***
"Aisyah Zalesa! Sudah berani lancang kamu yah?!" bentak seorang pria mendobrak kasar pintu kamar Aisyah. Aisyah yang tengah asyik memainkan ponsel nya pun tersentak.
Dia melotot tak percaya saat mendapati, bahwa yang datang adalah Ikhsan. Bagaimaba mungkin Ikhsan meninggalkan urusan Kantor hanya demi dirinya?
Dengan gelagap Aisyah menyembunyikan Ponsel nya di balil bantal putih nya yang lembut.
"Apa? Kenapa marah - marah? " Tanya Aisyah yang sudah sukses menyembunyikan ponsel nya.
"Kamu ini! Kenapa gak makan bubur dan Vitamin nya!" pekik Kasar Ikhsan menatap intens Aisyah yang masih terbaring.
"Aku lagi enggak mau makan. Lagi enggak lapar" bantah Aisyah, masih dengan suara yang gugup.
"Pak Damar, Bawain Bubur dan Vitamin nya!" titah Ikhsan.
Dengan segera Pak Damar memberikan Nampan berisi bubur, Jus, dan Vitamin yang baru itu pada Ikhsan.
Ikhsan duduk di sana, sebelum itu ia mengisyaratkan Asisten Ren dan Pak Damar untuk meninggalkan Ikhsan dan Aisyah hanya berdua.
"Buka mulut mu! " titah pria Arogan itu tentu dengan logat mutlak nya.
"Aku bisa makan sendiri" ketus Aisyah segera mengambil mangkuk bubur itu, Namun masih tertahan oleh Ikhsan.
"Jika kamu bisa makan Sendiri, Kenapa tidak melakukan nya sedari tadi"
"Tapi, Aku bisa makan sendiri! "
"Ingat Aisyah! Kamu di rumah ku . Yang artinya mengikuti Aturan ku! aku tidak suka mengulangi kata - kata ku. lagi!"
Aisyah diam, ia hanya membuka mulutnya sesuai instruksi Ikhsan. Tak ingin membantah nya yang Aisyah sendiri tau apa akibat nya.
"Ehmm... Hambar" keluh gadis manis itu saat satu suap Bubur murni putih itu masuk ke mulut nya.
"Kandungan perasa lebih sedikit bagus untuk memulihkan kesehatan. Bukan kah kamu Seorang Dokter?"
Aisyah diam, ia tak ingin berbicara dengan majikan nya ini. Atau lebih tepat nya Aisyah malas berbicara dengan Ikhsan.
"Makan lah.. " ucap Ikhsan seraya menyodorkan satu suapan lagi. Namun berbeda dengan yang pertama. Di suapan kedua, Ikhsan langsung memberikan Jus itu untuk menghilangkan rasa Hambar nya.
Suapan demi Suapan terus Ikhsan berikan, hingga tersisa setengah lagi bubur di mangkuk itu.
"Makan." titah Ikhsan.
"Aku udah kenyang. Gak mau makan lagi"
"Aki bilang makan sampai habis! Mau melawan?!"
"Tapi Aku udah kenyang. Aku bisa muntah nanti makan kebanyakan"
Kali ini Ikhsan memilih mengalah, ia menarik kembali sendok yang sedari tadi menggantung di tangan nya.
Tangan Ikhsan terulur mengusap lembut sudut bibir Aisyah yang masih menyisahkan bubur putih.
"Habisin Jus nya"
Aisyah langsung meneguk habis Jus yang sisa setengah gelas tadi.
"Minum Vitamin nya" Ikhsan mengambil Vitamin dari botol itu, memberikan nya pada Aisyah.
Aisyah adalah seorang Dokter, tapi ia sama sekali tak menyukai obat - obatan. Aisyah lebih suka memakan Buah dan Sayur. hingga ia menolak nya, tapi dia lebih tak sanggup menolak nya saat tatapan elang Ikhsan terasa begitu menusuk tulang nya.
"Sekarang istirahat terus tidur. Jangan melakukan apapun. Ingat! " peringat Ikhsan membaringkan Aisyah.
"Eissss... Tunggu, Siap makan itu enggak boleh Tidur. Nanti penyakitan" Gerutu Aisyah kembali duduk.
Ikhsan tersentak halus, yah dia ingat bahwa Setelah makan itu tidak boleh Tidur. Kenapa? Nanti makanan nya nggak tercerna dengan baik. Dan dapat meningkatkan Asam lambung.
"Yah sudah, Bersandar lah"
Aisyah mengangguk dan segera melakukan titah suami nya.
Ikhsan duduk di Kursi nya, dengan memangku sebuah Laptop, Yah Ikhsan dengan cekatan dan teliti memainkan Laptop itu.
Kemarin di suruh tidur di luar! Sekarang sakit malah di rawat! Sebenernya mau nya apa sih? Yang jelas dong. Baik yah baik! Jahat yah Jahat! Jangan Baik baik Jahat!
Batin Aisyah memanyunkan mulut nya. Dia bingung bagaimana harus menyikapi Ikhsan yang sering berubah - ubah tanpa ada tanda - tanda nya. Kembali Aisyah menatap intens Ikhsan, sembari beberapa kali menyipitkan matanya.
Tapi, Ikhsan dari dulu sampai sekarang nggak berubah yah. Masih Ganteng, eh Ganteng banget maksud nya. Duh Bodoh nya aku, kenapa dulu gak sadar waktu Ikhsan suka sama aku. Ah sekarang? Aku emang Istrinya, di atas kertas maksud nya.
Batin Aisyah, kembali terbenam akan penyesalan nya.
"Maki Aku Di dalam Hati?! " pekik Ikhsan, masih menatap lurus layar Laptopnya.
Aisyah tersentak, dia melotot tak percaya pasala nya Su--eh Majikan nya ini tau apa yang di pikirkan nya.
"Enggak maki kok, Cuman Ngejek Aja" sahut Aisyah tanpa Sadar. Mungkin rasa kesal nya yang menumpuk yang mendorong nya untuk mengucapkan kalimat itu.
"Sudah, Istirahat tidur sana. Makian nya simpan aja buat besok - besok. Kamu masih punya banyak kesempatan kok!"
Aisyah memutar bola matanya jengah. Ia tak tau apa yang ada di otak Ikhsan sebenarnya.
"Hobi nya ngatur tapi Pantang
Di Atur" Celetuk Aisyah menarik selimut dan berbaring.
Ikhsan hanya tersenyum tipis mendengar keluhan Pembantu Cap Istri itu.
Tring! Tring!!
Suara Telepon berbunyi, itu berasal dari bawah bantal Aisyah. Ikhsan ingat, Aisyah secara terburu - buru menyimpan ponsel nya tadi. Membuat Rasa penasaran Ikhsan kian memuncak.
Di balik mata yang terpejam, Jantung Aisyah berdegub begitu kencang. Dirinya begitu gugup.
***
Tinggal kan jejak kalian yah.. Hehe...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Wirda Wati
visualnya thort
2023-04-25
0
Yani Kaila Varesh
hjn" nan mlm " gpp sakit..klo perllu smp mniggal sah..kn tr nyesel "mewek iksan guling".. sgitunya dendam cm gara" ditolak.hadehhhh
2021-03-25
0
Abil Arqam17
visual nya donk thor...😊
2021-02-08
0