang
Khuuukk..
Khuuukk..
"Hahaha Ugh, sialan kau..! rubah idiot awas kau," teriak orang itu kesal setelah tertawa lantang lalu tiba-tiba seekor ikan masuk meluncur cepat kearah mulutnya yang terbuka lebar
"Khuk..khuk..khuk," seekor rubah putih tertawa setelah berhasil melempar ikan tepat ke mulut orang itu
lalu melesat berlari saat orang itu mengejarnya
"berhenti kau Yang An, jangan lari kau serahkan pantatmu, biar aku tampar pantat mu" teriak orang itu yang tidak lain adalah Yang Kai yang mengejar Yang An
Yang Kai yang selesai berlatih berniat mengajak Yang An pulang namun mendapati Yang An tertidur pulas dengan terlentang diatas batu dipinggir sungai, dia pun mendapatkan ide untuk mengerjai Yang An yang biasanya selalu mengerjainya,
dia menangkap kepiting sungai dan memaksa kepiting sungai untuk mencapit ekor Yang An, alhasil Yang An yang terhanyut dalam mimpinya seketika meloncat kaget karena ekornya dicapit kepiting sungai, namun na'as nasib buruknya tidak selesai disitu, dia pun harus tercebur sungai saat dia meloncat karena begitu kagetnya,
Yang An yang begitu kesal karena ditertawai Yang Kai langsung menangkap ikan disekitarnya dan melempar ikan tersebut kearah mulut Yang Kai dan lemparan jitunya berhasil mendarat tepat dimulut Yang Kai yang sedang terlena dengan keberhasilannya mengerjai Yang An, Yang An pun sontak tertawa tak kalah lantang dengan Yang Kai dengan versi suara rubahnya,
"hah.. hah.. aku menyerah kemarilah Yang An kita pulang," kata Yang Kai kelelahan karena setelah berlatih langsung memaksa mengejar Yang An yang larinya sangat cepat,
Khhuuukk...
Yang An tidak mendekat kearah Yang Kai, dia hanya menyerigai sombong karena dia sadar kalau akan dijebak oleh Yang Kai, dia lalu berbalik badan dan mengejek Yang Kai dengan menggoyang-goyangkan pantatnya kearah Yang Kai,
"dasar rubah idiot awas saja kau kalau kutangkap," Yang Kai berteriak keras, dia begitu kesal karena rencananya selalu saja bisa dibaca oleh Yang An
Mereka berdua selalu saja bertingkah konyol setiap harinya, disela waktu senggang saat sebelum atau sesudah Yang Kai latihan, meskipun Yang Kai mandiri namun tetap saja jiwa kekanak-kanakannya masihlah ada, tidak bisa dipungkiri bahwa Yang Kai hanyalah bocah berusia 6 tahun, yang masih membutuhkan teman bermain seperti bocah normal lainnya,
2 bulan berlalu...
6 bulan kembali berlalu...
1 tahun pun dengan begitu cepatnya berlalu...
Kini usia Yang Kai sudah menginjak angka 7, tiada hari tanpa adanya latihan baik latihan fisik, jurus-jurus maupun mencoba berlatih mengumpulkan tenaga dalam meskipun dia masih tidak bisa mengumpulkannya,
dengan usia yang masih terbilang belia, Yang Kai selalu berusaha begitu kerasnya, berbekal sedikit sumber daya yang dia ambil dari tetua Ba dan muridnya dari sekte iblis bayangan, dan beberapa yang dia dapat didalam hutan, sampai-sampai membuat otot tubuhnya berkembang tidak wajar, otot-ototnya begitu kekar diusianya yang hanya 7 tahun dan tubuhnya yang berkembang pesat sampai terlihat seperti anak berusia 10-12 tahun, orang yang melihat Yang Kai tidak akan mengira kalu usianya masih 7 tahun.
sedangkan Yang An yang dulunya begitu kecil kini sudah tumbuh besar hampir menyamai a*jing dewasa, dia bahkan sedikit mempunyai kemampuan karena sering ikut berlatih tanding dengan Yang Kai, kemampuan utamanya yaitu dalam hal kecepatan baik berlari mau pun menyerang musuhnya menggunakan cakar mau pun gigi taringnya,
"apa hanya sampai sebatas ini...? sudah 1 tahun lebih aku berlatih dihutan ini namun hanya sampai sebatas ini kah,,?." kata Yang Kai sedih sambil berbaring menatap langit sore, "apa aku memang ditakdirkan menjadi seorang pecundang...?" lanjutnya menghelah nafas berat,
Khuuukk...
Khuuukk... ('jangan putus asa kak' bila diartikan)
"aku tahu itu, tapi kau sudah melihat bagaimana aku berlatih setiap hari tidak peduli tubuh ku terluka, tapi apa..? aku bahkan tidak bisa naik ketingkat pembentukan akhir," jawab Yang Kai seperti sudah mengerti apa yang dikatakan Yang An
Tingkatan Yang Kai selama ini hanya sebatas pembentukan menengah, dan tidak bisa berkembang lagi selama dia berlatih cukup lama dihutan itu, bahkan masih tidak bisa menggumpulkan tenaga dalamnya, hal itu membuatnya putus asa dan merasa menjadi pecundang, bahkan dia sudah mengkonsumsi sumber daya yang seharusnya mulai digunakan saat berada ditingkat jendral,
karena bagi anak yang berada ditingkat pembentukan tidak membutuhkan sumber daya untuk meningkatkan tingkatan mereka hanya cukup dengan berlatih fisik atau mulai menggumpulkan tenaga dalam, mereka bisa naik tingkat dengan sendirinya tergantung seberapa jenius anak tersebut,
Yang Kai memang tidak berkembang dalam tingkatan maupun tenaga dalamnya, namun tidak dengan kekuatan fisiknya, dan tanpa dia sadari jenis tulangnya terus berkembang karena sering mengkonsumsi sumber daya, karena semakin tinggi tingkat tulang seseorang maka akan semakin tinggi juga sumber daya yang diperlukan,
jenis tulang Yang Kai yang dulunya ditingkat perunggu kini kembali berkembang ketingkat perak, untuk meningkatkannya lagi ketingkat emas maka membutuhkan sumber daya yang tidaklah sedikit dan kwalitas yang sangat tinggi,
Yang Kai yang sekarang meskipun ditingkat pembentukan menengah namun dia bisa mengimbangi tingkat jendral menengah, dan bisa saja membunuh tingkat jendral awal meskipun tanpa menggunakan tenaga dalam, namun itu semua tidaklah cukup di dunia yang begitu kejam ini, kebanyakan orang menggunakan sistem yang lemah ditindas yang kuat berkuasa, dan dengan kekuatan Yang Kai sekarang tidak mungkin bisa bertahan di dunia ini,
sebenarnya Yang Kai tidaklah lemah namun menurut sosok yang pernah datang dimimpinya dia harus mencari kunci untuk membangkitkan kekuatan tersembunyi yang tidak dia ketahui, tetapi Yang Kai tidak mengetahui apa yang dimaksud kunci oleh sosok misterius itu,
"apa sebaiknya aku pergi berkelana dan mencari pembimbing yang kuat ya..? tapi dengan kekuatan seperti ini bagaimana mungkin aku bertahan..?" ucap Yang Kai binggung, dia berfikir untuk mencari guru yang kuat yang mungkin bisa membantu mencari solusi tentang kondisinya namun dia bimbang karena kekuatannya belum cukup untuk berkelana,
"sudahlah.. tidak peduli resiko apa yang harus aku hadapi, aku harus berkelana mencari kunci yang dimaksud kakek itu," lanjut Yang Kai memantapkan tekadnya untuk berkelana,
Khuuukk..
Khuuukk.. ('apa kakak akan meninggalkanku..?' tanya Yang An dengan wajah sedih)
"kau ini saudaraku mana mungkin aku meninggalkanmu..?" sahut Yang Kai mengerti apa yang difikirkan Yang An lalu mengelus kepala Yang An yang tidur di atas dadanya,
mereka pun terus berbaring memandang langit sore dan menunggu datangnya gelap malam menyelimuti bersama-sama tanpa ada lagi perbincangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Mantap... lebih baik sama2 untuk menjadi teman dan saudara
2024-01-15
0
3 jagoan
mantul
2021-11-01
1
H&R CAIM
bocah kecil, tanpa ada Guru, kok bisa pintar sendiri... bisa berlatih sendiri, dan ngerti lagi tingkatan tingkatan tulaaang... huuuh,,
2021-11-01
0