***
"Aisyah cukup! Minta maaf ke Ikhsan sekarang juga! " bentak Rizal yang sudah kehabisan kesabaran.
"Enggak Ayah! Ikhsan nya ajah berlebihan! Dia larang Aisyah buat kerja! " sahut Aisyah, sama keras nya. Namun kali ini ia tak kuasa menahan air matanya. Saat Ayah nya sang pahlawan nya memarahi nya karna Ikhsan.
Gadis manis itu langsung berlari ke kamar nya, mengunci rapat pintu nya.
"Aisyah! Kembali kamu! Turun! Papah bilang Turun! Minta maaf ke Ikhsan!" bentak Rizal, masih menatap ke arah lantai atas. Berharap, putri kebanggan nya itu mengikuti kata - kata nya.
Entah lah. Melihat Aisyah yang banjir akan air mata. Hati Ikhsan begitu sesak, ia tidak tau, rasanya ada jutaan jarum yang menusuk - nusuk hati nya.
"Pah.. Maafin Ikhsan. Karna Ikhsan, Aisyah jadi marah sama papah" lirih Ikhsan. Tidak ada yang tau, ucapan Ikhsan kali ini murni atau sekedar mencari simpati saja.
"Enggak nak! Ini enggak salah kamu! Kamu enggak perlu minta maaf! Malah, papa yang harus minta maaf sama kamu. Karn papa udah manjain Aisyah dari dulu, jadi nya gitu manja banget. Dan Soal Aldo, iyah kami tau dari dulu Aldo suka sama Aisyah. Makanya kami pengen jodohin Aisyah sama Aldo. Tapi, Aisyah nya enggak suka. Apapun itu, saya sebagai papah nya Aisyah minta maaf karna kurang mendidik anak itu" lirih Rizal ia berdiri, kemudia membungkuk kan badan nya sebagai permintaan nya pada Ikhsan.
"Enggak pah. Ini bukan salah papah, ini salah Ikhsan juga yang berlebihan sama Aisyah. Dia marah, karna Ikhsan hancurin Hp nya" sahut Ikhsan, ia langsung memapah Rizal untuk kembali berdiri tegak.
"Makasih nak. Makasih udah ngertiin Aisyah. Kamu tolong jaga Aisyah yah, bimbing dia. Dia masih plin plan. Tapi, kami juga bakal tetep sering kok, buat ingatkan dia akan status nya yang sudah menikah"
"Iyah pah. Papah tenang aja, Ikhsan bakal jagain Aisyah kok" sahut Ikhsan dengan tatapan meyakinkan.
"Kalau begitu, Papah mau ke atas dulu. Mau nemuin Aisyah, dia pasti lagi sedih. Ini kali pertama nya saya marah sama dia. Biasanya saya selalu bangga akan segala tindakan nya" Rizal langsung meninggalkan Meja makan nya, berjalan cepat menaiki tangga, guna lebih cepat mencapai kamar Putri semata wayang nya itu.
---
Tok tok tok
suara ketukan itu berasal dari luar kamar Aisyah.
"Aisyah nak.. Buka pintu nya. Papah mau ngomong " lirih Rizal dengan nada rendah yang lembut.
Aisyah selalu tak kuat bila mendengar Suara Ayah nya. Dengan wajah yang masih banjir dengan Air mata, Aisyah membuka pelan pintu itu.
"Apa pah? PaPah mau marahin Aisyah lagi? " tanya Aisyah, kini ia menatap nanar pria yang sudah agak tua di hadapan nya ini.
"Duduk dulu, papah mau ngomong " ucap Rizal menarik putri nya untuk duduk bersama nya di tepian kasur.
"Hmm" gumam Aisyah, menatap nanar papa nya. Rizal menghela napas panjang, sebelum akhirnya ia akan mengatakan nya pada putri nya.
"Aisyah, Anak kesayang papah. Denger yah, Kamu itu udah jadi seorang istri. Enggak sewajar nya jalan sama pria lain, termasuk Aldo. Papah tau kalian udah temenan dari masa Kuliah, tapi kamu ini istrinya Ikhsan sekarang"
"Tapi pah, Ikhsan kelewatan. Dia hancurin Hp Aisyah. Udah Gitu dia larang Aisyah buat Kerja.. Papah tau kan, gimana senang nya Aisyah karna jadi dokter. Aisyah senang pah, waktu Liat keluarga korban yang Aisyah sembuhin. Ada rasa ketenangan hati pah" protes gadis manis itu. Berharap papah nya luluh.
Tunggu... Kalo Aku protes gini. Nanti Ikhsan marah, terus dia bakal rusak reputasi papa lagi. Terus, apa guna nya bujuk papa? Kalaupun papah luluh, kita semua enggak bakal bisa lepas dari genggaman monster gila itu. Yang ada malah papa di penjara. Satu - satu nya jalan, yah aku harua ngikutin kata - kata Ikhsan. Tubuh dan Jiwa ku bukan milik ku lagi. Aku cuma boneka baru yang Ikhsan mainkan.
Batin gadis manis itu, dia tersadar pada siapapun dia mengaduh, itu tak kan ada artinya. Dia tetap akan menjadi mainan Ikhsan.
"Nak, itu karna Ikhsan terlalu sayang sama kamu. Dia Suami yang baik buat kamu. Kamu sebagai istri tugas nya menuruti perkataan Suami, Nurut sama semua perkataan Ikhsan. Kalo masalah kerja, kamu bujuk Ikhsan perlahan, mungkin dia akan luluh "
"Iyah pah. Aisyah pahan, Aisyah ngerti " sahut Aisyah, papah nya mendarat kan satu kecupan di pucuk kepala putri nya itu.
"Papah turun ke bawah dulu yah. Enggak enak sama Ikhsan. Kamu ingat nasihat papah yah" pesan Rizal yang berjalan keluar dari pintu, dan kembali menutup rapat akurat pintu itu lagi. Meninggal kan Aisyah sendiri dengan segala keresahan nya. Menatap burung yang berterbangan bebas dari kaca jendela kamar nya.
Kieeeetttt
Tak.. Tak
Suara pintu terbuka, bersamaan dengan suara langkah kaki seseorang.
"Kan udah Aisyah bilang pah. Aisyah ngerti. Harus nurut semua kata suami kan. Iyah mau gak mau jugak Aisyah bakal nurut sama dia, yah karna memang itu aturan main nya" Keluh Aisyah masih setia menatap burung yang berterbangan di sana.
"Oh bagus kalau kamu sadar diri" sahut pria itu. Aisyah mengenali suara nya, dengan segera Gadis manis itu membalikkan badan nya.
"Ikhsan! " pekik Aisyah mendapati siapa sebenarnya pria yang berbicara dengan nya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
glladddd
ak cri cerita tntng cinta yg rumit gak ad torrr
2021-04-13
0
Nani Rahayu
visual. ny toorrr
2021-01-27
0
Rani
adu
2020-12-18
0