Langkah kaki Benjamin tiba di depan sebuah pintu. Sambil menarik napas panjang, ia mendorong pelan, membuka pintu tersebut dengan sangat perlahan.
Pemandangan di depan matanya membuat Benjamin terpaku. Seorang wanita sedang menunggingg dengan ujung gaun terangkat hingga ke bokong, lalu perlahan kedua tangan wanita tersebut menurunkan stoking yang ia pakai di kakinya. Wanita itu memulai dengan kaki sebelah kanan, ketika stoking sampai di ujung kaki, Benjamin melihat wanita tersebut menendang lepas stoking tersebut hingga terlempar ke bawah sofa.
Wanita itu berpindah dengan stoking di kaki sebelah kiri, pinggulnya bergoyang, pemandangan bokongg serta paha yang polos memberikan tontonan yang sangat erotis di mata Benjamin.
Setelah selesai dengan kedua stoking tadi, wanita itu menurunkan kembali rok gaunnya, kemudian mengambil gelas yang sudah terisi anggur dari atas meja.
"Ah ... leganya ... tahu rasa kau Bernie! Kau kehilangan satu set lagi stoking mahal," ucap wanita itu sambil terkikik. Ia kemudian menyesap anggur, tidak menyadari sama sekali sepasang mata yang menatapnya dengan mata berkilat tertarik.
Saat tegukan kedua baru meluncur di tenggorokan wanita tersebut, sebuah pintu penghubung di dalam ruangan itu terbuka lebar.
"Siapa kau!?" teriak Athena. Wanita yang baru saja datang dari pintu penghubung.
Wanita yang baru saja melepas stoking, yang tak lain adalah Daniella sangat terkejut melihat ternyata ada orang lain di ruangan itu.
"Ben!" teriak Athena. Terkejut ketika melihat Benjamin yang sudah berdiri di dekat pintu masuk.
Sontak Daniella berbalik. Matanya bertatapan dengan sepasang mata elang berwarna hitam milik seorang pria tampan yang juga bertubuh gagah. Mata itu sekilas berkilat geli ketika memandangnya.
"Ben, kau datang," ucap Athena dengan nada manja. Ia berjalan mendekati Benjamin.
Dengan sangat tenang, Daniella meletakkan gelas anggurnya kembali ke atas meja.
"Maafkan aku. Sepertinya aku salah kamar. Aku permisi, Mam, Sir."
Daniella berjalan anggun, menunduk sedikit ketika melewati pasangan tersebut. Sebuah senyum smirk yang tersungging di bibir pria yang ia lewati memberi Daniella jawaban atas pertanyaan yang menghentak hatinya. Apakah pria itu melihat aksi stokingnya tadi?
Pria tadi melihatnya. Pria tadi melihat ketika aku menaikkan gaun hingga bokong dan membuka stoking, batin Daniella dalam hati.
Senyum miring di bibir lelaki itu memberitahukan hal tersebut. Berjalan di lorong, menjauh dari kamar, Daniella kemudian menepuk keningnya sendiri sambil menggerutu. "Sialan! Siapapun kau, pria Brengsek!" umpatnya keras-keras.
Tidak menyadari bahwa pria yang ia umpat memandanginya dari depan pintu kamar.
Benjamin memang mengikuti Daniella keluar dari kamar, lalu berhenti untuk memandangi punggung Daniella yang menjauh. Seringai geli langsung tersungging di bibirnya ketika mendengar Daniella mengumpat.
"Ben. Aku senang kau mau datang kemari, " ucap Athena. Ia baru saja akan keluar mendekati Ben ketika tangan kanan pria itu terangkat ke atas.
"Berhenti di sana, Athena. Aku kemari untuk mengucapkan kalimat ini. Peringatan terakhir untukmu! Berhenti melakukan hal bodoh untuk mendekatiku! Kau istri ayahku sekarang! Jadi menjauhlah. Jangan membuatku jijik!"
Ben melangkah pergi, meninggalkan Athena begitu saja. Ketika tiba di ujung lorong, sebuah pintu terbuka. Pasangan pengantin yang baru saja menikah terlihat baru saja mau keluar dari pintu tersebut.
Ben menaikkan alisnya ketika melihat Verga Machetti tampak berantakan. Hanya tinggal kemeja putih yang menempel di tubuh atas Verga. Tiga kancing teratas kemeja tersebut terbuka. Rambutnya kusut seperti baru saja diacak-acak.
"Ah, Ben!" seru Verga, lalu ia tersenyum lebar. Tampak senang dan penuh semangat.
"Verga ... Bel ...." Benjamin menganggukkan kepala pada pengantin pria dan menyapa adiknya. Gaun gadis itu masih rapi, hanya hiasan rambutnya yang sudah menghilang. Rambut itu terurai tanpa ikatan di punggung Belinda. Bibir lembab adiknya yang memerah memberitahu Benjamin apa yang baru saja pengantin itu bagi di ruangan tadi.
"Ben. Kami mau pergi sekarang. Bisakah kau mengatakan kalau kau tidak melihat kami sama sekali?" Verga menarik Belinda, memeluk pinggang pengantinnya. Tampak posesif dan hangat di mata Benjamin.
Benjamin tersenyum. "Tentu saja. Pergilah. Biar aku tangani yang di sini," ucapnya penuh pengertian.
"Oke. Ayo, Bel. Bulan madu kita dimulai," ucap Verga.
Pasangan itu baru saja pergi beberapa langkah ketika Benjamin memanggil kembali adiknya.
"Bel!"
Belinda berhenti, lalu menoleh. Ia memandang datar pada kakaknya itu.
"Turuti Suamimu, sekarang kau berada di naungan Keluarga Marchetti," pesan Benjamin dengan nada lembut tapi tegas.
Benjamin melihat mata adiknya berkilat sekilas sebelum gadis itu menganggukkan kepala.
"Semoga kau suka hadiah pernikahan dariku," tambah Benjamin lagi.
Belinda tidak menjawab, jadi Verga menggantikannya. "Tentu, Ben. Kami pasti menyukainya. Kami pergi sekarang, oke?"
Benjamin mengangguk. Memandangi punggung Belinda yang menjauh. Ia sudah mencarikan suami terbaik untuk Belinda, namun sikap dingin dan tanpa emosi gadis itu tidak hilang. Ben penasaran bagaimana sikap gadis itu tadi ketika berada di dalam kamar dengan suaminya. Melihat dari penampilan Verga, gadis itu sepertinya lumayan membuat suaminya itu senang.
Ah, bukan hanya lumayan ... tapi pengantin prianya benar-benar senang, batin Benjamin.
NEXT >>>>>
**********
From Author,
Terima kasih sudah mampir. Jangan lupa klik like, love, bintang lima, komentar dan votenya ya. Sebelumnya author mengucapkan terima kasih banyak.
Salam. DIANAZ.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Triiyyaazz Ajuach
ya ampun apakah Benjamin akhirnya berjodoh dgn Daniela 😄😄😄
2023-07-27
0
nobita
udh 2 kali thor aku baca karya mu ini... tp gk akan bosan...
2023-07-03
0
𝐙⃝🦜 𝐙𝐈𝐅𝐄𝐈
ben kamu bakal terngiang ngiang oleh bokong daniella kekekkekeke
2022-08-28
2