Satu minggu berlalu....
"Meimei, ada apa denganmu...?"tanya Yuan Ana. "Yuan jiejie apa kau mempunyai keluarga?."tanya putri Zhao. "Punya..."ujar Yuan Ana." Dimana mereka?"tanya lagi putri Zhao. Yuang Ana mengela nafas sebelum menjawabnya."Mereka sudah tenang disana...mereka sudah tidak akan merasakan sakit lagi seperti dulu.."ujar Yuan Ana tanpa sadar air matanya mulai berjatuhan.
"Apa maksudmu?...jangan bilang keluarga jiejie....ah...maaf..maafkan aku jiejie aku tidak sengaja....maafkan aku jiejie.."ujar putri Zhao yang menyesali pertanyaan yang seharusnya tidak ia tanyakan pada Yuan Ana.
"Tidak apa meimei...kau tidak usah merasa bersalah...kau memang belum tahu..jadi tidak masalah"ujar Yuan Ana lembut sambil menghapus air matanya.
"Apa aku boleh tahu apa yang terjadi pada jeluarga jiejie?."tanya putri Zhao dengan hati-hati. Sebelum Yuan Ana menjawab putri Zhao langsung memotongnya cepat."Te..tetapi jika Yuan jiejie tidak mau menceritakannya juga tidak masalah."ujar putri Zhao merasa tidak enak jika ia terlalu ikut campur. Tetapi jiwa kepo nya sudah meronta-ronta, jadi apa salahnya jika ia bertanya. Namun jika Yuan Ana tidak memberitahunya juga tidak akan jadi masalah. Bagaimanapun itu memang sudah menjadi privasi mereka.
"Dulu keluarga kami dari kalangan orang miskin..."ujar Yuan Ana mulai menceritakan kehidupannya.
FLASHBACK ON
"Ibu...ibu kenapa?"ujar seorang gadis berusia 7 tahun. "Ibu..ibu..tidak apa-apa nak."ujar sekorang wanita kira-kira berumur >50 tahun itu.
"Apanya yang tidak apa-apa... ibu terluka! banyak darah yang keluar dari tubuh ibu..hiks..hiks....ibu pasti merasa sakit kan?.."tanya anak itu mulai menangis melihat keadaan ibu nya yang kurang enak dipandang. Siapa yang melakukan ini pada ibuku? batin gadis itu.
"Sekarang dengarkan ibu Yu'er...kau harus pergi dari sini...tempat ini sudah tidak aman bagimu...hiks...maaf ibu tidak bisa selalu menemanimu nak..."ujar ibu itu sambil menangis merasa bersalah pada anaknya."Apa yang ibu katakan??...ibu dan ayah akan selalu bersamaku!!...kalian tidak boleh pergi...hiks..." ujar gadis itu yang sudah tahu kearah mana pembicaraan tersebut. "Lalu ayah mana bu...bukannya ibu bersama ayah tadi saat pergi ingin menjual barang?..."tanya gadis itu. "Yu'er...maafkan ayahmu...ia sudah tidak bisa bersamamu lagi dan ibu akan menyusulnya...ibu harap kau hidup bahagia nak, kau satu-satunya Yuan Ana, anak kebanggaan kami...maaf kami tidak bisa menemanimu lagi...."ujar ibu itu pada gadis tersebut yang ternyata adalah Yuan Ana kecil.
"Tidak-tidak ibu dan ayah tidak boleh meninggalkanku..hiks..hiks..jika kalian meninggalkanku aku harus kemana bu..hiks.."ujar Yuan Ana kecil yang semakin terisak saat melihat ibu nya terseggal-senggal sulit bernafas.
"Ma..maafkan ibu dan ayah nak..ibu..ibu..sudah ti...tidak kuat lagi..ibu harap ka..kau hidup bahagia...i..ibu dan a..ayah menyayangimu sayang..ma...maaf." Setelah mengucapakan kata tersebut, ibu Yuan Ana memejamkan matanya untuk selamanya dan meninggalkan anak kesayangannya sendirian.
"Ibu..ibu...ibuuu!!!"histeris Yuan Ana kecil saat mengetahui ibunya telah tiada dan meninggalkannya untuk selamanya.
"Kenapa kalian tega meninggalkanku? hiks..hiks...apa aku belum menjadi anak baik..hiks...ayah kenapa kau juga meninggakanku...hiks..aku tidak punya siapa-siapa lagi selain kalian..hiks..aku harus kemana...hiks..hiks."tangis Yuan Ana kecil. Ia pun mengubur jasad ibunya dengan bantuan para tetangga disebelah rumahnya. Para tetangga yang melihat kondisi Yuan Ana kecil hanya melihatnya dengan rasa prihatin dan kasihan. Namun tidak ada yang mau mengadopsinya karena mereka juga kesulitan untuk mencari makan.
Setelah menguburkan jasad ibunya...ia pergi dari rumah dengan membawa beberapa pakaian bersamanya. Ia meninggalkan rumahnya karena wasiat dari ibunya sebelum meninggal karena mengatakan jika rumah itu sudah tidak aman. Sebenarnya ia tidak mengerti, memangnya apa yang sebenarnya terjadi..kenapa kebahagiaannya direbut secepat itu. Yuan Ana kecil sedang memikirkan dimana ayahnya..apakah ayahnya benar sudah meninggal?, jika benar dimana jasadnya aku ingin bertemu batin Yuan Ana.
Yuan Ana kecil terus menyusuri jalan hutan dengan danau yang terbentang luas dipinggir hutan.
Dari kejauhan terdengar suara hentakan kuda dari arah utara. Yuan Ana kecil penasaran dengan suara tersebut. Lalu memberanikan diri mendekati suara tersebut. Dan alangkah terkejutnya saat melihat sebuah kereta indah berbaris dengan pengawalan yang ketat. Yuan Ana kecil yang tidak tahu apa-apa, terus mendekati kereta kuda yang paling bagus menurutnya.Sampai ia hampir menyentuh kereta itu..tiba-tiba ada sebuah pedang yang hampir memenggal kepalanya.
"Siapa kau..apa yang kau lakukan disini?"tanya seorang pria dengan pakaian prajurit lengkap.
"Aku..aku hanya..."belum Yuan Ana kecil selesai bicara sudah ada yang memotongnya."Ada apa ini?"suara bariton terdengar dingin ditelinga siapa saja.
"Hormat pada yang mulia raja, saya memperhatikan anak ini sedari tadi dan mendekati kereta yang mulia raja dan ratu."ujar prajurit tersebut. Raja yang mendengarnya lantas memperhatikan Yuan Ana kecil. "Siapa kau nak..dimana orang tuamu?.."tanya sang raja.
"Namaku Yuan Ana...aku sedang jalan di pinggir danau itu. Aku tidak tahu harus kemana ayah dan ibu ku sudah tidak bisa bersamaku lagi. aku meninggalkan rumahku.Ibu menyuruhku meninggalkan rumah..hiks...dan aku tidak tau mau kemana hiks.."jawab Yuan Ana kecil mulai menangis mengingat kejadian yang menimpa orang tuanya. Raja yang melihat anak itu menangis langsung memeluk Yuan Ana kecil, ia mengerti setiap kata yang anak itu ucapkan. "Lalu bagaimana kau bisa ada disini?, kenapa ibumu menyuruhmu pergi dari rumah?"tanya raja.
"Ibu bilang rumah itu sudah tidak aman untukku..."jawab Yuan Ana kecil masih menangis. "Maukah kau ikut denganku?"tawar raja. Yuan Ana mau menjawab tetapi ada suara tangisan dari dalam kereta..
"Hua....huaa...." tangis anak kecil dari dalam kereta." Paman..siapa yang menangis?"tanya Yuan Ana kecil yang memanggil raja dengan sebutan paman, sontak membuat prajurit dan beberapa dayang terkejut. Kenapa ia berani sekali memanggil yang mulia raja dengan sebutan paman? batin para prajurit dan dayang. Yang mulia raja yang mendengar kata paman dari anak itu hanya tersenyum lembut."Apa kau mau melihatnya?....siapa tau ia menyukaimu.."ajak raja sambil menggandeng Yuan Ana kecil menuju dalam kereta kuda tersebut.
Saat memasuki kereta tersebut Yuan Ana kecil melihat satu wanita berumur >30 tahun sedang menggendong balita kira-kira berumur 3 tahun."Suamiku..siapa dia?"tanya wanita itu yang ternyata adalah istri dari raja atau bisa dipanggil ratu dan anak yang digendongannya adalah putrinya."Akan aku ceritakan nanti dirumah.."ujar Raja."Paman...bibi..apa aku boleh menggendongnya?"tanya Yuan Ana kecil sambil menunjuk ke balita tersebut yang masih menangis."Tentu saja boleh, siapa tahu putri akan berhenti menangis mendapatkan teman baru...ia dari tadi menangis terus..."ujar ratu menunjukkan senyum tulusnya.
Yuan Ana kecil pun mengambil alih balita yang ada digendongan sang ibu. Balita itu sejenak memperhatikan Yuan Ana, dan Yuan Ana yang diperhatikan pun hanya tersenyum. Tak disangka balita itu yang tadinya menangis sangat keras saat beralih ke pelukan Yuan Ana tersenyum dan bahkan tertawa senang, entah apa yang membuat balita itu nyaman dipelukan Yuan Ana.
"Lihatlah suamiku, mungkin putri membutuhkan sosok seorang kakak atau teman.."ujar ratu senang melihat anaknya tersenyum."Benar istriku..."timpal raja.
"Yuan Ana bagaimana jika kau aku angkat menjadi anakku?"tanga sang raja. Yuan Ana yang mendengar hal itu sontak terkejut dan langsung menggelengkan kepala."Maaf paman..bibi..aku tidak bisa menerimanya....tapi...apakah aku boleh menjadi pengasuhnya saja?"usul Yuan Ana kecil."Baiklah kalau begitu, tetapi kau tak boleh memanggil kami dengan sebutan paman dan bibi saat ada orang lain cukup hanya kau dan kami saja yang tahu...mengerti?"ujar ratu tersenyum lembut."Baiklah ratu..dan siapa nama putri ini?"tanya Yuan Ana kecil."Namanya Putri Zhao Qiang, Putri pertama kami sekaligus sebagai putri mahkota dikerajaan Qiang."ujar sang raja jelas."Terima kasih yang mulia raja dan ratu karena telah mengijinkan saya mengikuti kalian"ujar Yuan Ana kecil sambil menundukkan kepalanya karena putri Zhao kecil masih ada digendongannya sedang tertidur pulas."Sama-sama nak Yu'er, seharusnya kami yang berterima kasih karena kau mau mendampingi putri kami...karena selama ini putri kami selalu menangis jika ada orang baru disekitarnya..."ujar ratu.
Dan saat disitulah pertemuan antara Yuan Ana dengan anggota keluarga kerajaan, sampai sekarang Yuan Ana tetap setia menemani putri Zhao sejak ia berumur 7 tahun kini ia berumur 20 tahun masih setia mendampingi junjungannya yang kini berumur 16 tahun.
FLASHBACK OF
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Frando Kanan
berarti yuan ana dh knl raja Dan ratu selama jga putri Dr raja Dan ratu sejak usia 3 tahun donk....tpi knp 18 tahun? Thor slh ketik nih 😐
2022-01-02
2
Ria Wijayanti
yuan umur 10 putri 3th kalo nemanin 10 berarti umurnya 13 lah thor,,,oq bisa jadi 18,,,hehe🤭🙏
2021-12-28
1