***
"Oh bagus kalau kamu sadar diri" sahut pria itu. Aisyah mengenali suara nya, dengan segera Gadis manis itu membalikkan badan nya.
"Ikhsan! " pekik Aisyah mendapati siapa sebenarnya pria yang berbicara dengan nya.
"Iyah aku.. Kenapa? " tambah pria itu lagi berjalan mendekati Aisyah.
Aishah diam.. Ia sama sekali tak ingin menggubris Ikhsan.
"Marah? Apa pembantu berhak marah? " ucap Ikhsan lagi membuat darah Aisyah semakin mendidih.
"Apa pembantu bukan manusia? Apa dia robot sampai engggak punya perasaan?! " sinis Aisyah kasar.
"Punya perasaan namun enggak punya hak. Kamu sekarang ini sudah berani yah main kabur - kaburan dari ku! "
"Aku enggak kabur. Aku kerumah orang tua aku. Salah nya di mana?! "
"Salah nya enggak minta izin dulu dari suami"
"Emang aku punya suami??" pekik halus Aisyah.
Dengan kalap akan emosi nya Ikhsan menekan erat dagy Aisyah. Membuat gadis mania itu meringis kesakitan.
"Apa aku terlalu lembut ke kamu? Sampai kamu berani melawan ku?! " Sinis Ikhsan semakin memperkuat Cengkraman nya.
Tes
Jari Ikhsan basah karna air mata Aisyah. Sakit sekali rasanya di dada nya, melihat Aisyah yang sekarang. Segera Pria itu melepaskan cengkraman nya.
"Aku ini kan pembantu, bukan istri " pekik Aisyah lagi.
"Diam.. Peraturan nya adalah aku. Saat aku katakan kamu seorang pembantu, maka kamu akan jadi pembantu. Tapi, saat saya katakan kamu istri, maka kamu seorang Istri. Semuanya ikut aturan ku! "
Aisyah diam, yah lebih baik diam daripada menyahuti celotehan gila Ikhsan. Yang akan berujung sakit sendiri nantinya.
"Dengar, masalah ponsel.. Aku akan belikan yang baru. Dan soal Data yang ada di Hp kamu yang lama, Aku akan pindahin ke Hp baru mu nanti. Tenang, pakai uang ku "
Gadis manis itu masih diam, mencoba menahan nyeri di dagu nya yang masih terasa nyut nyutan.
Ikhsan menghela napas berat, saat tak ada satu pun ucapan nya yang di gubris oleh Aisyah.
"Apa hubungan kamu sama dokter Aldo? " interogasi Ikhsan lagi.
"Enggak ada" sahut Aisyah singkat, merasa bahwa ini memang perlu di jawab.
"Kalau begitu kenapa maksa buat kerja??"
"Karna aku emang mau jadi Dokter. Pekerjaan itu, aku suka"
"Kalau begitu, Aku izinkan kamu kerja. Tapi, di Rumah Sakit keluarga ku"
Aisyah memilih diam lagi. Percuma jika dia memberontak. Tak akan ada hasil nya, pria yang di hadapan nya ini adalah pria angkuh dan arogan.
"Sekarang ikut Aku pulang" titah Ikhsan.
"Kamu pulang duluan aja. Aku masih mau di sini. Di rumah ku"
"Ingat Aisyah, Reputasi Papa kamu ada di tangan ku! " peringat Ikhsan melangkahkan kaki jenjang nya keluar dari kamar Aisyah.
"Kapan aku bisa bebas dari monster ini?! " Gerutu Aisyah menuruni anak tangga nya, sembari memberikan beberapa sumpah serapah untuk Pria Bossy itu.
"Pahh, mah, Aisyah pulang yah" pamit Gadis manis itu mencium punggung tangan kedua orang tua nya.
"Pamit yah mah, pah. " ucap Ikhsan ikut menimpali dan melakukan hal yang sama seperti yang Aisyah lakukan, guna menjadi menantu yang baik.
"Iyah kalian berdua hati - hati yah. Jangan ribut mulu, ingat sama - sama udah Dewasa. Masalah di selesaikan secara Dewasa pula" peringat Nizar lembut seraya mencium pucuk kepala putri tunggal nya itu.
"Ikhsan, titip Aisyah yah. Jagain, sekalian didik.. Maklumin juga yah kalo tingkah nya kaya anak - anak. " timpal Rizal lagi.
"Iyah pah, mah, pesan nya bakal selalu Ikhsan ingat" ucap nya pergi menggandeng lembut tangan Aisyah.
Setelah sudah keluar dari pintu utama keluarga Zalesa, dan situasi aman. Ikhsan segera melepas gandengan nya.
"Masuk mobil!" titah pria arogan itu, yang titah nya harus di patuhi.
Aisyah memilih untuk mengikuti nya. Tak ingin membuat kedua orang tua nya mendengar perkelahian lagi.
***
"Tetap di kamar selama Satu hari ini! Ini hukuman karna sudah berani melanggar titah ku!" pekik Ikhsan menutup kasar pintu kamar nya. Dan mengunci pintu itu rapat saat Aisyah masih ada di dalam.
"Ingat Pak Damar. Buka pintu ini saat hanya memberi nya makan siang! Selain itu, jangan di buka sampai ada titah saya! " peringat Ikhsan memberikan kunci kamar nya pada pak Damar, dan segera melenggang pergi.
Aisyah hanya diam, mencoba menahan isak tangis nya. Wajah nya yang basah karna air mata. Di terpa angin yanh semerbak dari jendela.
Aisyah menatap sendu burung yang terbang di atas sana. Sedikit perasaan iri ada padanya.
"Haha! Ironis sekali. Aku manusia, tapi masih iri hanya dengan seekor burung? Haha! " Gumam nya masih menatap intens burung di atas sana dari Jendela kamarnya. Matanya mengikuti gerak burung nya.
Ikhsan yang bersiap menaiki mobil, mendongak ke atas menatap Aisyah sebentar, tanpa Aisyah sadari.
***
Maaf, Dua hari enggak up
Di usahakan, Ntar up lagi. Hehe
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Wirda Wati
visualnya thort
2023-04-25
0
Mariah chochom
pgn bgt liat visualnya
2021-05-21
0
Putri
penasaran visualnya
2021-02-06
3